Kamis, 28 Mei 2015

Bagaimana Meladeni Gossip?

  Anda tidak dapat melarang orang untuk berbicara!.  Menurut statemen dari Prof.Keith Davis, dari Indiana University bahwa: "Membunuh orang bukanlah merupakan jalan untuk mengatasi gossip.  Ia tidak dapat dihapuskan, ditekan, disembunyikan ataupun dihentikan.  Jika ia ditekan disini, ia muncul disana.  Jika kita mematikan salah satu sumbernya, ia akan bergerak atau berpindah ke sumber lain--demikianlah ia berubah-ubah ibarat kita memutar channel radio dari satu gelombang ke gelombang lain.  Sukarlah ia dimatikan sebagaimana sukarnya membunuh ular sakti dalam dongeng-dongeng, jika dipukul, maka dia akan pecah atas beberapa potong, dan tiap potong segera tumbuh membentuk tubuh baru!.
   Sesungguhnya gossip/obrolan itu adalah sifat manusia yang dibawa sejak lahir, karena jikalau ada lebih dari satu orang berkumpul merupakan suatu kelompok sudah pasti disitu akan berkembang sesuatu untuk di obrolkan.  Mungkin berbentuk: tanda asap (seperti dilakukan orang Indian, gendang rimba (yang sering dilakukan di rimba Afrika), ketokan-ketokan di dinding penjara, percakapan biasa, atau dengan cara lain--namun gossip selalu ada."

   Ada beberapa berpendapat bahwa fungsi gossip adalah syah untuk proses komunikasi dalam pekerjaan.  Ada perusahaan yang memberikan tempat pada gossip sebagai pelengkap saluran komunikasi yang resmi karena dapat cepat mencapai sasarannya dan lebih banyak telinga yang dapat dicapainya.
   BAGAIMANA GOSSIP MENJALAR :
   1. Si A ceritakan kepada si B - C - D dan seterusnya.
   2. Si A jalan kian kemari lalu bercerita.
   PERSOALAN POKOK:
   Persoalan pokok bukanlah SIAPA yang menjadi sumber gosip atau BAGAIMANA gosip itu MENJALAR.  Gosip--akan selalu hidup dalam hampir semua kelompok kerja, namun gosip itu sendiri TIDAK DAPAT DICEGAH.  Persoalan yang lebih utama ialah: APAKAH bahan yang digosipkan dan MENGAPA.
   Gosip bukanlah berdasar atas cerita yang samasekali bohong.  Gosip meluas karena ada sejumlah orang yang sungguh-sungguh menaruh minat dan dapat dipercaya.  Apakah gosip itu memang sungguh-sungguh benar, setengah benar atau samasekali tidak benar--itu adalah SOAL LAIN.  Masalahnya ialah: MENGAPA orang-orang mau percaya?.  Mengapa mereka cendrung untuk meneruskannya?.
MENGAPA GOSIP MENJALAR?
1. Jikalau ceritanya penting bagi si pembicara maupun si pendengar.
2. Jika fakta yang sesungguhnya tidak begitu jelas.
   Gosip mempunyai maksud psikologis kembar, yakni:
1. Bermanfaat sebagai alat untuk memahami dunia disekeliling kita; untuk mengetahui kecendrungan-kecendrungan yang ada.
2. Merupakan jalan keluar (saluran) daripada ketegangan-ketegangan emosi kita.
Tenaga-tenaga penggeraknya untuk menjalarnya sering adalah: Kekhawatiran, harapan dan rasa permusuhan.
Makin jauh tersebarnya berita itu maka makin tidak bereslah jadinya.  Yang dimulai dengan ramalan iseng-iseng pada suatu bagian, dapat menimbulkan kebrantakan dalam seluruh organisasi.
CONTOH:
1. Gosip yang timbul karena kekhawatiran yang tidak beralasan (Mis: Ada kekhawatiran bahwa mesin hitung akan mengganti tenaga pegawai (seperti dahulu), dapat menyebabkan para pegawai siap-siap untuk mencari pekerjaan lain.
2. Gosip yang didasarkan atas kehendak tertentu (Mis: Apakah Anda telah mendengar?. Bahawa hadiah Tahun Baru tahun iin akan lebih besar?). Ini dapat menimbulkan kemerosotan moril bilamana ternyata tidak benar.
3. Gosip yang didasarkan pada PRASANGKA dan kebencian. (Mis: Tahukah Anda mengapa ia meletakkan jabatan?).  Ini dapat merusakkan kewibawaan dan mencemarkan nama baik.
   Mengapa sangat sedikit kemungkinan untuk dapat memberantas terjadinya Gosip sampa ke akar-akarnya?.
   Sebagaimana kita ketahui, harapan adalah suatu hal yang senantiasa bersarang dalam dada manusia--demikian juga sedikit banyaknya dengan sikap permusuhan dan kekhawatiran.
   GOSIP TIDAK TIMBUL :
* Bilamana semua fakta tentangnya telah dapat kita ketahui dengan jelas.  Oleh sebab itu, sajikanlah fakta-fakta dan hilangkanlah unsur-unsur kekaburan yang menjadi sumber gosip itu.
  Bilamana gosip lebih dahulu tersebar sedang penyajian fakta sesudah gosip itu, cara terbaik adalah: "Memberikan fakta secara langsung, tanpa menyinggung lebih dahulu SOAL GOSIP ITU SENDIRI.

  Tambahan sumber dari: Sdr. Ev. Stevanus Widjaya:
"Evilspeaking is a twofold curse, falling more heavily upon the speaker than upon the hearer. He who scatters the seeds of dissension and strife reaps in his own soul the deadly fruits. How miserable is the talebearer, the surmiser of evil! He is a stranger to true happiness. –" {5T 176.2}
Terjemahan bebasnya :
Membicarakan orang lain ( atau gossip ) adalah kutukan ganda, jauh lebih berat kutukan ( dosanya )  pada si pembawa berita daripada si pendengar. Dia yang menyebarkan benih-benih perpecahan dan perselisihan akan menuai dalam jiwanya sendiri buah yang mematikan itu. Bagaimana tidak menyedihkan ; bila si penggosip adalah kaki tangan dari setan !  Dia bukanlah bagian dari kebahagiaan sejati. " - {5T 176.2


Jadi kalau sudah tahu bahwa gossip itu adalah dosa dan menjadikan diri sebagai kaki tangan setan bilamana meng-gossip ; maka hindarkanlah untuk berbuat gossip ! Apalagi mengaku sebagai umat Allah yang sisa
Juliet M. Halford.
Catatanku,  06 Mei 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar