Selasa, 18 Oktober 2016

Akar Hidup Kristiani Yang Sehat.

Image result for Akar   Seorang pecinta pohon pernah membuat satu pengamatan lalu berkata: “SEBATANG POHON ADALAH SUATU PENEMUAN YANG AMAT AJAIB, CUMA IA BERDIRI DENGAN KEPALA DIBAWAH.”

   Ternyata yang ia maksudkan adalah sistem akarnya yang amat besar sebab walaupun berada dibawah tanah dan tidak bisa dilihat, namun sangat penting artinya untuk kehidupan, stabilitas, dan untuk produksi buahnya. Rasul Paulus dalam tulisannya kepada jemaat Kolose mengingatkan kita bahwa tidak ada penganut agama Kristen yang baru lahir atau yang sudah dewasa yang boleh melalaikan akar hidupnya. Jika ia mau menjadi saksi yang  berhasil dan tahan lama untuk Kristus, imannya harus tetap dirawat dan di kuatkan oleh akar yang kuat dan yang giat.  (Baca Ko 2:6,7).

   Akar dari hidup Kristiani itu tidak berfungsi oleh proses yang berjalan secara mujarab. Akar itu harus dirawat dengan rajin. Walaupun Allah tidak bisa dilihat atau dijamah, ada tiga hal yang ia suruh supaya kita jamah agar Ia lebih nyata kepada kita. Inilah kebiasaan beragama yang harus kita lakukan supaya kita tetap memiliki kesehatan dan kekuatan rohani.   Keberhasilan atau kegagalan dalam hidup Kristiani kita sangat tergantung pada bagaimana kta mengatur makanan, air minum, dan gerak badan, secara teratur untuk memperoleh hidup sehat dan prima, demikianlah kita juga membutuhkan ketiga akar pemberian Allah itu untuk tetap memberi kekuatan dan kesegaran pada hidup rohani kita.

1.            AKAR YANG PERTAMA “DOA”

   Tetaplah berdoa 1 Tes 5:17 -       Doa itu  diibaratkan dengan “napas jiwa” dan bagi umat Kristen yang sehat dan tegar, dosa itu sama pentingnya seperti bernapas. Sebagaimana tubuh kita akan cepat mati juka tidak ada udara, maka demikian juga jiwa kita akan cepat mati juka kita tidak berdoa.  Umat Kristen, semasih ia tinggal didunia yang sudah berdosa ini diumpamakan dengan seorang penyelam dilaut yang dalam, yang harus terjun dalam lingkungan yang bermusuhan dengan kita. Doa itu sangat penting “tali kehidupan” yang menghubungkan dia kesurga.

   Tetapi doa bukanlah satu latihan yang serba otomatis, yang bisa mengatur sendiri, atau alat yang mekanis. Doa bukanklah perjanjian dimana kita memainkan peran yang pasif. Allah tidak membuat doa itu menjadi tali penyelamat bagi kita. Ia menyerahkan pengendalian tali penyelamat itu ke tangan kita. Dengan praktik berdoa atau melalaikan doa, kita mengatur s endiri kelancaran persediaan udara rohani yang memberi hidup bagi diri kita.

   Doa dalam bentuk yang paling sederhana berarti menghentikan segala perlawanan, meninggalkan ketergantungan pada diri sendiri, dan memberi Allah kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kita. Ini sama halnya dengan benapas bukan? Udara tidak perlu dipaksakan atau dipompa  masuk keparu-paru kita. Udara itu selalu menunggu sesungguhnya mengusahakan untuk masuk. Demikian juga dengan berdoa, dalam hakikat yang Alkitabiah, yaitu untuk membiarkan Allah masuk dan mengizinkan Dia menggunakan kuasa-Nya yang maha besar itu untuk mengurangi penderitaan kita.

   Berdoa sama dengan membuka pintu hati dan mengundang Allah untuk masuk. Ini tidak memerlukan tenaga manusia. Ini hanya memerlukan persetujuan dan kemauan kita. Maukan kita mengundang Allah untuk masuk memberikan izin  seluas-luasnya dan memenuhi kergutuhan kita? Inilah pertanyaan besar yang harus dijawab sehubungan dengan doa.

   Doa itu lebih dalam dari kata-kata. Doa itu sudah ada dalam jiwa sebelum dijabarkan dalam kata-kata. Doa itu adalah kondisi hati kita; dan sikap dari pemikiran kita. Itu adalah pengakuan ketidak berdayaan kita. Itu adalah juga penyerahan kehendak kita secara keseluruhan kepada Allah.  Allah telah merancang doa itu sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebaik mungkin oleh orang yang paling lemah dan paling hina diantara manusia. Bukan doa kita yang menggerakkan hati Allah untuk menyelamatkan kita. Ia tergerak hati-Nya oleh karena kasih-Nya yang besar. Pengakuan tentang ketidak berdayaan ktia membuka jalan nbagi Allah dan memberikan Dia kesempatan utnuk menangani berbagai masalah yang melelahkan dan membingungkan kita.

2.            AKAR KE DUA “BELAJAR ALKITAB”

   Manusia  hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Mat 4:4 - Belajar Alkitab secara teratur adalah sarana yang paling penting dan perlu dalam pengembangan jiwa. Inilah salah   satu dari tiga  perwujudan atau kasih karunia yang membuat Allah itu lebih nyata dan lebih pribadi bagi kita.  Jika doa adalah napas jiwa maka belajar Alkitab adalah makanan dan minuman rohani kita. Kedua-duanya akar ini sama pentingnya bagi kta.  Sama halnya dengan doa, kita diberi wewenang secara sadar  dan sepenuhnya untuki mengatur waktu  dan usaha yang ktia gunakan untuk belajar Alkitab. Kita sendiri yang menentukan upah yang akan kita terima dari usaha ini. Kita menerima keuntungan dari pelajaran Alkitab sesuai dengan usaha yang kita buat untuk itu. Membaca Alkitab bukanlah pekerjaan yang otomatis, dipaksa, atau bersifat gaib bagi umat Kristen. Tidak juga didikte, diprogramkan, atau dipaksakan secara ajaib. Sepanjangyang menyangkut akar amat penting ini, maka keberhasilan atau kegagalan umat Kristiani itu berada dalam tangan masing-masing.

   Menghafal ayat-ayat Alkitab secara sistematis adalah   salah satu dari bentuk pemeliharaan jiwa yang menguntungkan. Seorang pemimpin kristiani  yang  berdedikasi  tingi  pernah  berkata  mengenai  alkitabnya  sebagai  berikut :    Saya mau  mengetahui  setiap kata dalam buku ini  sebelum   saya  mati.’’

   Tetapi  kita  harus menyadari  bahwa tidak  ada  orang lain yang  bisa mempelajari  alkitab itu  secara  mendalam  untuk  kita,  sama seperti tidak  ada seorang pun  yang  bisa  bernapas  untuk kita  atau  makan untuk  kita.   Kita harus  membangun sendiri keyakinan  kita akan   kebenaran alkitab  untuk  diri  kita  sendiri   sebagai  mana kita harus memberi  pertanggungjawaban  sendiri di hadapan allah .

   Jika kita lalai  membaca alkitab  secara peribadi  kita akan membayar  harganya  dalam  bentuknya penyakit  anemia  rohani ,  kelaparan  dan stagnasi. Realitas  roh  akan  hilang  makna dan kejelasannya kemudian  kita  akan  layu.

3. AKAR KE TIGA – MEMBAGI PENGETAHUAN TENTANG KRISTUS

   Pulanglah  kerumahmu, kepada  orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang diperbuat oleh Tuhan atasmu. Mrk 5:19

   Pekabaran tentang  keselamatan  dari Allah tidak pernah terasa begitu berharga dan berarti sebelum kita menyampaikannya kepada oran glain. Itulah salah satu hukum kehidupan Kristiani yang sudah lama berlaku.  Jika doa adalah Napas yang sangat vital  bagi orang Kristen belajar Alkitab adalah makanan maka bersaksi itu adalah OLAHRAGA.  Dorongan pertama dari hati yang    telah dibarui ialah untuk memenagkan orang lain bagi Kristus Juruselamat kita. Umat  Kristen yang tidak mau membuat orang lain menjadi oran gKristen sama kontradiksinya dengan api yan gtidak mau memberikan kehangatannya, atau sebuah lillin yang tidak mau memberikan terangnya. Kita merawat dan mempertahankan iman Kristiani  kita dengan cara memberkannya pada orang lain.   

   Bagaimana semangat kita untuk bekaerja menyaksikan Kristus? Dimana harus kita mulai tidak ada pola yang formal dan yang distereotype mengenai waktu dan tempat. Kesempatan sering datang denga tidak diduga-duga. Tetapi ada satu cara yang mulia dan pasti berhasil yang sisa digunakan oleh siapapun termasuk orang Kristen yang belum berpengalaman. Cara atau metode yang dimaksudkan dapat diringkaskan kedalam tempat kata:CERITAKAN PENGALAMAN ANDA SENDIRI. Kita wajib menceritakan apa yang kita lihat sendiri, yang kita dengar yang kita rasakan sendiri, tentang kuasa Allah yang mengubahkan dan kasih karunia Allah yang menyanggupkan. Jika kita sudah mengikuti Yesus langkah demi langkah, kita memiliki sesuatu yang langsung kita bisa saksikan tentang bagaimana Allah telah memimpin dan menolong kita.  Kita bisa menyaksikan tentang bagaimana kita telah  menguji perjanjuan-perjanjian-Nya dan mendapatinya benar. Dan inilah kesaksian untuk mana kita telah dipanggil, oleh karena tidak adanya kesaksian itu maka dunia akan binasa.

Kesimpulan.     

   Ada orang yang membayangkan suatu pembicaraan terjadi di surga segera setelah Yesus kembali kesurga. Penulis dengan ini membayangkan Yesus sedang berjalan dijalan yang terbuat dari emas pada suatu hari dan bergandengan tangan dengan Gabriel. Kedua-duanya berbincang-bincang secara serius. Gabriel berkata: Guru, anda mati dibawah sana untuk seluruh dunia, bukan. “Ya”.  Pasti Anda telah menderita, dengan tatapan muka yang tajam pada sang guru. “Ya, Ia menjawab lagi dalam suara yang ajaib, kemudian keduanya diam sejenak tetapi diliputi perasaan yang sangat mendalam.”  “Dan apakah mereka semua mengetaui hal itu?” “O, tidak! Hanya be berapa orang di Palestinayang mengetahuinya hingga sekarang ini.”

   “Guru, kalau demikian, apa rencana Anda? Apa yang anda sudah lakukan untuk memberitahukan kepada manusia, untuk siapa anda telah mati, bahwa anda sudah mati bagi mereka? Apa rencana anda?

   “Ya”, Sang Guru menjawab, Aku sudah menyuruh Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas, dan banyak lagi diantara mereka dibawah sana dan katakan pada mereka bahwa itulah yang menjadi tugas mereka dan perkerjaan mereka untuk memberitakan hal itu kepada orang lain, dan orang lain itu kepada yang lain, dan yang lain kepada yang lain lagi, dan orang lain itu memberitakan lagi ke yang lain, sehingga manusia terakhir dalam lingkaran terjauh pun sudah mendengar cerita tentang itu serta menikmati kuasa pemberitaan yang menggembirakan dan yang mengubah tabiat itu.

Sumber: John M.Situmorang, Milis Advent Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar