Seorang pecinta pohon pernah
membuat satu pengamatan lalu berkata: “SEBATANG POHON ADALAH SUATU
PENEMUAN YANG AMAT AJAIB, CUMA IA BERDIRI DENGAN KEPALA DIBAWAH.”
Ternyata
yang ia maksudkan adalah sistem akarnya yang amat besar sebab walaupun
berada dibawah tanah dan tidak bisa dilihat, namun sangat penting
artinya untuk kehidupan, stabilitas, dan untuk produksi buahnya. Rasul
Paulus dalam tulisannya kepada jemaat Kolose mengingatkan kita bahwa
tidak ada penganut agama Kristen yang baru lahir atau yang sudah dewasa
yang boleh melalaikan akar hidupnya. Jika ia mau menjadi saksi yang
berhasil dan tahan lama untuk Kristus, imannya harus tetap dirawat dan
di kuatkan oleh akar yang kuat dan yang giat. (Baca Ko 2:6,7).
Akar
dari hidup Kristiani itu tidak berfungsi oleh proses yang berjalan
secara mujarab. Akar itu harus dirawat dengan rajin. Walaupun Allah
tidak bisa dilihat atau dijamah, ada tiga hal yang ia suruh supaya kita
jamah agar Ia lebih nyata kepada kita. Inilah kebiasaan beragama yang
harus kita lakukan supaya kita tetap memiliki kesehatan dan kekuatan
rohani. Keberhasilan atau kegagalan dalam hidup Kristiani kita sangat
tergantung pada bagaimana kta mengatur makanan, air minum, dan gerak
badan, secara teratur untuk memperoleh hidup sehat dan prima,
demikianlah kita juga membutuhkan ketiga akar pemberian Allah itu untuk
tetap memberi kekuatan dan kesegaran pada hidup rohani kita.
1. AKAR YANG PERTAMA “DOA”
Tetaplah
berdoa 1 Tes 5:17 - Doa itu diibaratkan dengan “napas jiwa” dan
bagi umat Kristen yang sehat dan tegar, dosa itu sama pentingnya seperti
bernapas. Sebagaimana tubuh kita akan cepat mati juka tidak ada udara,
maka demikian juga jiwa kita akan cepat mati juka kita tidak berdoa.
Umat Kristen, semasih ia tinggal didunia yang sudah berdosa ini
diumpamakan dengan seorang penyelam dilaut yang dalam, yang harus terjun
dalam lingkungan yang bermusuhan dengan kita. Doa itu sangat penting
“tali kehidupan” yang menghubungkan dia kesurga.
Tetapi doa
bukanlah satu latihan yang serba otomatis, yang bisa mengatur sendiri,
atau alat yang mekanis. Doa bukanklah perjanjian dimana kita memainkan
peran yang pasif. Allah tidak membuat doa itu menjadi tali penyelamat
bagi kita. Ia menyerahkan pengendalian tali penyelamat itu ke tangan
kita. Dengan praktik berdoa atau melalaikan doa, kita mengatur s endiri
kelancaran persediaan udara rohani yang memberi hidup bagi diri kita.
Doa
dalam bentuk yang paling sederhana berarti menghentikan segala
perlawanan, meninggalkan ketergantungan pada diri sendiri, dan memberi
Allah kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kita. Ini sama halnya dengan
benapas bukan? Udara tidak perlu dipaksakan atau dipompa masuk
keparu-paru kita. Udara itu selalu menunggu sesungguhnya mengusahakan
untuk masuk. Demikian juga dengan berdoa, dalam hakikat yang Alkitabiah,
yaitu untuk membiarkan Allah masuk dan mengizinkan Dia menggunakan
kuasa-Nya yang maha besar itu untuk mengurangi penderitaan kita.
Berdoa
sama dengan membuka pintu hati dan mengundang Allah untuk masuk. Ini
tidak memerlukan tenaga manusia. Ini hanya memerlukan persetujuan dan
kemauan kita. Maukan kita mengundang Allah untuk masuk memberikan izin
seluas-luasnya dan memenuhi kergutuhan kita? Inilah pertanyaan besar
yang harus dijawab sehubungan dengan doa.
Doa itu lebih dalam
dari kata-kata. Doa itu sudah ada dalam jiwa sebelum dijabarkan dalam
kata-kata. Doa itu adalah kondisi hati kita; dan sikap dari pemikiran
kita. Itu adalah pengakuan ketidak berdayaan kita. Itu adalah juga
penyerahan kehendak kita secara keseluruhan kepada Allah. Allah telah
merancang doa itu sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebaik mungkin
oleh orang yang paling lemah dan paling hina diantara manusia. Bukan
doa kita yang menggerakkan hati Allah untuk menyelamatkan kita. Ia
tergerak hati-Nya oleh karena kasih-Nya yang besar. Pengakuan tentang
ketidak berdayaan ktia membuka jalan nbagi Allah dan memberikan Dia
kesempatan utnuk menangani berbagai masalah yang melelahkan dan
membingungkan kita.
2. AKAR KE DUA “BELAJAR ALKITAB”
Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah. Mat 4:4 - Belajar Alkitab secara teratur adalah sarana yang
paling penting dan perlu dalam pengembangan jiwa. Inilah salah satu
dari tiga perwujudan atau kasih karunia yang membuat Allah itu lebih
nyata dan lebih pribadi bagi kita. Jika doa adalah napas jiwa
maka belajar Alkitab adalah makanan dan minuman rohani kita.
Kedua-duanya akar ini sama pentingnya bagi kta. Sama halnya dengan doa,
kita diberi wewenang secara sadar dan sepenuhnya untuki mengatur
waktu dan usaha yang ktia gunakan untuk belajar Alkitab. Kita sendiri
yang menentukan upah yang akan kita terima dari usaha ini. Kita menerima
keuntungan dari pelajaran Alkitab sesuai dengan usaha yang kita buat
untuk itu. Membaca Alkitab bukanlah pekerjaan yang otomatis, dipaksa,
atau bersifat gaib bagi umat Kristen. Tidak juga didikte, diprogramkan,
atau dipaksakan secara ajaib. Sepanjangyang menyangkut akar amat penting
ini, maka keberhasilan atau kegagalan umat Kristiani itu berada dalam
tangan masing-masing.
Menghafal ayat-ayat Alkitab secara
sistematis adalah salah satu dari bentuk pemeliharaan jiwa yang
menguntungkan. Seorang pemimpin kristiani yang berdedikasi tingi
pernah berkata mengenai alkitabnya sebagai berikut : Saya mau
mengetahui setiap kata dalam buku ini sebelum saya mati.’’
Tetapi
kita harus menyadari bahwa tidak ada orang lain yang bisa
mempelajari alkitab itu secara mendalam untuk kita, sama seperti
tidak ada seorang pun yang bisa bernapas untuk kita atau makan
untuk kita. Kita harus membangun sendiri keyakinan kita akan
kebenaran alkitab untuk diri kita sendiri sebagai mana kita harus
memberi pertanggungjawaban sendiri di hadapan allah .
Jika
kita lalai membaca alkitab secara peribadi kita akan membayar
harganya dalam bentuknya penyakit anemia rohani , kelaparan dan
stagnasi. Realitas roh akan hilang makna dan kejelasannya kemudian
kita akan layu.
3. AKAR KE TIGA – MEMBAGI PENGETAHUAN TENTANG KRISTUS
Pulanglah
kerumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada
mereka segala sesuatu yang diperbuat oleh Tuhan atasmu. Mrk 5:19
Pekabaran
tentang keselamatan dari Allah tidak pernah terasa begitu berharga
dan berarti sebelum kita menyampaikannya kepada oran glain. Itulah salah
satu hukum kehidupan Kristiani yang sudah lama berlaku. Jika doa
adalah Napas yang sangat vital bagi orang Kristen belajar Alkitab
adalah makanan maka bersaksi itu adalah OLAHRAGA. Dorongan pertama dari
hati yang telah dibarui ialah untuk memenagkan orang lain bagi
Kristus Juruselamat kita. Umat Kristen yang tidak mau membuat orang
lain menjadi oran gKristen sama kontradiksinya dengan api yan gtidak mau
memberikan kehangatannya, atau sebuah lillin yang tidak mau memberikan
terangnya. Kita merawat dan mempertahankan iman Kristiani kita dengan
cara memberkannya pada orang lain.
Bagaimana semangat
kita untuk bekaerja menyaksikan Kristus? Dimana harus kita mulai tidak
ada pola yang formal dan yang distereotype mengenai waktu dan tempat.
Kesempatan sering datang denga tidak diduga-duga. Tetapi ada satu cara
yang mulia dan pasti berhasil yang sisa digunakan oleh siapapun termasuk
orang Kristen yang belum berpengalaman. Cara atau metode yang
dimaksudkan dapat diringkaskan kedalam tempat kata:CERITAKAN PENGALAMAN
ANDA SENDIRI. Kita wajib menceritakan apa yang kita lihat sendiri, yang
kita dengar yang kita rasakan sendiri, tentang kuasa Allah yang
mengubahkan dan kasih karunia Allah yang menyanggupkan. Jika kita sudah
mengikuti Yesus langkah demi langkah, kita memiliki sesuatu yang
langsung kita bisa saksikan tentang bagaimana Allah telah memimpin dan
menolong kita. Kita bisa menyaksikan tentang bagaimana kita telah
menguji perjanjuan-perjanjian-Nya dan mendapatinya benar. Dan inilah
kesaksian untuk mana kita telah dipanggil, oleh karena tidak adanya
kesaksian itu maka dunia akan binasa.
Kesimpulan.
Ada
orang yang membayangkan suatu pembicaraan terjadi di surga segera
setelah Yesus kembali kesurga. Penulis dengan ini membayangkan Yesus
sedang berjalan dijalan yang terbuat dari emas pada suatu hari dan
bergandengan tangan dengan Gabriel. Kedua-duanya berbincang-bincang
secara serius. Gabriel berkata: Guru, anda mati dibawah sana untuk
seluruh dunia, bukan. “Ya”. Pasti Anda telah menderita, dengan tatapan
muka yang tajam pada sang guru. “Ya, Ia menjawab lagi dalam suara yang
ajaib, kemudian keduanya diam sejenak tetapi diliputi perasaan yang
sangat mendalam.” “Dan apakah mereka semua mengetaui hal itu?” “O,
tidak! Hanya be berapa orang di Palestinayang mengetahuinya hingga
sekarang ini.”
“Guru, kalau demikian, apa rencana Anda? Apa yang
anda sudah lakukan untuk memberitahukan kepada manusia, untuk siapa anda
telah mati, bahwa anda sudah mati bagi mereka? Apa rencana anda?
“Ya”,
Sang Guru menjawab, Aku sudah menyuruh Petrus, Yakobus, Yohanes, dan
Andreas, dan banyak lagi diantara mereka dibawah sana dan katakan pada
mereka bahwa itulah yang menjadi tugas mereka dan perkerjaan mereka
untuk memberitakan hal itu kepada orang lain, dan orang lain itu kepada
yang lain, dan yang lain kepada yang lain lagi, dan orang lain itu
memberitakan lagi ke yang lain, sehingga manusia terakhir dalam
lingkaran terjauh pun sudah mendengar cerita tentang itu serta menikmati
kuasa pemberitaan yang menggembirakan dan yang mengubah tabiat itu.
Sumber: John M.Situmorang, Milis Advent Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar