Sabtu, 19 Desember 2020

Dampak Dari Ibadah Online Bagi Pertumbuhan Gereja.

 


DAMPAK DARI IBADAH ONLINE BAGI PERTUMBUHAN GEREJA

 

PENDAHULUAN:

   Internet pada faktanya telah menyatu dengan kehidupan masa kini. Kehadirannya tidak saja telah mengubah banyak hal dalam tatanan kehidupan sosial, tetapi juga telah mengubah perilaku keagamaan dan pertumbuhan gereja. Perilaku ibadah yang selama ini terbatasi oleh ruang dan waktu, dan itu telah dijadikan standar baku keimanan seseorang, sekarang tidak lagi demikian. Bukan saja terkait dengan ruang serta waktu peribadatan, bahkan lebih dari itu liturgi gereja yang selama ini disakralkan pun juga ikut berubah.

 

  Prinsip yang fundamental bagi semua kehidupan adalah bahwa organisme hidup itu tumbuh. Pertumbuhan itu alamiah, sebagai pernyataan kehidupan yang spontan. Satu-satunya cara yang menghentikan pertumbuhan adalah penyakit atau kematian.   

   Gereja Yesus Kristus terutama merupakan sebuah organisme hidup dan kedua sebagai organisasi.

   Segala sesuatu tentang gereja melibatkan kehidupan. Yesus kristus, kepala gereja adalah Juruselamat yang hidup.

   Gereja termasuk individu dan dihidupkan secara rohani sebagai akibat dari kelahiran baru (Yoh. 3:3; Ef.2:1-3).

   Baik secara individu atau secara lembaga gereja didiami oleh Roh yang hidup (Yoh. 14; 1 Kor.3:16-17), dan pekerjaannya dipimpinan oleh sebuah buku kehidupan (Ibrani 4:12). Karena gereja berdenyut seiring kehidupan Kristus, kita berharap gereja bertumbuh, kecuali pertumbuhannya dihambat oleh penyakit.   

   Untuk memutuskan bahwa Allah tidak menghendaki kita, sebagai gereja-gereja, untuk bertumbuh berarti kita telah memutuskan untuk mati.

   Tidak ada pilihan lain, karena makhluk hidup seharusnya bertumbuh. Gereja harus bertumbuh karena gereja itu hidup.

 

   Para pendeta rindu akan pengetahuan tentang bagaimana mendapat atau mempertahankan kesehatan gereja-gereja mereka dalam keadaan atau situasi sekarang pandemic covid-19 ini, gereja ingin kesehatan dalam gereja yang merupakan masalah yang fundamental, gerakan pertumbuhan gereja dipusatkan pada aspek diagnostik dan memberikan sarana untuk membantu gereja-gereja menentukan keadaan kesehatan gereja.     

   Pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang dan kuantitas, kualitas dan kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal. Secara global dunia sekarang menghadapi persoalan besar terkait dengan wabah corona-covid 19.

   Virus ini telah menghancurkan sendi-sendi vital kehidupan manusia. Salah satu dampaknya adalah, aktivitas pembelajaran diselengarakan secara jarak jauh menggunakan aplikasi pada internet. Demikian juga berbagai kegiatan yang bersifat pengerahan masa juga dilarang untuk dilaksanakan, termasuk pelaksanaan peribadatan untuk semua agama yang ada di Indonesia.

   Pada awalnya pelarangan untuk melaksanakan peribadatan ini menimbulkan pro dan kontra, tetapi pada pelaksanaannya, seluruh komponen keagamaan dengan kesadaran akan bahaya penularan covid-19, dengan rela tidak melaksanakan peribadatan di tempat-tempat ibadah yang lazim digunakan, tidak ada lagi ibadah di gedung gereja. Ibadah gereja mulai dialihkan secara Online, melalui teknologi live streaming.

   Semua itu bertujuan untuk berpartisipasi dalam menghambat laju penularan covid-19 yang bisa terjadi melalui kontak fisik.

 

   Dalam kondisi seperti gereja mengalami pergumulan, berkenaan telah terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial ini telah menuntut perubahan pola peribadatan bagi aktivitas kegerejaan.  

   Perubahan ini adalah keniscayaan, dan apabila gereja tidak mengantisipasinya, pastilah akan ditinggalkan umat.

   Dengan ini disarankan agar gereja bersikap terbuka terhadap fenomena ini, berupaya serius untuk menjangkau, melayani umat sesuai konteks terhadap zaman yang sedang terjadi. Gereja tidak perlu apriori atau bahkan apatis.

   Sikap seperti ini justru akan merugikan gereja sendiri. Salah satu kondisi yang berbahaya bagi gereja adalah ketika gereja sudah tidak lagi relevan pada suatu perubahan sosial.

   Kita mengidentifikasi bahwa saat ini merupakan lahir dan berkembangnya “Gereja-gereja Cyber-Cyber churhes” dari gaya broadcast ke pola peribadatan Virtual. Pada awalnya gereja ini menggunakan website dengan kelompok-kelompok melaksanakn ibadah secara online.

 

   Perubahan Cara Beribadah Melihat situasi keadaan dunia secara umum dan Indonesia secara khusus, dengan keadaan semua dilarang berkumpul dalam jumlah besar dan harus kembali di rumah untuk mengurangi atau memberhentikan penyebaran Covid-19, hampir semua sektor kehidupan merasakan dampaknya. Salah satunya adalah dibatasinya ibadah di gereja. Sebagian besar gereja, baik di Indonesia maupun luar negeri sudah tidak lagi mengadakan pertemuan bersama di gedung gereja, mereka melakukan ibadah di rumah secara online.   

 

   Awalnya, ada banyak sikap pendeta yang tidak sejalan dengan anjuran pemerintah tersebut, namun seiring berjalannya waktu hampir setiap minggunya ibadah dilakukan secara live streaming.   

   Fenomena sampar modern ini telah menstimulasi gereja untuk melakukan strategi dalam beribadah, tidak terbatas pada pola konvensional, yakni bertemu di rumah ibadah.

   Ketika bait Allah yang didirikan Salomo dihancurkan oleh tentara Babel, hal tersebut mengubah cara pandang selama berabad-abad Kerajaan Yehuda, yang menjadikan bait Allah di Yerusalem sebagai kebanggaan dan pusat ibadah.

   Hancurnya bait Allah, bangsa Yehuda dipaksa untuk memikirkan ulang esensi ibadah mereka.

   Suku Yehuda menyimpulkan dalam ibadah bukanlah persembahan, tetapi ketaatan (1Sam. 15:22).

 

   Pembuangan ke Babel membuat paradigma yang berbeda dalam ibadah umat Tuhan: fokus pada ritual (persembahan kurban) bergeser pada ketaatan (pengajaran firman).

   Ibadah bersama dalam skala besar sekarang menjadi ibadah dalam skala yang lebih kecil. Gereja modern, khususnya gereja-gereja yang telah menerapkan Small Group (Kelompok Kecil) secara baik tidak terlalu kesulitan menerapkan sistem ini, yakni ibadah di rumah-rumah.

   Peristiwa Covid-19 ini harus dilihat secara berimbang, dalam artian tidak sekadar pada wabah penyakit menular dan mematikan, yang harus memaksakan pembatasan sosial dan berdampak pada gereja. Karena sejatinya, Covid-19 ini hanya sebuah bentuk lain dari wabah yang lain yang pernah ada dan akan ada lagi, seperti halnya sampar.

 

   Wabah seperti ini pernah ada sebelumnya, dan umat Tuhan diajarkan untuk menyatakan sikap terkait pola ibadahnya. Dan ketika wabah yang hampir serupa ini muncul lagi dan mungkin dengan intensitas yang lebih besar, maka lagi-lagi gereja saat ini harus menyatakan sikap, juga terkait pola ibadahnya.

   Artinya, yang perlu ditandaskan dalam kasus ini adalah sebuah sikap untuk tetap menyatakan ibadah kepada Allah dalam beragam bentuk yang disesuaikan dengan zamannya.

   Esensi gereja rumah adalah gereja atau ibadah yang fokus pada persekutuan keluarga sebagai pilar gereja.

   Ketika dunia yang dilayani berubah, gereja harus dapat menyesuaikan pelayanannya dengan perubahan itu, tetapi tidak mengubah tujuan pokoknya, melaksanakan tugas tersebut sedemikian rupa sehingga menjangkau setiap orang di mana dan kapan pun mereka berada.

 

          Kekurangan dan Kelebihan Ibadah Online

    Namun harus di akui bahwa pelaksanaan Ibadah secara Online itu bukan suatu yang mudah. Ini memerlukan persiapan yang matang, sebab tidak semua gereja siap dengan cara seperti ini, baik pendeta maupun jemaat masih belum terbiasa dengan pola ibadah online, khususnya yang ada di perdesaan yang kurang sinyal atau jaringan untuk melakukan Ibadah online. Kekurangan pola ini adalah tidak terjadinya kontak personal antar jemaat.     

   Kebaktian mingguan yang biasanya diwarnai dengan berbagai symbol keakraban atau kebersamaan yang memberi daya pikat sendiri bagi jemaat, seringkali mereka merasa bahwa kebaktian seperti ini hanya seperti main-main saja, dan belum masuk ke hadirat Allah secara sungguh-sungguh. Di sisi lain terkait dengan kondisi jemaat.

   Jemaat belum siap baik secara mental, spiritual dan fisik untuk mengikuti ibadah dengan Online. Kendala berikutnya terkait dengan persembahan. Memang jemaat dihimbau untuk memberi persembahan melalui transfer ke nomor rekening gereja, tetapi masalahnya tidak semua jemaat memiliki mengerti dengan cara seperti ini, apa lagi gereja yang ada di pedesaan yang jauh dari perkotaan untuk mentransfer uang, ini sangatlah menyulitkan bagi jemaat ataupun pendeta yang ada di pedesaan.

   Kebaktian dengan cara seperti ini memiliki banyak keuntungan ibadah online, di antaranya semua jemaat dapat terlibat, khususnya gereja-gereja yang ada di perkotaan dan tidak dibatasi territorial negara. Pada kenyataannya kebaktian dengan cara ibadah online ini dapat melibatkan seluruh jemaat bahkan yang ada di luar negeri untuk menyampaikan kabar baik (Injil) melalui online yaitu Youtube, Facebook, life streaming, Instagram, Google meet, zoom, dan aplikasi lainnya. Dengan ibadah online juga membuat jemaat tidak harus keluar rumah untuk ibadah, cukup hanya membuka Youtube, zoom, ataupun Google Meet di rumah.

   Untuk melihat pendeta tau Gembala berkotbah, tidak perlu lagi untuk tatap muka. Ibadah Online juga menguntungkan jemaat untuk tidak macet di jalan untuk pergi ibadah, khususnya gereja-gereja yang ada dikota-kota besar. Persembahan dilakukan dengan menstranfer uang ke rekening gereja. Jemaat sangat terlihat antusias mengikuti kebaktian dengan Ibadah online dan sangat membantu jemaat yang ada dikota untuk tidak harus mengikuti ibadah digereja melainkan hanya di rumah melalui media.

Tujuan Ibadah Online

   Pelaksanaan ibadah secara online ini memiliki beberapa model.        Semua ini sangat tergantung pada aplikasi yang di gunakan.  Aplikasi-aplikasi computer berkenaan dengan pelaksanaan ibadah secara online ini sangat banyak ragamnya.

   Hal ini dapat menjadi alternatif pilihan: Facebook, Istragram, Google meet, Zoom, dan aplikasi lainnya.

   Secara liturgis, gereja-gereja yang melaksanakan ibadah secara online ini tidak melakukan liturgis yang jauh dari kebiasaannya, hanya waktu lebih dipersingkat. Dalam prosesnya, jemaat dimasukkan ke dalam grup yang telah dibuat, semuanya nanti akan dinotivikasi untuk waktu pelaksanaan ibadah. Ibadah diselenggarakan sesuai waktu ibadah mingguan gereja. Pendeta-pengkotbah, pemimpin acara, pemusik dan singer melaksanakan ibadah di gereja, sementara jemaat tinggal di rumah masing-masing dan membuka gadget untuk mengikuti kebaktian secara streaming.

   Kebaktian diselenggarakan selama 1 jam, dengan urutan acara yang lebih disederhanakan dibanding dengan kebaktian biasa. Namun semua elemen dalam peribadatan ada di dalamnya: penyembahan atau pujian, penyampaian Firman, persembahan, doa syafaat, dan diakhiri dengan doa penutup dan berkat. Tetapi ada juga yang menyelengarakan kebaktian di studio. Pendeta, pemimpin acara dan singer pergi ke studio untuk melaksanakan proses ibadah, dan semua jemaat mengikuti dari rumah dengan melihat di monitor atau handphone masing-masing.

   Sebelum dilaksanakan kebaktian dengan cara ini, diumumkan terlebih dahulu agar jemaat berpakain rapi sebagaimana ketika di gereja, sebab semua jemaat yang terlibat di dalam kebaktian dapat dilihat di dalam monitor secara online. Tujuan ibadah online memperluas penginjilan diseluruh dunia, melalui facebook, istragram, Google meet, Zoom, dan aplikasi lain untuk mempermudah pengabaran injil melalui ibadah online, melalui ibadah online injil kepada setiap manusia yang percaya dapat diselamatkan dari penghukuman Allah.

   Kabar baik atau injil ini penting untuk didengar oleh semua orang, karena pada dasarnya Injil itu untuk semua orang. Hal ini tampak dari perkataan Tuhan Yesus berikut: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya dihukum(Mark. 16:15-16).

   Jadi, salah satu tujuan dari ibadah online untuk memberitakan Injil untuk semua manusia di seluruh dunia merupakan bukti dan fakta keuniversalan dari Injil tersebut. Tujuan dari ibadah online ini yang pertama adalah memuliakan Allah. Ibadah yang berpusat pada Allah seharusnya adalah ibadah dimana Allah dimuliakan, tanpa mengabaikan faktor manusianya.

   Tujuan ibadah bukan sekedar menerima berkat dari Allah, tetapi juga memberikan persembahan kepada Allah. Tujuan ibadah yang kedua adalah memberikan persembahan kepada Allah. Hal penting dalam ibadah bangsa Israel adalah pemberian.  

   Tiga kali Allah berbicara tentang hari raya wajib yang harus diadakan oleh umat perjanjianNya, dan dalam ketiganya Allah memerintahkan supaya “jangan orang menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa” (Kel.23:15, 34:20, dan Ul.16:16). Tidak ada penyembah yang boleh menghampiri Allah dengan tangan kosong karena penyembahan dalam Perjanjian Lama melibatkan pengorbanan, persembahan, dan sajian, serta semuanya harus dibawa sendiri oleh mereka. Pemazmur menyerukan: “Berilah kepada Tuhan kemuliaan namaNya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataranNya.” (Mazmur 96:8). Perjanjian Baru juga menekankan pentingnya memberi dalam ibadah, manusia harus memberikan persembahannya dalam iman yang benar dan ketaatan total, sebagaimana dalam zaman Kain dan Habil (Ibrani 11:4). Paulus juga mengatakan bahwa kita tidak boleh datang dengan tangan kosong (I Korintus 16:1-2).

   Pada intinya, ibadah adalah mempersembahkan seluruh diri kita kepada Allah (Roma 12:1), seluruh pikiran, perasaan, sikap, dan harta kita. Pemberian luar kita adalah gambaran dari dedikasi di dalam diri kita.

   Tujuan ibadah online juga untuk merasakan kekudusan Allah. Saat manusia merasakan kekudusan Allah, maka hati nuraninya akan tersentuh, digerakkan oleh kekudusan Allah untuk kembali hidup sesuai dengan kekudusan Allah. Tujuan ibadah adalah untuk memandang, merasakan, memahami kekudusan-Nya. Agar hati nurani diperbaharui, bertobat, digerakkan untuk hidup kudus, memuliakan Allah yang adalah kudus. Ibadah yang berkenan kepada Allah lebih dari sekedar melakukan hal-hal yang benar, tetapi mempersembahkannya “dalam iman” (Ibrani 11:4), “dalam roh” (Yohanes 4:24), dan dalam “hormat dan gentar” (Ibrani 12:28). Hasil ibadah yang terpenting adalah mengalami kehadiran Allah dan kehidupan yang diubahkan melalui kebenaran Firman Allah yang disampaikan.

   Yang menentukan suatu perubahan baik atau buruk adalah hasilnya, apakah membantu jemaat untuk dapat mengalami kehadiran Allah dan diubahkan kehidupannya oleh penyampaian kebenaran Firman Allah. Bentuk dan Model Ibadah memaparkan bahwa Alkitab sendiri tidak mengajarkan adanya satu bentuk seragam dalam ibadah yang harus dipraktekkan oleh orang-orang Kristen pada masa kini. Permulaan ibadah dalam Alkitab dilakukan dengan membangun altar dan mempersembahkan korban binatang, pada masa Musa ditambahkan unsur nyanyian, hari-hari raya, membacakan perjanjian dengan Allah, pemercikan darah perjanjian kepada umat, persembahan, dan pembangunan kemah suci.

   Daud membuat organisasi ibadah bangsa Israel dengan menunjuk imam-imam dan orang-orang Lewi untuk melayani dalam ibadah di kemah suci, menunjuk mereka menjadi penjaga pintu gerbang, pemain-pemain musik, dan bendahara-bendahara.  

   Pada saat bangsa Israel kemudian melakukan penyimpangan ibadah, maka Allah mengutus nabi-nabi-Nya untuk menegur mereka dan mengembalikan ibadah yang tulus dari hati dan kehidupan yang benar.  Solusi Ibadah online dalam gereja digital atau online dapat saja menciptakan dan memungkinkan komunikasi, komunitas, aplikasi khususnya dimana jemaat dapat mengakses secara bebas seperti: baik outline khotbah, materi pelajaran alkitab berseri, diskusi isu-isu terkini hingga menjadi media penggumuman mingguan gerejawi, melalui gawai pintar mereka masing-masing. Ibadah online memungkinkan jemaat untuk meningkatkan kualitas pengalaman pemuridan mereka di gereja. Dan tentu, semua ini hanyalah sarana untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pemuridan masa kini.

   Perhatian utama yang senantiasa menjadi awasan adalah, bahwa seluk-beluk teknologi-komunikasi ibadah online ini, bukanlah tujuan utama, melainkan sekedar untuk memungkinkan panggilan gereja dan konteks berteologi di era teknologi digital ini. Di tengah situasi sekarang ini, gereja-gereja seharusnya terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata.  Bukan hanya slogan-slogan rohani yang menguatkan hati, tetapi sebuah langkah konkrit. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh gereja. Salah satunya adalah mengkaji ulang pengadaan ibadah konvensional.

   Upaya ini tidak melanggar Firman Tuhan. Pertama, pemisahan sosial merupakan himbauan pemerintah yang baik. Sebagai warga negara yang baik, gereja tidak memiliki alasan untuk tidak menaati himbauan yang baik seperti ini (Rm. 13:1-7). selain itu, Tuhan juga memerintahkan umat Allah untuk mengusahakan kesejahteraan kota di mana Tuhan membuang mereka (Yer. 29:7). mengurangi jumlah pertemuan dan jemaat yang hadir dalam ibadah-ibadah konvensional merupakan tanggung-jawab sosial bagi semua masyarakat, termasuk orang-orang Kristen.

   Tidak menghiraukan himbauan ini akan memberikan pesan negatif kepada dunia bahwa orang-orang Kristen tidak memiliki kepekaan sosial. Sekali lagi, ini bukan tentang ketakutan atau kelemahan iman. Sama sekali tidak. Ini tentang kepedulian dan kontribusi bagi masyarakat. Kedua, persekutuan orang Kristen tidak dibatasi oleh lokasi. Yang disebut gereja adalah semua orang di segala tempat yang memanggil nama Yesus sebagai Tuhan (1 Kor. 1:2). ini disebut gereja universal. Kristus sebagai Gembala Agung. Yang dipentingkan dalam persekutuan ini adalah kesehatan.

   Lokasi bukanlah halangan. Sebagai contoh, Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk bersatu dengan dia dalam roh dan mengambil keputusan bersama tentang suatu kasus di jemaat (1 Kor. 5:3-5). Dengan cara yang sama, ibadah online, terutama dalam kondisi saat ini yaitu covid-19. yang pertama tentu saja adalah menyediakan ibadah online. Jika peralatan memadai dan kecepatan internet kencang serta sudah terbiasa, gereja bisa mengadakan Ibadah Live streaming. Pastikan saja bahwa proses mengunggah berkas dan mengunduhnya berjalan dengan cepat dan mulus, khususnya di perkotaan yang biasanya sangat mudah untuk mencari jaringan internet. Sehingga mempermudah jemaat yang ada dikota dapat melakukan ibadah secara online dengan rekaman maupun live Streaming. Pastikan jaringan internet kuat jangan sampai terjadi masalah teknis ( jaringan lambat). Hal ini akan mempersulit jemaat atau gereja untuk live streaming, oleh sebab itu seharusnya jemaat ataupun gereja menyediakan jaringan di rumah maupun di gereja seperti: wifi atau sesuatu yang membuat jaringan internet kuat dan tidak bermasalah.    

   Bagaimana dengan jemaat atau gereja yang ada diperdesaan yang sulit untuk mendapatkan jaringan? Dalam setuasi sekarang ini yaitu covid-19, sesuai dengan himbauan pemerintah untuk tidak melakukan perkumpulan atau pertemuan secara sosial, maka kita memberikan solusi dalam ibadah khususnya jemaat atau gereja yang ada di pedesaan yang jaringan internet yang tidak memadai untuk melakukan Ibadah online, dalam hal ini gereja atau gembala harus memiliki ide atau kreatif dalam melaksanakan ibadah seperti: gembala melakukan ibadah dengan cara menggunakan Toa untuk menyampaikan Firman Tuhan, sehingga jemaat dapat mendengar apa yang di sampaikan gembala atau pendeta, di rumah mereka masingmasing. Cara seperti ini tidak harus berkumpul di gereja cukup berdiam dirumah saja. Dan gembala juga dapat melakukan ibadah dengan cara menggunakan Speaker dan Mikrofon, dengan hal ini dapat melakukan ibadah, meskipun tidak bertemu secara lansung antara gembala dengan jemaat dalam sebuah gereja, tetapi dapat membantu gereja atau jemaat untuk melakukan ibadah. Dengan cara seperti ini adalah solusi untuk ibadah online, khususnya jemaat dan gereja di pedesaan yang tidak adanya jaringan internet.

Kesimpulan

   Kebaktian dengan pola Ibadah online tidaklah bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Di satu sisi, gereja adalah anggota tubuh Kristus yang keberadaannya tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian, gereja harus bisa berkontekstual terhadap suatu perubahan tanpa kehilangan esensinya sebagai tubuh Kristus.

   Secara biblikal menyembah Allah dengan roh dan kebenaran itu adalah penyembah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Berdasarkan hal ini, sebagai rekomendasi, gereja perlu memikirkan secara serius pelaksaan “Ibadah online” sebagai upaya memaksimalkan pelayanan gereja dan pertumbuhan gereja dan nama Tuhan dipermuliakan.

DAFTAR PUSTAKA

*Jim stevens dan Ron Jenson, Dinamika Pertumbuhan Gereja ( Malang: Gandum Mas) 1981.

*Siahan, Harls Evan R. “Aktualisasi Pelayanan Karunia Di Era Digital”, EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 1, no. 1 (2017), www.stttorsina.ac.id/jurnal/index .php/epigraphe.

*Howard Clinebell, Tipe-tipe dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002).

*Campbell, Heidi A. Digital Religion Understanding Religious Practice In New Media Worlds, (London and New York:Routledge, 2013).

*Dick Houtman and Step Aupers , Religions of Modernity Relocating the Sacred to the Self and the Digital (Boston: Brill. 2010). 1 6

*F. Lumingkewas, M.S. Panjaitan. “Ibadah Jemaat Kristen Kontemporer Abad 21 Dan Tinjauan Kritis Liturgis,” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2, no. 1 (2019).

*Wayne Grudem, Systematic Theology (Michigan: Inter-Varsity Press, 1994).

*Harun Hadiwiyono, Iman Kristen ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007).

*Pen, Nugroho, Erickson, Milard J. Teologi Kristen. V.3. (Malang: Gandum Mas; 2004).

*Henry Thiesen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 2008).

*Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: Literatur SAAT, 2008).

*Jim Rice, dalam http://www.cpx.cts.edu/newmedia/findings/models-of-the-church-andsocial-media#ednref25(Di akses 5 oktober 2020).

*H. Richard Niebuhr. The King of god in America. (Middletown, Connecticut: Wesleyan University Press) 1988

*Kalis Stevanus, Benarkah Injil untuk semua orang?, (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2017), “ BIA: Jurnal Dampak Injil bagi Transformasi Spiritual dan Sosial Vol 2, no 1 (2019) aul A. *Basden.The Worship Maze:Finding a Style to Fit Your Church.Downers Grove, IL: Inter Varsity Press, 2004.

Minggu, 29 November 2020

BAGAIMANA ILHAM BEKERJA

 

PENDAHULUAN:

  Ulangan 4:2

  "Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu".

 "Janganlah kamu menambahi.....Apapun yang Allah perbuat adalah SEMPURNA (perfect). Menambah/mengurangi kepadanya--itu berarti merusak/mengotorinya. (Baca Ulangan 12:32; Yeremia 26:2; Wahyu 22:18).

 Pokok Pikiran:

  FUNGSI ALKITAB:

1). Memberitahukan rencana keselamatan.

2). Mengajarkan cara menghidupkan kehidupan yang baik, yang membawa kemuliaan bagi Allah.

    PENULISAN ALKITAB:

   Belum ditulis sampai kira-kira 2500 tahun sesudah penciptaan.

   (Para Bapa dan Nabi –membicarakan pekabaran Allah bertahun-tahun sebelum pekabaran itu dituliskan).

   BC—Period of beginning.

   4004 – Kejatuhan.

   2343 – Air Bah.

   2234 – The dispersion of the races.

2348 – 1706 Periode para Bapa.

   1921 – Abraham dipanggil.

   1760 – Yakub lari dari Esau.

   1715 – Yusuf jadi gubernur Mesir.

   1706 – Keluarga Yakub masuk Mesir.

1706 – 1451 Periode turun ke Mesir sampai masuk ke negeri perjanjian.

Early Babylonian Empire:

   1635 Kematian Yusuf.

   1571 Musa Lahir.

   1491 Keluaran (Exodus).

   1452 Yosua diangkat menjadi pemimpin.

   1451 Menyeberangi Yordan.

1394 – 1095- Periode Hakim-hakim.

   1394 – 1354 –Othniel.

   1249 – 1209 –Gideon.

   1157 – 1117 –Eli.

   1117 – 1095 – Samuel.

Assyrian Empire:

1095 – 975 Periode the United Kingdom

   1095 – 1055 Saul.

   1055 - 1015 Daud.

   1015 -   975 Salomo -1004-Penahbisan Kaabah.

975 – 587 Periode Divided Kingdom.

Kerajaan Israel                    Kerajaan Yehuda

975 Yeroboam                       975 Rehoboam.

730 Hosea                             598 Zedekiah.

721 Penawanan Israel           587 Penawanan Yehuda.

                      (Bible Thomson, hlm.1644.)

 GARIS BESAR YANG DIRINGKASKAN DARI P.L.

I.            PENTATEUCH, 5 BUKU:

(1)Kejadian – Buku Asal Mula: Alam semesta, bgs.manusia.

  -Catatan mula-mula umat pilihan.

     (2) Keluaran – Perbudakan,Kelepasan, dst.

     (3) Imamat – Buku hukum moral,kebersihan,makanan.

                       -Mengajarkan Allah melalui korban-korban.

     (3) Bilangan-Buku pengembaraan Israel, 40 tahun di padang

                         Belantara.

     (4) Ulangan – Pengulangan Hukum yang diberikan sebelum

                          Bangsa Israel memasuki Kanaan.

II.          12 BUKU – SEJARAH.

-Yoshua, Hakim-hakim, Ruth, 1,2 Samuel; 1,2 Raja-raja; 1,2 Tawarick; Ezra; Nehemia; Esther.

   III.    5 BUKU SANJAK:

          -Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung.

   IV. 17 PROPHETIC BOOKS.

      -5 Major Prophet (Yesaya,Yeremia,Ratapan,Yehezkitel,Daniel)

      -12 Minor Prophet:

          (Hosea,Joel,Amos,Obaja,Yunus, Mikha,Nahum,Habakuk,

           Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.)

PERJANJIAN BARU:

I.            Biographical Books, (4).

-Matius,Markus,Lukas,Yohanes.

  II. Historical Book (1): Kisah Para Rasul.

  III.The Pauline Letters, (13).

      (Roma, 1 Kor, 2 Kor, Galatia, Epesus,Philipi,Kolose,1 Tes,

2 Tes, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus,Pilemon).

   IV.General Letters, (8)

       (Ibrani, Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes,2 Yohanes,

 3 Yohanes, Yudas (penulis sdr.Yakobus).

IV.Prophetic Book, (1): Wahyu.

 

ADA 2 PANDANGAN UTAMA BAGAIMANA ILHAM BEKERJA

1.  Verbal Inspiration (Ilham Verbal).

2.  Thought Inspiration (Ilham Pemikiran).

Ad.1- Verbal Inspiration:

   *Ada sebagian orang Kristen yang percaya bahwa: Kata-kata asli Alkitab (Ibrani dan Yunani) di ilhamkan.

Alasan:

   Karena Roh Kudus menuntun para penulis mencatat secara harfiah kata-kata Allah, maka kata-kata itu sendiri TANPA SALAH.  Jadi para penulis sebagai: STENOGRAFER.(Yang mencatat kata-kata yang didiktekan kata perkata).

 Ad.2-Thought Inspiration (Ilham pemikiran/gagasan).

  -Pemikiranlah yang di ilhamkan (GMAHK ambil sikap ini—Rapat GC Awal 1883.  Kita percaya terang yang diberikan Allah kepada umat-Nya adalah melalui penerangan kepada pikiran, bukan kata-kata”. EG.White, Review in Herald, 27 Nop.1883.

 2 Petrus 1:21 –Orang kudus Allah bergerak atas dorongan Roh Kudus untuk menuliskan apa yang dikatakan Allah pada mereka. KATA.

   Dorongan= bahwa Roh Kudus mempengaruhi dan menuntun para nabi. 7 SDA BC, p.602.  Informasi datang dari pengalaman pribadi, sumber2 tulisan/tulisan/Wahyu secara langsung, melalui bimbingan Roh Kudus.

   ALKITAB ditulis oleh beberapa orang:

-66 buku dan 40 orang penulis yang berbeda-beda dalam waktu ratusan tahun—Alkitab ditulis: 1500-96 AD—1600 tahun.

   Buku I – 1400 BC. Terakhir: 100 AD.

   Namun ada kesatuan dan konsistensi terdapat didalamnya.

KESATUAN ALKITAB MENCERMINKAN ILHAN: Mts.12:25.

   DAUD – Menulis pada waktu ia di istana raja.

  Rsl.Paulus – dalam penjara.

  Musa – Pada abad ke 15 BC.

  Yohanes – Menulis pada abad I AD.

(Namun buku2 dalam Alkitab ini menunjukkan kesatuan yang mengagumkan).

   BUKTI: Bahwa Roh Kudus yang sama mengilhami semua penulisnya.  Kesatuan adalah salah satu ciri khas Alkitab.

   ADA –

  *Kesatuan maksud = berita mengenai rencana keselamatan.

  *Kesatuan Tema = Yesus Kristus, salib, mahkota.

  *Keharmonisan dalam pengajaran = doktrin2 P.L. dan PB sama.

Dalam perkembangan = gerak maju yang mantap mulai dari penciptaan sampai kepada asal mulanya dosa diatas dunia àsampai kepada penebusan dan pemulihan terakhir.

PENYEBAB:

   Karena Roh Kudus yang sama yang berbicara kepada Musa –juga kepada Yohanes pewahyu 16 abad kemudian.

   Lukas 24:25-27-Kesatuan nubuatan2 Yohanes P.Làkegenapannya bukti ke Messiasan-Nya.

   Contoh Kesatuan:

   Love: Yohanes 15:12 love each other. Ay.17; 1 Yoh.3:23;2 Yoh.5

ILHAM DAN SEJARAH:

   Mengapa sejarah dimasukkan juga dalam Alkitab.

1 Kor.10:11 –dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita—yang hidup pada zaman akhir.

*Sejarah penyataan-Nya—menolong kita mengerti tabiat Allah dan maksud-Nya bagi kita (baik><jahat).  Agar kita mengerti bagaimana Allah menolong manusia—kesalahan atau kelemahan2 umat Allah.

   WAHYU YANG TIDAK BISA SALAH:

   Hanya terdapat sedikit kesalahan dalam salinan-salinan ini (Naskah Alkitab ribuan).---di dalam penyalinan/penerjemahan:

  “Kesalahan bisa saja terjadi. Tetapi seseorang yang berhenti mempercayai Allah hanya karena mereka menemukan suatu kesalahan kecil, tidak mengerti Alkitab/jalan Allah.”

   Dan Allah tidak memilih seseorang untuk menemukan rahasia yang tersembunyi/mengilhami seseorang/sekolompok orang untuk menghakimkan bagian-bagian mana dari Alkitab yang diilhamkan atau bagian-bagian mana yang tidak.

   “Saya menerima Alkitab sebagai firman Allah yang di ilhamkan. Saya percaya akan pekabaran2 yang terdapat di seluruh Alkitab”.

   EG White, Selected Messages, Volume 1, p.16,17.

   Matius 5:17,18

-Untuk menggenapinya.

-Satu iota/satu titik pun tidak...

 KONKLUSI:

  Roh Kudus mendorong para Nabi untuk menolong mereka menuliskan dengan tepat pekabaran2 yang diberikan Allah kepada mereka.

ALKITAB = Firman Allah yang di ilhamkan.

               = Standard/Ukuran bagi tabiat kita.

                                      ===OO===


Jumat, 27 November 2020

GEREJA DAN PENDIDIKAN

 







Pelajaran Alkitab 9,Trw.IV,2020.

Ayat Hafalan:

“Juga tidak pernah kami mencari pujian, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi”. 1 Tesalonika 2:6-8.

 1. Apa peran gereja dalam pendidikan? Sejak awal mula gereja Kristen ketika pertemuan/perkumpulan2 dilakukan di rumah-rumah pribadi dan bahkan di halaman kuil di Yerusalem, tujuan dari pertemuan gereja itu adalah untuk menyambut dan merangkul serta mendidik anggota gereja baru. Itu adalah tempat di mana diskusi yang serius dan relevan dapat terjadi dan orang-orang dapat bertumbuh dalam pengetahuan mereka tentang Allah.

2. Apakah kita takut mengajukan pertanyaan serius di gereja?.

   Kadangkala kita segan memberikan pertanyaan—untuk mendapatkan satu pengertian yang lebih jelas mengenai Tuhan.(karena ini perlu bagi kita sebagai murid).

3. Allah sedang menunggu kita untuk menanyakan semua pertanyaan terpenting di alam semesta.

   Apakah kita berani bertanya kepada-Nya mengapa Dia telah mengizinkan dosa? Untuk memiliki cinta/kasih, kita harus memiliki kebebasan – dan itu termasuk kebebasan untuk memberontak seperti yang dilakukan Lucifer / Setan.

 I.PENDIDIKAN KRISTEN YANG SEJATI (Minggu)

4. Orang-orang berbondong-bondong kepada Yesus untuk disembuhkan; tetapi, mereka juga berbondong-bondong kepada-Nya karena Dia tidak berbicara seperti yang dilakukan para ahli Taurat dan orang Farisi. Dia menggunakan cerita sederhana untuk menggambarkan kebenaran spiritual/rohani.

5. Adakah cerita yang langsung terlintas di benak Anda ketika Anda memikirkan cara Yesus mengajar para murid dan pengikut-Nya, mencoba membantu mereka mengatasi prasangka alami dan kefanatikan mereka?

Lukas 10: 30-37: --Orang Samaria yang baik hati.  A priest, a levite, and a Samaritan.

  *Kita harus menjadi orang baik kepada orang lainnya, jangan ada prasangka social terhadap lingkungan kita. Tidak memperlakukan orang lain sebagai pihak yang lebih rendah.

   Perlakukanlah orang lain sebagaimana  Tuhan sendiri telah memberikan nilai  kepada mereka.  Pendidikan Kristen yang benar haruslah memasukkan ajaran ini, bila tidak maka nama “Kristen” tidaklah ada artinya.

 

   “Dalam kisah orang Samaria yang baik hati, Kristus menggambarkan hakikat agama yang benar. Ia menunjukkan bahwa itu tidak terdiri dari sistem2, kredo2/kepercayaan, atau upacara2, tetapi dalam pelaksanaan perbuatan penuh kasih, dalam mendatangkan kebaikan terbesar kepada orang lain, dalam kebaikan yang sejati. — Ellen G. White, The Desire of Ages * 497.1.

 

   “Ini bukanlah adegan khayalan, tapi kejadian yang sebenarnya

dikenal persis seperti yang diwakili. Imam dan orang Lewi yang lewat di seberang ada, di rombongan yang mendengarkan

Perkataan Kristus. — Ellen G. White, The Desire of Ages * 499.1.

6. Mereka mendengarkan-Nya untuk mencoba menangkap-Nya mengatakan sesuatu yang dapat mereka gunakan untuk melawan-Nya, terutama untuk membunuh-Nya atau membuat orang-orang biasa berbalik melawan-Nya.

 

   “Orang Lewi berasal dari suku yang sama seperti penderita yang terluka dan memar itu. Seluruh Surga mengawasi saat orang Lewi melewati jalan itu, untuk melihat apakah hatinya akan tersentuh dengan kesengsaraan manusia. Ketika dia melihat pria itu, dia diinsafkan atas apa yang harus dia lakukan; tetapi karena itu bukanlah tugas yang menyenangkan, dia berharap dia tidak datang ke sana, sehingga dia tidak perlu melihat orang yang terluka dan lebam, telanjang dan binasa, dan membutuhkan bantuan dari sesamanya. Dia meneruskan perjalanannya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu bukan urusannya, dan bahwa dia tidak perlu bersusah payah menangani kasus ini.      Mengaku sebagai ekspositor hukum, menjadi pelayan dalam hal-hal sakral, dia lewat saja dari sisi lain. — Ellen G. White, Review and Herald, * 1 Januari 1895, par. 5. Bandingkan Walfare Ministry 47.1 [yang hanya memiliki perbedaan tanda baca]. [Perhatikan bahwa tiga dari empat pria dalam cerita ini adalah orang Lewi!].

 

7. Jadi, apa yang harus kita lakukan hari ini? Gereja perlu menjadi tempat di mana dialog yang tulus dapat terjadi, menghasilkan pendidikan yang benar dan menuntun orang-orang kepada komitmen yang lebih tulus dan lebih dalam pada kebenaran.

   ILL:

   Kisah ini menceritakan tentang seorang rabi yang menatap kepada mata2 mengantuk para pemuda yang duduk di kelasnya, yang kemudian bertanya: “Para Siswa,... kapan seseorang tahu kapan malam berakhir dan hari telah dimulai?”

   Beberapa siswa dengan hati-hati telah mengangkat tangan dan berkata:“Rabbi,” salah seorang bertanya, “apakah itu saat kamu bisa membedakan antara pohon ara dan pohon zaitun?” "Tidak."

   Murid lain mengangkat tangannya: “Rabbi, apakah ini saatnya kamu bisa membedakan antara domba dan kambing?”

   Setelah mendengarkan sejumlah jawaban, rabi mengumumkan, “Para Siswa, orang tahu malam telah berakhir dan hari telah dimulai ketika Anda dapat melihat wajah yang belum pernah dilihat dan mengenali orang asing itu sebagai saudara atau saudari.  Sampai saat itu, betapapun cerahnya siang, itu tetap malam. ”

8. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memiliki lebih banyak terang yang tersedia bagi mereka daripada kelompok lain mana pun dalam sejarah!

   Kita memiliki kepercayaan yang tidak biasa yang dengan jelas didukung dalam Alkitab tentang pemahaman kita tentang kebenaran ini: (1) Sifat manusia dan keadaan orang mati, (2) hari Sabat, (3) 1844 dan penghakiman, dan (4) kontroversi besar dan semua yang dikatakannya tentang Allah - hanya untuk menyebutkan beberapa dari kepercayaan unik kita. Seberapa baik kita memperkenalkan ide2 ini kepada teman dan tetangga dengan cara yang menarik? Bias budaya dan sosial apa yang menahan kita? Kekristenan sejati harus mengangkat kita mengatasi masalah ini. Orang yang Anda temui di jalan dan pelanggan atau pasien atau teman yang Anda temui setiap hari adalah makhluk yang untuknya Kristus telah mati.

   Pikirkan harga yang Dia bayar untuk mereka. Jadi, apa yang ingin Anda lakukan untuk mencoba membantu mereka?

 II.DIPANGGIL UNTUK HIDUP SBG.TERANG (Senin).

9. Saat kita melihat tentang kita, jelas bahwa segala sesuatunya tidak menjadi lebih baik. Cahaya tampak memudar, dan kegelapan mengambil alih. Jadi, apa yang harus kita lakukan terhadap semua kegelapan?  Planet kita berputar dengan sendirinya mengubah terang kepada kegelapan.  Tetapi kita juga menghadapi kegelapan yang lebih dekat ke rumah tangga kita—ketika kita mengalami kesulitan dan tantangan dunia ini.  Kengerian hidup yang dialami manusia, alami kesakitan sampai kepada kematian orang yang kita kasihi, ketika kita melihat adanya perpisahan dan perceraian dalam keluarga, banyak kejahatan dalam masyarakat. Namun, ditengah keadaan moral yang buruk dan kegelapan rohani, kita masih bisa mendengar suara Yesus kepada masing-masing kita.

   Matius 5: 14-16: 14 “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi”...

10. Bagaimana kita bisa menjadi "terang" yang lebih baik? Apakah orang memuji Allah karena Anda?

11. Coba bayangkan diri Anda duduk di lereng bukit dekat Danau Galilea saat Yesus menyampaikan kata-kata itu kepada para pengikut-Nya. Disana pasti ada banyak orang. Apa arti kegelapan bagi mereka? Mereka hidup di bawah pendudukan Romawi dalam masyarakat militer. Orang2 Roma ada di mana-mana, mengancam mereka dengan kematian yang mengerikan, bahkan mungkin penyaliban jika mereka tidak melakukan apa yang diminta orang Romawi.

12. Namun, Yesus memanggil mereka untuk menjadi terang, untuk berbelas kasihan, murni hatinya, dan pembawa damai.   Bagaimana kedengarannya bagi seseorang yang hidup di zaman Yesus? Apa yang mereka pahami artinya itu?. Pendidikan Kristen haruslah dalam ajarannya mengajarkan kepada para muridnya untuk menjadi terang dalam dunia, mampu membuat pilihan dan keputusan yang dapat menyatakan kebaikan Tuhan kepada orang lain.

 III.HIDUP SEBAGAI MURID-MURID (Selasa)

13. Jika kita ingin menjadi orang Kristen sejati, maka kita harus mulai dengan menjadi murid Yesus. Coba bayangkan diri Anda bersama dengan pria dan wanita lain mengikuti Yesus setiap hari saat Dia berkhotbah dan mengajar serta menyembuhkan. Yesus memberikan visi-Nya kepada para murid-Nya, tentang apa yang akan terjadi di dunia ini apabila orang memperlakukan orang lain sebagai saudaranya sendiri.

14. Satu setengah tahun dalam pelayanan-Nya, Yesus kembali ke kampung halaman-Nya di Nazareth dan diundang untuk berbicara di sinagoga. Apakah pekabaran Kristus kepada kita?.

Lukas 4: 16-24: 16---

15. Yesus pasti dipenuhi orang-orang yang meminta bantuan hampir sepanjang hari setiap hari.

   Mereka yang bekerja di industri jasa bisa membayangkan seperti apa rasanya. Namun, Dia tidak pernah menjadi tidak sabar. Dia menjalani cita-cita kerajaan. Dia selalu memaafkan, dengan penuh rahmat dan cinta. Murid-murid menyadari bahwa menjadi murid Yesus adalah sebuah komitmen seumur hidup.

   “Amanat Juruselamat kepada para murid mencakup semua orang percaya. Itu mencakup semua orang percaya sampai akhir zaman. Adalah kesalahan fatal untuk menganggap bahwa pekerjaan menyelamatkan jiwa bergantung pada pendeta yang ditahbiskan.

   Semua yang kepadanya ilham surgawi telah datang dipercayakan kepada Injil. Semua yang menerima kehidupan Kristus ditahbiskan untuk bekerja demi keselamatan sesamanya.    

   Untuk pekerjaan ini gereja didirikan, dan semua orang yang mengambil ke atas diri mereka sendiri sumpah sucinya berjanji untuk melakukannya rekan kerja dengan Kristus. — Ellen G. White, The Desire of Ages * 822.2

17. Banyak orang pada zaman Yesus harus bekerja keras untuk mencari nafkah. Tetapi, entah bagaimana, banyak dari mereka menemukan waktu untuk datang, melihat, dan mendengar Yesus menyembuhkan dan berkhotbah. Dan mereka yang menjadi murid Yesus pasti merasakan komitmen untuk misi, sebuah tujuan, bukan hanya untuk bertahan hidup tetapi juga untuk benar-benar hidup seperti yang Yesus lakukan, mengikuti jejak-Nya, melayani mereka yang membutuhkan, membagikan kabar baik Injil. (Inilah perintah Juruselamat kepada murid-murid).

   Sebagai seorang murid Yesus, kita haruslah selalu berusaha menjadikan Yesus sebagai pusat baik dalam persekutuan maupun dalam kebaktian kita. Sebagai murid Yesus, kita bukan hanya menghargai semua orang, tetapi juga menyediakan sarana di mana orang dapat bertumbuh dan berkembang.

 IV.MENCARI KEBENARAN (Rabu)

   Albert Einstein, yang sering dianggap sebagai bapak fisika modern, menulis: “Yang penting jangan berhenti bertanya. Curiosity memiliki alasan keberadaannya sendiri. Seseorang tidak dapat tidak merasa kagum ketika dia merenungkan misteri kekekalan, kehidupan, dari struktur realitas yang menakjubkan.        

   Cukuplah jika seseorang mencoba untuk memahami sedikit dari misteri ini setiap hari. Rasa ingin tahu yang kudus tidak pernah hilang.” Jangan pernah kehilangan rasa ingin tahu yang suci.

18. Bagi mereka yang mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang baik, seharusnya terlihat bahwa semakin banyak kita belajar, semakin kita menyadari betapa kompleksnya dunia kita. Para Ilmuwan dan peneliti dari semua jenis terus mencari jawaban atas pertanyaan yang semakin kompleks

19. Dan bagaimana dengan orang Kristen? Apa yang harus kita ketahui tentang pencarian kebenaran dan jawaban atas pertanyaan kita?

Yeremia 29:13: “apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati”. (Apa yang diajarkan ayat ini mengenai kebenaran?).

Matius 7:7 “Ask, and you will receive; seek; and knock....

Kisah 17:26-27...

Mazmur 25:5

Yohanes 16:13.

Yohanes 17:17...

-Alkitab penuh dengan cerita mengenai orang2 yang sama seperti kita yang mempunyai berbagai pertanyaan, ketakutan, pengharapan, mencari kebenaran, mencari jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang paling sulit dari kehidupan.

20. Melihat dengan cermat orang-orang yang paling menonjol dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru akan mengungkapkan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak ragu-ragu untuk bertanya/Untuk menanyakan pertanyaan2.   

   Mereka terus mencari jawaban yang lebih banyak dan lebih baik. Misalnya, lihat seluruh kitab Habakuk. Pertimbangkan juga: Pengkhotbah 3:11: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”.

   Allah telah menempatkan di dalam hati dan pikiran manusia satu rasa masa lalu dan masa depan (kekekalan).  Disinilah Kitab Suci mempunyai peranan utama. Siapakah kita ini?.Mengapa kita berada disini?. Bagaimanakah seharusnya kita hidup?. Apakah yang terjadi ketika kita mati?. Mengapa ada kejahatan dan penderitaan?. Inilah beberapa pertanyaan yang telah dan sedang ingin diketahui oleh pencari kebenaran sejak permulaan sejarah.

   Adalah satu kesempatan istimewa, dan betapa sebuah tanggung jawab, untuk menolong mereka yang mencari jawaban terhadap beberapa hal tersebut saat ini.  Pendidikan Kristen itu harus menunjukkan jawaban2 terhadap pertanyaan2 ini, yang ada di dalam Firman Allah.

 V.MEMBAGIKAN KEHIDUPAN KITA (Kamis).

21. Kitab Suci membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar dan eksistensial yang mempengaruhi kita semua: (1) Siapakah kita? (2) Mengapa kita ada di sini? (3) Bagaimana seharusnya kita hidup? (4) Apa yang terjadi saat kita mati?

(5) Mengapa kejahatan dan penderitaan ada? Pendidikan Kristen harus menangani pertanyaan-pertanyaan ini dengan memuaskan. Dan hanya Tuhan yang punya jawabannya. Oleh karena itu, Kitab Suci harus menjadi sumber kita.

1 Tesalonika 2: 6-8:  (Lihat ayat hafalan).

   (Ini harus di refleksikan di sekolah dan gereja2 kita).

22. Coba bayangkan seperti apa pertemuan kelompok2 kecil di kota Tesalonika dengan pimpinan Paulus. Mereka berdoa, bernyanyi, merayakan perjamuan Tuhan, dan berjuang untuk lebih memahami Allah dan kehidupan.

   Komunitas awal gereja dalam PB dibentuk di rumah-rumah orang percaya.)Bertemu dalam kelompok2 kecil, berdoa, bernyanyi, merayakan perjamuan Tuhan, belajar dan berbagi mengenai Yesus satu sama lain.  Kelompok2 yang berbakti ini jugalah kemudian menjadi sekolah-sekolah gereja dan mengenal Alkitab.

23. Kita tidak tahu persis sekolah seperti apa yang dibangun di sekitar cita-cita Kristen/yang menurut cita-cita Kristen; Namun, yang pasti, kelompok-kelompok kecil Kristen pastilah tempat para pemuda memperoleh informasi mereka.

Roma 12: 2: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

   Didalam komunitas, kita bisa menyanyi lebih sungguh2, berdoa lebih sering.  Ingat...orang2 akan memperhatikan, apakah kehidupan kita menggambarkan pesan/pekabaran anugerah yang terdapat dalam Alkitab. Pekabaran tentang Injil dapat dimengerti dengan baik adalah dengan mengalaminya, melalui sikap kehidupan berbagi bersama-sama.

24. Bukankah kata-kata ini memberi kesan kepada Anda bahwa Paulus prihatin/concerned tentang apa yang dipelajari kaum muda? Komunitas adalah tempat untuk menyebarkan Injil. Ketika kita berbagi dengan orang lain dan mereka berbagi dengan kita, kita memahami perjuangan dan penderitaan satu sama lain, dan kita mengalami kesembuhan Allah dan berusaha untuk bertumbuh dalam pengetahuan kita tentang Allah.

25. Tetapi, pikirkan tentang apa yang Injil janjikan kepada kita: Bukan hanya penyembuhan dari rasa sakit dan "rasa sakit" kita (from our pain and “hurts”), tetapi juga merupakan pembaruan menurut gambar Yesus Kristus dan rumah kekal di bumi yang diperbarui. Mungkinkah ada berita yang lebih baik dari itu?

26. Tapi kabar baik harus dibagikan. Orang-orang mengawasi kita/menonton/memperhatikan kita. Apa yang mereka lihat? Saksi macam apa kita ini?

27. Seperti yang kita ketahui, orang Yahudi benar-benar percaya bahwa Mesias akan membebaskan mereka dari penindasan Romawi. Mereka tidak tahu bahwa tujuan utama-Nya adalah untuk membebaskan mereka dari dosa!

  “Kristus mengecewakan harapan kebesaran duniawi. Di dalam khotbah diatas bukit Ia berusaha mengubah haluan pekerjaan yang telah dilakukan pendidikan palsu, dan memberikan kepada pendengar-Nya pengertian yang benar tentang kerajaan-Nya dan sifat-Nya yang benar. Namun demikian, Ia tidak mengadakan serangan langsung kepada kesalahan orang banyak itu. Ia melihat kemelaratan dunia oleh sebab dosa, tetapi Ia tidak mengemukakan kepada mereka dengan terang-terangan tentang kekejian mereka. Diajar-Nya mereka tentang yang jauh lebih baik daripada apa yang mereka telah ketahui. Tanpa memperdebatkan pendapat mereka tentang kerajaan Allah, diceritakan-Nya syarat-syarat masuk ke dalam kerajaan itu dan membiarkan mereka mengambil kesimpulannya. Kebenaran yang diajarkan-Nya tidak kurang pentingnya bagi kita daripada kepada orang banyak yang mengikuti Dia. Kita tidak boleh lebih sedikit dari mereka perlu mempelajari dasar-dasar prinsip kerajaan Allah”.

  Ellen G.White, Alfa dan Omega, jld.5,hlm.319.

Robert Louis Stevenson lahir di Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1850.

Stevenson menceritakan bagaimana suatu malam, ketika pengasuhnya sedang mempersiapkan dia untuk tidur, dia menyelinap ke jendela dan melihat pemandangan yang menawan. Itu adalah penyulut lampu, berpindah dari satu lampu gas ke lampu berikutnya. Dengan kegembiraan yang kekanak-kanakan, dia memanggil pengasuhnya dan berkata, “Lihat pria itu! Dia melubangi kegelapan!/Dia berusaha membuat lubang di kegelapan. " Peran apa yang Allah berikan kepada Anda dalam membawa terang dan kasih kepada komunitas Anda? Jika Anda tidak yakin, undanglah beberapa anggota gereja untuk duduk bersama Anda dan membahas apa yang mungkin Anda capai bersama.

28. Bagaimana kita bisa menjangkau orang-orang di sekitar kita — tetangga kita, rekan kerja kita, dan orang lain? Allah telah menawarkan untuk bermitra dengan kita dalam tugas itu. Pernahkah Anda memikirkan implikasi2/keterlibatan memiliki Allah sebagai mitra? Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan serius dan mendapatkan jawabannya?.

29. Dunia kita dibanjiri informasi yang berlebihan, yang kebanyakan tidak benar. Bagaimana kita memilih apa yang benar-benar perlu kita ketahui? Jika kita ingin menjadi terang di dunia, kita membutuhkan semua bantuan yang bisa kita dapatkan.

30. Mengapa begitu banyak orang yang datang ke Gereja Advent segera menghilang dan berhenti datang? Apakah mereka diterima secara sosial ke dalam gereja? Apakah mereka merasa diterima?(Do they feel welcome?).

   Apakah gereja Anda penuh dengan kelompok kecil yang berkumpul bersama (that associate together), tetapi tidak menjangkau siapa pun di luar kelompok/grup mereka? Bisakah kita membuat anggota baru (the new members) jatuh cinta dengan Yesus?.

31. Apa nilainya agar semua doktrin disusun dengan benar dan bahkan dipersiapkan untuk menjelaskannya jika kita tidak memperlakukan mereka yang datang ke gereja kita dengan baik dan menerima? Ada pepatah India kuno yang mengatakan: “Tidak ada gunanya memberi pada pria sekuntum mawar untuk diciumnya setelah kau memotong hidungnya. "

32. Kita telah mengatakan bahwa rencana keselamatan adalah berita terbaik (best news) yang dapat dimiliki siapa pun.

   Apakah kita membuatnya tampak baik bagi orang yang tertarik dengan apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan?

33. Mengapa Paulus mengusir setan dari wanita itu di Filipi? Dia (wanita itu) sudah mengganggunya selama beberapa minggu. Namun, dia(wanita itu) terus berkata: "Orang-orang ini [Paulus dan Silas] adalah hamba dari Allah yang Mahatinggi, yang menunjukkan kepada kami jalan keselamatan." (Kisah 16:17, KJV * Sayangnya, meskipun itu adalah pekabaran yang benar tetapi jika itu diberikan dengan roh yang salah, itu akan mendorong orang banyak ke kamp Setan daripada membawa mereka kepada Allah.   

   Seberapa sering orang menerima atau meninggalkan gereja berdasarkan/didasarkan seberapa baik mereka diperlakukan oleh anggota gereja?

34. Kita mungkin beruntung memiliki jawaban2 dan penjelasan2 terbaik tentang doktrin Alkitab dari kelompok mana pun/of any group. Tapi, apakah kita mengusir orang dengan cara kita memperlakukan mereka? Apa gunanya itu?

   Baca 1 Korintus 12:7-11; 1 Korintus 12:28-13:1.

35. Umat Kristen seharusnya dikenal karena cinta mereka.

      Baca Yohanes 113:34-35.

36. Jadi, apakah seorang Kristen itu? Berapa kali pengikut Yesus dalam gereja mula-mula itu disebut Kristen?

    Baca Kisah 11: 19-26:-----------------

37. Jumlah kemunculan kata Kristen di dalam Alkitab hanya tiga. (Kisah 11:26; Kisah 26:28; dan 1 Petrus 4:16)

38. Jadi, orang-orang Kristen mula-mula itu, kalau tidak ada yang disebut Kristen, apa sebutan mereka?

    Murid2!/Disciples! Dan meskipun mudah bagi seseorang untuk menyebut dirinya sebagai orang Kristen, menjadi murid berarti ia adalah pelajar dan murid Yesus Kristus yang langsung bekerja.   

    Apakah kita mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk menyebarkan Injil kepada orang lain di sekitar kita? Apakah kita membuat karir hidup bersaksi untuk Yesus?

39. Kita perlu memahami dengan sangat jelas bahwa agar pekabaran Injil sampai ke dunia, kita membutuhkan banyak murid. Dan Yesus tidak bermaksud agar terminologi murid hanya diterapkan pada kelompok asli-Nya/to His original group. Ananias, Tabatha, dan Timotius juga disebut murid2. (Kisah 9: 10,36; 16: 1)

40. Ingatlah bahwa Matius 28:19 (NKJV *) mengatakan kepada kita: "Karena itu pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid." "Apakah kita melakukan itu? Gereja telah disebut sebagai rumah sakit untuk orang yang terluka secara rohani. Beberapa orang ingin gereja menjadi semacam universitas bagi mereka yang tidak tahu dan berada dalam kegelapan spiritual. Namun, rumah sakit dan universitas yang digabungkan akan menjadi tempat yang baik bagi para murid di abad ke-21. Apakah kita sarjana2 di asrama?/in residence?. Apakah kita mempelajari Alkitab kita dengan serius secara teratur? Apakah kelas sekolah Sabat kita menuntun kita untuk mengajukan pertanyaan dan memikirkan apa yang benar-benar kita yakini? Apakah gereja menjadi sedikit membosankan? Apa yang dapat kita lakukan untuk, sekali lagi, membuatnya hidup? Kita mungkin merasa sangat nyaman dengan teman2 dalam kelompok kecil kita di gereja kita; tetapi, apakah kita menjangkau orang lain?. ==0==