AMSAL
Kata-kata
Hikmat
Pelajaran #8 untuk 21 Pebruari, 2015
Kitab Suci: Amsal 20-22; 1 Kor. 12:14-26; Yer. 9:23-24;
Matius 25:35-40.
1. Para filsuf telah menghabiskan waktu membahas
pentingnya hubungan faktor keturunan
versus lingkungan. Faktor keturunan menetapkan batas-batas tertentu dalam hidup
kita seperti penampilan kita(appearance), jenis kelamin(sex), warna kulit,
tinggi badan, dan kekurangan/ketidaksempurnaan genetik. Namun, ketika berbicara
lebih banyak tentang perkara-perkata yang tak berwujud seperti hikmat, faktor
keturunan mungkin bukan faktor yang paling penting. Untuk suatu tingkat besar,
kita adalah produk/hasil dari lingkungan
kita. Otak kita dipenuhi dengan segala sesuatu yang kita lihat, dengar, rasa,
bau(cium), dan sentuh sepanjang hidup kita. Meskipun faktor keturunan memainkan
peran yang besar, nilai-nilai yang kita pegang datang kepada kita dari apa yang
ada disekitar kita—rumah kita, pendidikan dan budaya kita.
2. Apa yang kita lihat dan dengar dalam dunia modern kita, sangat besar dipengaruhi oleh
Iblis. Sayangnya, apa yang kita lihat dan dengar tidak selalu yang terbaik;
dunia di sekeliling kita telah jatuh dalam segala hal.
3. Satu-satunya keselamatan kita adalah menghabiskan waktu lebih banyak dengan
Kitab Suci Alkitab dan dengan tulisan-tulisan Ellen White bersama Roh Suci
sebagai penuntun kita.
4. Baca Amsal 20. Berapa banyak faktor yang Anda dapat
kenali dalam fasal ini yang umum untuk semua manusia?. Amsal 20:12 menjelaskan bahwa kita semua diciptakan oleh Allah. Hal ini membuat kita semua
adalah bagian dari satu keluarga besar dan juga membuat setiap orang dari kita
adalah saudara atau saudari satu dengan yang lain dan putra-putri Allah. Kita semua sederajat. Ini bukan
berarti bahwa kita semua persis sama. Dengan jelas tidak!. Dalam beberapa
bagian, Rsl.Paulus telah membahas bagaimana bagian tubuh yang berbeda bekerja
bersama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan cara yang sama, orang-orang
dengan bakat/talenta yang berbeda dan karunia yang berbeda perlu bekerjasama
untuk tujuan2 Kekristenan. (Lihat 1 Korintus 12:14- 31.) Kita masing-masing
memiliki karunia yang berbeda. Dan lem yang memegang/mengikat semua orang
Kristen bersama-sama adalah kasih Agape yang Rasul Paulus katakan karunia yang
paling penting dari semua karunia (1 Korintus 13). Thomas Jefferson: “Kesetaraan
semua manusia justru karena mereka “diciptakan” oleh Allah. Namun, meskipun
kita memiliki Pencipta yang sama, ini tidak berarti kita semua sama. Bahkan
yang kembar indentik tidak berakhir dengan perilaku yang persis sama.
5. Faktor kedua
yang membuat kita semua sama/sederajat adalah bahwa kita semua adalah orang berdosa. Dengan demikian,
kita semua perlu keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus. (Amsal 20:9)
Tak satu pun dari kita memiliki kapasitas untuk
mendapatkan jalan kita ke surga.
Jadi, apakah kita mengerti mengapa Yesus harus
mati dan apakah yang diajarkannya tentang dosa, kejahatan, dan pertentangan
yang besar?. Itu akan membuat perbedaan yang luar biasa!. Jika manusia tidak
bisa, oleh salah satu perbuatan baiknya, jasa keselamatan, kemudian itu harus
sepenuhnya rahmat, yang diterima oleh manusia sebagai orang berdosa karena dia
menerimanya dan percaya didalam Yesus. Hal ini sepenuhnya suatu hadiah cuma-cuma/gratis(a free gift). Pembenaran oleh iman ditempatkan
diluar pertentangan(controversy). —Ellen G. White, MS 36, 1890, pp. 2, 3; Faith
and Works, p. 20.0; 1888, 812.2.
6. Tidakkah hal ini mencegah kita dari perasaan
unggul/superior atau merasa rendah diri terhadap setiap orang lain?. Tentu
saja, kita tidak pernah diberi tugas membandingkan diri kita dengan orang
lain!. Sayangnya, itu adalah suatu kecendrungan manusia secara umum. Namun,
tidak ada satupun dari kita dapat diselamatkan tanpa salib; dan tidak satu pun
dari kita akan hilang jika kita jelas memahami, menghargai, dan hidup sesuai dengan pengajaran2 salib.
7. Baca Amsal 20:6. Bandingkan Pengkh. 12:13-14; Wahyu
14:13; 20:12-13; Yer.9:23-24; dan Mark 9:35. Pada akhirnya, setiap orang dari kita
akan dinilai oleh pekerjaan2 kita. Standar yang sama akan diterapkan kepada
kita sebagaimana akan diterapkan kepada orang-orang yang tenggelam di air bah,
para penduduk yang terbakar di Sodom dan Gomora, dan orang2 dari kota kelahiran
Yesus di Kapernaum. (Matius 11:21-24; Lukas 10:13-14) Hal ini seharusnya
membuat kita rendah hati dan juga mencegah kita dari mengidolakan manusia
lainnya. Satu-satunya hal yang dengan
jujur bisa kita banggakan adalah apa yang telah dilakukan Allah bagi kita.
8. Ada beberapa individu yang mengalami pasang surut
dalam pengalaman kerohanian mereka. Kadang-kadang, mereka mungkin tampaknya
menjadi orang yang paling suci disekitar. Tapi kemudian, mungkin ada periode
yang panjang ketika mereka tampaknya tidak peduli banyak tentang Tuhan atau
agama. Esau adalah seperti itu dengan menghormati hak kesulungannya.
Sebaliknya, orang lain secara konsisten sabar dan penuh kasih serta setiap hari
mencari untuk mengikuti kehendal Allah bagi kehidupan mereka. Mereka lebih
seperti Yakub. Namun, kebenaran adalah bahwa lebih penting dan merupakan sebuah
tantangan yang lebih besar untuk hidup bagi Allah dari pada mati bagi-Nya. Kita boleh melihat kembali kepada pengalaman
para orang yang mati syahid. Dan kita tentu tidak mencoba untuk meremehkan pengalaman
itu. Namun yang Allah harapkan adalah untuk menghidupkan suatu kehidupan yang konsisten seperti Henokh bahkan Elia.
Kita memuji Allah dengan melakukan apa yang benar.
9. Baca Amsal 20:17; 21:5. Ada beberapa orang yang
percaya bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kemajuan dalam kehidupan
adalah tidak jujur atau bahkan mencuri.
Orang-orang demikian akhirnya akan hilang/kalah.
10. Baca Amsal 20:21. Ayat ini tampaknya menunjukkan
bahwa beberapa anak telah mencoba untuk mendapatkan
akses dini untuk warisan dari orang tua mereka. Hal ini tentu tidak
konsisten dengan ajaran perintah ke lima. Dan pada kahirnya, orang-orang
demikian akan hilang/kalah. Bukankah itu
yang telah dilakukan oleh anak yang hilang itu?. (Lukas 15:11-32)
11. Baca Amsal 20:22. Balas dendam(Revenge) adalah kecendrungan manusia yang mengerikan.
Tetapi, adalah begitu sulit bagi kita untuk bersabar cukup lama membiarkan
Allah bekerja memberi jalan keluar. Alkitab penuh dengan contoh dari orang yang
mencoba untuk berjalan/berlari mendahului Tuhan. Bandingkan Amsal 25:21-22, NKJV. Ekspresi ritual Mesir kuno
ini tidak harus dipahami secara harfiah. Jika kita bisa menggantikan cinta untuk membenci, kita
mungkin bahkan menyelamatkan musuh2 kita dan mengalahkan kejahatan dengan
kebaikan. (Roma 12:21) Tentu saja, itu
akan mengharuskan kita akhirnya mati kepada diri.
12. Baca Matius 25:35-40 dan Lukas 10:26-37. Adalah
menarik untuk menganjurkan bahwa kasih
sayang untuk orang miskin mungkin sebuah ukuran yang lebih baik dari
Kekristenan yang sejati daripada kesalehan atau banyak karakteristik keagamaan
lainnya.
13. Baca Amsal
19:17; 21:13. Seberapa sensitifkah kita terhadap kebutuhan orang
miskin?. Berapa banyak kita mencoba untuk membantu mereka?. Allah menyatakan
bahwa apa yang kita lakukan untuk orang miskin sama baiknya seolah-olah kita
telah melakukannya untuk Dia secara pribadi.
14. Tapi, kita juga harus melakukannya demi orang miskin
itu sendiri. Baca Amsal 22:2. Adalah maksud Allah untuk semua makhluk manusia
menjadi sama. Jadi, orang miskin membutuhkan bantuan kita bukan hanya karena
mereka miskin tetapi juga karena mereka adalah saudara2 kita. Lebih daripada
itu semua, itu adalah besar manfaatnya bagi karakter kita untuk menyingkirkan
ke egoisan kita dan dalam kasih Kristen yang sejati menjangkau orang-orang yang
tidak beruntung. Apakah cara yang lebih baik untuk mempelajari mati kepada diri
sendiri dan mencerminkan bagaimana Kristus berperilaku ketika Dia berada di
bumin ini?.
15. Baca Amsal 22:6. Ayat ini dalam berbagai terjemahan
telah dibaca dan diklaim oleh banyak orang tua dari generasi ke generasi. Apa
yang benar2 dikatakan?. Kata dalam ayat ini untuk mendidik atau melatih adalah
kata yang sama yang telah digunakan untuk menahbiskan bait suci dalam 1 Raja
8:63. Jadi, bagaimana kita
mendedikasikan anak2 kita kepada Tuhan untuk sisa hidup mereka?.
Untuk para orang tua berkomitmen untuk mendidik dan
melatih anak2 bagi masa depan dan kehidupan kekal adalah merupakan pekerjaan
besar.—Ellen G. White, Review and Herald, June 24, 1890 par. 1; Child Guidance, p. 38.2.
16. Ingatlah bahwa Paulus sendiri mungkin memiliki Amsal
22:6 dalam pikirannya ketika dia memuji Timotius dengan kata-kata: "Dari
sejak kecil engkau sudah mengenal Kitab
Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan
oleh iman kepada Kristus Yesus". (2 Timothy 3:15, NKJV)
17. Baca Amsal 22:8,15. Pendidikan adalah penting, dan
kadang-kadang, itu memerlukan disiplin. Tapi pendidikan yang paling penting
adalah dari contoh-contoh pribadi kita(teladan hidup kita). Jenis warisan
apakah yang kita tinggalkan?. Orangtua haruslah menjadi model kebenaran, karena
ini adalah pelajaran sehari-hari yang berkesan kepada hati anak-anak. Para
orang tua harus mengatur semua urusan kehidupan, terutama dalam pendikan dan
pelatihan anak-anak mereka...Para orang tua jangan pernah berbohong; jangan
pernah menceritakan ketidakbenaran dalam ajaran atau dalam contoh/teladan. Jika
Anda ingin agar anak anda jujur, Anda sendiri haruslah jujur. —Ellen G. White,
Child Guidance, p. 151.1-3; compare The Health Reformer, January 1, 1880 par.
7; MS 126, 1897. (Contrast the advice in FE 68.3.)
Banyak ayah dan ibu tampaknya berpikir bahwa jika mereka
memberi makan dan pakaian kepada anak2 mereka menurut standar dunia, mereka
telah melakukan kewajiban mereka. Mereka terlalu sibuk dengan bisnis atau
kesenangan untuk membuat pendidikan anak2 mereka. Mereka tidak melatih mereka
untuk menghormat penebus mereka. Salomo tidak berkata," Ceritakanlah
kepada seorang anak jalan yang harus
mereka jalani, dan ketika mereka sudah tua, dia tidak akan menyimpang
dari jalan itu". TETAPI, "Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu". [Amsal 22:6]—Ellen G. White, RH, June 24, 1890 par. 1;Child
Guidance, p. 38.2.
18. Jadi, bagaimana kita memberikan anak-anak kita
pendidikan yang terbaik?.Apakah mereka mengerti/memahami prinsip2 dasar
Kekristenan yang paling penting dan kebenaran tentang pertentangan besar?.
Apakah mereka melihat cinta, kepedulian, perilaku yang menurut orangtua
mereka?.
19. Bagaimana kita dapat membantu menekankan kepada
anak-anak kita pentingnya belajar untuk melakukan apa yang benar karena itu
adalah benar, bukan hanya karena orang lain melakukannya atau karena takut akan
hukuman atau mengharapkan hadiah/reward?.
20. Jika kita ingin memiliki kehidupan Kristen yang
sukses, adalah penting untuk menggunakan hikmat dan pertimbangan/penilaian yang
baik. Tetapi, sama seperti mobil dan rumah memiliki nilai2 yang berbeda
berdasarkan kualitas, keunggulan, keamanan, keandalan, bahkan lokasi, manusia
juga dinilai berdasarkan standar2 yang sama.
21. Pikirkan tentang Paulus dan Silas yang bernyanyi di
penjara Filipi (Kis. 16:19-25) Apa yang
mereka miliki di saat itu yang membuat mereka mampu bernyanyi?. Bukankah
hubungan dengan Allah mereka?.
22. Amsal 20 berfokus pada membuat keputusan yang
bijaksana dalam kehidupan. Minum anggur tidak disarankan karena itu membuat
kapasitas untuk membuat keputusan bisa terganggu. Disiplin yang dipuji dalam
ayat 30 karena cendrung membuat orang berpikir jernih. Diseluruh fasal ini,
kita didorong untuk berpikir jernih, mengetahui kapan harus memulai dan kapan
harus menghentikan aktifitas, dan bahkan mengetahui kapan harus berkata,
"Tidak". Benar, orang2 Kristen yang setia akan memilki kehidupan yang
ditandai dengan transparansi, kesabatan dan ketegasan(firmness).
23. Amsal 21 berbicara tentang menghancurkan
pertimbangan/penilaian. Amsal 21 adalah
sebuah daftar tentang kebiasaan2 intelektual dan emosional, yang apabila
dimanjakan, melumpuhkan penilaian seseorang. Daftar ini agak panjang, tetapi
prinsip yang mendasari jelas : Anda kehilangan penilaian ketika Anda menikmati
kejahatan. Orang-orang yang mencintai kejahatan adalah sombong(ay.4, 24),
tergesa-gesa (ay.5), tidak jujur (ay.6,7,28), bengkok (ay.8), suka
bertengkar/berdebat, berkeinginan jahat(ay.10), mencemooh (ay.11),
jahat(ay.15,18, 27), tanpa belas kasihan (ay.13), korupsi (ay.14),
mengganggu(ay.16), diberikan kepada kesenangan (ay.17), boros (ay.20), terlalu
percaya diri (ay.22), cerewet(ay.23), malas(ay.25), pelit dan serakah(ay.26),
munafik (ay.27), berdarah dingin (ay.29), dan melawan Allah (ay.30,31). Prinsip
yang mendasari adalah bahwa Anda tidak dapat memiliki penilaian yang baik jika
Anda menikmati kejahatan/perbuatan jahat. Inilah sebabnya mengapa seorang
pemimpin harus menjadi seorang pribadi yang berkarakter yang memiliki hati yang
berbelas kasihan (ay.21). Masalahnya, tentu saja, adalah bahwa manusia memiliki
kecendrungan alami terhadap kejahatan.
24. Mengapa orang suka berbuat dosa?. Mengapa perbuatan
jahat tampaknya berkembang di kota-kota besar?.
25. Amsal 22 membahas upah/manfaat/reward hikmat. Pahala
hikmat adalah signifikan dan beragam. Sebagai contoh, hikmat membantu Anda
untuk mengenali bahaya dan menghindarinya (ay.3), menjadi rendah hati (ay.5),
untuk mengetahui bagaimana mendidik anak (ay.6), untuk bermurah hati (ay.9),
untuk memiliki hati yang murni, untuk mengetahui bagaimana dan kapan harus
berbicara (ay.11), dan menikmati perlindungan Tuhan (ay.12). Sebaliknya,
kebodohan hanya membawa kesedihan dibelakangnya. Dengan mengejar kekayaan
duniawi, banyak menemukan kehidupan mereka penuh dengan kekosongan (ay.8),
pertikaian (ay.10), kemalasan (ay.13), dan nafsu (ay.14), dan menemukan bahwa mereka
telah menjadi penindas (ay.16,22,23). Salomo memanggil para pembaca untuk
menjadi bijak/berhikmat dengan jalan mendengarkan/listening (ay.17,18),
mempercayai Allah (ay.19), mencari pengetahuan dan kebenaran (ay.20,21), dan
bekerja keras (ay.29).
26. Mengingat semua ini, baca Filipi 3:4-11. Dengan
standar dunia yang normal, Paulus berada diatas permainannya. Dia memiliki
pendidikan yang sangat baik (excellent education), dia adalah Warga Negara
Roma, dan dalam segala hal dia seharusnya dianggap sebagai pemimpin diantara manusia. Namun, ia menghitung semua itu
sebagai tidak ada apa-apanya tetapi sampah bila dibandingkan dengan pengenalan
akan kasih Yesus Kristus. Apa yang terjadi jika kelompok GMAHK saat ini
bersedia untuk melakukan penyebaran Injil seperti yang dilakukan Paulus pada
zamannya? Apakah itu memungkinkan pada zaman kita ini?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar