KELOMPOK KECIL
1.
Apakah
tujuan dari sistem Kelompok Kecil?.
Ada
terdapat dua tujuan utama:
Satu sasaran utama dari setiap sistem
kelompok kecil ialah penginjilan.
Terlebih lagi fungsi kelompok kecil ialah
untuk memberikan perhatian kepada perorangan bagi setiap anggota melalui
kegiatan pelajaran Alkitab, doa, satu perasaan setia kawan dan persekutuan.
Anggota-anggota kelompok kecil bertumbuh dalam
iman dan kematangan rohani apabila mereka bersekutu dengan orang-orang saleh,
dan melebarkan jangkauannya untuk membawa orang lain juga kepada Kristus.
Harus terdapat fokus yang seimbang pada
penginjilan arah keluar dengan kekuatan rohani batiniah seseorang.
2.
Nasehat
apakah yang dapat Anda berikan kepada seorang pekerja Tuhan yang ingin mendirikan
sebuah kelompok kecil di lingkungan gerejanya sendiri?.
Pekerja Tuhan itu haruslah yakin benar-benar
bahwa para pemimpin yang ia pilih memiliki iman sejati dan kesungguhan hati.
Sebagai gembala hendaklah ia secara pribadi ikut melibatkan diri dalam
PENDIRIAN dan PERAWATAN sistem kelompok kecil. Ia hendaknya mewajibkan para
pemimpin kelompok memberikan laporan mingguan, dan kadang-kadang bahkan
mengunjungi kebaktian kelompok kecil serta secara pribadi meneliti laporan
mingguan.
3.
Apakah
unsur paling vital dalam mendirikan sistem kelompok kecil?.
Merupakan satu unsur strategi penting bagi
pendeta jemaat/senior untuk secara
aktif memajukan kegiatan sistem kelompok kecil dalam lingkungan
sidang jemaatnya. Mereka yang melimpahkan tanggungjawabnya kepada seorang
pembantu atau rekan lainnya akan mengalami kegagalan.
4.
Unsur
apakah yang penting untuk keberhasilan sistem kelompok Kecil?
Prioritas terbesar haruslah dicurahkan kepada
kegiatan mempelajari Firman Tuhan dengan rajin dan tekun, yakni ALKITAB. Dalam
setiap kebaktian kelompok kecil yang dilangsungkan secara mingguan, pemimpin awam
menyelenggarakan pelajaran Alkitab yang didasarkan pada ayat Alkitab. Juga
dipandang mutlak perlu bahwa dalam kelompok sel itu terbina satu sikap unggul
tentang perlunya menyelenggarakan pertemuan KEBAKTIAN. Memecahkan masalah yang
dihadapi anggota haruslah dilaksanakan dengan menjadikan masalah-masalah itu
sebagai tema permohonan doa dan
perawatan anggota.
5.
Ada
orang mengatakan bahwa sistem kelompok kecil tidak akan mempan diterapkan di
negeri lain kecuali di Korea?. Bagaimana reaksi mengenai pendapat semacam ini?.
Konsep sistem kelompok kecil itu merupakan
PRINSIP TUHAN, yang dengan jelas dikemukakan dalam Alkitab. Sidang Jemaat di
Yerusalem bertumbuh sampai 3000 anggota. Ia kemudian meningkat sampai 5000
orang. Bahkan ada yang memperkirakan memuncak jumlahnya mencapai 100 000 orang
pria, wanita dan anak-anak. Unit
kelompok kecil bukanlah gagasan yang lahir dari buah pikiran manusia,
melainkan dari Roh Kudus. Orang-orang
yang mengatakan bahwa sistem kelompok kecil tidak mempan dilingkungan budaya
mereka hanyalah mencari-cari alasan untuk MEMBEBASKAN DIRI MEREKA DARI TANGGUNG
JAWAB.
6.
Bagaimanakah
dengan negara-negara lain di mana Injil masih sedikit beroleh tanggapan orang?.
Marilah kita tinjau Jepang misalnya. Seorang pendeta di Jepang sudah merasa cukup
puas dengan sebuah gereja beranggotakan 50 jiwa.
Namun ada seorang wanita dari Korea pernah
dikirim untuk merintis pekerjaan Tuhan di daerah yang sukar dapat diterobos
seperti kawasan GINZA, TOKYO. Ia hanya
menyewa sebuah rumah tinggal yang kecil, kemudian mengundang para tetangganya
untuk menyelenggarakan kebaktian di dalam rumahnya, dan mengorganisir suatu
pertemuan kelompok kecil. Dalam waktu satu
tahun ia sudah berhasil meraih 180 orang anggota.
Contoh berikut lagi ialah: Seorang wanita, utusan sebuah gereja di kirim
ke Taipeh, Taiwan. Dalam waktu tiga bulan dia telah memenangkan 50 anggota
orang Cina yang menghadiri kebaktian kelompok kecil.
Segi yang aneh tetapi menakjubkan dalam
kedua contoh peristiwa diatas ialah bahwa kaum wanita justru dipandang lebih
rendah martabatnya di dunia Timur. Akan tetapi dengan kasih Kristus, kuasa Roh
Kudus, dan penggunaan tenaga kepemimpinan awam di kalangan kelompok-kelompok kecil,
maka para wanita ini berhasil membuktikan bahwa pandangan kuno dapat
dipatahkan.
DR.Paul Yonggi Cho, Pertanyaan Anda Terjawab, hlm.38-44.
Pdt.H.M. Siagian, M.A.Pth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar