Minggu, 14 Februari 2016

Eksistensi Hari Sabat/Apakah Sabat Alkitab itu sudah hilang?.



• Ada tiga kenyataan atau bukti-bukti yang sudah diteliti dengan saksama dan diakui kebenarannya yang bisa menunjang kepastian ini (Hari manakah hari Sabat itu?).
Ketiganya adalah: Alkitab, Sejarah Kalender, dan Ilmu Perbintangan (* Frank Breaden, Penuntun Alat Peraga Baru, hal.143).
1. Mari kita kembali kepada MINGGU PENCIPTAAN. Kejadian2:2,3 “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu”.
2. SEBELUM MANUSIA MENGENAL DOSA, Allah menetapkan hari tersebut sebagai suatu peringatan atas penciptaan. HARI LAHIR DUNIA! Hari yang Allah katakan supaya di ingat…Kel.20:8-10. LIHATLAH SEBUAH KALENDER. Hari ketujuh dalam minggu adalah Sabtu. Mungkin anda bertanya, “BGM KITA MENGETAHUI DENGAN PASTI MANAKAH HARI YANG KE TUJUH ITU?. TIDAKKAH KALENDER ITU PERNAH DIUBAH?. Tidakkah perputaran minggu pernah berubah?”.
   Ya,…, Kalender pernah di ubah, tetapi PERPUTARAN MINGGU TIDAK PERNAH BERUBAH. Kalender Julian, yang diterima pada tahun 46 SM, telah digunakan dari zaman kehidupan Kristus sampai tahun 1582 SM. (46 – 1582). Pada waktu itulah Paus Gregory XIII memperkenalkan kalender Gregorian yang digunakan oleh sebagian besar Negara di dunia sekarang.
 Dalam rangka penyesuaian kalender itu dengan musim-musim, MAKA HARI JUMAT. 05 DESEMBER 1582 DIUBAH MENJADI HARI JUMAT TGL.15 Desember 1582, TETAPI INI SAMA SEKALI TIDAK MEMPENGARUHI PERPUTARAN MINGGU.
 Tentu saja, sekiranya perputaran minggu telah diobah antara zaman Adam dan zaman Musa, maka sudah pasti Allah telah memperbaikinya ketika IA MENULIS 10 HUKUM YANG MENUNJUKKAN SABAT HARI KETUJUH. PASTI ALLAH TIDAK AKAN MENYURUH MANUSIA BERBAKTI PADA HARI KETUJUH DALAM MINGGU JIKA MANUSIA TIDAK MENGETAHUI DENGAN PASI HARI MANA ITU. Namun, jelas bahwa anak-anak Israel memelihara Sabat hari ketujuh itu SEBELUM ALLAH MENGUCAPKAN 10 HUKUM ITU DI SINAI. Allah memberikan perintah mengenai cara mengumpul manna : Kel.16:26, 30.
   Sekiranya perputaran minggu telah diubah antara Musa sampai zaman Kristus, maka pastilah Yesus telah mengadakan perbaikan dengan memperbaiki catatannya. Tetapi kita membaca hal ini tentang Yesus : Lukas 4:16 “Menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat.”.
   PARA AHLI PERBINTANGAN DAN AHLI SEJARAH mengukuhkan bahwa waktu tidak ada yang hilang dan tidak ada perubahan yang diadakan dalam perputaran minggu sebelum zaman Kristus. JAMES ROBERTSON, Direktur Observatorium A.L. Amerika Serikat, menulis : “Kami telah menggunakan kesempatan menyelidiki hasil-hasil pekerjaan para ahli dalam kronologi dan kami belum pernah….merasa ragu-ragu sedikitpun terhadap perputaran minggu yang terus menerus berlangsung lama sebelum zaman Kristus…Belum pernah ada PERUBAHAN DALAM KALENDER KITA PADA ABAD-ABAD YANG SILAM DENGAN CARA APAPUN TELAH MEMPENGARUHI PERPUTARAN MINGGU”.
   Orang2 Yahudi ORTODOX telah berbakti pada hari yang ketujuh sejak zaman Keluaran, lebih dari pada 3500 tahun lalu. Bahkan sekiranya ALKITAB itu saja satu-satunya sumber informasi kita, kita masih sanggup menentukan MANAKAH HARI YANG KETUJUH, ATAU HARI SABAT ITU. Apabila kita membuka cerita tentang penyaliban (bertahun-tahun sesudah penyaliban) , buku Lukas meringkaskannya.
   Setelah Kristus mati di kayu salib pada hari Jumat, Alkitab memberikan komentar dalam Lukas 23:54-56; 24:1: “Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat. Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka”.
   MALAHAN, PARA RASUL terus berbakti dan berkhotbah pada hari sabat hari ketujuh selama bertahun-tahun setelah penyaliban. (Kisah 13:14, 42,44; 18:4.) Dari kenyataan-kenyataan Alkitab ini dengan mudah orang dapat melihat bahwa TIDAK ADA BUKTI KRISTUS ATAU PARA MURID-NYA mengubah hari perbaktian. Tidak ada catatan dalam Alkitab yang memerintahkan suatu perubahan seperti itu.
                    Marjorie & Don Gray, Menyingkap Tabir, hal.199-202.
   *Tidak mungkin hari ketujuh itu bisa hilang jejak dalam kurun waktu 2000 tahun, yaitu sejak zaman Kristus hingga sekarang ini, karena beberapa alasan sbb:
1. Pemeliharaan hari Raya Paskah – diseluruh dunia dewasa ini (Yang memperingati hari penyaliban Kristus pada hari Jumat Agung; Perhentian-Nya dalam kubur pada hari Sabtu Paskah, dan Kebangkitan-Nya pada hari Minggu Paskah. Ini membuktikan bahwa hari ketujuh yang benar tidak pernah hilang jejak selama zaman Kristiani.
2. Tiga kalender telah dipakai secara berdampingan hampir sepanjang zaman Kekristenan (Kalender Yahudi, Kalender Kristiani dan Kalender Islam). Walau ada perbedaan dalam berbagai hal—namun ketiganya SESUAI MENGENAI URUTAN HARI-HARI DALAM MINGGU ITU. Hari Sabtu dalam ketiga kalender tsb.sama dengan Hari Ketujuh.
3. Tidak pernah ada perubahan kalender yang mempengaruhi urutan hari-hari dalam seminggu. Contoh: Perubahan Kalender Gaya Yulian ke Kalender Gaya Gregorian.—yang digunakan di beberapa Negara Eropa tahun 1582 dan di England tahun 1752 –memerlukan penyesuaian yang agak lama dengan cara mengurangi beberapa tanggal dalam satu bulan. TETAPI PENYESUAIAN ITU HANYA MEMPENGARUHI TANGGAL, BUKAN HARI-HARI DARI MINGGU ITU. Ada satu bulan yang diperpendek tetapi TIDAK MENGGANGGU URUTAN/NAMA-NAMA HARI DARI MINGGU ITU.
4. ILMU PERBINTANGAN : Jika seorang ahli perbintangan dikurung selama 6 bulan dalam sebuah gua dibawah tanah tanpa jam atau kalender sehingga ia hilang jejak perhitungan hari, hanya dalam beberapa jam di dalam sebuah teropong bintang akan menyanggupkan dia untuk mengetahui dengan tepat hari apa yang sebenarnya waktu ia keluar dari gua itu.---dengan memeriksa posisi dan gerakan bintang-bintang di langit.
   * Kalau ia seorang Yahudi, Islam atau Kristen tinggal dipengasingan tanpa kalender, mungkin saja kehilangan jejak satu hari, lalu ia bingung hari apa gerangan hari ini. Tetapi setelah ia menghubungi temannya/keluarganya, mereka akan memberitahukan padanya. Perorangan, masyarakat, dan bangsa-bangsa selalu memelihara penanggalan dengan alat-alat otomatik sehingga tidak memungkinkan untuk kehilangan hari ketujuh atau hari lain dari minggu itu dalam seluruh dunia pada waktu yang bersamaan. RINCIAN PERIHAL PERUBAHAN KALENDER DARI SISTEM: JULIAN KE GREGORIAN: (Diperkenalkan di Eropa tahun 1582 dan di Inggeris tahun 1752). Kaisar Julius – Muncul dengan rencana pembaruan kalender, pada abad I sebelum Kristus (46 SM).
   *Menetapkan satu tahun : 365 ¼ hari—dengan mengumpulkan “Kelebihan” waktu itu sehingga satu tahun menjadi 366 hari SETIAP TAHUN KE 4.(Karena jangka waktu sesungguhnya BUMI mengelilingi matahari itu hanya memerlukan kurang dari 365 ¼ hari.)
    Walau Kalender Julian  itu lebih lama 11 menit 10 detik—namun hanya dibatasi sampai masa 12 bulan, dan menentukan nama bulan ke tujuh (JULI) dengan namanya sendiri.
   KALENDER JULIAN juga tetap memakai 7 hari sepekan kitab Kejadian. Hanya masalahnya ialah bahwa system ini: MENAMBAHKAN SATU HARI PENUH SETIAP 4 TAHUN, yang membuat setahun itu menjadi: 365 hari, 5 jam, 49 menit, sehingga membuat KELEBIHAN WAKTU KALENDER, TETAPI BUKAN WAKTU SEBENARNYA. Pada abad ke 16 Era Kekristenan, kelebihan waktu yang bertambah kepada kalender Julian hingga waktu itu adalah 10 hari lebih maju daripada waktu sesungguhnya, sehingga Paus Gregory XIII setuju untuk mengambil inisiatif MEMPERBAIKI GEP KELEBIHAN WAKTU ITU.
    Pada tahun 1582, agar ketidaktepatan kalender seperti sebelumnya jangan terulang kembali, maka seorang pakar astronomi Italia membuat satu formula baru, yang akhirnya disetujui oleh PAUS GREGORY pada tahun itu juga.
    Usulnya ialah : Bahwa SETIAP 100 tahun, atau tahun ke 100 (1800,1900,2100 dsb) tidak boleh dihitung sebagai tahun kabisat, kecuali setiap tahun ke 400, dimulai dari tahun 2000. Formula ini berfungsi untuk menjaga agar pada hampir setiap masa, cocok dengan penanggalan kalender. Jadi perbedaan menit yang ada pada penanggalan sipil dan yang sebenarnya pada skema Gregorian tidak akan mencapai menjadi satu hari saja dalam jangka waktu 5000 tahun.
   Untuk mengembalikan kelebihan 10 hari kalender tahun sipil sesuai dengan jadwal yang sebenarnya, 10 hari itupun dihilangkan (dianggap tidak ada).
   Jadi Kalender Julian bukan diganti tapi disesuaikan, sehingga tanggal 5 Oktober dengan “SISTEM LAMA” disesuaikan menjadi tanggal 15 Oktober. Nama dan jumlah bulan tahun Julian tetap digunakan, sebagaimana juga susunan biasa akan hari dalam satu pekan. Walau tanggal 5 Oktober pada “Sistem Lama” itu telah menjadi 15 Oktober, namun itu MASIH PERSIS HARI YANG SAMA, YAITU HARI JUMAT PADA TAHUN 1582. Jadi tanggalnya yang diubah BUKAN HARINYA. Seiklus mingguan bersejarah itu –rotasi pergantian ketujuh hari dalam sepekan itu ---TIDAK MENGALAMI PERUBAHAN APA PUN OLEH PENYESUAIAN YANG DIADAKAN OLEH PAUS GREGORY. Frank Breaden, Penuntun Alat Peraga Baru, hal.144-146.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar