Selasa, 19 Desember 2017

Apakah Orang Muda Advent Boleh Berciuman Waktu Pacaran?


   Sebenarnya bagaimanakah standar Firman mengenai batasan2 sentuhan dalam berpacaran?
   Mari kita renungkan ayat dalam firman Tuhan ini:
1 Tes 4:3-9
4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
4:6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.
4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
4:8 Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
4:9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.

Dikatakan disini bahwa kehendak Allah ialah pengudusanmu dan menjauhi percabulan. Istilah kudus itu luas, tidak hanya berbicara mengenai hawa nafsu, namun juga termasuk menjaga hati untuk selalu hidup dalam buah-roh, kasih, sukacita, damai sejahtera, dll. dan bukan rasa amarah, egois, sombong. Namun pada firman ini, Paulus menekankan pada konteks percabulan. Jauhilah percabulan. Hiduplah dalam pengudusan dan penghormatan dan bukan hawa nafsu.

Ayat 5 dikatakan, hubungan dalam keinginan hawa nafsu, dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dengan demikian, hubungan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengenal Allah, yaitu kita, berbeda. BUKAN hubungan dalam keinginan hawa nafsu.

Lalu apakah yang dimaksud kudus dan jauh dari percabulan dalam konteks pacaran? Kita setuju bahwa hubungan seks sebelum menikah adalah sesuatu yang tidak kudus.  Tapi masih ada area abu2 dalam berpacaran yang cukup diperdebatkan oleh beberapa kelompok.
"Ciuman itu kudus ga?"
"Pelukan apakah kudus?"
"Pegangan tangan itu, apakah kudus?

Ayat 6, bagi kamu yang memperdaya, Tuhan akan membalas. Memperdaya? apa maksudnya ini?.  Begini, kalau Anda berani mengatakan bahwa dengan ciuman dan berpelukan itu berarti Anda kudus TANPA MOTIVASI untuk menikmati GELORA HAWA NAFSU-mu, maka kita acungi jempol buat Anda. Jika kamu tidak berani mengatakan hal tersebut tapi kamu melakukannya, kamu sedang MEMPERDAYA pasanganmu.
   Mari kita lihat standar Tuhan Yesus terkait dengan hal ciuman, pelukan dan pegangan:
Matius 5:27-28
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Nah,..tentu standar yang diberikan oleh Yesus sudah menjawab kegalauan dan perdebatan yang ada. Bahkan ketika hawa nafsu tersebut masih di dalam pikiran dan belum diaplikasikan menjadi sebuah perbuatan, itu sudah berzinah, alias DOSA.    Atau kita boleh menyebutnya DOSA PIKIRAN.
   1 Tes 4:3 mengatakan bahwa kehendak Allah adalah hubungan yang KUDUS. Bukan hubungan dalam zinah. Yesus juga mengatakan bahwa pikiran dan hati yang tidak kudus adalah sebuah zinah. Karena itu ini adalah tantangan yang sangat besar untuk kita dapat menjalaninya.

Ketika kita berciuman, apakah pikiran kita tetap dalam kekudusan? Mungkinkah kamu berciuman sambil mengangkat tangan dan melakukan penyembahan?

Tidak. Tentu Anda sedang jatuh dalam dosa pikiran.

Ketika kita berpelukan dengan lawan jenis, apakah pikiran kita tetap dalam kekudusan?
Tentu kecencerungan jawabannya, mungkin tidak. Maka dengan demikian, saya pasti langsung jatuh dalam dosa pikiran jika saya memeluk pasangan saya sebelum menikah.

Ketika kita berpegangan tangan, apakah pikiran kita tetap dalam kekudusan?
Secara jujur,  ada kemungkinan tidak. Misalnya, jika saya pegang tangan pasangan saya, pasti ada aliran listrik mengalir dan membuat saya semriwingserr.. serr.. gitu. Apalagi kalau hawa sedang dingin dan tangannya hangat, jadi pengen remas2 gitu. Terus pelan2 mulai nempel lengannya , rangkul supaya tambah semriwing, jantung tambah dag dig dug. Kemudian Jatuhlah kita dalam dosa pikiran.

Kalau begitu, bagaimana cara kita memperlakukan pacar kita? sejauh apa toleransi yang boleh dilakukan, yang "lebih" dari teman biasa?
1 Tes 4:9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.
   Jawabannya ialah kasih persaudaraan. Perlakuannya sama terhadap kamu dengan saudara seiman lawan jenis lainnya. Perbedaannya ialah, kamu sedang mempersiapkan pernikahan dengan pacarmu, menyamakan visi, membangun komunikasi, kesepakatan dan keterbukaan. Bukan berbeda karena ada "bersentuhan" nya.

"Pegangan tangan pas nyebrang boleh dong? Pas doa boleh dong?"
Kembali lagi ke atas, itu semua tergantung pada diri masing-masing. Bukan masalah boleh atau tidak boleh. Saya pribadi, saya dan istri dulu sepakat untuk sama sekali tidak melakukan sentuhan dalam bentuk apapun. Saya memperlakukan calon istri sebagai saudara seiman dalam Tuhan, kasih persaudaraan
Jika saya menyebrang jalan bersama teman lawan jenis lainnya dalam kasih persaudaraan, apakah saya memegang tangan teman saya itu? Jika tidak, kenapa saya harus memegang tangan pacar saya? Memangnya dia nenek2 yang jalan tertatih2 dan harus dipegangin? Waktu doa, apakah saya wajib memegang tangannya, apakah tanpa memegangnya kuasa doanya jadi berkurang? Saya tidak mau mencobai diri saya sendiri. Daripada doa yang seharusnya saya fokus pada Tuhan, malah jadi mikir kemana2. Bagi kami, berpegangan hanya dilakukan untuk urusan hidup dan mati. Misalnya, menyelamatkan kekasih  dari jatuh ke jurang.

Bagaimana cara kita menghindari dosa pikiran?
2 Tim 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Jauhi nafsu orang muda. Kami, saya dan istri, dulu menjaga nafsu kami dengan berbagai macam batasan. Semua dosa hubungan seks pranikah, selalu dimulai secara bertahap. Sangat mustahil terjadi, ketika kamu bangun tidur, tiba2 kamu memutuskan hari ini akan melakukan seks pranikah dengan pacarmu, padahal sebelumnya tidak pernah terjadi apa2. Semua berjalan bertahap seperti anak tangga. Setelah kamu berpegangan tangan, kamu ingin merangkulnya. Ketika kamu merangkulnya, kamu ingin memeluknya, dan ketika kamu memeluknya kamu ingin menciumnya, dan ketika kamu menciumnya kamu ingin melakukan sesuatu yang lebih lagi. Saya tidak berbicara mengenai kamu pasti jatuh, namun godaan untuk jatuh akan semakin besar. Karena itu, cara kami untuk membatasinya ialah, kami tidak berpegangan tangan bahkan tidak bersentuhan sama sekali. Dengan demikian, semakin berkurang hasrat untuk merangkulnya, memeluknya, apalagi menciumnya. Boro2 merencanakan hubungan seks, menyentuh aja belum pernah.
Pertanyaan: "Malu ah, apa kata orang nanti? Pacaran kok alim banget. Munafik"
Eh, apa peduli kata orang? Emang yang jalanin pernikahan kalian nanti siapa? kamu dan istri kan? Saya percaya hadirat Tuhan dalam pernikahan kamu lebih penting dari apa kata orang. Justru jika kamu menjalani masa pacaran kamu sama dengan orang dunia, itu hal yang biasa. Tidak ada yang berniat meneladaninya. Tapi, kalau kamu dan pasanganmu bisa membuktikan bahwa hubungan pranikah dalam kekudusan itu mungkin, orang akan angkat jempol dan kamu akan menjadi teladan untuk generasi muda. Tuhan yang akan dipermuliakan karena kamu tidak mungkin bisa melakukannya tanpa kasih karunia dari Tuhan Yesus. Percaya bahwa ada buah yang akan dituai dalam kehidupan pernikahan kamu nanti dari benih kekudusan yang kamu tabur sejak masa pranikah. Kita tidak perlu berjuang untuk ditinggikan oleh manusia dan takut direndahkan oleh manusia. Justru kita harusnya berjuang untuk memuliakan nama Tuhan dari pernikahan kita.
Kutipan: "Ciuman pada pipimu, yang diberikan pada waktu dan tempat yang tidak layak, harus engkau tolak bujukan Setan yang memuakkan itu. Kalau ciuman datangnya dari oknum yang berkedudukan tinggi, yang mengerjakan tugas suci, dosa itu menjadi 10 kali lebih besar dan harus menyebabkan seorang wanita atau gadis yang takut kepada Allah menolak dengan perasaan keras, bukan hanya karena dosa yang ia suka engkau lakukan, tetapi juga karena roh munafik dan kehahatan seorang yang dihormati dan dimuliakan sebagai hamba Allah".
   E.G. White, Adventis Home hlm.336.

Sebagai kesimpulan:
  Anda  cuma perlu menahan nafsumu, cuma perlu menjalani batasan2 ini hingga saat kamu menikah nanti.  Setelah itu terserah...., kamu mau pegangan atau rangkulan sama istrimu silakan. Justru itu harus!  Anda cuma perlu menahannya paling untuk 2 tahun , makanya jangan pacaran lama2. Banyak pasangan Kristiani yang bisa melakukannya dan kami adalah salah satu bukti nyatanya bahwa pranikah dalam kekudusan itu BISA dalam KASIH KARUNIA KRISTUS.

Salam dan doa dari kami :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar