Selasa, 18 September 2018

Wahyu Kepada Yohanes (Bag.4-6)


Related image











Otoritas Kitab Wahyu
                                           
“Inilah Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi… Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah….”(Wahyu 1:1,2).

   Sebagaimana kita sudah nyatakan pada pelajaran yang lalu bahwa  penulis kitab Wahyu adalah Yohanes, namun perlu kita ketahui bahwa isi kitab ini adalah dari Yesus, bukan dari manusia.  Kitab wahyu bukanlah ide Yohanes sendiri.  Ia menerima semua itu dalam bentuk penglihatan dari Yesus Kristus.
   Kata “ditunjukkan/menunjukkan” memberikan suatu indikasi pandangan panorama. Dalam buku Wahyu, Allah memperlihatkan peristiwa-peristiwa dunia, pergolakan bangsa-bangsa, agama dan organisasi lainnya dalam lukisan kata-kata atau film kartun.  Buku Wahyu adalah buku yang berisi lukisan kata-kata atau mimbar yang berisi lukisan kata-kata.

   Oleh karena itu, otoritasnya seperti nabi-nabi Perjanjian Lama dan juga rasul-rasul Perjanjian Baru.  Sehubungan dengan ini kita boleh buka dua ayat yang berikut:
1.Wahyu 1:3 “Kata-kata nubuat ini” harus dituruti.
2.Wahyu 22:18,19- Otoritasnya tidak perlu dipertanyakan, sehingga “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.  Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.”
    (Sehingga tidak ada satu kata pun yang boleh ditambahkan atau dikurangi).

   “Ia telah menyatakannya kepada Yohannes”.
   Catatan: “Menyatakan” berarti berkomunikasi melalui tanda-tanda, isyarat, dan lambang-lambang.  Jadi nubuatan Wahyu adalah simbolis (lambang)”.
                   Seminar Wahyu, hlm.6. 

“Allah yang besar telah turun dan memakai Yohanes untuk berbicara pada kita, bagaikan orang tua berbicara pada anak berumur 2 tahun, menyamakan diri dengan tingkatan mereka dan memakai bahasa mereka(manusia).”
                   Jon Paulien, Kabar baik dari Patmos hlm.12.

   Kita berterimakasih saat ini kepada Tuhan karena Dia mengulurkan tangan kepada kita melalui Kitab Wahyu.  Mari kita mengikuti-Nya dengan sepenuh hati.


DAFTAR PUSTAKA:

1.   Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.
2.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.

WAHYU KEPADA YOHANES—(5)

Kedatangan Yesus selalu segera.
                                           
“Inilah Wahyu Yesus Kristus,… supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi….”(Wahyu 1:1).

   “Ayat ini menyatakan bahwa, peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam kitab Wahyu akan “segera” terjadi.  Dari mana pewahyu mengatakan demikian?.  Apakah seseorang yang berpikiran waras berkata, masa 1900 tahun adalah segera.  Apakah maksudnya sebenarnya?  Sebagian penafsir menyarankan, kita harus memahami kata “segera” disini dari sudut pandang Allah, bukan dari sudut pandang kita.  Sebab, satu hari bagi Allah sama seperti 1000 tahun (2 Ptr. 3:8)!.  Dalam pengertian itu, kedatangan Yesus selalu segera.”  Jon Paulien, Kabar Baik Dari Patmos hlm.13.    
  
    “Thus the statements of the angel of Revelation to John concerning the imminence of Christ’s return to end the reign of sin are to be understood as an expression of divine will and purpose”. SDA Bible Commentary, Jilid 7 hlm.729.
      Ada macam-macam penafsiran tentang kata ‘segera’ ini.
Golongan Preterist sangat menekankan kata ‘segera’ ini, dan mereka mengartikan bahwa seluruh Kitab Wahyu harus digenapi pada saat yang dekat dengan penulisan Kitab Wahyu.
Tetapi Herman Hoeksema menolak penafsiran ini dengan berkata:
“This expression cannot be used to sustain the view that practically the entire contents of the Book of Revelation must be considered as being fulfilled with the destruction of the Roman Empire” (= Ungkapan ini tidak dapat dipakai untuk mendukung pandangan yang mengatakan bahwa secara praktis seluruh isi Kitab Wahyu harus dianggap digenapi dengan kehancuran kekaisaran Romawi).
Perlu diingat bahwa dalam Kitab Suci ‘segera’ tidak selalu bisa diartikan ‘segera’ dari sudut pandang kita. Misalnya:
*        Banyak ayat yang menunjukkan bahwa Yesus akan segera datang, seperti 1Pet 4:7  Wah 3:11  Wah 22:7,12. Tiga ayat yang terakhir ini menggunakan kata Yunani yang sama dengan yang diterjemahkan ‘segera’ dalam Wah 1:1 ini. Tetapi, hampir 20 abad telah berlalu dan Tuhan Yesus belum datang keduakalinya.
*        Kata ‘segera’ / ‘shortly’ (ay 1) juga digunakan dalam Ro 16:20 - “Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu”, tetapi apa yang dikatakan dalam Ro 16:20 itu tidak terjadi dengan segera, bahkan belum terjadi sampai saat ini.
·        Ada yang menafsirkan bahwa ‘shortly’ artinya adalah quickly (= dengan cepat) atau suddenly (= dengan tiba-tiba).
Terjemahan ini memang memungkinkan karena di sini digunakan kata bahasa Yunani TACHEOS, yang dalam suatu kamus Yunani - Inggris diterjemahkan ‘quickly’ (= dengan cepat), ‘at once’ (= segera / seketika itu juga), ‘soon’ (= segera).
Ada penafsir yang memilih terjemahan ‘quickly’ (= dengan cepat), dan lalu mengatakan bahwa pada saat yang tepat (ini bisa terjadi ribuan tahun setelah saat penulisan Kitab Wahyu, jadi ini tidak segera terjadi), penggenapan dimulai, dan pada saat itu maka peristiwa-peristiwa yang merupakan penggenapan Kitab Wahyu itu akan terjadi berturut-turut secara cepat. Jadi maksudnya penggenapan itu bukannya terjadi satu, lalu menunggu ratusan tahun lagi baru terjadi penggenapan yang kedua dst, tetapi peristiwa-peristiwa penggenapan itu terjadi susul menyusul secara cepat.
Keberatan terhadap penafsiran ini: Sekalipun penafsiran ini bisa membereskan kata ‘shortly’ / ‘segera’ dalam ay 1, tetapi tidak bisa membereskan kata-kata ‘waktunya sudah dekat’ dalam ay 3.
·        Robert H. Mounce (NICNT): “The most satisfying solution is to take the word in a straightforward sense, remembering that in the prophetic outlook the end is always imminent” (= Penyelesaian yang paling memuaskan adalah mengambil kata itu apa adanya, mengingat bahwa dalam pandangan nubuatan, akhir itu selalu dekat) - hal 65.
·        ‘apa yang harus segera terjadi’ (ay 1) dan ‘waktunya sudah dekat’ (ay 3) bisa diartikan bahwa penggenapan Kitab Wahyu ini akan mulai terjadi dalam waktu dekat. Jadi, penggenapan-penggenapan yang awal akan segera terjadi (dekat dengan saat penulisan Kitab Wahyu), tetapi penggenapan selanjutnya bisa terjadi lama setelah itu.
·        Penafsir lain menghubungkan dengan 2Pet 3:8 yang berbunyi: “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari”.
A. T. Robertson: “It is a relative term to be judged in the light of 2Pet. 3:8 according to God’s clock, not ours” (= Ini adalah istilah yang relatif dinilai dalam terang 2Pet 3:8 menurut jam / waktu Allah, bukan jam / waktu kita) - hal 283.
Keberatan terhadap penafsiran ini: apakah penerima surat Wahyu juga melihatnya dari sudut pandang Tuhan sesuai 2Pet 3:8?
Jawaban terhadap keberatan ini: dalam bagian lain dalam Kitab Suci juga sering dikatakan bahwa Yesus akan segera datang kembali, dan semua harus ditafsirkan menggunakan 2Pet 3:8 (baca 2Pet 3:3-8!!). Kalau penerima Wahyu tidak melihatnya seperti itu, itu kesalahan mereka sendiri.
    “Bagi Allah, masa 1000 tahun itu hanya satu butiran kecil dalam waktu tak terbatas.  Ketika malaikat datang kepada Petrus di penjara (Kisah 12:7) dan berkata, “Bangunlah segera!”.  Malaikat itu jelas tidak menyarankan Petrus harus mendengkur 1900 tahun lagi.  Bagaimanakah kita memahami hal ini?.

   Alkitab senantiasa mengatakan bahwa, waktu dari awal hingga akhir zaman itu singkat.  Kita tahu bahwa setiap saat bisa menjadi saat terakhir bagi kita, namun kita hidup seolah-olah sejarah pribadi kita akan terus berlangsung selama beberapa dekade ke depan.

   Tidak ada yang tahu kapankah seseorang meninggal, oleh karena itu Kitab suci berkata, “Hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya, janganlah engkau keraskan hatimu”.  Bagaimanapun, banyak hal akan segera terjadi.  Yang penting adalah bagaimana kita merespons kenyataan itu.”

                   Jon Paulien, Kabar Baik Dari Patmos, hlm.13

DAFTAR PUSTAKA:

1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.   The Seventh-day Adventist Bible Commentary,Jld.7. U.S.A: Review and Herald Publishing Association. Revised, 1980.
3.   Pdt. Budi Asali, M.Div. Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.



WAHYU KEPADA YOHANES—(6)

Bagaimana Wahyu sampai kepada Yohanes.
                                           
“Inilah Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya,….Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes ”(Wahyu 1:1).

Perkataan “menyatakannya”,  Kata Yunani: semaino, “to indicate/”attest” by a sign,” “to announce”, “to reveal”, “to make known”, “to explain”.
   KJV: “signified” =menandakan, memberitahukan dengan sebuah tanda.
   “Menyatakan” berarti berkomunikasi melalui tanda-tanda, isyarat, dan lambang-lambang.  Jadi nubuatan Wahyu adalah simbolis (lambang).

   Kitab Wahyu diberikan kepada kita melalui  tahapan-tahapan ini:
a.    Allah memberikannya kepada Yesus.
b.   Yesus memberikannya kepada Malaekat-Nya, dan kemudian
c.    Malaekat-Nya memberikannya kepada Yohanes.

‘menyatakannya’.

RSV: ‘made it known’ (= menyatakannya). Memang bisa diterjemahkan seperti ini, seperti dalam Kis 25:27.
KJV / Lit: ‘signified’ (= menandakan / menyatakan dengan tanda / simbol).
Kata Yunani yang digunakan adalah ESEMANEN, yang berasal dari kata Yunani SEMANEIN yang berarti ‘to signify’ (= menandakan / menyatakan dengan tanda / simbol). Sedangkan kata bendanya adalah SEMEIA, yang berarti ‘signs’ (= tanda-tanda). Karena itu jangan heran kalau hampir seluruh Kitab Wahyu ini dipenuhi dengan simbol.

Herman Hoeksema: “... He signified it. This means that He cast it into the form of signs and symbols derived from our earthly life and experience. ... It seems to imply that the form in which Christ imparted this revelation to His servant John differs from the form in which Christ Himself received from God. Christ is heavenly, the Lord of heaven, the resurrected Lord in glory. He is able to receive the revelation of heavenly things directly, in heavenly form. But we are still earthly, in our humiliated body. And we cannot receive the revelation of heavenly things in other than earthly form, signs and symbols” (= ... Ia menyatakannya dengan tanda. Ini berarti bahwa Ia membuatnya ke dalam bentuk dari tanda-tanda dan simbol-simbol yang diambil dari hidup dan pengalaman duniawi kita. ... Kelihatannya ini menunjukkan bahwa bentuk dalam mana Kristus memberikan wahyu ini kepada hambaNya Yohanes berbeda dengan bentuk dalam mana Kristus sendiri menerimanya dari Allah. Kristus bersifat surgawi, Tuhan dari surga, Tuhan yang bangkit dalam kemuliaan. Ia bisa menerima wahyu dari hal-hal surgawi secara langsung, dalam bentuk surgawi. Tetapi kita tetap bersifat duniawi, dalam tubuh kita yang hina. Dan kita tidak dapat menerima wahyu dari hal-hal surgawi dalam bentuk lain selain bentuk duniawi, tanda-tanda dan simbol-simbol) - hal 11.

Saya berpendapat bahwa ini merupakan suatu pukulan yang berat bagi golongan Futurist yang selalu ingin menghurufiahkan Kitab Wahyu ini.
DAFTAR PUSTAKA:

1.   The Seventh-day Adventist Bible Commentary,Jld.7. U.S.A: Review and Herald Publishing Association. Revised, 1980.
2.   Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993
3.   Pdt. Budi Asali, M.Div. Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
4.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar