Otoritas Kitab Wahyu
“Inilah
Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan
Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang
harus segera terjadi… Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman
Allah….”(Wahyu 1:1,2).
Sebagaimana
kita sudah nyatakan pada pelajaran yang lalu bahwa penulis kitab Wahyu adalah Yohanes, namun
perlu kita ketahui bahwa isi kitab ini adalah dari Yesus, bukan dari
manusia. Kitab wahyu bukanlah ide
Yohanes sendiri. Ia menerima semua itu
dalam bentuk penglihatan dari Yesus Kristus.
Kata “ditunjukkan/menunjukkan” memberikan suatu indikasi pandangan
panorama. Dalam buku Wahyu, Allah memperlihatkan peristiwa-peristiwa dunia,
pergolakan bangsa-bangsa, agama dan organisasi lainnya dalam lukisan kata-kata
atau film kartun. Buku Wahyu adalah buku
yang berisi lukisan kata-kata atau mimbar yang berisi lukisan kata-kata.
Oleh karena itu, otoritasnya seperti nabi-nabi Perjanjian Lama dan juga
rasul-rasul Perjanjian Baru. Sehubungan
dengan ini kita boleh buka dua ayat yang berikut:
1.Wahyu 1:3 “Kata-kata nubuat ini”
harus dituruti.
2.Wahyu 22:18,19- Otoritasnya tidak
perlu dipertanyakan, sehingga “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada
perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari
pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.”
(Sehingga tidak ada satu kata pun yang boleh ditambahkan atau
dikurangi).
“Ia telah menyatakannya kepada Yohannes”.
Catatan: “Menyatakan” berarti berkomunikasi melalui tanda-tanda,
isyarat, dan lambang-lambang. Jadi
nubuatan Wahyu adalah simbolis (lambang)”.
Seminar
Wahyu, hlm.6.
“Allah yang besar telah turun dan memakai
Yohanes untuk berbicara pada kita, bagaikan orang tua berbicara pada anak
berumur 2 tahun, menyamakan diri dengan tingkatan mereka dan memakai bahasa
mereka(manusia).”
Jon Paulien,
Kabar baik dari Patmos hlm.12.
Kita berterimakasih saat ini kepada Tuhan karena Dia mengulurkan tangan
kepada kita melalui Kitab Wahyu. Mari
kita mengikuti-Nya dengan sepenuh hati.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Materi Seminar Wahyu, Bandung:
Indonesia Publishing House, 1993.
2.
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
WAHYU KEPADA YOHANES—(5)
Kedatangan Yesus selalu segera.
“Inilah
Wahyu Yesus Kristus,… supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang
harus segera terjadi….”(Wahyu 1:1).
“Ayat ini menyatakan bahwa, peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam
kitab Wahyu akan “segera”
terjadi. Dari mana pewahyu mengatakan
demikian?. Apakah seseorang yang
berpikiran waras berkata, masa 1900 tahun adalah segera. Apakah maksudnya sebenarnya? Sebagian penafsir menyarankan, kita harus
memahami kata “segera” disini dari sudut pandang Allah, bukan dari sudut
pandang kita. Sebab, satu hari bagi
Allah sama seperti 1000 tahun (2 Ptr. 3:8)!.
Dalam pengertian itu, kedatangan Yesus selalu segera.” Jon Paulien, Kabar
Baik Dari Patmos hlm.13.
“Thus the
statements of the angel of Revelation to John concerning the imminence of
Christ’s return to end the reign of sin are to be understood as an expression
of divine will and purpose”. SDA Bible Commentary, Jilid 7 hlm.729.
Ada macam-macam penafsiran tentang kata
‘segera’ ini.
Golongan
Preterist sangat menekankan kata ‘segera’ ini, dan mereka mengartikan bahwa
seluruh Kitab Wahyu harus digenapi pada saat yang dekat dengan penulisan Kitab
Wahyu.
Tetapi
Herman Hoeksema menolak penafsiran ini dengan berkata:
“This expression cannot be used to sustain the view that
practically the entire contents of the Book of Revelation must be considered as
being fulfilled with the destruction of the Roman Empire” (= Ungkapan ini tidak dapat dipakai untuk mendukung pandangan
yang mengatakan bahwa secara praktis seluruh isi Kitab Wahyu harus dianggap
digenapi dengan kehancuran kekaisaran Romawi).
Perlu
diingat bahwa dalam Kitab Suci ‘segera’ tidak selalu bisa diartikan ‘segera’
dari sudut pandang kita. Misalnya:
* Banyak ayat yang menunjukkan bahwa Yesus akan segera
datang, seperti 1Pet 4:7 Wah 3:11 Wah 22:7,12. Tiga ayat yang
terakhir ini menggunakan kata Yunani yang sama dengan yang diterjemahkan
‘segera’ dalam Wah 1:1 ini. Tetapi, hampir 20 abad telah berlalu dan Tuhan
Yesus belum datang keduakalinya.
* Kata ‘segera’ / ‘shortly’ (ay 1) juga digunakan dalam
Ro 16:20 - “Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan
menghancurkan Iblis di bawah kakimu”, tetapi apa yang dikatakan dalam
Ro 16:20 itu tidak terjadi dengan segera, bahkan belum terjadi sampai saat
ini.
· Ada yang menafsirkan bahwa ‘shortly’ artinya adalah quickly
(= dengan cepat) atau suddenly (= dengan tiba-tiba).
Terjemahan
ini memang memungkinkan karena di sini digunakan kata bahasa Yunani TACHEOS,
yang dalam suatu kamus Yunani - Inggris diterjemahkan ‘quickly’ (=
dengan cepat), ‘at once’ (= segera / seketika itu juga), ‘soon’
(= segera).
Ada
penafsir yang memilih terjemahan ‘quickly’ (= dengan cepat), dan lalu
mengatakan bahwa pada saat yang tepat (ini bisa terjadi ribuan tahun setelah
saat penulisan Kitab Wahyu, jadi ini tidak segera terjadi), penggenapan
dimulai, dan pada saat itu maka peristiwa-peristiwa yang merupakan penggenapan
Kitab Wahyu itu akan terjadi berturut-turut secara cepat. Jadi maksudnya
penggenapan itu bukannya terjadi satu, lalu menunggu ratusan tahun lagi baru
terjadi penggenapan yang kedua dst, tetapi peristiwa-peristiwa penggenapan itu
terjadi susul menyusul secara cepat.
Keberatan
terhadap penafsiran ini: Sekalipun penafsiran ini
bisa membereskan kata ‘shortly’ / ‘segera’ dalam ay 1, tetapi tidak
bisa membereskan kata-kata ‘waktunya sudah dekat’ dalam ay 3.
· Robert H. Mounce (NICNT): “The
most satisfying solution is to take the word in a straightforward sense,
remembering that in the prophetic outlook the end is always imminent” (=
Penyelesaian yang paling memuaskan adalah mengambil kata itu apa adanya,
mengingat bahwa dalam pandangan nubuatan, akhir itu selalu dekat) - hal 65.
· ‘apa yang harus segera terjadi’ (ay 1) dan ‘waktunya sudah dekat’
(ay 3) bisa diartikan bahwa penggenapan Kitab Wahyu ini akan mulai
terjadi dalam waktu dekat. Jadi, penggenapan-penggenapan yang awal akan segera
terjadi (dekat dengan saat penulisan Kitab Wahyu), tetapi penggenapan
selanjutnya bisa terjadi lama setelah itu.
· Penafsir lain menghubungkan dengan 2Pet 3:8 yang berbunyi: “Akan
tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan,
yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu
tahun sama seperti satu hari”.
A. T.
Robertson: “It is a relative term to be judged in the light of
2Pet. 3:8 according to God’s clock, not ours” (= Ini adalah istilah
yang relatif dinilai dalam terang 2Pet 3:8 menurut jam / waktu Allah, bukan jam
/ waktu kita) - hal 283.
Keberatan
terhadap penafsiran ini: apakah penerima surat
Wahyu juga melihatnya dari sudut pandang Tuhan sesuai 2Pet 3:8?
Jawaban
terhadap keberatan ini: dalam bagian lain dalam
Kitab Suci juga sering dikatakan bahwa Yesus akan segera datang kembali, dan
semua harus ditafsirkan menggunakan 2Pet 3:8 (baca 2Pet 3:3-8!!). Kalau
penerima Wahyu tidak melihatnya seperti itu, itu kesalahan mereka sendiri.
“Bagi Allah, masa 1000 tahun itu hanya satu butiran kecil dalam waktu
tak terbatas. Ketika malaikat datang
kepada Petrus di penjara (Kisah 12:7) dan berkata, “Bangunlah segera!”. Malaikat itu jelas tidak menyarankan Petrus
harus mendengkur 1900 tahun lagi.
Bagaimanakah kita memahami hal ini?.
Alkitab senantiasa mengatakan bahwa, waktu dari awal hingga akhir zaman
itu singkat. Kita tahu bahwa setiap saat
bisa menjadi saat terakhir bagi kita, namun kita hidup seolah-olah sejarah
pribadi kita akan terus berlangsung selama beberapa dekade ke depan.
Tidak ada yang tahu kapankah seseorang meninggal, oleh karena itu Kitab
suci berkata, “Hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya, janganlah engkau
keraskan hatimu”. Bagaimanapun, banyak
hal akan segera terjadi. Yang penting adalah bagaimana kita merespons
kenyataan itu.”
Jon
Paulien, Kabar Baik Dari Patmos, hlm.13
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.
The Seventh-day Adventist Bible
Commentary,Jld.7. U.S.A: Review and Herald Publishing Association. Revised,
1980.
3.
Pdt. Budi Asali, M.Div. Eksposisi
Wahyu kepada Yohanes.
WAHYU KEPADA YOHANES—(6)
Bagaimana
Wahyu sampai kepada Yohanes.
“Inilah
Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya,….Dan oleh malaikat-Nya
yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya
kepada hamba-Nya Yohanes ”(Wahyu 1:1).
Perkataan “menyatakannya”, Kata Yunani: semaino, “to
indicate/”attest” by a sign,” “to announce”, “to reveal”, “to make known”, “to
explain”.
KJV: “signified” =menandakan, memberitahukan dengan sebuah tanda.
“Menyatakan” berarti berkomunikasi melalui tanda-tanda, isyarat, dan
lambang-lambang. Jadi nubuatan Wahyu
adalah simbolis (lambang).
Kitab Wahyu diberikan kepada kita melalui tahapan-tahapan ini:
a.
Allah memberikannya kepada Yesus.
b.
Yesus memberikannya kepada Malaekat-Nya,
dan kemudian
c.
Malaekat-Nya memberikannya kepada
Yohanes.
‘menyatakannya’.
RSV: ‘made it known’ (= menyatakannya). Memang bisa
diterjemahkan seperti ini, seperti dalam Kis 25:27.
KJV / Lit: ‘signified’ (= menandakan / menyatakan dengan
tanda / simbol).
Kata Yunani yang digunakan adalah ESEMANEN, yang berasal dari kata
Yunani SEMANEIN yang berarti ‘to signify’ (= menandakan / menyatakan
dengan tanda / simbol). Sedangkan kata bendanya adalah SEMEIA, yang berarti ‘signs’
(= tanda-tanda). Karena itu jangan heran kalau hampir seluruh Kitab Wahyu ini
dipenuhi dengan simbol.
Herman Hoeksema: “... He signified
it. This means that He cast it into the form of signs and symbols derived from
our earthly life and experience. ... It seems to imply that the form in which
Christ imparted this revelation to His servant John differs from the form in
which Christ Himself received from God. Christ is heavenly, the Lord of heaven,
the resurrected Lord in glory. He is able to receive the revelation of heavenly
things directly, in heavenly form. But we are still earthly, in our humiliated
body. And we cannot receive the revelation of heavenly things in other than
earthly form, signs and symbols” (= ... Ia menyatakannya dengan tanda. Ini
berarti bahwa Ia membuatnya ke dalam bentuk dari tanda-tanda dan simbol-simbol
yang diambil dari hidup dan pengalaman duniawi kita. ... Kelihatannya ini
menunjukkan bahwa bentuk dalam mana Kristus memberikan wahyu ini kepada
hambaNya Yohanes berbeda dengan bentuk dalam mana Kristus sendiri menerimanya
dari Allah. Kristus bersifat surgawi, Tuhan dari surga, Tuhan yang bangkit
dalam kemuliaan. Ia bisa menerima wahyu dari hal-hal surgawi secara langsung,
dalam bentuk surgawi. Tetapi kita tetap bersifat duniawi, dalam tubuh kita yang
hina. Dan kita tidak dapat menerima wahyu dari hal-hal surgawi dalam bentuk
lain selain bentuk duniawi, tanda-tanda dan simbol-simbol) - hal 11.
Saya berpendapat bahwa ini merupakan suatu pukulan yang berat bagi
golongan Futurist yang selalu ingin menghurufiahkan Kitab Wahyu ini.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
The Seventh-day Adventist Bible
Commentary,Jld.7. U.S.A: Review and Herald Publishing Association. Revised,
1980.
2.
Materi Seminar Wahyu, Bandung:
Indonesia Publishing House, 1993
3.
Pdt. Budi Asali, M.Div. Eksposisi
Wahyu kepada Yohanes.
4.
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar