Kamis, 15 Oktober 2020

HUKUM SEBAGAI GURU.









Ayat hafalan:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.

(Ulangan 6:5).

   Pel.SS 3.Trw.IV/2020.

  Apakah menurut Anda hukum Allah sebagai guru? Apakah Dia lebih terlihat seperti hakim? Apa tujuan hukum Allah? Dan apa yang termasuk dalam hukum Allah? Apakah itu hanya Sepuluh Perintah, seperti yang dipercaya banyak orang? Atau, apakah itu mencakup sebagian besar dari Kitab Suci? Ketika Yesus berbicara tentang hukum dan para nabi, apa yang termasuk dalam hukum?

   Ulangan 6: 5: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. ”(Ulangan 6:5).

   Apakah kebutuhan kita untuk mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati kita, segenap jiwa kita, dan segenap kekuatan kita merupakan bagian dari hukum?

   Bagaimana Anda memahami apa yang Paulus tulis dalam ayat ini?  Galatia 3:21:”Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah?. Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat”.

   Apakah ada konflik dalam berpikir di sini? Jika hukum dan para nabi melibatkan semua kitab Perjanjian Lama, bukankah kita percaya bahwa Firman Tuhan memberi kehidupan? Paulus melanjutkan dengan mengatakan:

Galatia 3:22: “Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya”.

   Jadi, apa tujuan hukum itu? Apakah hanya untuk menuduh kita karena kita semua adalah orang berdosa? Apakah hukum hanya memiliki fungsi negatif? Atau, apakah itu memiliki fungsi positif? Dalam pemikiran Ibrani kuno, Taurat, yang sering diterjemahkan sebagai Hukum, termasuk lima kitab

Musa, semua mulai dari penciptaan dalam Kejadian 1: 1 sampai kematian Musa di akhir Ulangan. Itukah yang Anda pikirkan ketika mendengar kata hukum?

I.            MENGASIHI DAN TAKUT AKAN TUHAN.

   Pikirkan tentang kisah Abraham, Yakub, dan Yusuf. Apakah ini semua bagian dari hukum? Setelah 80 tahun menjalani pendidikan, Musa memulai pekerjaannya sebagai pemimpin bangsa Israel. Itu adalah 40 tahun pengalaman naik-turun yang sibuk, banyak di antaranya seharusnya tidak perlu. Tetapi, di akhir tahun-tahun itu, Musa harus mendaki ke puncak Gunung Nebo dan dikuburkan oleh Tuhan ketika anak-anak Israel memasuki tanah perjanjian. Namun, sebelum melakukan itu, Musa memberi mereka tiga khotbah seperti yang tercatat di kitab Ulangan.

Ulangan 31: 9-13: Penekanannya disini ialah, agar umat-Nya belajar untuk Takut akan Tuhan. Agar mereka mendengar  hukum Allah dan belajar untuk takut akan Tuhan.

   Metode apa yang Allah gunakan di zaman kita untuk memastikan bahwa kita tidak melupakan hukum-Nya? Perhatikan bahwa Allah berkata, pertama, Kamu harus mendengar, dan kemudian, belajar takut akan Allah. Apa artinya takut akan Allah? Kata takut dalam Alkitab berarti segalanya mulai dari mulai teror/kengerian mutlak hingga rasa hormat.  Pertimbangkan kata-kata ini, yang segera mengikuti pemberian Sepuluh Perintah.

   Keluaran 20: 18-20: “Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh...dst.

   Jadi, dalam terang bagian/perikop itu, mungkinkah mengasihi dan takut akan Tuhan pada saat yang sama? Tentunya, jika kita mengasihi Allah, kita akan menghormati dan menghormati Dia (we will honor and respect Him) atas semua yang telah Dia lakukan untuk kita dan ingin lakukan dengan kita.

 

II.SAKSI BAGI KITA:

   Jika Allah tahu persis apa yang akan dilakukan oleh anak-anak Israel setelah kematian Musa, menurut Anda apa yang seharusnya Dia katakan kepada mereka?

   Ulangan 31: 14-27: Ayat2 ini berbicara tentang persiapan yang Musa lakukan sebelum kematiannya.

 

   Menarik untuk diperhatikan bahwa Musa menginstruksikan para Lewi, para imam, untuk menyalin dengan hati-hati apa yang telah dia tulis dan meletakkannya diatas sebuah gulungan di sebelah Sepuluh Perintah di tempat yang maha kudus.

   (Dia memerintahkan kpd.orang2 Lewi yang akan mengangkat tabut perjanjian untuk menempatkan Kitab Taurat di sebelah tabut perjanjian agar itu boleh menjadi satu “SAKSI”.)

   Musa tidak hanya sekadar menyampaikan satu rancangan pelajaran kepada penggantinya Yoshua. Dia menyampaikan satu saksi.  Seolah-olah buku praturan itu adalah satu makhluk hidup dengan kekuatan untuk menegur pikiran manusia. Dalam Ulangan 31, Allah memerintahkan Musa untuk menuliskan sebuah nyanyian dan mengajarkan nyanyian itu kepada orang Israel (ay.19)—“menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel”. Ini merupakan wujud petunjuk Allah. Sebuah nyanyian, bila dinyanyikan, itu lebih mudah disebar luaskan/dibagikan.  Sebuah nyanyian adalah sebuah kesaksian untuk menyebabkan orang-orang melihat diri mereka sendiri/tentang mereka sendiri.       

   Apakah Anda pernah mempelajari lagu-lagu Kitab Suci? Siapa pun yang telah belajar menyanyikan lagu pujian di gereja harus menyadari bahwa jauh lebih mudah untuk mengingat kata-kata yang diiringi musik. Apakah itu alasannya Allah memberikan lagu pujian ini kepada anak-anak Israel? Sangat sedikit dari mereka yang dapat membaca atau menulis pada saat itu.

  Jadi, apa fungsi hukum? Selain instruksinya/mengajar, ini berfungsi sebagai sebuah cermin, menunjukkan kekurangan kita; kemudian, Injil membantu kita mencari pengampunan dan memperbaiki kebiasaan buruk itu.

III.      BAHWA ANDA DAPAT SEJAHTERA:

   Segera setelah Musa meninggal dan Yosua bertanggung jawab atas umat itu, kita mendapatkan kata-kata dari Allah ini ditujukan kepada Yosua:

Yosua 1: 7-8:”Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh2, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis didalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”.

   Petunjuk2 ini tampaknya cukup sederhana dan mudah. Janji bahwa mereka akan makmur dan sukses seharusnya menjadi penyemangat. Bukankah begitu? Jadi, mengapa hukum2 itu begitu cepat dilupakan?

   Dalam masyarakat kita, apakah kesuksesan diukur dari seberapa baik kita menaati perintah Allah? Di mata banyak orang, kesuksesan diukur dalam dolar. Dan dolar berakhir di tangan orang-orang yang menemukan hal-hal baru, menciptakan hal-hal baru, atau menunjukkan banyak kemandirian. Apakah itu benar-benar sukses di mata Allah?

   Kita sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh telah mengklaim tiga ayat dalam Perjanjian Baru, kitab Wahyu, sebagai kunci keberadaan kita sebagai sebuah denominasi.(key to our existence as a denomination).

Wahyu 12:17:”Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus”.

Wahyu 14:12: Ini menuntut ketekunan di pihak umat Allah, mereka yang menaati perintah Allah dan setia kepada Yesus.

[Lihat juga Wahyu 19: 10b.]

   Bukankah ayat-ayat ini menjelaskan bahwa menaati perintah-perintah Allah adalah salah satu ciri khas umat Tuhan di akhir zaman?

   Paulus juga menjelaskan hal itu dengan sangat jelas dalam kitab Roma.(Roma 1: 5: taat).  Jadi kita perlu memelihara hukum Allah sebagai suatu komponen utama dari apa yang dimaksud dengan hidup oleh iman dan percaya dalam kasih karunia Allah.

   Roma 16:26 ..”so that all may believe and obey”.

    Misalkan Anda sangat sukses di mata dunia dan Anda hidup dengan nyaman dan sejahtera.

Apakah itu lebih penting daripada pergi ke surga? Ingat komentar Yesus.

Matius 16:26: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?. Dan apakah yang diberikannya sebagai ganti nyawanya?.

   Jadi, apa pengalaman pribadi Anda dengan kesuksesan? Apakah itu membuat Anda bahagia untuk mematuhi hukum Allah dan melakukan kehendak-Nya? Atau, mengikuti metode2, tata krama2/kebiasaan2/adat istiadat (manners), dan keinginan2 dunia?

IV. Upaya Keras dan Perjuangan para Pemelihara Hukum.

   Dalam banyak kesempatan, Tuhan telah mengatakan kepada bangsa Israel bahwa jika mereka mematuhi hukum, mereka akan makmur.

   Raja Hizkia adalah salah satu raja yang lebih baik di kerajaan Yehuda. Apa rahasia suksesnya? Mengapa ia makmur?.

2 Tawarikh 31: 20-21:”Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan Tuhan,Allah nya. Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil”.

   Tapi, mari kita jujur. Iblis masih hidup dan baik2/sehat di bumi ini. Dan jika dia melihat seseorang dengan hati-hati mengikuti perintah Allah, dia akan melakukan segala yang dia bisa untuk mengganggu kehidupan itu. Satu-satunya alasan mengapa umat Allah masih hidup adalah karena perlindungan Tuhan.

Markus 6: 25-27: Anak pr.Herodias meminta kepala Yohanes di sebuah talam untuk diberikan kepada ibunya.

   Pikirkan tentang kisah Yohanes Pembaptis, yang berkhotbah dengan sangat kuat sehingga dia menarik banyak orang untuk mendengarkan dia. Dan kemudian, dia dipenjara dan, tiba-tiba, dipenggal. Apakah itu dianggap sebagai kisah sukses? Dan pikirkan tentang kisah Ayub! Tentu saja, Ayub sangat sukses di awal kehidupannya dengan ribuan ekor ternak; Tapi, kemudian datanglah bencana itu. Mengapa Anda pikir Tuhan membiarkan itu terjadi?.

   Pikirkan juga kisah Saul / Paulus. Tidak diragukan lagi, di masa-masa awalnya, dia berpikir bahwa dia sedang dalam perjalanan untuk menjadi pemimpin yang sangat sukses bagi bangsa Yahudi. Tetapi, kemudian Stefanus dirajam dan, kemudian, pengalaman di jalan Damaskus. Apa yang terjadi antara waktu itu dan saat dia memulai perjalanan misionarisnya beberapa tahun kemudian tidak kita ketahui.

Tapi, pertimbangkan kata-kata Paulus ini.

 --2 Korintus 11: 23-29: yang melukiskan penderitaan yang dialaminya dalam pelayanan bagi Kristus.

   Kata-kata ini ditulis di awal pelayanan Paulus.

   Apakah yang kita maksudkan dengan “kemakmuran”?.  Apaah yang dikatakan ole Pemazmur?.

   Raja Daud adalah raja dan tentara yang sangat kaya, sangat sukses, dan sangat kuat. Namun demikian, dia berkata: "....lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:10).

   JADI: Orang2 yang baik dan setia, mereka yang taat akan hukum, tidak selalu dalam keadaan makmur(dalam pemahaman dunia mengenai kemakmuran).

   Ada orang lain yang ceritanya kita mungkin tidak tahu seperti yang disebutkan dalam Ibrani 11: 13-16.—banyak orang yang telah mati dalam iman...Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota  bagi mereka”.

V.          YESUS TELADAN KITA.

   Untungnya, bagi kita di sisi salib ini, kita tidak hanya memiliki firman Tuhan dalam Perjanjian Lama untuk petunjuk bagi kita, tetapi juga teladan kehidupan dan kematian Yesus Kristus.

(Lukas 2: 51-52..ay.51..”Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka (“hidup menurut mereka”)—Good News Bible.  Baca juga: Pil.2:8; Ibrani 5:8; Yoh.8:28-29.  Tapi kita tidak hanya TALK, kita perlu melakukan apa yang kita talk.

   1 Yohanes 2:6 “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup”.

   Teladan apa yang lebih baik yang bisa kita miliki selain teladan Yesus?

   “Apa yang disebut iman didalam Kristus dengan pengakuan membebaskan manusia dari kewajiban penurutan kepada Allah, bukanlah iman, tetapi praduga/keangkuhan belaka. “Oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman.”Ef.2:8. Tapi "jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati”.(Yakobus 2:17.) Yesus berkata tentang Diri-Nya sendiri sebelum Dia datang ke bumi, "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku: ya, hukum-Mu ada di dalam hati-Ku." Mazmur 40: 8. Dan tepat sebelum Dia naik lagi ke surga Dia menyatakan, "Aku telah mematuhi perintah-perintah Bapa-Ku, dan tinggal di dalam kasih-Nya." Yohanes 15:10.

. — Ellen G. White, Step to Christ, hlm. 61.2.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar