Pel.SS.1 Trw.IV,2020.
Ayat hafalan:
“Sesungguhnya,
Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?”. (Ayub
36:22)
E.G.White, Membina Pendidikan Sejati, hlm.
2791.
Kita tentu sudah mengetahui cerita yang
terdapat dalam Kejadian 1-3. Apa yang bisa kita pelajari dari cerita yang ada
disini?. Para pemeran yang kita ketahui disini ialah: Allah, Adam, Hawa, Para
malaikat dan Ular. Mereka berada di
taman yang sangat indah yang disebut dengan “EDEN”.
Menurut Alkitab "Ada suatu sungai
mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi
menjadi empat cabang." (Kej. 2:10)
Nama ke empat sungai itu ialah Tigris dan Efrat.
Dua sungai pertama telah bisa di
identitaskan: Hiddekel = Tigris dan Perath = Efrata, maka dari itulah banyak
orang beranggapan bahwa taman Eden berada di daerah Mesopotamia selatan (daerah
sekitar Irak sekarang) dimana sungai Tigris dan Efrata mengalir di zaman
sekarang ini.
Yang tidak atau belum bisa di identitaskan
adalah kedua sungai terakhir Pison dan Gihon. Banyak yang menduga bahwa Gihon
berada di Etiopia, karena tercantum dalam Alkitab bahwa sungai Gihon
mengelilingi tanah Kusy (Kej. 2:13).
Kusy dalam Alkitab biasanya diartikan
sebagai Etiopia.
Sedangkan
sungai Pison berada di bagian tanah Arab, seperti yang tercantum di Kej 2:11
sungai Pison mengelilingi tanah Hawila = tanah dibagian Arab.
Tapi menurut Dr. Juris Zarins dari Southwest
Missouri State University di Springfield, telah mengadakan penilitian lebih
dari 10 tahun untuk mengungkapkan rahasia dimana letaknya taman Eden. Ia tidak
hanya sekedar membaca dan menghafal seluruh ayat-ayat di Alkitab yang ada
kaitannya dengan Taman Eden, bahkan ia menyelidiki foto-foto dari satelit, dan
berdasarkan hasil penelitiannya ternyata taman Eden itu telah tenggelam dan
sekarang berada dibawah permukaan laut di teluk Persia.
Sdr2ku....
Saat ini, melalui lensa pendidikan, kita
akan mempelajari tentang peranan, latar
belakang dan kisah Pendidikan di Taman Eden, yang tentu ada hubungannya dengan
Rencana Keselamatan manusia.
E.G.White, Seri Membina Keluarga,jld.3,hlm.15,(Education hlm.20:1.)
“Sistem pendidikan yang dilembagakan pada
permulaan dunia akan menjadi contoh bagi manusia sepanjang zaman. Sebagai
gambaran dari prinsip-prinsipnya, sebuah sekolah percontohan didirikan di Eden,
rumah tinggal orang tua kita yang pertama.
Taman Eden adalah ruang sekolah, alam adalah
buku pelajaran, Pencipta Sendiri adalah instrukturnya/tenaga pengajar , dan
orang tua dari keluarga manusia adalah siswanya/para murid”.
Allah adalah pendiri, kepala sekolah, dan guru dari sekolah yang pertama ini. Namun, Adam dan Hawa akhirnya memilih guru yang lain dan mempelari pelajaran2 yang salah. Mengapa ini terjadi?. Apakah yang dapat kita pelajari dari keadaan awal pendidikan ini (dari pendidikan di taman Eden), yang dapat bermanfaat bagi kita sekarang ini?.
“Saya melihat bahwa para malaikat suci sering mengunjungi taman, dan memberikan instruksi kepada Adam dan Hawa tentang pekerjaan mereka, dan juga mengajari mereka mengenai pemberontakan Setan dan kejatuhannya. Para malaikat memperingatkan mereka tentang Setan, dan memperingatkan mereka untuk tidak berpisah satu sama lain dalam pekerjaan mereka, karena mereka dapat berhubungan dengan musuh yang telah jatuh ini.
Para malaikat memerintahkan mereka untuk
mengikuti petunjuk yang Allah berikan kepada mereka, karena hanya dalam
penurutan yang sempurnalah mereka aman/selamat. Dan jika mereka patuh/menurut,
musuh yang telah jatuh ini tidak dapat berkuasa atas mereka. — Ellen G. White,
Spiritual Gifts, * vol. 1, 20.1.
Coba bayangkan bagaimana rasanya memiliki
sekolah di mana Allah Sendiri sebagai Guru utamanya dan para malaikat adalah
para asisten-Nya! Apakah itu pendidikan yang bagus?
Dengan kata lain, adalah sulit membayangkan
mengapa Hawa dan Adam telah memilih guru lain.
Menurut Anda, berapa banyak “pengetahuan
asli/ “original knowledge” yang dimiliki Adam dan Hawa? Allah pasti telah
menanamkan banyak keterampilan — seperti bagaimana berjalan — dan mungkin
informasi dalam pikiran mereka tentang penciptaan mereka. Namun, bagaimanapun,
ada banyak sekali pengetahuan yang seharusnya mereka pelajari. Apa yang kita
telah catat adalah penjelasan yang sangat singkat yang ditemukan dalam Kejadian
2: 7-23.
Menurut Anda, berapa lama Adam dan Hawa
tinggal di Taman Eden? Apakah kita punya petunjuk untuk ini ?
Allah tidak meninggalkan Adam dan Hawa hanya untuk mengembara(to wander around), bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Dan, tidak diragukan lagi, mereka sangat puas karena dapat melakukan apa yang Allah perintahkan kepada mereka. Tanggung jawab apa yang Tuhan berikan kepada Adam dan Hawa? Mereka diberi tanggungjawab: “mengusahakan dan memelihara taman itu”.(Kej.2:15) Bekerja dan menjaga taman itu.
Taman memberi/menyediakan mereka makanan
yang luar biasa.
Pasti ada banyak makanan enak yang tersedia.
Apa yang mereka lakukan dengan semua itu?
Apakah mereka berbagi buah dengan para malaikat yang datang untuk mengajar mereka? Atau, apakah buahnya hanya tinggal di pohon, menunggu kedatangan Adam dan Hawa untuk mengambilnya/memetiknya? Dosa belum memasuki dunia kita. Kita tidak tahu seberapa luas sebenarnya Taman Eden; Tapi, suatu hari nanti, kita akan melihat taman itu!.
“Setelah diusir dari Taman Firdaus, kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi oleh kesusahan. Setiap daun yg.gugur, korban yang dipersembahan di alam dan cela yang menodai kesucian manusia, dengan jelas mengingatkan dosanya. Dengan rendah hati disertai kesabaran, dia menanggung hukuman untuk hampir 1000 tahun lamanya sebagai akibat pelanggaran itu. Dia bertobat dari dosanya atas jasa Juruselamat yang telah dijanjikan, dalam suatu pengharapan untuk kebangkitan.
Pikirannya memahami realitas dari
pemandangan itu, dia mengerti bahwa inilah Taman Firdaus yang dipulihkan,
sekarang telah lebih indah daripada ketika dia dikeluarkan dari tempat
itu.
Juruselamat menuntun dia ke pohon kehidupan dan memetik buah yang mulia dan ia diminta memakannya. Dia perhatikan disekelilingnya dan dia memandang suatu rombongan besar keluarganya yang telah ditebus, sedang di dalam Firdaus Allah.
Kemudian dia meletakkan mahkotanya yang
berkilau-kilauan itu di atas kaki Yesus dan dia merebahkan dirinya kepada
dada-Nya, dan memeluk Penebus.
Dia memegang kecapi emas, dan nyanyian
kemenangan menggema dengan nyaringnya di surga, “Layaklah, layaklah, dan
pujilah Anak Domba yang telah disembelih, dan hidup kembali.”
Keluarga Adam menghentikan nyanyian pujiannya dan meletakkan mahkotanya di kaki Juruselamat sementara menundukkan kepala di harapanNya dalam pemujaan.
Kerukunan ini disaksilan oleh para malaikat
sambil menangis saat kejatuhan Adam dan para malaikat yang bersukacita ketika
Yesus bangkit dan naik ke surga, yang membukakan kubur semua orang yang percaya
pada nama-Nya. Sekarang mereka memandang pekerjaan penebusan telah terlaksana,
mereka mempersatukan suara dalam nyanyian pujian.”
Beberapa pelajar Alkitab mencoba menyatakan
bahwa pria lebih tinggi(superior) dari wanita karena Hawa diambil dari pria. Mereka tampaknya telah melupakan bahwa setiap
pria sejak hari itu sampai saat ini telah diambil/berasal dari wanita!
Mari kita buka Kejadian Fsl.3. Tiba-tiba
terjadi cerita yang berbeda. Setan telah
diusir dari surga dan turun ke bumi ini, sebelum Allah menciptakan dunia ini.
Baca Wahyu 12:7-9.
Roh Nubuat:
“Para malaikat memperingatkan mereka untuk
berjaga-jaga terhadap perangkap/penipuan Setan, karena usahanya untuk menjerat
mereka tidak akan membuat mereka lelah.
Sementara mereka taat kepada Allah, si jahat
tidak bisa menyakiti mereka; karena, jika perlu, setiap malaikat di surga akan
dikirim untuk membantu mereka. Jika mereka dengan teguh menolak tuduhan
pertamanya, mereka akan seaman para utusan surgawi. Tetapi jika mereka menyerah
pada pencobaan, sifat mereka akan menjadi sangat rusak sehingga dalam diri
mereka sendiri mereka tidak akan memiliki kekuatan dan watak untuk melawan
Setan.
Pohon pengetahuan telah menjadi ujian penurutan dan kasih mereka kepada Allah. Allah telah melihat pantas untuk meletakkan ke atas mereka kecuali satu larangan mengenai penggunaan semua yang ada di taman; tetapi jika mereka mengabaikan kehendak-Nya dalam hal ini, mereka akan mendatangkan kesalahan pelanggaran. Setan tidak mengikuti mereka dengan godaan terus menerus; dia hanya dapat mengaksesnya di pohon terlarang. Jika mereka mencoba untuk menyelidiki sifatnya, mereka akan terkena tipu muslihatnya.
Mereka dinasihati untuk memperhatikan
peringatan yang telah Allah kirimkan kepada mereka dan untuk merasa puas dengan
instruksi yang
Dia anggap cocok untuk diberikan. — Ellen G. White, Patriarchs Prophets,
53:2-3.
Dalam instruksi mula2 Allah kepada Adam dan Hawa, Allah memberikan dengan sangat jelas.
Kejadian 2:
16-17:”Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia:”Semua pohon dalam
taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati”.
Mengapa Allah perlu mengizinkan Setan
memiliki satu pohon itu di taman? Apakah satu pohon itu perlu untuk memberikan
kebebasan kepada Adam dan Hawa? Setan jelas berdosa di surga tanpa pohon apapun
untuk menggodanya. Jadi, apakah mereka benar-benar membutuhkan pohon itu?
Allah tahu persis apa yang akan datang. Kita
tidak tahu seberapa banyak Dia memberi tahu para malaikat; Tapi, para malaikat
juga mengajari Adam dan Hawa. Allah memberi manusia kuasa untuk memiliki anak;
Setan tidak memiliki kemampuan itu! Jika dia bisa memiliki anak, tidak
diragukan lagi, dia akan mengisi dunia ini dengan “setan-setan kecil”!.
Perhatikan percakapan antara ular, berbicara
atas nama Setan, dan Hawa. Baca Kejadian 3:1-6
Apa yang dapat kita pelajari dari pertukaran (interchange) ini?. Menurut Anda apa yang akan terjadi jika Hawa bergegas menemui suaminya atau kepada Allah dan bertanya tentang pertemuan ini?
Hawa tahu pohon itu ada di sana setiap hari dalam hidupnya. Tidak ada yang baru tentang itu. Dia tahu itu akan ada di sana pada hari berikutnya dan dia bisa kembali dan memakannya jika itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tapi, dia rupanya tidak memikirkan hal-hal itu. Dia diliputi oleh kejutan ular yang bisa berbicara.
Setan, tentu saja, tahu persis apa yang
Allah katakan tentang pohon itu.
Dan untuk mendapatkan perhatian Hawa dan
menyesatkannya, kata-kata pertama Setan adalah tuduhan terhadap Allah,
mengatakan bahwa Allah telah berbohong. Bagaimana seharusnya tanggapan Hawa?
Apa kesalahan pertama Hawa? Apa kesalahan
pertama Adams? Bukankah ketika mereka masing-masing menyadari bahwa mereka
berpisah dan tidak segera kembali ke pasangan satu sama lain.
“Para malaikat telah memperingatkan Hawa untuk berhati-hati dalam memisahkan dirinya dari suaminya saat sibuk dalam pekerjaan sehari-hari mereka di taman; bersama dengan Adam Hawa tidak akan berada dalam bahaya dari godaan dibandingkan jika dia sendirian. Tapi asyik dengan tugasnya yang menyenangkan, dia tanpa sadar menyimpang dari sisinya. Saat menyadari bahwa dia sendirian, dia merasakan ketakutan akan bahaya, tetapi menyingkirkan ketakutannya, memutuskan bahwa dia memiliki kebijaksanaan dan kekuatan yang cukup untuk membedakan kejahatan dan tetap bertahan. Tidak peduli dengan kehati-hatian para malaikat, dia segera mendapati dirinya menatap dengan rasa ingin tahu dan kekaguman yang bercampur pada pohon terlarang itu.
Apa yang akan kamu lakukan? Apakah mulia/noble
bagi Adam untuk mendukung istrinya dalam kesalahannya?
Adam mengerti bahwa pasangannya telah
melanggar perintah Allah, mengabaikan satu-satunya larangan yang diberikan
kepada mereka sebagai ujian kesetiaan dan cinta mereka. Ada pergumulan hebat
dalam benaknya. Dia berduka karena dia telah mengizinkan Hawa berjalan dari
sisinya. Tapi sekarang perbuatan itu sudah selesai; ia harus dipisahkan dari
wanita yang masyarakatnya telah menjadi kesukaannya. Bagaimana dia bisa memilikinya?
—Ellen G. White, Patriarchs and Prophets * 56.2.
Salah satu daya tarik Setan yang terbesar
adalah bahwa dengan memakan buah itu, mereka akan menjadi seperti Allah! Tapi,
Kejadian 1:27 memberitahu kita bahwa Adam dan Hawa diciptakan untuk menjadi
seperti Allah. Tahukah Adam dan Hawa bahwa mereka diciptakan menurut gambar
Allah?
Sementara Adam dan Hawa, tidak diragukan
lagi, memiliki banyak hal untuk dipelajari dan dapat terus belajar selama sisa
kekekalan, mereka telah gagal dalam ujian. Jadi, sekarang kita memiliki
tantangan bukan hanya untuk mempelajari apa yang belum mereka pelajari, tetapi juga
tantangan untuk memperkenalkan kembali diri kita sendiri dengan Allah,
kebenaran-Nya, dan rencana keselamatan. Allah selalu siap untuk membagikan
kasih, kebaikan, dan pengetahuan-Nya kepada kita. Apakah kita siap menerima
pemberian-Nya? Pikirkan tentang kehidupan dan kematian yang luar biasa yang
Yesus rela lalui agar kita bisa diselamatkan. Begitu banyak sekali pelajaran
yang dapat kita pelajari dari kehidupan dan kematian Yesus dan begitu besar
sehingga kita diberi tahu bahwa kita akan terus mempelajari rencana keselamatan
selama sisa kekekalan.
(Lihat Steps
to Christ, 88.3-89.)
Baca 2 Petrus 1:3-11---Apa yg.harus kita
lakukan spy memperoleh pemulihan gambar Allah dalam kehidupan kita?.
Pengetahuan spesifik apa yang dirujuk dalam
surat Petrus? Mungkinkah kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk?
Petrus
memperingatkan kita tentang apa yang kita harapkan akan terjadi. Baca 2 Petrus
2:1-17...ay.9 bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan
dan tahu menyimpan orang2 jahat untuk disiksa pada hari
penghakiman.ay.10-terutama mereka yg.menuruti hawa nafsunya karena ingin
mencemarkan diri dan yg.menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan
angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan”.
Dari awal Kitab Kejadian ini, kita perlu belajar bukan hanya bagaimana menghindari pencobaan tetapi juga belajar tentang banyak cara di mana Allah dapat membantu kita melakukannya dan berkembang dalam Pengetahuan dan kehendak-Nya.?
Adam dan Hawa melakukan dosa, tidak menaati
perintah langsung dari Allah. Apakah kita melakukan itu di zaman kita? Jika
seseorang tidak menaati salah satu dari Sepuluh Perintah, apakah itu merupakan
ketidaktaatan langsung dari salah satu perintah Allah?
Mempertimbangkan kelicikan Setan, apakah kita siap untuk memenuhi pencobaannya? Setan tidak ada di mana-mana(Omnipresent); tapi Allah ada hadir dimana-mana. Jadi, kita secara fisik dekat dengan Allah setiap saat kecuali kita menolak untuk mengakui kehadiran Allah. Kita tidak tahu persis di mana Setan berada. Apa yang kita lakukan sekarang ialah ketahuilah bahwa malaikat baik dan jahat ada bersama kita masing-masing.
Pelajaran terpenting apa yang dapat kita
pelajari dari Kejadian 1-3?
Kita dapat membayangkan diri kita berjalan
mengikuti jejak Adam dan Hawa, memikirkan apa yang akan kita lakukan dalam
setiap situasi.
Kita juga bisa belajar tentang pentingnya otoritas dan mengapa penting untuk mematuhi otoritas yang baik.
Banyak bagian dari Kitab Suci merujuk
kembali pada cerita yang kita pelajari minggu ini. Pelajaran apa yang ada dalam
cerita ini bagi kita? Mengapa kita perlu mengetahui kisah Taman Eden untuk
memahami rencana keselamatan? Atau, apakah kita? Kita perlu memahami metode2
Allah.
Selama mereka
tetap setia pada hukum Ilahi, kapasitas mereka untuk mengetahui, menikmati, dan
mencintai akan terus meningkat. Mereka akan terus-menerus mendapatkan harta
pengetahuan baru, menemukan mata air kebahagiaan yang segar, dan memperoleh
yang lebih jelas namun konsepsi yang lebih jernih tentang kasih Allah yang tak
terukur dan tak pernah gagal. — Ellen G.White,Patriarchs and Prophets * 51.1.
Jika kita mempelajari sesuatu yang hebat, secara alami kita ingin tahu lebih banyak tentang hal itu.
Berapa banyak tuduhan awal Setan terhadap
Allah yang masih dipercayai hingga saat ini?
Apakah kita mengerti
dengan jelas bahwa Allah hanya membenci satu hal: Dosa? Dia membenci dosa
karena itu merusak dan menghancurkan anak-anak-Nya. Ada banyak variasi tentang
dosa dan banyak cara masuknya yang bisa kita tidak menaati Allah. Kita mungkin
sering mendengar pertanyaan: “Apa salahnya melakukan ini? Atau itu?"
Apakah kita menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan ini benar-benar merupakan
upaya untuk mencoreng atau mempertanyakan reputasi Allah?
Ada cerita yang menceritakan tentang seorang bangsawan kuno yang tinggal di puncak gunung. Di jalan menuju puncak, ada beberapa ruas jalan yang sangat sempit. Dia ingin mencari seorang pengemudi yang bisa dengan aman membawa istrinya naik turun gunung. Dia memiliki tiga pelamar jadi driver.
Dia bertanya kepada
yang pertama: "Menurutmu, seberapa dekat dengan tepi tebing Anda dapat
mengemudi dengan aman?"
Pengemudi pertama menyarankan agar dia dapat
mengemudi dalam jarak satu kaki dari tepian dan masih aman. Kemudian, bangsawan
itu bertanya kepada pengemudi kedua seberapa dekat dia pikir dia bisa mengemudi
ke tepi dan masih aman. Berpikir bahwa dia harus bersuara lebih baik daripada
pengemudi pertama, dia mengatakan dia bisa mengemudi dalam jarak enam inci dari
tepi dan masih aman.
Pengemudi
ketiga kemudian ditanyai pertanyaan yang sama. Dia berpaling ke bangsawan dan
berkata: "Satu-satunya tempat aman untuk mengemudi di jalan ini adalah
sejauh mungkin dari tepi."
Menurut Anda, siapa yang mendapatkan pekerjaan
itu?. Tentu yang terakhir ini.
Sdr2..beginilah kita seharusnya menghadapi penggodaan itu, yaitu sejauh
mungkin dari tepi. Kita menghindarkan
diri sejauh mungkin dari pencobaan itu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar