Kamis, 08 Oktober 2020

PENDIDIKAN DI TAMAN EDEN.







Pel.SS.1 Trw.IV,2020.

Ayat hafalan:

“Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?”. (Ayub 36:22)

 “Surga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-Nya. Cabang sekolah ini telah didirikan di taman Eden; dan setelah rencana penebusan diselesaikan, pendidikan akan diadakan kembali di taman Eden.”  

                    E.G.White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 2791.

   Sementara "dunia terpelajar“(Educated world) percaya pada evolusi dan mengabaikan atau menolak cerita yang kita pelajari minggu ini, banyak orang Kristen menganggap 11 pasal pertama dari kitab Kejadian adalah sebagai "mitos", yaitu, cerita2 yang mengajarkan pelajaran2 yang baik tetapi tidak benar-benar memberitahukan kebenaran kepada kita bahkan tidak benar-benar terjadi.

   Kita tentu sudah mengetahui cerita yang terdapat dalam Kejadian 1-3. Apa yang bisa kita pelajari dari cerita yang ada disini?. Para pemeran yang kita ketahui disini ialah: Allah, Adam, Hawa, Para malaikat dan Ular.  Mereka berada di taman yang sangat indah yang disebut dengan “EDEN”.

 Dimanakah lokasi Taman Eden?

  Menurut Alkitab "Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang." (Kej. 2:10)

   Nama ke empat sungai itu ialah  Tigris dan Efrat.

   Dua sungai pertama telah bisa di identitaskan: Hiddekel = Tigris dan Perath = Efrata, maka dari itulah banyak orang beranggapan bahwa taman Eden berada di daerah Mesopotamia selatan (daerah sekitar Irak sekarang) dimana sungai Tigris dan Efrata mengalir di zaman sekarang ini.

   Yang tidak atau belum bisa di identitaskan adalah kedua sungai terakhir Pison dan Gihon. Banyak yang menduga bahwa Gihon berada di Etiopia, karena tercantum dalam Alkitab bahwa sungai Gihon mengelilingi tanah Kusy (Kej. 2:13).

   Kusy dalam Alkitab biasanya diartikan sebagai Etiopia.

Sedangkan sungai Pison berada di bagian tanah Arab, seperti yang tercantum di Kej 2:11 sungai Pison mengelilingi tanah Hawila = tanah dibagian Arab.

   Tapi menurut Dr. Juris Zarins dari Southwest Missouri State University di Springfield, telah mengadakan penilitian lebih dari 10 tahun untuk mengungkapkan rahasia dimana letaknya taman Eden. Ia tidak hanya sekedar membaca dan menghafal seluruh ayat-ayat di Alkitab yang ada kaitannya dengan Taman Eden, bahkan ia menyelidiki foto-foto dari satelit, dan berdasarkan hasil penelitiannya ternyata taman Eden itu telah tenggelam dan sekarang berada dibawah permukaan laut di teluk Persia.

 Namun, menurut keterangan Ellen G.White, bahwa Taman Eden itu telah diangkat Allah ke sorga pada saat air bah melanda bumi ini ribuan tahun yang lalu.  Kita rindu melihatnya nanti apabila kita masuk sorga.

Sdr2ku....

   Saat ini, melalui lensa pendidikan, kita akan mempelajari  tentang peranan, latar belakang dan kisah Pendidikan di Taman Eden, yang tentu ada hubungannya dengan Rencana Keselamatan manusia.

 E.G.White, Seri Membina Keluarga,jld.3,hlm.15,(Education hlm.20:1.)

 “Sistem pendidikan yang dilembagakan pada permulaan dunia akan menjadi contoh bagi manusia sepanjang zaman. Sebagai gambaran dari prinsip-prinsipnya, sebuah sekolah percontohan didirikan di Eden, rumah tinggal orang tua kita yang pertama.

  Taman Eden adalah ruang sekolah, alam adalah buku pelajaran, Pencipta Sendiri adalah instrukturnya/tenaga pengajar , dan orang tua dari keluarga manusia adalah siswanya/para murid”.

  Allah adalah pendiri, kepala sekolah, dan guru dari sekolah yang pertama ini.  Namun, Adam dan Hawa akhirnya memilih guru yang lain dan mempelari pelajaran2 yang salah.  Mengapa ini terjadi?. Apakah yang dapat kita pelajari dari keadaan awal pendidikan ini (dari pendidikan di taman Eden), yang dapat  bermanfaat bagi kita sekarang ini?.

 “Saya melihat bahwa para malaikat suci sering mengunjungi taman, dan memberikan instruksi kepada Adam dan Hawa tentang pekerjaan mereka, dan juga mengajari mereka mengenai pemberontakan Setan dan kejatuhannya. Para malaikat memperingatkan mereka tentang Setan, dan memperingatkan mereka untuk tidak berpisah satu sama lain dalam pekerjaan mereka, karena mereka dapat berhubungan dengan musuh yang telah jatuh ini.

   Para malaikat memerintahkan mereka untuk mengikuti petunjuk yang Allah berikan kepada mereka, karena hanya dalam penurutan yang sempurnalah mereka aman/selamat. Dan jika mereka patuh/menurut, musuh yang telah jatuh ini tidak dapat berkuasa atas mereka. — Ellen G. White, Spiritual Gifts, * vol. 1, 20.1.

   Coba bayangkan bagaimana rasanya memiliki sekolah di mana Allah Sendiri sebagai Guru utamanya dan para malaikat adalah para asisten-Nya! Apakah itu pendidikan yang bagus?

   Dengan kata lain, adalah sulit membayangkan mengapa Hawa dan Adam telah memilih guru lain.

 I.SEKOLAH YANG PERTAMA.

   Menurut Anda, berapa banyak “pengetahuan asli/ “original knowledge” yang dimiliki Adam dan Hawa? Allah pasti telah menanamkan banyak keterampilan — seperti bagaimana berjalan — dan mungkin informasi dalam pikiran mereka tentang penciptaan mereka. Namun, bagaimanapun, ada banyak sekali pengetahuan yang seharusnya mereka pelajari. Apa yang kita telah catat adalah penjelasan yang sangat singkat yang ditemukan dalam Kejadian 2: 7-23.

   Menurut Anda, berapa lama Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden? Apakah kita punya petunjuk untuk ini ?

  Allah tidak meninggalkan Adam dan Hawa hanya untuk mengembara(to wander around), bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Dan, tidak diragukan lagi, mereka sangat puas karena dapat melakukan apa yang Allah perintahkan kepada mereka.   Tanggung jawab apa yang Tuhan berikan kepada Adam dan Hawa? Mereka diberi tanggungjawab: “mengusahakan dan memelihara taman itu”.(Kej.2:15)  Bekerja dan menjaga taman itu.

   Taman memberi/menyediakan mereka makanan yang luar biasa.

   Pasti ada banyak makanan enak yang tersedia. Apa yang mereka lakukan dengan semua itu?

  Apakah mereka berbagi buah dengan para malaikat yang datang untuk mengajar mereka? Atau, apakah buahnya hanya tinggal di pohon, menunggu kedatangan Adam dan Hawa untuk mengambilnya/memetiknya? Dosa belum memasuki dunia kita. Kita tidak tahu seberapa luas sebenarnya Taman Eden; Tapi, suatu hari nanti, kita akan melihat taman itu!.

   Ellen G. White, The Great Controversy* 648.1. dan Adventist Home 541.1(Membina Kel.Bahagia, hlm.516 dijelaskan bahwa kelak Adam dikembalikan ke rumahnya di Firdaus.

   “Setelah diusir dari Taman Firdaus, kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi oleh kesusahan. Setiap daun yg.gugur, korban yang dipersembahan di alam dan cela yang menodai kesucian manusia, dengan jelas mengingatkan dosanya. Dengan rendah hati disertai kesabaran, dia menanggung hukuman untuk hampir 1000 tahun lamanya sebagai akibat pelanggaran itu. Dia bertobat dari dosanya atas jasa Juruselamat yang telah dijanjikan, dalam suatu pengharapan untuk kebangkitan.

   Anak Allah menebus kegagalan dan kejatuhan manusia, dan melalui penebusan, Adam diterima kembali dalam kekuasaanya yang pertama.  Yang membuat dia sangat bergembira, memandang kembali pohon yang pada suatu kali pernah menjadi kegemarannya, persis dengan buah pohon yang pernah dikumpulkan dalam hari-hari kesukaan yang tidak bercacat cela itu. Dia melihat tanaman anggur yang pernah dirawat oleh tangannya sendiri, kembang-kembang yang pernah menjadi kesukaannya memeliharanya.        

   Pikirannya memahami realitas dari pemandangan itu, dia mengerti bahwa inilah Taman Firdaus yang dipulihkan, sekarang telah lebih indah daripada ketika dia dikeluarkan dari tempat itu.    

  Juruselamat menuntun dia ke pohon kehidupan dan memetik buah yang mulia dan ia diminta memakannya. Dia perhatikan disekelilingnya dan dia memandang suatu rombongan besar keluarganya yang telah ditebus, sedang di dalam Firdaus Allah.   

   Kemudian dia meletakkan mahkotanya yang berkilau-kilauan itu di atas kaki Yesus dan dia merebahkan dirinya kepada dada-Nya, dan memeluk Penebus.

   Dia memegang kecapi emas, dan nyanyian kemenangan menggema dengan nyaringnya di surga, “Layaklah, layaklah, dan pujilah Anak Domba yang telah disembelih, dan hidup kembali.” 

  Keluarga Adam menghentikan nyanyian pujiannya dan meletakkan mahkotanya di kaki Juruselamat sementara menundukkan kepala di harapanNya dalam pemujaan.

   Kerukunan ini disaksilan oleh para malaikat sambil menangis saat kejatuhan Adam dan para malaikat yang bersukacita ketika Yesus bangkit dan naik ke surga, yang membukakan kubur semua orang yang percaya pada nama-Nya. Sekarang mereka memandang pekerjaan penebusan telah terlaksana, mereka mempersatukan suara dalam nyanyian pujian.”

   Menurut cerita Alkitab, Allah menciptakan Adam, dari gumpalan tanah liat. Allah tahu bahwa Adam membutuhkan pendamping. Sebelumnya, Allah telah menciptakan binatang dari gumpalan tanah liat lainnya. Dia kemudian menugaskan Adam pekerjaan "memberi nama" atau mempelajari serta mengkategorikan semua binatang2 itu. Ini sangat penting untuk dipahami. Adam memiliki kemampuan untuk membedakan, memahami, dan menilai kualitas hal-hal yang dilihatnya. Ini membedakannya dari ciptaan Allah lainnya.

   Kemudian, Allah menidurkan Adam/membuat Adam tidur, mencabut sebuah tulang rusuknya, dan menjadikan Hawa. Respons Adam ketika dia bangun dan melihat Hawa adalah luar biasa. Dia pasti wanita tercantik yang pernah ada.

   Beberapa pelajar Alkitab mencoba menyatakan bahwa pria lebih tinggi(superior) dari wanita karena Hawa diambil dari pria.  Mereka tampaknya telah melupakan bahwa setiap pria sejak hari itu sampai saat ini telah diambil/berasal dari wanita!

 II. PENGACAU.

   Mari kita buka Kejadian Fsl.3. Tiba-tiba terjadi cerita yang berbeda.  Setan telah diusir dari surga dan turun ke bumi ini, sebelum Allah menciptakan dunia ini. Baca Wahyu 12:7-9.

  Roh Nubuat:

   “Para malaikat memperingatkan mereka untuk berjaga-jaga terhadap perangkap/penipuan Setan, karena usahanya untuk menjerat mereka tidak akan membuat mereka lelah.

   Sementara mereka taat kepada Allah, si jahat tidak bisa menyakiti mereka; karena, jika perlu, setiap malaikat di surga akan dikirim untuk membantu mereka. Jika mereka dengan teguh menolak tuduhan pertamanya, mereka akan seaman para utusan surgawi. Tetapi jika mereka menyerah pada pencobaan, sifat mereka akan menjadi sangat rusak sehingga dalam diri mereka sendiri mereka tidak akan memiliki kekuatan dan watak untuk melawan Setan.

  Pohon pengetahuan telah menjadi ujian penurutan dan kasih mereka kepada Allah. Allah telah melihat pantas untuk meletakkan ke atas mereka kecuali satu larangan mengenai penggunaan semua yang ada di taman; tetapi jika mereka mengabaikan kehendak-Nya dalam hal ini, mereka akan mendatangkan kesalahan pelanggaran. Setan tidak mengikuti mereka dengan godaan terus menerus; dia hanya dapat mengaksesnya di pohon terlarang. Jika mereka mencoba untuk menyelidiki sifatnya, mereka akan terkena tipu muslihatnya.    

   Mereka dinasihati untuk memperhatikan peringatan yang telah Allah kirimkan kepada mereka dan untuk merasa puas dengan

instruksi yang Dia anggap cocok untuk diberikan. — Ellen G. White, Patriarchs Prophets, 53:2-3.

 Pohon itu tidak ditempatkan di taman terutama untuk menguji atau menggoda/mencobai Adam dan Hawa. Itu ditempatkan di sana sebagai perlindungan dengan membatasi akses yang Setan miliki kepada orang tua pertama kita. Setan tidak dapat mengikuti mereka kemanapun mereka pergi, mencoba menggoda mereka di setiap sudut. Pertentangan besar telah dimulai, dan Allah tahu apa yang Setan mampu lakukan!

  Dalam instruksi mula2 Allah kepada Adam dan Hawa, Allah memberikan dengan sangat jelas.

Kejadian 2: 16-17:”Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia:”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.

  Seperti yang kita ketahui dari 1 Yohanes 4: 8,16, Allah adalah Allah yang pengasih. Untuk memiliki kasih, seseorang harus memiliki kebebasan. Maka, Tuhan menciptakan Adam dan Hawa dengan kekuatan pilihan bebas.(the power of free choice). Mereka dapat memilih untuk taat atau tidak taat. Dan kita tahu apa yang telah terjadi.

   Mengapa Allah perlu mengizinkan Setan memiliki satu pohon itu di taman? Apakah satu pohon itu perlu untuk memberikan kebebasan kepada Adam dan Hawa? Setan jelas berdosa di surga tanpa pohon apapun untuk menggodanya. Jadi, apakah mereka benar-benar membutuhkan pohon itu?

 III.PESAN YANG HILANG.

   Allah tahu persis apa yang akan datang. Kita tidak tahu seberapa banyak Dia memberi tahu para malaikat; Tapi, para malaikat juga mengajari Adam dan Hawa. Allah memberi manusia kuasa untuk memiliki anak; Setan tidak memiliki kemampuan itu! Jika dia bisa memiliki anak, tidak diragukan lagi, dia akan mengisi dunia ini dengan “setan-setan kecil”!.

   Sangat mungkin bahwa percakapan antara Hawa dan ular itu lebih lama dari apa yang telah kita catat dlm Kejadian 3. Menurut Anda hal-hal lain apa yang ular itu mungkin katakan kepada Hawa? Apakah dia memujinya karena betapa baiknya dia?

   Perhatikan percakapan antara ular, berbicara atas nama Setan, dan Hawa. Baca Kejadian 3:1-6

  Apa yang dapat kita pelajari dari pertukaran (interchange)  ini?. Menurut Anda apa yang akan terjadi jika Hawa bergegas menemui suaminya atau kepada Allah dan bertanya tentang pertemuan ini?

  Hawa tahu pohon itu ada di sana setiap hari dalam hidupnya. Tidak ada yang baru tentang itu. Dia tahu itu akan ada di sana pada hari berikutnya dan dia bisa kembali dan memakannya jika itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tapi, dia rupanya tidak memikirkan hal-hal itu. Dia diliputi oleh kejutan ular yang bisa berbicara.

   Setan, tentu saja, tahu persis apa yang Allah katakan tentang pohon itu.

   Dan untuk mendapatkan perhatian Hawa dan menyesatkannya, kata-kata pertama Setan adalah tuduhan terhadap Allah, mengatakan bahwa Allah telah berbohong. Bagaimana seharusnya tanggapan Hawa?

   Apa kesalahan pertama Hawa? Apa kesalahan pertama Adams? Bukankah ketika mereka masing-masing menyadari bahwa mereka berpisah dan tidak segera kembali ke pasangan satu sama lain.

  “Para malaikat telah memperingatkan Hawa untuk berhati-hati dalam memisahkan dirinya dari suaminya saat sibuk dalam pekerjaan sehari-hari mereka di taman; bersama dengan Adam Hawa  tidak akan berada dalam bahaya dari godaan dibandingkan jika dia sendirian. Tapi asyik dengan tugasnya yang menyenangkan, dia tanpa sadar menyimpang dari sisinya. Saat menyadari bahwa dia sendirian, dia merasakan ketakutan akan bahaya, tetapi menyingkirkan ketakutannya, memutuskan bahwa dia memiliki kebijaksanaan dan kekuatan yang cukup untuk membedakan kejahatan dan tetap bertahan. Tidak peduli dengan kehati-hatian para malaikat, dia segera mendapati dirinya menatap dengan rasa ingin tahu dan kekaguman yang bercampur pada pohon terlarang itu.

   Buahnya sangat indah, dan dia bertanya pada dirinya sendiri mengapa Allah menahannya dari mereka. Sekarang adalah kesempatan/oppurtunity bagi si penggoda. Seolah-olah dia bisa melihat cara kerja pikirannya, dia menyatakan: “Ya, apakah Allah berfirman, Kamu tidak akan makan dari setiap pohon di taman?” Hawa heran dan terkejut saat dia sepertinya mendengar gema pikirannya. Tapi ular itu melanjutkan, dalam sebuah suara musik, dengan pujian halus atas keindahannya yang luar biasa; dan kata-katanya tidak mengecewakan. Alih-alih melarikan diri dari tempat itu, dia berlama-lama dengan heran untuk mendengar ular berbicara.   Seandainya dia disapa oleh makhluk seperti malaikat, ketakutannya akan meningkat; tetapi dia tidak menyangka bahwa ular yang menakjubkan itu bisa menjadi perantara musuh yang jatuh. — Ellen G. White, Patriarchs and Prophets * 53.5-54.

 Coba bayangkan diri Anda berada di tempat Adam saat Hawa mendekati Adam dengan buah terlarang itu.

   Apa yang akan kamu lakukan? Apakah mulia/noble bagi Adam untuk mendukung istrinya dalam kesalahannya?

   Adam mengerti bahwa pasangannya telah melanggar perintah Allah, mengabaikan satu-satunya larangan yang diberikan kepada mereka sebagai ujian kesetiaan dan cinta mereka. Ada pergumulan hebat dalam benaknya. Dia berduka karena dia telah mengizinkan Hawa berjalan dari sisinya. Tapi sekarang perbuatan itu sudah selesai; ia harus dipisahkan dari wanita yang masyarakatnya telah menjadi kesukaannya. Bagaimana dia bisa memilikinya? —Ellen G. White, Patriarchs and Prophets * 56.2.

 Adam sama sekali tidak tertipu. Dia tahu yang benar dan salah; Namun, dia memilih yang salah.

   Salah satu daya tarik Setan yang terbesar adalah bahwa dengan memakan buah itu, mereka akan menjadi seperti Allah! Tapi, Kejadian 1:27 memberitahu kita bahwa Adam dan Hawa diciptakan untuk menjadi seperti Allah. Tahukah Adam dan Hawa bahwa mereka diciptakan menurut gambar Allah?

 IV. MEMPEROLEH KEMBALI YANG HILANG.

   Sementara Adam dan Hawa, tidak diragukan lagi, memiliki banyak hal untuk dipelajari dan dapat terus belajar selama sisa kekekalan, mereka telah gagal dalam ujian. Jadi, sekarang kita memiliki tantangan bukan hanya untuk mempelajari apa yang belum mereka pelajari, tetapi juga tantangan untuk memperkenalkan kembali diri kita sendiri dengan Allah, kebenaran-Nya, dan rencana keselamatan. Allah selalu siap untuk membagikan kasih, kebaikan, dan pengetahuan-Nya kepada kita. Apakah kita siap menerima pemberian-Nya? Pikirkan tentang kehidupan dan kematian yang luar biasa yang Yesus rela lalui agar kita bisa diselamatkan. Begitu banyak sekali pelajaran yang dapat kita pelajari dari kehidupan dan kematian Yesus dan begitu besar sehingga kita diberi tahu bahwa kita akan terus mempelajari rencana keselamatan selama sisa kekekalan.

(Lihat Steps to Christ, 88.3-89.)

 Ketentuan/periapan2 apa yang telah Allah buat bagi kita untuk mendapatkan kembali hubungan kita dengan-Nya?

  Baca 2 Petrus 1:3-11---Apa yg.harus kita lakukan spy memperoleh pemulihan gambar Allah dalam kehidupan kita?.

  Pengetahuan spesifik apa yang dirujuk dalam surat Petrus? Mungkinkah kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk?

 V. ORANG-ORANG YANG MEREMEHKAN OTORITAS.

      Petrus memperingatkan kita tentang apa yang kita harapkan akan terjadi. Baca 2 Petrus 2:1-17...ay.9 bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang2 jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.ay.10-terutama mereka yg.menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yg.menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan”.

  Dari awal Kitab Kejadian ini, kita perlu belajar bukan hanya bagaimana menghindari pencobaan tetapi juga belajar tentang banyak cara di mana Allah dapat membantu kita melakukannya dan berkembang dalam Pengetahuan dan kehendak-Nya.?

   Adam dan Hawa melakukan dosa, tidak menaati perintah langsung dari Allah. Apakah kita melakukan itu di zaman kita? Jika seseorang tidak menaati salah satu dari Sepuluh Perintah, apakah itu merupakan ketidaktaatan langsung dari salah satu perintah Allah?

   Ada banyak bagian dalam Kitab Suci dan terutama dalam tulisan Ellen White, menyarankan bahwa pekerjaan pertama kita harus bersaksi untuk Tuhan. Kita mungkin sibuk dalam segala jenis pekerjaan — pendidikan, pekerjaan sukarela, pelayanan, atau banyak kemungkinan lainnya. Tetapi, dalam setiap konteks itu, bukankah kita harus bersaksi untuk Tuhan?

  Mempertimbangkan kelicikan Setan, apakah kita siap untuk memenuhi pencobaannya? Setan tidak ada di mana-mana(Omnipresent); tapi Allah ada hadir dimana-mana. Jadi, kita secara fisik dekat dengan Allah setiap saat kecuali kita menolak untuk mengakui kehadiran Allah. Kita tidak tahu persis di mana Setan berada. Apa yang kita lakukan sekarang ialah ketahuilah bahwa malaikat baik dan jahat ada bersama kita masing-masing.

   Kita bisa menjadi dekat dengan Allah seperti yang kita inginkan. Jadi, apa yang telah kita pelajari tentang bagaimana kita dapat membedakan antara otoritas yang baik dan yang buruk?

   Pelajaran terpenting apa yang dapat kita pelajari dari Kejadian 1-3?

   Kita dapat membayangkan diri kita berjalan mengikuti jejak Adam dan Hawa, memikirkan apa yang akan kita lakukan dalam setiap situasi.

 Kita bisa belajar tentang kuasa Allah yang luar biasa dalam menciptakan dunia kita.

  Kita juga bisa  belajar tentang pentingnya otoritas dan mengapa penting untuk mematuhi otoritas yang baik.

   Banyak bagian dari Kitab Suci merujuk kembali pada cerita yang kita pelajari minggu ini. Pelajaran apa yang ada dalam cerita ini bagi kita? Mengapa kita perlu mengetahui kisah Taman Eden untuk memahami rencana keselamatan? Atau, apakah kita? Kita perlu memahami metode2 Allah.

   “Adalah rencana semula Allah bagi kita semua untuk tinggal di Taman Eden, belajar tentang Dia setiap hari. Suatu hari nanti, kita mungkin melakukannya.

   Selama mereka tetap setia pada hukum Ilahi, kapasitas mereka untuk mengetahui, menikmati, dan mencintai akan terus meningkat. Mereka akan terus-menerus mendapatkan harta pengetahuan baru, menemukan mata air kebahagiaan yang segar, dan memperoleh yang lebih jelas namun konsepsi yang lebih jernih tentang kasih Allah yang tak terukur dan tak pernah gagal. — Ellen G.White,Patriarchs and Prophets * 51.1.

    Jika kita mempelajari sesuatu yang hebat, secara alami kita ingin tahu lebih banyak tentang hal itu.

   Berapa banyak tuduhan awal Setan terhadap Allah yang masih dipercayai hingga saat ini?

   Apakah kita mengerti dengan jelas bahwa Allah hanya membenci satu hal: Dosa? Dia membenci dosa karena itu merusak dan menghancurkan anak-anak-Nya. Ada banyak variasi tentang dosa dan banyak cara masuknya yang bisa kita tidak menaati Allah. Kita mungkin sering mendengar pertanyaan: “Apa salahnya melakukan ini? Atau itu?" Apakah kita menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan ini benar-benar merupakan upaya untuk mencoreng atau mempertanyakan reputasi Allah?

   Ada cerita yang menceritakan tentang seorang bangsawan kuno yang tinggal di puncak gunung. Di jalan menuju puncak, ada beberapa ruas jalan yang sangat sempit. Dia ingin mencari seorang pengemudi yang bisa dengan aman membawa istrinya naik turun gunung. Dia memiliki tiga pelamar jadi driver.

  Dia bertanya kepada yang pertama: "Menurutmu, seberapa dekat dengan tepi tebing Anda dapat mengemudi dengan aman?"   

   Pengemudi pertama menyarankan agar dia dapat mengemudi dalam jarak satu kaki dari tepian dan masih aman. Kemudian, bangsawan itu bertanya kepada pengemudi kedua seberapa dekat dia pikir dia bisa mengemudi ke tepi dan masih aman. Berpikir bahwa dia harus bersuara lebih baik daripada pengemudi pertama, dia mengatakan dia bisa mengemudi dalam jarak enam inci dari tepi dan masih aman.

Pengemudi ketiga kemudian ditanyai pertanyaan yang sama. Dia berpaling ke bangsawan dan berkata: "Satu-satunya tempat aman untuk mengemudi di jalan ini adalah sejauh mungkin dari tepi."   

   Menurut Anda, siapa yang mendapatkan pekerjaan itu?. Tentu yang terakhir ini.  Sdr2..beginilah kita seharusnya menghadapi penggodaan itu, yaitu sejauh mungkin dari tepi.  Kita menghindarkan diri sejauh mungkin dari pencobaan itu. Amin.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar