Membentuk dan Memimpin Kelompok Kecil
“Bagaimana cara kita untuk membentuk dan memimpin
sebuah kelompok kecil dengan baik jika kita bukan seorang pendeta atau berlatar
belakang teologi?” Pertanyaan ini kerap muncul dalam diri kita yang awam.
Terkadang ketakutan dan keraguan sudah menghampiri diri sebelum kita
memulainya. Karena itu, dalam artikel Seven Steps ini, penulis akan
menyampaikan gagasan mengenai kelompok kecil beserta langkah-langkah untuk
membentuk dan memimpin sebuah kelompok kecil.
Kelompok kecil dapat diartikan sebagai kumpulan
orang yang sepakat bertemu muka dengan muka, dalam jumlah yang bervariasi
(mulai dari 5-10 orang), dan bertemu secara teratur untuk mencapai suatu
tujuan.
Mengapa harus sebuah kelompok kecil? Karena
kelompok kecil merupakan salah satu sarana pendidikan gerejawi. Strategi
pelayanan Tuhan Yesus, Paulus, dan para rasul lainnya berawal dari sebuah
kelompok kecil. Yesus memiliki kelompok tiga murid (Petrus, Yohanes, dan
Yakobus), dua belas murid, yang kemudian memengaruhi dan melayani kelompok 70
murid, kelompok 5.000, dan seterusnya. Paulus
pun selalu menginjili dan melayani dalam tim, bersama dengan orang-orang yang
setia dan terbina, seperti Timotius, Silas, Titus, Epafras, Markus, dan
Epafroditus.
Sebuah kelompok kecil membuka terjadinya komunikasi
timbal balik ke segala arah. Semua anggota dimungkinkan untuk berperan serta
secara aktif dan bermakna. Atmosfer ini memungkinkan terciptanya kesadaran
anggota akan tanggung jawab mereka dan membuka kesempatan bagi anggota untuk
terlibat lebih aktif. Kelompok kecil juga memungkinkan suasana belajar yang
ideal. Peserta bukan saja menerima, tetapi menemukan bersama-sama. Sehingga
pada akhirnya tujuan kristiani yang dimaksud pun akan tercapai, yaitu untuk
menolong orang bertumbuh secara pribadi dalam hubungan mereka dengan Yesus
Kristus. Melalui kelompok kecil kita bersama-sama melakukan pekerjaan Allah
dengan bantuan Roh Kudus untuk menuntun orang mengambil langkah iman di dalam
Yesus Kristus.
Berikut ini Seven Steps yang dapat digunakan
untuk membentuk dan memimpin kelompok kecil.
1. MEMILIKI HASRAT YANG SAMA
Tanyakan kepada setiap anggota, apakah ada kerinduan untuk mempelajari Firman Tuhan
secara bersama-sama dan mengalami perubahan rohani.
Sebuah kelompok bisa terbentuk karena kesamaan
tujuan yang mereka miliki satu sama lain. Passion (hasrat) yang sama
adalah fondasi yang kuat dalam membentuk sebuah kelompok yang langgeng.
Demikian juga dengan sebuah kelompok kecil. Dalam hal ini adalah passion
untuk mempelajari Firman Tuhan secara mendalam bersama rekan rohani kita. Bukan
hanya sampai pada tahap mempelajari saja, tapi setiap anggota juga harus
mempunyai kerinduan untuk mengalami perubahan rohani. Ketika seseorang memiliki
passion yang sama dengan anggota kelompok yang lain maka sebuah kelompok
kecil bisa terbentuk dan mulai dibangun. Perhatikan
dan doakanlah mereka yang Anda ingin undang untuk masuk dalam kelompok.
2. MENETAPKAN VISI KELOMPOK
Rumuskan dan tuliskanlah
visi bersama kelompok Anda sehingga dapat menjadi acuan bersama.
Visi adalah gambaran tentang masa depan yang
diharapkan terjadi. Visi bisa memberikan inspirasi. Visi bersifat mendesak dan
bisa mengerahkan anggota kelompok untuk bergerak. Dengan adanya kesamaan visi
maka setiap anggota mempunyai “panduan” untuk mencapai garis akhir yang sama
dengan anggota kelompok yang lain. Sebagai contoh, pernyataan visi sebuah
kelompok adalah sebagai berikut: Menjadi
komunitas orang beriman kepada Kristus, yang bertumbuh secara rohani melalui
pendalaman Alkitab dan bertumbuh dalam relasi dengan sesama dalam hal saling
melayani dan memperhatikan.
3. PENGELOMPOKAN DAN MENETAPKAN
BAHAN PEMBELAJARAN
Pengelompokan bisa dilakukan dengan
mempertimbangkan wilayah atau menurut kegiatan pelayanan, seperti kelompok kecil guru Sekolah Sabat, kelompok kecil anggota Paduan Suara, atau
kelompok kecil Pengurus Pemuda, kelompok kecil di lingkungan kerja, dan lain
sebagainya. Agar tercipta suasana persekutuan yang hangat, ada
baiknya bila jumlah anggota dibatasi antara 5-10 orang dalam setiap kelompok. Selain itu, pilihlah bahan
pembelajaran yang mendukung keterlibatan seluruh anggota kelompok. Bahan
pembelajaran yang baik tidak hanya membahas Alkitab secara umum, tetapi juga
membantu penerapan Alkitab dalam kehidupan setiap anggota kelompok.
4. MERENCANAKAN DAN MELAKUKAN
BERSAMA-SAMA
Menciptakan kelompok kecil yang sehat harus dimulai
dengan rencana bersama. Beberapa hal yang harus direncanakan bersama adalah
waktu, tempat pelaksanaan, dan aturan dasar kelompok. Pilihlah waktu dan tempat
yang paling nyaman untuk seluruh anggota kelompok. Selain itu, sebuah kelompok
kecil juga harus menetapkan aturan dasar kelompok, sebagai contoh: setiap
anggota berhak mengungkapkan pikiran atau pertanyaan tanpa ditertawakan oleh
anggota kelompok yang lain, semua hal yang dibicarakan di dalam kelompok akan
menjadi rahasia kelompok, dan lain sebagainya. Setelah kesepakatan telah
diambil bersama, maka keputusan itu pun harus dijalankan bersama secara
konsisten agar kelompok bertumbuh dan berkembang dengan baik.
5. MENJADI PEMIMPIN YANG
MELAKUKAN PELAYANAN DENGAN KASIH
Tuhan Yesus memanggil kita untuk saling mengasihi
(Yoh. 13:35) dan menjangkau dunia yang terhilang (Mat. 28: 18-20). Untuk
menunaikan kedua panggilan itu, diperlukan kelompok yang mengembangkan
keintiman dan keterbukaan. Dan pemimpin yang baik harus mampu menjadi model
yang baik bagi anggotanya dalam hal kasih sehingga keintiman dan keterbukaan
itu bisa terjalin. Selain itu, kerendahan hati dan pertumbuhan rohani
berkembang ketika Anda melayani orang lain. Kelompok yang melayani bersama akan
membentuk tali komunitas yang lebih kuat daripada kelompok yang hanya bertemu
untuk mempelajari Alkitab dan berdoa. Sebuah
kelompok kecil yang sehat harus memiliki 4 fungsi, yaitu kebersamaan, saling
memperhatikan, belajar bersama, dan mengerjakan bersama. Dasar dari
semuanya itu adalah kasih kepada Kristus dan kasih kepada sesama.
6. PEMIMPIN YANG MELAKUKAN
PENGGEMBALAAN DENGAN INTENSIF
Apakah kita harus terfokus pada memberikan
perhatian atau melakukan pemuridan? Jawabannya adalah kedua-duanya. Kelompok
yang saling mendukung untuk bertumbuh dan memberikan perhatian kepada yang
membutuhkan biasanya jarang menghadapi masalah kehadiran. Jika kita saling
memperhatikan kepada yang membutuhkan, kita menyatakan bahwa kelompok itu ibarat sebuah keluarga. Jika kita
saling memuridkan dalam pelayanan dan pertumbuhan, kita sedang memperlengkapi
para anggota untuk menghadapi dunia ini (1Tes. 5:11).
7. MENJADI PEMIMPIN YANG
MENDUKUNG KONFLIK YANG SEHAT
Konflik di dalam kelompok pasti terjadi. Persoalan
sebenarnya adalah “Bagaimana kita menangani masalah relasi tanpa menghancurkan
komunitas yang sedang dibangun?” Beberapa orang tetap berlaku ramah ketika
terjadi masalah relasi. Mereka berharap dengan tetap berbuat baik kepada orang
yang bersangkutan dan tidak pernah menunjukkan kesalahan atau kebiasaan dosanya
maka persoalan akan hilang. Beberapa yang lain lebih memilih konfrontasi
langsung dan bersemangat menunjukkan kesalahan dan menuntut pertobatan dan
penyesalan. Keramahan dan konfrontasi jika digabungkan dengan baik akan membawa
pemulihan dan menciptakan suasana yang dapat membantu kita menghadapi masalah
yang sulit. Tentu semuanya harus dilakukan dalam kebenaran dan kasih karunia
(Ef. 4:25-32).
Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus senantiasa
tinggal di dalam-Nya agar dapat berbuah dan menghasilkan buah yang banyak (Yoh.
15:4-5). Demikian juga halnya ketika kita membentuk sebuah kelompok kecil.
Berdoalah agar Tuhan memberikan kekuatan kepada kita dalam melaksanakan tugas
panggilan kita. Selamat mencoba dan bertumbuh bagi Tuhan melalui kelompok
kecil!
======================================================hms======
Tidak ada komentar:
Posting Komentar