Sabtu, 18 Juni 2016

Membentuk dan Memimpin Kelompok Kecil.



Membentuk dan Memimpin Kelompok Kecil
“Bagaimana cara kita untuk membentuk dan memimpin sebuah kelompok kecil dengan baik jika kita bukan seorang pendeta atau berlatar belakang teologi?” Pertanyaan ini kerap muncul dalam diri kita yang awam. Terkadang ketakutan dan keraguan sudah menghampiri diri sebelum kita memulainya. Karena itu, dalam artikel Seven Steps ini, penulis akan menyampaikan gagasan mengenai kelompok kecil beserta langkah-langkah untuk membentuk dan memimpin sebuah kelompok kecil.
Kelompok kecil dapat diartikan sebagai kumpulan orang yang sepakat bertemu muka dengan muka, dalam jumlah yang bervariasi (mulai dari 5-10 orang), dan bertemu secara teratur untuk mencapai suatu tujuan.
Mengapa harus sebuah kelompok kecil? Karena kelompok kecil merupakan salah satu sarana pendidikan gerejawi. Strategi pelayanan Tuhan Yesus, Paulus, dan para rasul lainnya berawal dari sebuah kelompok kecil. Yesus memiliki kelompok tiga murid (Petrus, Yohanes, dan Yakobus), dua belas murid, yang kemudian memengaruhi dan melayani kelompok 70 murid, kelompok 5.000, dan seterusnya. Paulus pun selalu menginjili dan melayani dalam tim, bersama dengan orang-orang yang setia dan terbina, seperti Timotius, Silas, Titus, Epafras, Markus, dan Epafroditus.
Sebuah kelompok kecil membuka terjadinya komunikasi timbal balik ke segala arah. Semua anggota dimungkinkan untuk berperan serta secara aktif dan bermakna. Atmosfer ini memungkinkan terciptanya kesadaran anggota akan tanggung jawab mereka dan membuka kesempatan bagi anggota untuk terlibat lebih aktif. Kelompok kecil juga memungkinkan suasana belajar yang ideal. Peserta bukan saja menerima, tetapi menemukan bersama-sama. Sehingga pada akhirnya tujuan kristiani yang dimaksud pun akan tercapai, yaitu untuk menolong orang bertumbuh secara pribadi dalam hubungan mereka dengan Yesus Kristus. Melalui kelompok kecil kita bersama-sama melakukan pekerjaan Allah dengan bantuan Roh Kudus untuk menuntun orang mengambil langkah iman di dalam Yesus Kristus.
Berikut ini Seven Steps yang dapat digunakan untuk membentuk dan memimpin kelompok kecil.
1. MEMILIKI HASRAT YANG SAMA
Tanyakan kepada setiap anggota, apakah ada kerinduan untuk mempelajari Firman Tuhan secara bersama-sama dan mengalami perubahan rohani.
Sebuah kelompok bisa terbentuk karena kesamaan tujuan yang mereka miliki satu sama lain. Passion (hasrat) yang sama adalah fondasi yang kuat dalam membentuk sebuah kelompok yang langgeng. Demikian juga dengan sebuah kelompok kecil. Dalam hal ini adalah passion untuk mempelajari Firman Tuhan secara mendalam bersama rekan rohani kita. Bukan hanya sampai pada tahap mempelajari saja, tapi setiap anggota juga harus mempunyai kerinduan untuk mengalami perubahan rohani. Ketika seseorang memiliki passion yang sama dengan anggota kelompok yang lain maka sebuah kelompok kecil bisa terbentuk dan mulai dibangun. Perhatikan dan doakanlah mereka yang Anda ingin undang untuk masuk dalam kelompok.
2. MENETAPKAN VISI KELOMPOK
Rumuskan dan tuliskanlah visi bersama kelompok Anda sehingga dapat menjadi acuan bersama.
Visi adalah gambaran tentang masa depan yang diharapkan terjadi. Visi bisa memberikan inspirasi. Visi bersifat mendesak dan bisa mengerahkan anggota kelompok untuk bergerak. Dengan adanya kesamaan visi maka setiap anggota mempunyai “panduan” untuk mencapai garis akhir yang sama dengan anggota kelompok yang lain. Sebagai contoh, pernyataan visi sebuah kelompok adalah sebagai berikut: Menjadi komunitas orang beriman kepada Kristus, yang bertumbuh secara rohani melalui pendalaman Alkitab dan bertumbuh dalam relasi dengan sesama dalam hal saling melayani dan memperhatikan.
3. PENGELOMPOKAN DAN MENETAPKAN BAHAN PEMBELAJARAN
Pengelompokan bisa dilakukan dengan mempertimbangkan wilayah atau menurut kegiatan pelayanan, seperti kelompok kecil guru Sekolah Sabat, kelompok kecil anggota Paduan Suara, atau kelompok kecil Pengurus Pemuda, kelompok kecil di lingkungan kerja, dan lain sebagainya. Agar tercipta suasana persekutuan yang hangat, ada baiknya bila jumlah anggota dibatasi antara 5-10 orang dalam setiap kelompok. Selain itu, pilihlah bahan pembelajaran yang mendukung keterlibatan seluruh anggota kelompok. Bahan pembelajaran yang baik tidak hanya membahas Alkitab secara umum, tetapi juga membantu penerapan Alkitab dalam kehidupan setiap anggota kelompok.
4. MERENCANAKAN DAN MELAKUKAN BERSAMA-SAMA
Menciptakan kelompok kecil yang sehat harus dimulai dengan rencana bersama. Beberapa hal yang harus direncanakan bersama adalah waktu, tempat pelaksanaan, dan aturan dasar kelompok. Pilihlah waktu dan tempat yang paling nyaman untuk seluruh anggota kelompok. Selain itu, sebuah kelompok kecil juga harus menetapkan aturan dasar kelompok, sebagai contoh: setiap anggota berhak mengungkapkan pikiran atau pertanyaan tanpa ditertawakan oleh anggota kelompok yang lain, semua hal yang dibicarakan di dalam kelompok akan menjadi rahasia kelompok, dan lain sebagainya. Setelah kesepakatan telah diambil bersama, maka keputusan itu pun harus dijalankan bersama secara konsisten agar kelompok bertumbuh dan berkembang dengan baik.
5. MENJADI PEMIMPIN YANG MELAKUKAN PELAYANAN DENGAN KASIH
Tuhan Yesus memanggil kita untuk saling mengasihi (Yoh. 13:35) dan menjangkau dunia yang terhilang (Mat. 28: 18-20). Untuk menunaikan kedua panggilan itu, diperlukan kelompok yang mengembangkan keintiman dan keterbukaan. Dan pemimpin yang baik harus mampu menjadi model yang baik bagi anggotanya dalam hal kasih sehingga keintiman dan keterbukaan itu bisa terjalin. Selain itu, kerendahan hati dan pertumbuhan rohani berkembang ketika Anda melayani orang lain. Kelompok yang melayani bersama akan membentuk tali komunitas yang lebih kuat daripada kelompok yang hanya bertemu untuk mempelajari Alkitab dan berdoa. Sebuah kelompok kecil yang sehat harus memiliki 4 fungsi, yaitu kebersamaan, saling memperhatikan, belajar bersama, dan mengerjakan bersama. Dasar dari semuanya itu adalah kasih kepada Kristus dan kasih kepada sesama.
6. PEMIMPIN YANG MELAKUKAN PENGGEMBALAAN DENGAN INTENSIF
Apakah kita harus terfokus pada memberikan perhatian atau melakukan pemuridan? Jawabannya adalah kedua-duanya. Kelompok yang saling mendukung untuk bertumbuh dan memberikan perhatian kepada yang membutuhkan biasanya jarang menghadapi masalah kehadiran. Jika kita saling memperhatikan kepada yang membutuhkan, kita menyatakan bahwa kelompok itu ibarat sebuah keluarga. Jika kita saling memuridkan dalam pelayanan dan pertumbuhan, kita sedang memperlengkapi para anggota untuk menghadapi dunia ini (1Tes. 5:11).
7. MENJADI PEMIMPIN YANG MENDUKUNG KONFLIK YANG SEHAT
Konflik di dalam kelompok pasti terjadi. Persoalan sebenarnya adalah “Bagaimana kita menangani masalah relasi tanpa menghancurkan komunitas yang sedang dibangun?” Beberapa orang tetap berlaku ramah ketika terjadi masalah relasi. Mereka berharap dengan tetap berbuat baik kepada orang yang bersangkutan dan tidak pernah menunjukkan kesalahan atau kebiasaan dosanya maka persoalan akan hilang. Beberapa yang lain lebih memilih konfrontasi langsung dan bersemangat menunjukkan kesalahan dan menuntut pertobatan dan penyesalan. Keramahan dan konfrontasi jika digabungkan dengan baik akan membawa pemulihan dan menciptakan suasana yang dapat membantu kita menghadapi masalah yang sulit. Tentu semuanya harus dilakukan dalam kebenaran dan kasih karunia (Ef. 4:25-32).
Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus senantiasa tinggal di dalam-Nya agar dapat berbuah dan menghasilkan buah yang banyak (Yoh. 15:4-5). Demikian juga halnya ketika kita membentuk sebuah kelompok kecil. Berdoalah agar Tuhan memberikan kekuatan kepada kita dalam melaksanakan tugas panggilan kita. Selamat mencoba dan bertumbuh bagi Tuhan melalui kelompok kecil!
======================================================hms======

Tidak ada komentar:

Posting Komentar