Pel.SS.11 Trw.III-2020
Ayat hafalan:
“Semuanya
itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah,
tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13).
Setidaknya di dua tempat yang berbeda,
Paulus berbicara tentang apa yang terjadi ketika seseorang telah bertobat.
Kesaksian pribadi Paulus ditemukan dalam
Kisah Para Rasul 26; namun, Efesus 2: 1-10 pada dasarnya mengungkapkan gagasan
yang sama.
Kehidupan yang mati dalam pelanggaran dan
memenuhi dosa keinginan daging – telah diubah sampai mereka "sangat kaya
dengan kasih karunia-Nya."
Sebagai orang Kristen, kita semua memiliki
kisah pribadi untuk diceritakan, kisah tentang bagaimana Yesus mengubah hidup
kita dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita.
Mari kita baca Efesus 2:1-10:
A. Sebelum kita mengenal Kristus
(Ef.2:1-3).
Perubahan yang luar biasa!. Sebelum kita mengenal Kristus, kita “mati
karena pelanggaran2 dan dosa-dosa”, “mengikuti jalan dunia ini,” “hidup di
dalam hawa nafsu daging”, dan “pada dasarnya adalah orang-orang yang harus dimurkai” (KITA berjalan tanpa
tujuan dalam kondisi yang terhilang).
B. Setelah kita mengenal Kristus
(Ef.2:4-10).
Sekarang di dalam Kristus kita benar-benar
“hidup”. Melalui “kekayaan yang
berlimpah-limpah dari kasih karunia-Nya” dan “belas kasihan-Nya yang melimpah”
kepada kita, kita telah menerima karunia keselamatan. Dia telah mengangkat kita
untuk “duduk bersama di tempat surgawi dalam Kristus Yesus, agar di masa yang
akan datang Dia dapat menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang luar biasa
dalam kebaikan-Nya kepada kita di dalam Kristus Yesus”(NKJV). Dalam
Kristus, hidup telah memiliki makna baru dan memiliki tujuan baru.
Seperti yang dikatakan Yohanes: "Di
dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia." (Yohanes 1: 4,
NKJV *)
Ada banyak argumen dari generasi ke generasi
tentang apakah kita dapat diselamatkan dengan mematuhi
perintah-perintah/hukum-hukum.
Memelihara seperangkat perintah apa pun bukanlah jalam menuju
keselamatan. Keselamatan datang melalui hubungan kepercayaan dengan Yesus Kristus.
Itu melibatkan suatu pencarian aktif setiap
hari - cara yang lebih baik untuk meniru kehidupan-Nya.
Kita mematuhi/memelihara perintah-perintah
Allah karena kita memiliki iman dan telah diselamatkan, bukan supaya diselamatkan(not
in order to be saved). Ada suatu perubahan!
Bandingkan apa yang Yesus katakan dalam
Yohanes 13: 34-35.
ay 34 “Aku memberikan perintah baru kepada
kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu
demikian pula kamu harus saling mengasihi”. ay 35 Dengan demikian semua orang
akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi”.
Apa yang dikatakan di sini tentang perubahan
yang terjadi ketika kita benar-benar menjadi salah satu dari murid-murid /
pengikut Kristus yang setia? Apakah kata-kata itu menggambarkan/menyatakan
kita?
II. KUASA YANG MENGUBAHKAN DARI KESAKSIAN PRIBADI.
Yohanes dan Yakobus, anak2 Zebedeun — yang mungkin adalah sepupu Yesus — juga dikenal sebagai "anak-anak guru/guntur".(Markus 3:17) Ada beberapa referensi dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa mereka siap untuk menurunkan api atas orang-orang. Ini terjadi ketika Yesus dan murid2-Nya bepergian melalui Samaria karena mereka ditolak ketika mencoba mencari penginapan(Lukas 9:54).
Tapi, perubahan datang dalam hidup mereka,
terutama kehidupan Johanes, yang lebih muda dari keduanya.
Kita baca kutipan sbb:
“Dalam kehidupan Yohanes sang murid,
penyucian sejati telah memberi contoh bagi semua orang. Selama bertahun-tahun karena
kedekatannya dengan Kristus, dia sering kali diamarkan dan diperingatkan oleh
Juruselamat; dan teguran ini dia terima.
Pada saat karakter Yang Ilahi dimanifestasikan
kepadanya, Yohanes melihat kekurangannya sendiri, dan telah diterangi oleh Roh.
Hari demi hari, berbeda dengan semangat kekerasannya sendiri, dia melihat kelemahlembutan
dan kesabaran Yesus, serta mendengar pelajaran kerendahan hati dan kesabaran
dari Yesus.
Hari demi hari hatinya tertarik kepada
Kristus, sampai cinta diri menjadi hilang dalam dirinya dan diganti dengan cinta
untuk Tuannya. Kekuatan dan kelembutan, keagungan dan kelembutan, kuasa dan
kesabaran, yang dia lihat dalam kehidupan sehari-hari Anak Allah itu, telah memenuhi
jiwanya dengan kekaguman. Dia menyerahkan amarahnya yang penuh kebencian dan
ambisius kepada kuasa pembentukan Kristus, dan kasih ilahi membuat di dalam
dirinya perubahan karakter. — Ellen G. White, Act of the Apostles * 557.1.
“Dengan memandang
dia, kita diubah menjadi serupa dengan keilahian-Nya.— Ellen G. White, Review
and Herald, * 18 Januari 1881, par. 4.
Cara Yesus adalah cara kasih, bukan kekuatan tempur.
Dihadapan kasih Yesus, ketidak sabaran dan
kemarahan Yohanes diubahkan menjadi cinta kasih dan roh pengasih yang
lembut. Dalam surat pertama Yohanes,
kata kasih muncul hampir 40 kali.
Bacalah 1 Yohanes 1: 1-4; 3: 1; 4: 7-11; 5:
1-5.
Dalam ayat-ayat ini jelas bahwa Yohanes telah
mengenali perbedaan yang sangat jelas antara mereka yang mengenal Tuhan dan telah
diubahkan dengan mereka yang tidak mengenal Tuhan dan merupakan orang-orang
dunia ini.
Murid2 / anak2 Allah yang sejati bukan hanya mengasihi Allah
sebagai yang terutama, tetapi juga mengasihi
sesama mereka seperti diri mereka sendiri. Mereka juga mematuhi hukum2 Allah/perintah2
Tuhan.
Mari
kita perhatikan kutipan yang berikut:
“Penggunaan kekerasan bertentangan dengan
azas-azas pemerintahan Allah; Ia menghendaki hanya pelayanan dengan kasih; dan
kasih tidak dapat dipaksakan; kasih tidak dapat diperoleh dengan kekerasan atau
kekuasaan. Hanyalah kasih yang dapat menggugah kasih itu”. Alfa dan Omega,
jld.5 hlm.16.
Kesaksian terbesar Kekristenan adalah kehidupan yang diubahkan.
Hamba Tuhan yang di ilhami berkata:
“Lambang agama Kristen bukanlah tanda
lahiriah, bukan memakai salib atau mahkota, tetapi itu menunjukkan persatuan
manusia dengan Allah. Dengan kuasa kasih karunia-Nya yang terwujud dalam
perubahan karakter, dunia diyakinkan bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya
sebagai Penebusnya. Tidak ada pengaruh lain yang dapat mengelilingi jiwa manusia
yang memiliki kekuatan seperti pengaruh kehidupan yang tidak egois. Argumen
terkuat yang mendukung Injil adalah orang Kristen yang pengasih dan penyayang.
— Ellen G. White, Ministry of Healing * 470.1.
Dia juga mengutus misionaris lainnya. Para
misionaris itu bukan dari antara para murid-Nya. Mereka bahkan tidak termasuk
pengikut-Nya yang lama. Misionaris pertama yang Dia kirim sendiri adalah bekas
orang jahat, orang bukan Israel dari wilayah Perea. Mereka telah bersama Yesus
hanya beberapa jam.
Tetapi, kuasa Yesus telah menyebabkan
perubahan besar dalam hidup mereka. (Lihat Matius 8: 28-29 dan Markus 5: 1-5.)
Jadi siapakah misionaris pertama yang diutus
oleh Yesus?.
Misionaris pertama yang dikirim oleh Yesus
adalah orang-orang gila, orang2 yang kerasukan setan yang beberapa jam
sebelumnya telah meneror pedesaan dan membuat ketakutan di hati para penduduk
desa tetangga. Tetapi kemudian mereka
bertemu dengan Yesus, dan hidup mereka telah diubahkan.
Mereka dapat memberitakan apa yang mereka ketahui, apa yang mereka telah lihat, dan
dengar serta rasakan tentang kuasa Kristus. Inilah apa yang dapat diperbuat
oleh setiap orang yang hatinya telah dijamah oleh Anugerah Allah.
Baca 1 Yohanes 5: 11-13 dan 1 Korintus 15:
1-2.
Jika kita tidak memiliki keselamatan Yesus
dalam hidup kita, atau jika kita tidak yakin selamat karena percaya kepada
Yesus, bagaimana kita dapat membagikannya
dengan orang lain?
Seperti seorang pengkhotbah tua yang bijak pernah
berkata: “Ketika saya melihat diri saya sendiri, saya tidak melihat kemungkinan
untuk diselamatkan. Ketika saya melihat Yesus, saya tidak melihat kemungkinan tersesat/hilang.
"
Kitab Lukas 15: 7,10 meyakinkan kita bahwa
ketika kita dengan benar mewakili Yesus Kristus di hadapan orang lain dan
mereka tertarik pada Injil, ada sukacita di surga. Bisakah Anda membuat surga
bersukacita?
Baca Roma 5: 1; 8: 1. Apakah mungkin
seseorang yang pernah diselamatkan – dan tampaknya adalah anggota gereja yang
setia - murtad? Lihat 2 Petrus 2: 18-22; Ibrani 3: 6; dan Wahyu 3: 5; dan bab
29 dari The Great Controversy.
Galatia 2: 20-21: 20 “Jadi bukan lagi aku
yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku. Kehidupan yang saya jalani
sekarang ini, saya hidup dengan iman kepada Anak Allah, yang mengasihi saya dan
memberikan hidupnya untuk saya”.
Lukas 9:23:”Kata-Nya kepada mereka semua:”Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku”. Jadi kita
perlu menyangkal diri dan memikul salib kita.
Apakah murid-murid mengetahui apa yang Yesus bicarakan ketika Dia menyebutkan salib?
Memikul salib tidaklah mudah, juga tidak
selalu menyenangkan. Kita mungkin harus melepaskan keinginan yang disayangi dan
kebiasaan seumur hidup. Tapi, ketika semua dikatakan dan dilakukan dan kita
telah belajar untuk menjalani kehidupan Kristen yang baru, ganjarannya/upahnya
jauh lebih besar daripada rasa sakitnya.
Banyak orang-orang yang mati syahid akan
menceritakan kisah mereka saat kita tiba di negeri yang lebih baik (di sorga);
mereka akan menjelaskan bahwa mereka telah membayar pengorbanan terakhir yang
dapat mereka bayarkan. Tetapi, mereka akan segera berpaling untuk memberi tahu
kita: "Tetapi, itu semua sepadan karena apa yang telah Kristus lakukan untuk
saya." Lihat Yohanes 1:12; 10:10; 14:27; dan 1 Korintus 1:30.
Baca Markus 5: 25-34. Ini adalah kisah
tentang wanita dengan riwayat perdarahan selama 12 tahun. Dia berhasil cukup
dekat dengan Yesus hanya untuk menyentuh tepi jubah-Nya, dan dia langsung
sembuh. Yesus mengenali imannya dan menyuruhnya pergi dengan damai.
Bersaksi tidaklah mudah. Bahkan mungkin
tampak seperti tugas yang melelahkan jika
Anda melakukannya hanya karena Anda merasa harus melakukannya. Tetapi,
bagi seseorang yang memiliki hubungan iman yang kuat dengan Yesus Kristus dan
mengasihi Dia, itu akan menjadi tanggapan yang penuh kasih.
Kita perlu menyadari bahwa jika kita adalah
orang Kristen sejati, kita telah dilahirkan kembali. Kita menikmati pengalaman
yang bersifat mengubahkan. Baca
Ep.2:13-14.
Di sekeliling Bait Suci di Yerusalem, ada
sebuah penghalang yang kuat( a strong barrier) setinggi empat setengah kaki dengan 13
lempengan batu besar di mana terdapat diatasnya sebuah peringatan tertulis
dalam bahasa Yunani dan Latin, yang memberitahu orang bukan Yahudi (Gentiles)
atau orang asing bahwa jika mereka melewati tembok itu , itu berisiko dalam
hidup mereka. (Lihat "pembatas kuil Yerusalem" di Gambar Google.)
“Ada sekat yang terbuat dari batu(a
partition made a stone). . . .
Konstruksinya sangat elegan; di atasnya
berdiri pilar, dengan jarak yang sama satu sama lain, menyatakan hukum kesucian,
beberapa dalam bahasa Yunani, dan beberapa dalam huruf Romawi bahwa 'tidak ada
orang asing yang boleh masuk ke dalam tempat suci itu.' ”—Flavius Josephus,
History of the Jewish War (5.5 .2), dikutip dalam NIV, Archaeological Study
Bible (Grand Rapids, MI: Zondervan Publishers, 2005), hal. 1917.—
Sida-sida Ethiopia yang kepada siapa Filipus
berkhotbah tidak akan diizinkan masuk ke kuil Yahudi. Tetapi, tampaknya, karena
dia bersedia membayar cukup uang, mereka menjual gulungan kitab Yesaya
kepadanya. Lihat Kisah Para Rasul 8: 26-40.
Kita telah membicarakan tentang perubahan yang terjadi dalam hidup Yohanes. Di tahun-tahun terakhirnya, Johanes begitu baik dan lembut dan berbicara tentang Injil dengan kasih sehingga seorang penulis berkata, "Johanes menulis dengan penanya yang dicelupkan ke dalam kasih."(dipped in love).
Mari kita baca kutipan ini:
“Kasih adalah kualitas surga. Hati kita
tidak dapat menghasilkannya. Tanaman surga ini akan tumbuh subur hanya jika
kuasa Kristus memerintah dalam hati. Dimana ada kasih, ada kuasa dan kebenaran
dalam kehidupan. Kasih melakukan
kebaikan, dan tidak ada yang lain selain kebaikan. Mereka yang memiliki kasih
menghasilkan buah kekudusan, dan pada akhirnya hidup yang kekal”. The Youth’s
Instructor, Januari 13,1898.
“Bersaksi bukanlah karunia rohani yang diberikan hanya kepada sedikit orang. Itu adalah peran setiap orang Kristen.
Sederhana,...Katakan saja apa yang telah
Kristus lakukan untuk Anda. Bagikan dengan orang lain kedamaian yang Anda
temukan di dalam Yesus. Beri tahu mereka bagaimana Kristus memberi Anda tujuan
dalam hidup Anda. Berdoa untuk kesempatan2 memberi tahu orang-orang di sekitar
Anda tentang sukacita yang Anda miliki dalam mengikuti Yesus.
Beri tahu mereka bagaimana Anda menggenggam
janji-Nya dengan iman yang benar. Bagikan jawaban2 atas doa atau janji2 Alkitab
yang berarti bagi Anda.
Anda akan terkejut melihat bagaimana orang
lain akan menanggapi dengan iman yang sejati ....
Jika seseorang bertanya kepada Anda,
"Apakah Anda memiliki hidup yang kekal?" bagaimana tanggapan/respons
anda? Apakah jawaban Anda tidak jelas atau pasti? Apakah Anda akan berkata,
"Saya yakin berharap demikian" atau "Saya harap saya tahu"
atau "Saya tidak yakin"?
Yesus ingin Anda memiliki kepastian hidup kekal.
Rasul Yohanes menyatakan bahwa “Tuhan telah
memberi kita hidup yang kekal, dan hidup ini ada di dalam Anak-Nya” (1 Yohanes
5:11, NKJV).
Dia kemudian menambahkan kata-kata yang
terlalu jelas untuk disalahmengerti/disalahpahami: “Dia yang memiliki Putra
memiliki hidup; dia yang tidak memiliki Anak Allah tidak memiliki hidup.
Hal-hal ini telah saya tulis untuk Anda yang percaya dalam nama Anak Allah,
agar Anda tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal ”(1 Yohanes 5: 11-13,
NKJV).
Selama kita memiliki Yesus Kristus yang
hidup dalam hidup kita, karunia kehidupan kekal adalah milik kita.
Dia adalah hidup, dan di dalam Dia kita
memiliki hidup.
Jaminan inilah yang memberi kekuatan pada
kesaksian kita.
KESIMPULAN:
Itu didasarkan pada Kristus saja, yang hidup
dalam hidup kita oleh Roh Kudus yang menghasilkan perbuatan baik melalui kita.
Apa yang Anda pikirkan ketika Anda memiliki
kesempatan untuk bersaksi? Apakah Anda malu karena tidak memahami Alkitab
dengan lebih baik?
==
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.