PA SS 13 Trw.III,2020
(A Step In
Faith)
Ayat Hafalan:
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.(Filipi 2:5-7).
Shalom sdr2ku,...Saat ini tibalah kita pada
akhir pelajaran SS kita dengan judul: Satu Langkah di dalam Iman (A Step In
Faith).
Inilah makna yang kita temukan dari ayat
hafalan dalam pelajaran kita ini dalam Filipi 2:5-7.
Dan inilah juga salah satu bukti dari
dalamnya kasih Allah untuk menebus semua umat manusia (saudara dan saya).
Mari kita perhatikan sebuah kutipan yang luar biasa ini:
“Harga penebusan kita itu tidak akan
disadari sampai orang-orang tebusan itu kelak berdiri dengan Penebus di hadapan
takhta Allah. Pada hari itu kelak ketika segala kemuliaan rumah yang kekal itu
memancar ke dalam panca indera kita yang terpesona itu, kita pun akan mengingat
bahwa Yesus telah meninggalkan semuanya ini untuk kepentingan kita, bahwa Ia
bukan saja meninggalkan istana surga, melainkan mengambil risiko kegagalan dan
kematian yang kekal untuk menebus kita.
Pada masa itu kelak kita pun akan meletakkan
semua mahkota kita di kaki-Nya, serta menyanyikan nyanyian, ‘Anak Domba yang
disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan
kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’. Wahyu 5:12.
Ellen G.White, Alfa dan Omega
jld.5 hlm.126,127.
Untuk menjadi lebih seperti Yesus, apakah
mungkin bagi kita untuk melakukan pengorbanan diri dalam kehidupan kita,
seperti yang dilakukan oleh Yesus?. Jika
itu memungkinkan maka pengorbanan apa yang bisa kita lakukan yang akan
mempengaruhi dunia ini?.
Sdr2ku,..Tidak ada kata2 dalam bahasa
manusia yang dapat menggambarkan jenis kasih yang dinyatakan oleh Allah saat
Dia mengirimkan putra-Nya yang tunggal itu ke dunia ini.
Mari
kita baca dulu Filipi 2:5-11
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia. ay.8.Dan dalam keadaan sebagai manusia,
Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.ay.9-Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
ay.10 supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi,
ay.11.dan
segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah,
Bapa!.
Suatu hari nanti Iblis dan semua para
malaikat jahatnya akan sujud dan mengakui bahwa Allah itu adalah benar. Kapankah hal ini terjadi?. Ini akan terjadi
setelah masa millenium (masa 1000 tahun) yaitu pada kedatangan Kristus yang
ketiga setelah setiap mata melihat panorama Pertentangan Besar itu.
Meskipun kita menggunakan istilah Anak bagi Yesus dan istilah Bapa bagi Allah Bapa, Ke Allahan, termasuk Roh Kudus adalah SETARA untuk selama-lamanya dengan Bapa dan Anak.
Kristus samasekali tidak lebih rendah dari
Bapa-Nya.
Jadi, apakah berbeda jika Allah Bapa yang
datang ke dunia ini dan bukan Anak?. Apa
jawabannya terhadap hal ini?.
E.G. White, Manuscript Release, no.1581:
“Seandainya Allah Bapa datang ke dunia ini
dan tinggal diantara kita, menutupi kemuliaan-Nya dan merendahkan diri-Nya,
agar umat manusia dapat memandang-Nya, sejarah kehidupan Kristus yang kita
miliki tidak akan berubah tentang sikap-Nya yang merendahkan diri-Nya dengan
rahmat-Nya. Dalam setiap tindakan Yesus,
dalam setiap pengajaran-Nya, kita melihat dan mendengar serta mengenali Allah.
Secara penglihatan, pendengaran, pada dasarnya, itu adalah suara dan
gerakan-gerakan BAPA”.
Meskipun Kristus mengesampingkan(membungkus)
keilahian-Nya dengan kemanusiaan dan tidak pernah menggunakannya atas nama-Nya
sendiri selama di bumi ini, Dia adalah tetap Allah sepenuhnya. Kapan saja, Dia bisa saja menggunakan kuasa
Ilahi-Nya.
“Di dalam Kristus ada kehidupan,
asli(original), tidak dipinjamkan, tidak diperoleh/diturunkan.
“Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki
hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”. 1 Yoh.5:12.
“Keilahian Kristus adalah jaminan orang
percaya akan kehidupan kekal”. E.G.
White, The Desire of Ages, hlm.530.3.
Namun, Yesus telah memilih untuk mengosongkan diri-Nya dari semua sifat2 yang Dia miliki di surga. Dia telah memberikan contoh ke seluruh alam semesta bahwa hukum kasih yang mengendalikan surga dan bersedia turun ke dunia kita dan melakukan pengorbanan terakhir.
Melalui hidup dan kematian-Nya, Yesus telah
memberi kita pilihan: (1) Kita dapat berusaha untuk mengikuti teladan-Nya dan
dengan bantuan Roh Kudus menjalani hidup sedekat mungkin dengan kehidupan-Nya;
atau (2) Kita akan mati dengan kematian-Nya, kematian akibat keterpisahan dari
Allah, satu-satunya Sumber kehidupan.
Sdr2ku,...Inti dari pemikiran Yesus adalah
kasih PENGORBANAN DIRI. Mengikut Yesus
berarti bahwa kita mengasihi sebagaimana Dia mengasihi, melayani sebagaimana
Dia melayani, dan menolong sebagaimana Dia menolong. Apa yang membuat kita tidak mau mengorbankan
sesuatu?. Jawabnya adalah: AMBISI
EGOIS kita. Oleh sebab itu mari kita
mohon Roh Kudus-Nya mengosongkan kita dari ambisi egois itu.
Surga akan menghargai setiap pengorbanan
yang kita lakukan di bumi. Bila kita mau
melakukannya, mau melakukan pelayanan maka sukacita pelayanan itu akan melebihi
semua pengorbanan yang kita buat, dimana kita boleh hidup bersama Kristus di
sepanjang kekekalan dan kita akan temukan bahwa pengorbanan apa pun yang kita
buat di sini tampak tidaklah berarti.
II.
PANGGILAN
KOMITMEN.
Dalam Matius 4:18-22 – Petrus, Andreas,
Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus memancing sepanjang malam di laut Galilea.
Kemudian Yesus memanggil mereka dan mereka
semua membuat komitmen radikal untuk mengikut Kristus (Padahal beberapa
diantara mereka sudah menikah, tetapi rela meninggalkan segalanya dan membuat
pilihan yang tidak pasti untuk mengikut Yesus?).
Yesus memanggil mereka untuk tujuan yang
lebih tinggi daripada menangkap ikan.
Menurut Injil Yohanes, mereka sudah mengetahui tentang sesuatu tentang
Yesus selama lebih dari setahun, namun belum membuat komitmen penuh kepada-Nya.
Mereka mau meninggalkan pekerjaan mereka
karena mereka merasakan panggilan untuk tujuan yang lebih tinggi.
Demikian juga, Kristus memanggil kita untuk
membagikan kasih-Nya dan menyaksikan kebenaran-Nya.
“Yesus memilih nelayan yang tidak terpelajar
karena mereka tidak dididik dalam tradisi dan kebiasaan yang salah pada zaman
mereka. Mereka rendah hati serta mudah
diajar. Orang-orang seperti itulah yang
Yesus panggil untuk menjadi rekan kerja-Nya.
Ketika para murid keluar dari pelatihan yang
diadakan Juruselamat, mereka tidak lagi bodoh dan tidak berbudaya.
Mereka telah menjadi seperti Dia dalam
pikiran dan karakter”.
Para pemungut cukai/pajak adalah orang
Yahudi yang, demi uang, telah setuju untuk bekerja bagi Herodes dan Kekaisaran
Romawi untuk mengumpulkan pajak dari sesama orang Yahudi. Mereka termasuk orang yang paling dibenci
dan dianggap hina di negeri itu/diseluruh Israel. Ini seharusnya menuntun kita
untuk mengajukan dua pertanyaan:
(1) Mengapa Yesus
memilih untuk memanggil orang seperti itu untuk mengikuti Dia? dan
(2) Mengapa
Matius meninggalkan bisnisnya yang menguntungkan untuk mengikuti Yesus? Apa
yang Allah minta agar kita serahkan untuk mengikuti Dia?. Didalam hati Matius
ia memiliki kerinduan untuk mengikuti Yesus. Ketika undangan datang, dia sudah
siap.
Jauh di lubuk hati kita ada kerinduan akan
sesuatu yang lebih dalam kehidupan ini. Kita juga ingin hidup untuk sesuatu
yang berharga, untuk tujuan yang lebih agung dan lebih mulia. Karena itu, Kristus memanggil kita, seperti
Matius, untuk mengikut Dia.
III. PAULUS: BEJANA PILIHAN ALLAH.
Pikirkan tentang kisah Saulus / Paulus. Dia
dibesarkan sebagai seorang Yahudi yang taat dan seorang Farisi. Dia masih muda,
energik, dan berkomitmen. Kemudian, dia memiliki pengalaman dalam perjalanan ke
Damaskus.
Dia sedang dalam perjalanan untuk menangkap
dan membunuh orang Kristen. Apa yang berubah? Paulus tidak mengubah hari
Sabatnya; dia tidak mengubah pola makannya; dia tidak mengubah keyakinannya
pada Kitab Suci. Apa yang dia ubah adalah gambaran tentang Allah! (his picture
of God).
Baca: Kisah
9: 3-6,10-20: ay.15 “Tetapi firman Tuhan kepadanya (Ananias):
“Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan
nama-Ku kepada bangsa2 lain serta raja-raja dan orang-orang Israel”.
Mengapa Yesus memilih seseorang seperti
Paulus? Pikirkan tentang orang lain yang Dia pilih untuk bekerja bagi-Nya: (1)
Orang yang kesurupan roh jahat, (2) wanita Samaria, (3) Seorang pelacur yang
sebelumnya kerasukan setan, (4) pemungut cukai, (5) sekelompok nelayan Galilea,
dan (6) ribuan lainnya.
Bagaimana Yesus memengaruhi kehidupan
mereka? Apa yang mereka lakukan tentang itu?
Paulus tidak pernah berhenti bersaksi
tentang kepercayaannya kepada Yesus. Tidak diragukan lagi, dia bersaksi kepada
algojo Romawi yang membawanya keluar untuk dipenggal.
Di akhir hidupnya, Paulus mendesak Timotius
untuk melakukan pekerjaan sebagai seorang penginjil. Dia menulis kepada
Timotius dalam 2 Timotius 4:5-8 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,
sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah
tugas pelayananmu!. Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai
persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan
kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya”.
Paulus begitu meyakinkan dalam menjelaskan
kekristenannya sehingga beberapa anggota keluarga Nero menjadi Kristen! (Filipi
4:22). Pencobaan dan kesusahan yang Paulus alami dalam hal pemberitaan Injil kita
temukan dalam Filipi 4:22. Dan catatan singkat tentang Paulus terdapat dalam 2
Korintus 11:25-30.
IV. TUNTUTAN KASIH.
Bagaimana kasih Allah mempengaruhi hidup
Anda? Apakah itu memanggil Anda untuk bertindak? 2 Korintus 5:14 (NKJV *)
menyatakan, "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami/Karena kasih Kristus
memaksa kita." Para komentator/penafsir dan penerjemah Alkitab lainnya
berpendapat bahwa kasih Allah "tidak membuat kita punya pilihan."
Seperti yang kita ketahui, perilaku Petrus
di halaman Hanas dan Kayafas saat Yesus diadili sangat memalukan dan
menjijikkan. (Yohanes 18: 17,25,27) Namun, Yesus tidak menyerah/kecewa pada
Petrus.
Dia berbalik dan menatap lurus ke arah
Petrus saat dia membuat penyangkalan terburuknya; dan Petrus memandang Dia. Pada waktu pagi hari di Galilea, Yesus
menanyakan kepada Petrus pertanyaan ini, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku lebih dari mereka semua?. Jawab Petrus kepada-Nya, ‘Ya Tuhan,
Engkau mengetahui Aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya: Gembalakanlah
domba-domba-Ku’(Yoh.21:15).
Saat Yesus bertanya, dalam bahasa asli: Dia
menggunakan kata agape:”Apakah engkau mengasihi (agape) Aku?”. Kata agape merujuk pada kasih yang mengalir
dari hati Allah, berasal dari Allah. Kasih yang tulus dan tidak mementingkan
diri. Saat Petrus memberikan respons
kepada Yesus, dia tidak menggunakan kata agape. Dia berkata, “Ya Tuhan; Engkau
mengetahui aku mengasihi (phileo) Engkau.
Ini merujuk pada ikatan manusia yang cukup dalam/kasih persaudaraan—mis:
Filadelfia.
Respons Yesus adalah “Gembalakanlah
domba2-Ku”. Dengan kata lain, berikanlah hidupmu dalam pelayanan yang penuh
pengorbanan. Bekerjalah untuk-Ku. Layanilah orang lain.
Dalam Yohanes 21:16—Yesus bertanya dengan
pertanyaan yang sama kepada Petrus.
Namun pada kali yang ke tiga dalam ayat 17 -----
Yesus tidak lagi bertanya pada Petrus,
apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Ilahi agape?. Tapi Yesus berkata:
“Petrus, Aku tau bahwa kasih yang mengalir daripadamu adalah kasih dari
kemanusiaanmu yang lemah. Engkau telah
menyangkal Aku tiga kali, namun Aku telah mengampuni Engkau. Kasih karunia-Ku
bagimu. Mulailah di mana engkau dapat mulai. Bekerjalah bagi-Ku, dan kasihmu
bagi-Ku akan bertumbuh dan meluas ke dalam kasih Ilahi bagi orang lain.” Petrus mengecewakan Yesus di saat yang paling
kritis dalam kehidupan-Nya, namun itu tidak mendiskualifikasi Petrus dari pelayanan. Yesus memberikan pengampunan, mengubah Petrus
untuk bekerja bagi-Nya. Kasih ilahi itu aktif, bukan pasif. Kasih sejati
melibatkan komitmen. Kasih memaksa kita
untuk bertindak.
Saudara2ku,...seperti Petrus, kasih kita bagi Kristus akan bertumbuh dalam pelayanan
kepada orang lain. Semakin kita mengasihi Yesus, semakin kita rindu untuk
membagikan kasih itu dengan orang yang ada di sekitar kita. Semakin kita membagikan kasih-Nya dengan
orang-orang di sekitar kita, semakin bertumbuh kasih kita bagi Kristus.
Saat kita
mengambil LANGKAH IMAN dan menjadi aktif terlibat dalam bersaksi, kita akan
bertumbuh secara rohani.
Dalam Yohanes 21:18,19 Yesus menyatakan bagaimana Petrus mati. Yesus memberitahukan kepadanya tentang harga
pemuridan. Yesus ingin agar Petrus tahu
dengan jelas apa yang akan dia hadapi jika Dia menerima undangan Yesus untuk
“memberi makan domba-domba-Ku”. Dengan ayat ini Kristus menubuatkan bahwa suatu
hari Petrus akan mengalami mati syahid. Tangannya akan direntangkan di atas
salib. Dalam wahyu ini Yesus menawarkan sukacita terbesar dalam hidup:
--melihat jiwa-jiwa dimenangkan untuk kerajaan Allah. Namun, hak istimewa itu akan datang dengan
harga. Itu akan menuntut pengorbanan
tertinggi. Petrus diminta untuk membuat komitmen kasih dengan mata yang terbuka
lebar. Petrus sekarang tahu bahwa tidak
ada pengorbanan yang terlalu besar untuk bergabung dengan Yesus dalam misi-Nya
kepada dunia.
Johanes menyadari juga kasih ini.
Seringkali, Petrus dan Johanes bekerja bersama.
1 Yohanes 3: 16-18: ay.16 “Demikianlah
kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk
kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
ay.17.Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita
kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah
kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?. ay.18.Anak2ku, marilah kita
mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan
dalam kebenaran”.
Jadi, apa yang harus dilakukan gereja di
abad ke-21 untuk menindaklanjuti semua yang telah kita pelajari pada kuartal
ini?
“Mereka yang adalah penjaga kerohanian
gereja harus menemukan cara dan sarana yang dengannya kesempatan dapat
diberikan kepada setiap anggota gereja untuk bertindak sebagai bagian dalam
pekerjaan Allah. Terlalu sering di masa lalu hal ini belum dilakukan. Rencana-rencana belum ditetapkan secara jelas
dan dilaksanakan sepenuhnya di mana TALENTA semua anggota dapat digunakan dalam
pelayanan yang aktif. Hanya sedikit yang menyadari betapa banyak yang terhilang
karena hal ini. “Para pemimpin dalam pekerjaan Tuhan, sebagai jenderal yang
bijaksana, adalah untuk meletakkan rencana untuk bergerak maju di sepanjang lintasan.
Dalam perencanaan mereka, mereka harus memberikan studi khusus untuk pekerjaan
yang dapat dilakukan oleh anggota awam untuk sahabat dan tetangga mereka. Pekerjaan Allah di dunia ini tidak akan
pernah selesai sampai pria dan wanita yang terdiri dari anggota gereja kita
melakukan pekerjaan dan menyatukan upaya mereka dengan para pendeta dan pengurus
gereja. “Keselamatan orang berdosa membutuhkan kerja pribadi yang
sungguh-sungguh. Kita harus memberi mereka firman kehidupan, bukan untuk
menunggu mereka datang kepada kita. Oh, saya bisa mengucapkan kata-kata kepada pria
dan wanita yang akan membangkitkan semangat mereka untuk bertindak! Saat-saat
sekarang diberikan kepada kita sangatlah sedikit. Kita berdiri di penghujung
dunia kekal. Kita tidak punya waktu untuk kalah. Setiap momen adalah emas dan
terlalu berharga untuk dicurahkan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Siapa
yang akan mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dari pada-Nya menarik
kekuatan dan kasih karunia untuk menjadi pekerja-Nya yang setia di ladang
misionaris?. “Di setiap gereja ada TALENTA
yang, dengan jenis pekerjaan yang tepat, dapat dikembangkan untuk menjadi
bantuan besar dalam pekerjaan ini. Apa yang dibutuhkan sekarang untuk membangun
gereja-gereja kita adalah pekerjaan yang baik dari para pekerja yang bijak
untuk membedakan dan mengembangkan TALENTA di dalam gereja—TALENTA yang dapat
dididik untuk digunakan oleh Guru.
Harus ada rencana yang terorganisir dengan
baik untuk mempekerjakan para pekerja untuk pergi ke semua gereja kita, yang besar
dan yang kecil, untuk mengajar anggota bagaimana bekerja untuk membangun gereja
dan juga bagi orang-orang yang tidak percaya. Yang dibutuhkan adalah pelatihan, pendidikan. Mereka yang bekerja dalam mengunjungi gereja
hendaknya memberikan petunjuk kepada saudara-saudari kita dalam metode praktis
melakukan pekerjaan misionaris.—
Ellen
G.White, Testimonies for the Church,jld.9 hlm.116,117.
Apakah kita siap - seperti yang disarankan
dalam pelajaran kita untuk kuartal ini - untuk berdoa setiap pagi, memohon
kepada Allah untuk memberi kita kesempatan untuk bersaksi kepada orang lain?
Kesimpulan:
Saudara2ku,...
Saat kita mengambil LANGKAH IMAN dan menjadi
aktif terlibat dalam bersaksi, kita akan bertumbuh secara rohani. Sukacita
terbesar dalam hidup datang dari membagikan kasih Allah dengan orang lain. Roh kudus akan menuntun kita untuk bertemu
dengan orang-orang dalam hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar