PERJANJIAN UTAMA
(Covenant Primer)
Ayat
hafalan:
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi
harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang
empunya seluruh bumi”.(Keluaran 19:5).
(Lihat Wahyu
12: 7-12). Itu hanya tercurah ke bumi ini ketika Adam dan Hawa setuju untuk
menerima kebohongan yang Setan tawarkan alih-alih/gantinya tetap setia kepada
Tuhan.
#2. Dalam
pelajaran ini kita akan meninjau/mengulangi
kembali janji2 perjanjian(Covenant
promises) yang dibuat untuk/kepada berbagai individu melalui Perjanjian
Lama dan membandingkannya dengan perjanjian yang telah dijanjikan Allah dengan
kita. Kita juga akan mencoba untuk menyebutkan secara singkat bagaimana
keadaan di surga selama waktu itu.
Kej.17:2 “Aku akan mengadakan perjanjian
antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak”.
“Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘perjanjian’
(yang muncul sekitar 287 kali dalam Perjanjian Lama) adalah berith.
Kata itu dapat diterjemahkan juga ‘wasiat’/testament
atau ‘surat wasiat’ (last will). Asal mula kata ini tidak jelas, tetapi
telah berarti ‘mengikat dua pihak
bersama-sama’. Akan tetapi, kata itu digunakan untuk beragam jenis
‘ikatan,’ apakah antara manusia dengan manusia atau antara manusia dengan
Allah. Kata tersebut biasa digunakan di
mana dua pihak adalah manusia dan secara khusus digunakan secara rohani untuk
perjanjian antara Allah dan manusia. Penggunaan secara rohani itu
sepenuhnya adalah sebuah metafora yang didasarkan atas penggunaan biasa tetapi
memiliki konotasi hubungan yang lebih dalam”.—J.Arthur Thompson, “Covenant
(OT), “The International Standard Bible Encyclopedia, edisi revisi(Grand
Rapids,MI:William B.Eerdmans Publishing Company, 1979), jld.1,hlm.790.
4. Ada tiga elemen utama dalam
perjanjian yang Allah ingin buat dengan kita:
(Seperti perjanjian perkawinan, perjanjian kitab suci berarti sebuah
hubungan dan sebuah persetujuan. Sebagai
satu persetujuan, perjanjian Kitab
suci itu berisi 3 unsur dasar):
1) Allah meneguhkan janji2 perjanjian (the covenant
promises) dengan satu sumpah.
(Galatia 3:16; Ibrani 6: 13,17
–kepada Abraham).
2) Kewajiban dalam perjanjian adalah
ketaatan/penurutan pada kehendak Allah seperti yang dinyatakan dalam Sepuluh
Hukum. (Ulangan 4:13).
3) Cara di
mana kewajiban perjanjian Allah dipenuhi
pada akhirnya adalah melalui Kristus dan rencana keselamatan. (Yesaya 42:
1,6)
5. Jadi, kita
melihat bahwa tiga elemen utama dari perjanjian Allah dengan kita meliputi: (1) janji2 Allah, (2) ketaatan/penurutan kita, dan (3) rencana
keselamatan.
6. Ini adalah
komitmen yang mengubah hidup dari Allah bagi kita. Yesus Kristus menjadi manusia.
7. Apa perjanjian Tuhan dengan Nuh?
Kej.6:17-18.
Kej.6:17-“Sebab sesungguhnya Aku akan
mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan
bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati
binasa”.v.18.”Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu:
engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu”.
8. Penting
untuk diperhatikan bahwa setiap orang yang menanggapi panggilan Allah, masuk ke dalam bahtera! Pintunya terbuka.
Orang lain bisa saja masuk; Namun, mereka tidak melakukannya.
9. Kita juga
perlu mengingat bahwa Allah tidak hanya berurusan dengan kita di bumi ini,
tetapi juga Dia memiliki seluruh alam semesta untuk ditangani.
Bagaimana mereka menanggapi/merespons
rencana Allah untuk menghancurkan/membinasakan dunia? Rencana keselamatan
(rekonsiliasi) harus mencakup seluruh alam semesta!
Kolose 1: 19-20: 19 “Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam didalam Dia.
V.20.”dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,
baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan
perdamaian oleh darah salib Kristus”.
“Selama berabad-abad Allah menanggung/memikul
bersama penghuni dunia yang sudah tua. Tetapi pada akhirnya rasa
bersalah/berdosa mencapai batasnya .... Dia keluar dari tempatnya untuk
menghukum penduduk bumi, dan dengan
air bah membersihkan bumi dari kesalahannya.
Terlepas dari pelajaran yang mengerikan ini,
manusia tidak lama kemudian mulai berkembang biak sekali lagi, pemberontakan
dan kejahatan menjadi meluas. Setan tampaknya/sepertinya telah menguasai dunia.
Saatnya datang bahwa perubahan harus dilakukan, atau gambar Allah akan
dilenyapkan seluruhnya dari hati makhluk yang Dia ciptakan. Seluruh surga telah menyaksikan pergerakan2
Allah dengan minat yang kuat. Akankah Dia sekali lagi menunjukkan murka-Nya? Akankah Dia menghancurkan dunia dengan
api? Para malaikat mengira/berpikir bahwa waktunya telah tiba untuk
melakukan pukulan keadilan, ketika, melihat, visi mereka yang menakjubkan telah
menyingkapkan rencana keselamatan. — Ellen G. White, The Ellen G. White 1888
Materials * 569.2-570.1.
10. Setelah
banjir usai, perhatikan kata-kata dari Tuhan ini.
Kejadian 9:8-17- Pelangi.
11.
Bertahun-tahun kemudian, kita sampai pada kisah Abram / Abraham (disebut
sebagai Abraham atau Abram / Abraham dalam handout ini kecuali ketika membahas
perubahan namanya seperti yang tercatat dalam Kejadian 17 atau dalam kutipan
menggunakan Abram).
Apakah
rencana Allah baginya?.
Kejadian
12:1-3 v.2 “Aku akan membuat
engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu
masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. v3.Aku
akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang2
yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat”.
(Galatia
3:6-9, 29).
13. Perhatikan
secara khusus dalam janji perjanjian yang dicatat dalam Kejadian 12 bahwa,
berulang kali, Allah berkata: "Aku
akan, ... aku akan." Siapa yang membuat janji utama?(Who was
making the main promises?). Itu Allah
yang membuat janji!
Baca Kejadian 15: 4-21.(Perjanjian Allah
dengan Abram; janji tentang keturunannya)à”Org.ini tdk
akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu...maka percayalah Abraham
kpd.Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sbg.kebenaran....
Keseluruhan cerita ini mungkin tampak sangat aneh bagi kita; tetapi, catatan
yang ditemukan dari daerah tempat Abraham dilahirkan dan dibesarkan menunjukkan
bahwa ini adalah standar cara orang-orang pada waktu itu membuat perjanjian. Baca: Kej.17:1-14àv.1-2,4,11-12.
“Ketika Abram berumur 99 tahun, maka Tuhan
menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:”Akulah Allah Yang Maha
Kuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan
perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat
banyak...v.11.haruslah dikerat kulit khatanmu
dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. V.12.Anak
yang berumur 8 hari haruslah disunat, yakni setiap laki2 diantara kamu, turun
temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah
seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu”.
14. Allah mengulangi
janji ini dua kali kepada Abraham sebelum Sara akhirnya memiliki seorang anak.
Bagaimana tanggapan/response Abraham dan
Sarah?
Kejadian
17:17; Kej.18:10-15 v.12 “Jadi
tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: “Akan berahikah aku, setelah
aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua”.
15. Haruskah
Allah menghormati Abraham dan Sara sebagai orang tua umat beriman, bahkan
setelah menertawakan-Nya dan berbohong kepada-Nya? Jadi, mereka menamai putra
mereka Ishak, yang artinya tertawa!
16. Ada sekitar
25 tahun antara waktu Allah memanggil Abraham keluar dari Ur Kasdim sampai dia
akhirnya menerima anak yang lahir dari Sara. Abraham akan percaya dan percaya
dalam bimbingan Allah di hampir semua situasi. Dia dan Sara telah berbohong
kepada Firaun di Mesir, dan mereka telah melakukan hal yang sama kepada raja
Gerar. Tapi, Allah tetap setia. Allah selalu bekerja ekstra meskipun kita
memiliki kelemahan.
(God always
goes the extra mile despite our foibles.)
Abraham terus mempercayai Allah.
17. Allah juga
membuat/membangun perjanjian dengan Musa dan, kemudian, dengan orang-orang
Israel.
Kel.6:1-8:
v.1,5,7 “Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa:”Akulah Tuhan.
Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah Tuhan, Aku akan membebaskan
kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepasan kamu dari perbudakan mereka dan
menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman2 yang berat”. Dan
Aku akan membawa kamu ke negeri yang
dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub,
dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan”.
18. Lebih dari
400 tahun telah berlalu sejak perjanjian Allah diberikan kepada Abraham. Apakah
itu akhirnya akan digenapi? Dalam arti apa? Perjanjian ini berisi banyak hal
yang sama
Prinsipnya
dengan yang disebutkan kepada Nuh dan Abraham sebelum Musa. Sekali lagi
perhatikan tiga elemen:
# 1. Allah
membangun suatu hubungan yang
khusus/special dengan umat-Nya. (Lihat Kejadian 17: 7-8 dan Keluaran 19: 5-6.Lihat ayat hafalan)
2. Allah
menjanjikan kepada mereka status yang sangat istimewa sebagai suatu bangsa yang besar. (Lihat
Kejadian 12: 2 dan Keluaran 19: 6.)
# 3. Tetapi,
Allah “tidak dapat” dan “tidak bisa” secara khusus memberkati anak-anak-Nya
kecuali mereka tetap menurut/taat.
(Lihat Kejadian 17: 9-14; 22: 16-18; dan Keluaran
19: 5.)
“Perhatikan urutannya disini: Tuhan
menyelamatkan orang Israel, kemudian memberikan kepada mereka hukum untuk
diturut. Urutan yang sama dengan Injil. Pertama-tama Kristus menyelamatkan kita
dari dosa (see John 1:29; 1 Cor. 15:3; Gal. 1:4), kemudian hidupkan hukum-Nya
dalam diri kita” (Gal.
2:20; Rom.
4:25; 8:1-3; 1 Peter 2:24).”—The SDA Bible Commentary, vol. 1, p. 602.
19. Allah
telah mengenali(recognize) kelemahan
manusia. Namun, Dia tetap membuat janji perjanjian yang berharga itu
kepada mereka. Perhatikan terutama:
Roma 8: 1-3:..v.3”Sebab
apa yang tidak mungkin dilakukan oleh hukum Taurat karena tak berdaya oleh
daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus anak-Nya sendiri dalam
daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah
menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging”.
20. Kristus
datang "untuk menghapus dosa." Apa artinya?
Allah tidak mengabaikan dosa-dosa kita; Dia
"berurusan dengan mereka".1 Petrus 2:24: Christ himself carried our
sins in his body to the cross, so that we might die to sin and live for
righteousness. It is by his wounds that you have been healed.—Good News Bible.*
21. Apakah
Allah masih menunggu hubungan perjanjian-Nya dibangun dengan umat-Nya hari ini?
Keluaran 6: 7:
"Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan
memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya
kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan.”
22. Tetapi,
akhirnya, setelah Israel ditawan di Babilonia, Allah menjelaskan secara lebih
rinci apa yang tercakup dalam perjanjian-Nya. Dia bahkan menyebutnya PERJANJIAN
BARU. Yeremia 31: 31-34:..v.31”Sesungguhnya,
akan datang waktunya...Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel
dan kaum Yehuda.33....beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel
sesudah waktu itu, ..Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan
menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka
akan menjadi umat-Ku”. 34....sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan
tidak lagi mengingat dosa mereka”.
23. Menarik
untuk diperhatikan bahwa ini disebut perjanjian baru. Tapi, janji Allah itu
sama. Seberapa baik yang kita lakukan di pihak kita? Allah ingin menjadi
seperti suami bagi kita. Dalam Wahyu 19 & 20 kita dapat membaca tentang
orang-orang akhir zaman Allah, yang
menjadi pengantin perempuan.
24. Perhatikan
khususnya bahwa dalam Yeremia 31:34, rahasianya adalah bahwa "mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku." Bagaimana
hal itu berhubungan dengan kata-kata dari doa terakhir Yesus yang tercatat
sebelum penyaliban-Nya?
Yohanes
17: 3:”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau
utus”.
25. Saat kita
mendekati akhir dari sejarah dunia ini, akankah kita diharapkan untuk mengenal
Dia dengan baik?
Dan diharapkan
untuk menaati/menuruti Allah? Dan untuk tetap setia kepada-Nya meskipun ada
kesulitan?
26. Allah
memanggil agar hukum-Nya ditulis di
dalam hati kita. Apa artinya?
“Orang yang berusaha untuk mematuhi
perintah-perintah Allah dari rasa hanya melulu karena kewajiban- karena dia
diharuskan untuk melakukannya - tidak akan pernah masuk ke dalam sukacita
ketaatan/penurutan. Dia tidak menurut. Ketika persyaratan/tuntutan2 Allah
dianggap sebagai beban karena
bertentangan dengan kecenderungan manusia, kita mungkin tahu bahwa kehidupan
itu bukanlah suatu kehidupan Kristen.
Kepatuhan/penurutan sejati adalah hasil dari prinsip di dalam. Itu
muncul dari kasih akan kebenaran, kasih akan hukum Allah. Inti dari semua
kebenaran adalah kesetiaan kepada Penebus kita. Ini akan menuntun kita untuk
melakukan yang benar karena itu benar — karena perbuatan benar (right doing) menyenangkan/berkenan
kepada Allah. — Ellen G. White, Christ's Object Lessons * 97.3-98.
27. Jika kita
terikat/di ikat kepada Allah oleh kuk kasih/cinta, apakah artinya itu?
“Kuk yang mengikat kepada pelayanan ialah hukum Allah. Hukum kasih yang
besar yang telah dinyatakan di Eden, dan di umumkan di Sinai, dan didalam
perjanjian baru ditulis di dalam hati, itulah yang mengikat manusia kepada
kehendak Allah. Jikalau kita dibiarkan mengikuti kecenderungan kita sendiri,
pergi kemana kita suka pergi, maka kita akan jatuh kedalam barisan Setan dan
menjadi penganut sifatnya. Oleh sebab itu Tuhan menetapkan kita kepada
kehendak-Nya, yang tinggi, dan mulia, dan mengangkat kita lebih tinggi. Ia
ingin agar kita mengerjakan tugas-tugas pelayanan itu dengan sabar dan
bijaksana. Kuk pelayanan Kristus Sendiri telah dipikul di dalam kemanusiaan. Ia
berkata, “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam
dadaku”.Mazmur 40:9 “Sebab
Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” Yoh.6:38. Kasih akan
Allah, giat demi kemuliaan-Nya, dan kasih akan manusia yang telah jatuh,
membawa Yesus ke dalam dunia untuk menanggung sengsara; dan mati. Inilah kuasa
yang mengatur kehidupan-Nya. Prinsip ini yang Ia minta agar kita terima”. Ellen G.White, Alfa dan Omega,
jld.5,hlm.354.
28. Jadi,
bagaimana menurut Anda? Apakah perjanjian2 ini (these covenants) , yang dimulai
dengan Nuh dan berlanjut sampai kita, konsisten? Atau, apakah janji perjanjian
Allah di zaman kita berbeda?
29. Seperti
yang telah kita sarankan, Allah
membandingkan hubungan perjanjian-Nya dengan kita dengan pernikahan. Apakah
itu analogi yang bagus?
30. Dalam
pernikahan yang baik, meskipun masalah2 dan ketidaksepakatan2 yang mungkin
muncul, cinta/kasih mengatasi
segalanya. Tapi, seringkali, kita membiarkan masalah itu menghancurkan
cinta kita.
31. Jelas di
seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bahwa Tuhan melampaui hampir semua
batasan yang dapat disebutkan untuk menjangkau kita. Kadang-kadang kita
menyebutnya kasih karunia-Nya, “menjangkau
keluar” pada pihak Allah.
Apakah
arti kasih karunia?
“Kitab suci menggambarkan tiga makna berbeda
untuk “kasih karunia”. Kasih karunia berarti tindakan kasih Allah terhadap
orang berdosa yang tidak layak; kasih karunia menunjuk pada karakter Allah yang
luar biasa; dan kasih karunia menunjuk kepada Allah yang memberi kita kekuataan
untuk mengatasi.
Dalam Perjanjian Baru, padanan kata dari
istilah bahasa Ibrani kasih karunia (chen)
adalah ungkapan Yunani (diatheke), yang mengacu pada
wasiat, atau hadiah.
Dalam kesamaan dengan perjanjian, surat
wasiat (dokumen sah) adalah hadiah gratis untuk pihak yang tidak
memiliki hak sah untuk itu. Dengan demikian, surat wasiat (a will)
juga merupakan model kasih karunia Allah yang sesuai.
32. Dalam
perjanjian2(covenants) yang dibuat Allah dengan Abraham, Musa, gereja-Nya dalam
Perjanjian Baru, dan kita, Dia telah berbicara kepada mereka dan kepada kita
sebagai Allah yang sangat pribadi (as a very personal God). Dia tidak menggunakan nama-Nya yang berdaulat
(His sovereign name), Elohim; Dia menggunakan nama pribadi-Nya (He uses His
personal name), Yahweh” PGSS Trw.II, 2021-hlm.21.
“Yahwe (adalah) nama yang tepat dari Allah
Israel...Banyak sarjana baru-baru ini menjelaskan (Yahwe)...(yang mewujudkan,
pemberi kehidupan)...(pemberi keberadaan, pencipta,)..(dia yang mewujudkan...pelaksana
janjinya)...(dia yang...absolut dan tidak dapat berubah,)...(yang ada, selalu
hidup, konsisten dan tidak berubah,)..(yang datang dalam perwujudan sebagai
Allah penebusan,)...dia akan menjadi itu,...(dia akan menyetujui dirinya sendiri[memberikan
bukti keberadaan, menegaskan keberadaannya])”
Yahwe adalah “nama dari Allah yang
menyatakan diri-Nya kepada Musa di Horeb, dan dijelaskan[sebagai]...Aku akan
menjadi dia yang akan menjadi itu...Aku adalah dia yang adalah Aku, yaitu itu
bukan urusan Anda..Aku (ini mamaku), karena Aku...Akulah Aku, dia yang pada
dasarnya tidak dapat disebutkan namanya, tidak dapat dijalaskan”.
“Kata Yesus kepadanya: Akulah Dia”
(Yoh.4:26);...”Tetapi Ia berkata kepada mereka: Aku ini, jangan takut!”
(Yoh.6:20);....”Sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan
mati dalam dosamu” (Yoh.8:24);...”Maka kata Yesus...bahwa Akulah Dia”;
(Yoh.8:28);...”Kata Yesus kepada mereka...sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”
(ayat 58);...”Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu
terjadi...Akulah Dia” (Yoh.13:19);...”Katanya kepada mereka Akulah Dia”
(Yoh.18:5)...”Jawab Yesus: Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini
pergi” (ayat 8).__The Interlinear Hebrew-Greek-English Bible,vol.4,hlm.258-307.
33. Jadi,
apakah kita siap untuk menerima janji
perjanjian Allah kepada kita? Perhatikan hasil menarik dari janji
perjanjian baru Allah ini, dalam Yeremia
31: 31-34...ay.33..Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan
menuliskannya dalam hati mereka;...
“Sedikitnya orang menyadari bahwa Perjanjian
Baru (NT) menerima namanya dari perikop khusus ini. Karena kata Latin untuk
perjanjian (covenant) adalah perjanjian (testament), Origen, bapa gereja yang
terkenal (sekitar 185-254 M) menyebut 27 buku dalam Kitab Suci...Perjanjian
Baru (NT)...” Gerhard F.Hasel dan Michael G.Hasel, The Promise: God’s
Everlasting Covenant, hlm.21,21.
34. Dalam
melihat semua perjanjian ini dari generasi ke generasi, bagaimana seharusnya
hal itu berdampak pada kita?
Mengingat semua yang telah Dia lakukan untuk
kita yang melibatkan cinta/kasih kita dan komitmen kita serta ketaatan kita,
apakah kita siap untuk suatu hubungan
yang benar-benar pribadi dengan Allah?
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar