BATU UJIAN BAGI KEKRISTENAN.
Pada suatu saat dalam sebuah komite (meeting),
anak2 Allah (dalam hal ini para malaekat), hadir di surga menghadap Tuhan—
untuk memperbincangkan masalah2 yang terjadi di alam semesta ini (kita bisa
baca dalam Ayub 1:6).
Tempatnya tidak ditentukan, oleh sebab itu
tempatnya tidak dapat diketahui. Setan
sangat marah karena tidak diundang ke komite ini. Kita tahu bahwa setan telah dikeluarkan dari
surga (Wahyu 12:7-9). Namun, EG White
dalam Early Writing, hlm.290 (3 BC.hlm.500)-- menyatakan bahwa: Dia(setan)
memiliki akses ke dunia2 lain. Setan mengatakan bahwa dia juga terlibat disini,
jadi dia berhak untuk masuk menghadiri.
Allah yang menjadi Ketua Majelis ini meminta
keterangan kepadanya mengenai seorang manusia di dunia.
Kita boleh baca dalam Ayub 1:8 “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?. Sebab
tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang
takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
Oh,..tunggu sebentar, kata setan dengan menggerutu dan berkata dalam Ayub 1:9-11.
“Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub
takut akan Allah?. Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan
rumahnya serta segala yang dimilikinya?. Apa yang dikerjakannya telah Kau
berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah
segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu”.
Setan (Raja kegelapan) ini menganggap bahwa
titik kelemahan Ayub terletak pada HARTANYA, sebab dia telah berhasil
menjatuhkan jutaan manusia melalui : Penumpukan
Harta dan Cara Penggunaannya.
Jadi setan menganggap, jika harta Ayub habis
maka seperti orang lain, banyak yang menghujat Allah. Tentu dia berpikir Ayub juga akan bereaksi
yang sama yaitu akan menghujat Allah.
Sdr2ku,...Para tetangga Ayub mengenal dia
sebagai seorang yang sopan dan para anggota gereja pun mengenalnya sebagai
seorang yang takut akan Allah. Namun,
Setan mengetahui bahwa ada SATU UJIAN yang akan membuktikan apa yang Allah telah katakan mengenai dia.(didalam ayat 8
tadi---saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan).
Jadi setan mengetahui bahwa SIKAP Ayub
terhadap hartanya akan menjadi BATU UJIAN terhadap kesetiaannya terhadap Allah.
Itulah sebabnya, Setan begitu positif
berkata: “Eh,..tunggu dulu, Engkau akan lihat, dia akan mengutuk-Mu di
depan-Mu.
Sdr2ku,..Dalam cerita ini, Allah tidak takut
untuk memberikan kesempatan kepada Ayub.
Kemudian, Allah berkata kepada Iblis itu dalam Ayub 1:12—“Go ahead--Baiklah,..silahkan...jamahlah segala
yang dipunyainya (Touch his
possession—v.11).
Namun,
Ayub mempunyai keyakinan yang kokoh/kuat.
Sorga bergembira, ketika ternyata Ayub dapat
membuktikan bahwa kesetiaannya terhadap Allah tidaklah bergantung pada
perkara-perkara MATERI.
Dimanakah rahasia kemenangan Ayub terdapat?.
Yakni pada:
Dia tidak menganggap Hartanya itu sebagai miliknya sendiri. Dia menyadari bahwa semuanya itu adalah
kepunyaan Allah. Istrinya membujuknya
supaya menghujat Allah (di dalam Ayub 2:9)...tetapi Ayub menjawab dalam Ayub
1:21 “the Lord gave, and the Lord had taken away; blessed be the name of the
Lord” (Tuhan yang memberi, Tuhan yang
mengambil, pujilah Allah).
Sdr2ku,...Inilah sikap Ayub terhadap
HARTANYA. Semuanya itu tidak dapat membuat kesetiaannya kepada Allah menjadi
goyah.
Dia menyadari bahwa dia hanyalah sebagai
PENATALAYAN (Pengurus/pengelola harta-harta itu). Jadi, kita tidak boleh memiliki sikap yang
salah terhadap harta.
Bila seorang manusia menipu Allah dengan
tidak mengembalikan/menyerahkan Persepuluhan dan persembahan yang merupakan
milik Allah itu, maka dia tidak pernah dipercayakan dengan harta surga yang
kekal.
Kesimpulan:
Kiranya kita mengikuti dengan setia prinsip
yang benar dari Penatalayanan. Sikap
kita terhadap harta milik kita dan bagaimana caranya kita MENGATUR
PENGGUNAANNYA adalah menjadi Batu Ujian kepada kita sebagai umat-Nya.
Amsal
3:9,10 “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari
segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar