JALAN YANG SUKAR
(The hard way)
Pel.4, 23 Januari 2021
Ayat hafalan:
“Dan aku
hendak menanti-nantikan Tuhan yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum
keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia” (Yesaya 8:17),
Pelajaran ini fokus pada perilaku yang sangat
menyedihkan dan akibat pemberontakan dari seorang raja Yehuda yakni: Raja Ahas yang melawan/menolak bekerjasana dengan Nabi Yesaya.
Bagaimanakah Allah menangani orang yang menolak mendengar nasehat-Nya?.
Haruskah Allah “membakar mereka selama-lamanya”?
Apakah yang diajarkan oleh pelajaran ini tentang perlunya mengikuti nasihat Tuhan?.
Yesaya 7: 14-16: “Sebab itu Tuhan sendirilah
yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan
muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan
menamakan Dia Imanuel”. 15.Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak
yang jahat dan memilih yang baik, 16. Sebab sebelum anak itu tahu menolak yang
jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan
ditinggalkan kosong”.
Ayat-ayat
ini adalah merupakan jawaban/respons Allah atas penolakan Raja Ahaz untuk menerima bimbingan Tuhan melalui pekabaran yang disampaikan melalui Nabi Yesaya. Kepada dia telah diberitahukan dengan jelas bahwa kedua Raja,
Rezin dan Pekah masing-masing dari Suriah dan Israel Utara, tidak akan dapat
mengalahkan kerajaannya atau menyerang Yerusalem. Tapi, seperti yang kita
pelajari minggu lalu, alih-alih menerima firman Tuhan, Ahaz ternyata punya rencananya sendiri dimana kita ketahui, ia minta bantuan dari Kerajaan Asyur bukan dari Tuhan Allah.
Yesaya 7: 1-9: (Menerangkan ttg ancaman Rezin
raja Aram dan Pekah, raja Israel berperang melawan Ahas. Pekabaran Yesaya
disampaikan kepada Ahas raja Yehuda, supaya jangan takut. Tetapi Ahas justru mencoba bersahabat dengan
Tiglat Pileser III dari Assyria (musuh dari musuhnya itu.)
Dengan
membaca 2 Raja-raja 15: 29-30; 2 Raja 16: 7-9; dan 1 Tawarikh 5: 6,26, adalah
mungkin untuk menentukan dengan tepat latar belakang sejarah di mana
peristiwa-peristiwa ini terjadi.
Nubuatan Yesaya ini diberikan sekitar tahun 734 SM. Sebagai respons terhadap sogokan Ahas, Tiglat Pileser III melakukan apa yang memang dia ingin lakukan sebelumnya. Dia menghancurkan koalisi di Utara, menaklukkan Galilea dan wilayah Transyordan di utara Israel, mengungsikan penduduknya, dan mengembalikan wilayah itu menjadi propinsi2 Asyur.(734-733 SM).
Sisa Israel diselamatkan ketika Hoshea, setelah membunuh raja Pekah, menyerahkan diri dan membayar upeti.
Pada tahun 733 dan 732 SM Tiglat-Pileser
menaklukkan Damaskus, ibukota Aram. Lalu dia menjadikan Aram menjadi propinsi
Asyur. Jadi pada tahun 732 SM, dalam waktu dua tahun setelah Yesaya bernubuat,
Aram dan Israel telah ditaklukkan, dan
tamatlah riwayat kedua raja yang mengancam Ahas tersebut.
Segera setelah Salmanaser V menggantikan
Tiglat-Pileser III pada tahun 727 SM, Raja Hoshea di Israel membuat langkah
politik bunuh diri dengan memberontak melawan Asyur. Kemudian pasukan Asyur menaklukkan
ibukota Samaria pada tahun 722 SM dan mengangkut ribuan penduduk Israel Utara ke
Mesopotamia dan Media, dimana mereka akhirnya menyatu dengan penduduk setempat
dan kehilangan identitas mereka (lihat Yes.7:8- dan dalam waktu 65 tahun Efraim (Israel Utara) tidak ada lagi sebagai suatu bangsa).
Allah telah mengatakan apa yang akan terjadi
kepada musuh Yehuda, namun poin penting yang ingin disampaikan kepada Ahas
bahwa hal ini PASTI TERJADI, tanpa harus bersandar kepada Asyur.
Sulit
bagi kita yang hidup dalam keamanan yang relatif nyaman seperti di zaman kita ini
untuk membayangkan bagaimana rasanya hidup di negara di mana ancaman perang dan
kematian terus-menerus datang dari musuh yang dekat. Namun, ada banyak bukti
dari Alkitab bahwa umat Allah yang setia/beriman kepada Tuhan, juga akan
menghadapi peristiwa mengerikan pada masa depan, termasuk kemungkinan dibunuh.
Yesaya melanjutkan nubuatannya dengan
memberi tahu mereka apa yang akan terjadi.
Yesaya 7: 17-25: “Tuhan akan mendatangkan atasmu...sejak
Efraim (Israel Utara) menjauhkan diri dari Yehuda –mendatangkan yakni Raja Asyur. Tuhan akan bersuit memanggil lalat yang ada di ujung
anak2 sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur.(will whistle as
a signal for the Egyptians to come like flies and for the Assyrians to come
from their land like bees).
(Lalat dan lebah – simbol bgs2 asing (Mesir dan Assyria) sbg
alat yang ditunjuk Allah untuk kehancuran umat Allah pada masa yang akan datang.)
*Allah telah meramalkan kepada Yesaya, bahwa
kehancuran yang dialami adalah mengerikan karena digambarkan, hampir tidak ada barang yang
berharga yang tersisa (semua dicukur habis).
Undangan demi undangan telah disampaikan spy
bertobat dan mengajak mereka supaya mengadakan pembaharuan—tapi mereka tidak mau.
Jadi bagi Ahas, kabar baik dari Allah ialah
bahwa Aram dan Israel akan dilenyapkan. Kabar buruknya adalah Asyur, sekutu/”sahabat”
yang telah dia pilih untuk menolong, akan menjadi lawan yang LEBIH BERBAHAYA
dari Aram dan Israel (karena keinginan mereka/Asyur untuk berkuasa tidak pernah
terpuaskan.
Dengan menolak tawaran pembebasan dari
Allah, Ahas dijamin mengalami kekalahan.
(Jadi segalanya menjadi jalan yang sukar baginya). Sungguh tepat apa yang firman Tuhan katakan dalam Mazmur 118:9 “Lebih
baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia”.
Raja
Ahaz sebenarnya melakukan perjalanan ke Damaskus, ibu kota Aram/Suriah,
untuk bertemu Kaisar Tiglath-Pileser dari Asyur setelah Asyur merebut
Damaskus, ibukota Aram (Surya).
Lihat apa yang terjadi saat itu. 2 Raja-raja
16: 10-18:( Setelah ia(Ahas) melihat mezbah di Damsyik—imam Uria disuruh membuat
seperti itu—dan sesudah pulang Ahas membakar korban bakarannya disitu dan
selanjutnya demi Raja Asyur, dia telah menyingkirkan mezbah2 Tuhan.)
Dapat dikatakan bahwa Ahaz
benar-benar telah mengikuti keinginan musuh yaitu: Asyur. Namun yang jelas, bahwa mengirim uang ke
Tiglath Pileser (menyogoknya), sama sekali tidak melindungi Yehuda!
Dan
apa yang Ahaz lakukan setelah mengunjungi Kaisar Tiglath Pileser? 2
Tawarikh 28: 20-25: Raja Asyur bukannya membantu dia (oppose him), melainkan
menyesakkannya (caused him trouble).ay.22 Tetapi, dalam keadaan terdesak itu, raja Ahas
malah semakin berubah setia kepada Tuhanm bukannya bertobat/mengadakan reformasi dalam hidupnya.
Mempertimbangkan
apa yang dilakukan orang Assyria(Asyur) pada waktu itu dalam sejarah, seharusnya tidak
sulit bagi kita untuk menyadari bahwa Ahaz saat itu sangatlah ketakutan. Tapi,
alih-alih mempercayakan dirinya dan bangsanya di tangan Allah nenek moyangnya,
Abraham, Ishak, dan Yakub, tapi dia mencoba meyakinkan Tiglath Pileser untuk
menyelamatkannya dengan mengirimkan uang yang banyak. Tetapi tidak berhasil.
Baca Yesaya 8:1-10. Tuhan berfirman kepada Yesaya: (“Ambillah
sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah diatasnya dengan tulisan biasa:
Maher-Shalal-Hash-Bas.(Quick-Loot-Fast-Plunder)==Merampas dengan Cepat- memangsa dengan cepat. Inilah Arti
nama anak kedua dari Yesaya. Panggil 2 saksi yg.dapat dipercaya, imam Uria
dan Zakharia. Aku menghampiri istriku; ia mengandung dan melahirkan seorang
anak laki2. Tuhan berfirman: “Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas,(Quick-Loot-Fast-Plunder/"merampas dengan cepat, memangsa dengan cepat). Ay.4.sebab sebelum anak itu tahu memanggil Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan
jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur.).
Pekabaran dari nama itu berkaitan dengan
penaklukan yang cepat dari bangsa Asyur.
Jarahan hasil peperangan dari ibukota Aram dan Israel Utara akan
diangkut oleh bangsa Asyur.
Lebih lanjut, karena Yehuda telah menolak
pekabaran jaminan dari Allah, maka mereka akan dihanyutkan kuasa Asyur yang
dahsyat, bagaikan banjir dari sungai Efrat.
Karena Ahas berpaling kepada Asyur, nama
anak-anak Yesaya merujuk pada Yehuda dan Israel Utara. Namun, Tuhan akan
menyertai (Imanuel) umat-Nya yang setia dan memulihkan serta mengembalikan
mereka ke tanah mereka.
RABU: Tidak ada yang perlu Ditakuti Saat Kita Takut kepada Allah.
Jelas
di seluruh Alkitab dikatakan, bahwa Tuhan selalu bersedia menerima kita kembali
jika kita bersedia untuk kembali.
Yesaya 8: 11-15:(Jangan takut dan janganlah
gentar.)
Dalam ayat-ayat ini, tampaknya
Allah merasa perlu mendorong Yesaya untuk tidak menyerah/takut.
Tentu, ada alasan dari sudut pandang manusia
untuk merasa takut.
Tapi,
ketakutan itu sendiri bisa menjadi kekuatan yang melumpuhkan. Sama seperti
ketika pelantikan Presiden Amerika Franklin D.Roosevelt yang takut karena
Depresi Ekonomi yang hebat di negaranya pada waktu dahulu.
Pekabaran Yesaya kepada bangsa yang sedang
tertekan adalah: “Tidak ada hal apa pun yang perlu kita takutkan saat kita
takut kepada Allah”...tetapi takutlah akan Allah (Yes.8:12,13; Wahyu
14:6-12). Jika Allah membela Anda, tidak
ada yang dapat menjamah Anda tanpa seizin-Nya.
Tapi,
dalam konteks itu. Bagaimana kita memahami ketakutan dalam 1 Yohanes 4:18? “Di
dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan;
sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di
dalam kasih”.
Perhatikan apa yang dikatakan
Yesaya selanjutnya.
Yesaya
8: 16-22: ay.17 Dan aku hendak menanti-nantikan
Tuhan yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak
mengharapkan Dia” (AYAT HAFALAN).
I will wait:
Ini adalah tanggapan pribadinya (Yesaya)
terhadap pesan Tuhan dalam ayat 12-16. Apapun yang mungkin dilakukan orang
lain, nabi menegaskan tujuannya untuk menaati Tuhan dan menemukan kepercayaan
dan kekuatan di dalam Dia.
Hideth His face:
Allah tidak pernah sembarangan
menyembunyikan wajah-Nya dari manusia atau bangsa mana pun. Ketika manusia
berpaling dari Allah, Dia memalingkan wajah-Nya dari mereka (lihat Fsl 59:1,2).
Allah tidak selamanya terus berbicara kepada mereka yang tidak mau mendengar. Itu karena Israel telah berpaling dari mendengarkan Firman Tuhan dan dari
menaati hukum-Nya sehingga, seolah-olah, Dia "menyembunyikan"
wajah-Nya dari mereka. Pengalaman bangsa secara keseluruhan sekarang mirip
dengan yang dialami Saul ketika Tuhan tidak lagi menjawabnya (1 Sam. 28: 6).
I will look:
Apapun pengalaman yang mungkin dialami orang
lain, Yesaya akan memandang kepada Allah, mendengarkan firman-Nya, dan berjalan
di jalan-jalan-Nya (Yosua 24:15).
Itu menjadi sangat serius sehingga dia
mengorbankan putranya sendiri sebagai persembahan bakaran kepada berhala.
Dan
ketika Ahaz akhirnya meninggal, mereka bahkan tidak menguburkannya di daerah
yang diperuntukkan bagi raja. (2 Tawarikh 28:27)
Tapi, bukankah ilmu gaib(Okultisme) adalah sesuatu dari
zaman dahulu saja, dan yang tidak melibatkan kita di zaman kita?
Perhatikan instruksi Tuhan tentang berurusan
dengan okultisme sejak zaman Musa.
Imamat 20:27 (dihukum mati/mereka harus di
lontari dengan batu).
Salah
satu contoh menyedihkan tentang seorang raja yang terlibat dengan okultisme
adalah kisah Raja Saul.
1 Taw.10:1-14 (Meminta petunjuk dari arwah).
Apakah
kita pernah terpengaruh oleh ilmu gaib(Okultisme) di zaman kita? Ilmu gaib/Okultisme
ada di mana-mana di sekitar kita — di media sosial, di film, dan di buku.
Bagaimana kita bisa melindungi diri kita
dari semuanya itu? Kita harus menjauh dari apa pun yang berhubungan dengan ilmu gaib!
Ada
banyak orang yang merasa keterlibatan mereka dengan ilmu gaib bukanlah hal yang
serius, oh, itu dikatakan hanya merupakan hiburan (entertainment).
Salah
satu ayat yang tercakup dalam pelajaran ini yang sering kita kutip untuk
mendukung kepercayaan kita pada Kitab Suci adalah Yesaya 8:20. Perhatikan
betapa berbedanya ayat ini diterjemahkan dalam beberapa versi yang lebih baru.
Yesaya 8:20:”Carilah pengajaran dan
kesaksian”. Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka
baginya tidak terbit fajar”. (Selanjutnhya Saudara bisa Lihat dalam Version/terjemahan Alkitab lain sebagai perbandingan).
Nubuat yang diberikan oleh Yesaya terbukti
benar.
Sebelum anak bungsu dengan nama Maher-syalal Hash-bas – yang
merupakan nama terpanjang dari siapapun di dalam Alkitab – cukup umur untuk
mengatakan “IBU” atau “BAPA ,” bangsa-bangsa yang ditakuti oleh Raja Ahaz
telah dihancurkan.
Kesimpulan:
Melalui tindakan Yesaya dan keluarganya, serta kata-katanya, Allah mempertegas pekabaran yang berisi amaran dan pengharapan: SATU-SATUNYA JALAN yang paling aman adalah memercayai bahwa Allah mengetahui apa yang Ia sedang lakukan. Dia (Allah) memiliki kasih dan kuasa untuk MENUNTUN, MELINDUNGI, dan menyediakan keperluan setiap orang yang memberi peluang kepada-Nya. Bagi mereka yang berpaling kepada kuasa yang lain, hanya ada KESEDIHAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar