Kamis, 21 Januari 2021

Jalan Yang Sukar (The Hard Way)

 


JALAN YANG SUKAR

(The hard way)

Pel.4, 23 Januari 2021

Ayat hafalan:

“Dan aku hendak menanti-nantikan Tuhan yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia” (Yesaya 8:17),

 Pendahuluan:

  Pelajaran ini fokus pada perilaku yang sangat menyedihkan dan akibat pemberontakan dari seorang raja Yehuda yakni: Raja Ahas yang melawan/menolak bekerjasana dengan Nabi Yesaya.  Bagaimanakah Allah menangani orang yang menolak mendengar nasehat-Nya?.

   Haruskah Allah “membakar mereka selama-lamanya”?

 MINGGU: NUBUATAN DIGENAPI (Yes.7:14-16)

Apakah yang diajarkan oleh pelajaran ini tentang perlunya mengikuti nasihat Tuhan?.

   Yesaya 7: 14-16: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”. 15.Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, 16. Sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong”.

   Ayat-ayat ini adalah merupakan jawaban/respons Allah atas penolakan Raja Ahaz untuk menerima bimbingan Tuhan melalui  pekabaran yang disampaikan melalui Nabi Yesaya. Kepada dia telah diberitahukan dengan jelas bahwa kedua Raja, Rezin dan Pekah masing-masing dari Suriah dan Israel Utara, tidak akan dapat mengalahkan kerajaannya atau menyerang Yerusalem. Tapi, seperti yang kita pelajari minggu lalu, alih-alih menerima firman Tuhan, Ahaz ternyata punya rencananya sendiri dimana kita ketahui, ia minta bantuan dari Kerajaan Asyur bukan dari Tuhan Allah.

   Yesaya 7: 1-9: (Menerangkan ttg ancaman Rezin raja Aram dan Pekah, raja Israel berperang melawan Ahas. Pekabaran Yesaya disampaikan kepada Ahas raja Yehuda, supaya jangan takut. Tetapi Ahas justru mencoba bersahabat dengan Tiglat Pileser III dari Assyria (musuh dari musuhnya itu.)

   Dengan membaca 2 Raja-raja 15: 29-30; 2 Raja 16: 7-9; dan 1 Tawarikh 5: 6,26, adalah mungkin untuk menentukan dengan tepat latar belakang sejarah di mana peristiwa-peristiwa ini terjadi.

   Nubuatan Yesaya ini diberikan sekitar tahun 734 SM.  Sebagai respons terhadap sogokan Ahas, Tiglat Pileser III melakukan apa yang memang dia ingin lakukan sebelumnya. Dia menghancurkan koalisi di Utara, menaklukkan Galilea dan wilayah Transyordan di utara Israel, mengungsikan penduduknya, dan mengembalikan wilayah itu menjadi propinsi2 Asyur.(734-733 SM). 

  Sisa Israel diselamatkan ketika Hoshea, setelah membunuh raja Pekah, menyerahkan diri dan membayar upeti. 

   Pada tahun 733 dan 732 SM Tiglat-Pileser menaklukkan Damaskus, ibukota Aram. Lalu dia menjadikan Aram menjadi propinsi Asyur. Jadi pada tahun 732 SM, dalam waktu dua tahun setelah Yesaya bernubuat, Aram dan Israel telah ditaklukkan,  dan tamatlah riwayat kedua raja yang mengancam Ahas tersebut.

   Segera setelah Salmanaser V menggantikan Tiglat-Pileser III pada tahun 727 SM, Raja Hoshea di Israel membuat langkah politik bunuh diri dengan memberontak melawan Asyur. Kemudian pasukan Asyur menaklukkan ibukota Samaria pada tahun 722 SM dan mengangkut ribuan penduduk Israel Utara ke Mesopotamia dan Media, dimana mereka akhirnya menyatu dengan penduduk setempat dan kehilangan identitas mereka (lihat Yes.7:8-  dan dalam waktu 65 tahun Efraim (Israel Utara) tidak ada lagi sebagai suatu bangsa).

   Allah telah mengatakan apa yang akan terjadi kepada musuh Yehuda, namun poin penting yang ingin disampaikan kepada Ahas bahwa hal ini PASTI TERJADI, tanpa harus bersandar kepada Asyur.

 SENIN: KONSEKWENSI YG TELAH DILIHAT (Yes.7:17-25).

   Sulit bagi kita yang hidup dalam keamanan yang relatif nyaman seperti di zaman kita ini untuk membayangkan bagaimana rasanya hidup di negara di mana ancaman perang dan kematian terus-menerus datang dari musuh yang dekat. Namun, ada banyak bukti dari Alkitab bahwa umat Allah yang setia/beriman kepada Tuhan, juga akan menghadapi peristiwa mengerikan pada masa depan, termasuk kemungkinan dibunuh.

   Yesaya melanjutkan nubuatannya dengan memberi tahu mereka apa yang akan terjadi.

   Yesaya 7: 17-25: “Tuhan akan mendatangkan atasmu...sejak Efraim (Israel Utara) menjauhkan diri dari Yehuda –mendatangkan yakni Raja Asyur. Tuhan akan bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak2 sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur.(will whistle as a signal for the Egyptians to come like flies and for the Assyrians to come from their land like bees).

   (Lalat dan lebah – simbol bgs2 asing (Mesir dan Assyria) sbg alat yang ditunjuk Allah untuk kehancuran umat Allah pada masa yang akan datang.)

   *Allah telah meramalkan kepada Yesaya, bahwa kehancuran yang dialami adalah mengerikan karena digambarkan,  hampir tidak ada barang yang berharga yang tersisa (semua dicukur habis).

   Undangan demi undangan telah disampaikan spy bertobat dan mengajak mereka supaya mengadakan pembaharuan—tapi mereka tidak mau.

   Jadi bagi Ahas, kabar baik dari Allah ialah bahwa Aram dan Israel akan dilenyapkan. Kabar buruknya adalah Asyur, sekutu/”sahabat” yang telah dia pilih untuk menolong, akan menjadi lawan yang LEBIH BERBAHAYA dari Aram dan Israel (karena keinginan mereka/Asyur untuk berkuasa tidak pernah terpuaskan.

   Dengan menolak tawaran pembebasan dari Allah, Ahas dijamin mengalami kekalahan.  (Jadi segalanya menjadi jalan yang sukar baginya). Sungguh tepat apa yang firman Tuhan katakan dalam Mazmur 118:9 “Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia”.

   Raja Ahaz sebenarnya melakukan perjalanan ke Damaskus, ibu kota Aram/Suriah, untuk bertemu Kaisar Tiglath-Pileser dari Asyur setelah Asyur merebut Damaskus, ibukota Aram (Surya).

   Lihat apa yang terjadi saat itu. 2 Raja-raja 16: 10-18:( Setelah ia(Ahas) melihat mezbah di Damsyik—imam Uria disuruh membuat seperti itu—dan sesudah pulang Ahas membakar korban bakarannya disitu dan selanjutnya demi Raja Asyur, dia telah menyingkirkan mezbah2 Tuhan.)

   Dapat dikatakan bahwa Ahaz benar-benar telah mengikuti keinginan musuh yaitu: Asyur. Namun yang jelas, bahwa mengirim uang ke Tiglath Pileser (menyogoknya), sama sekali tidak melindungi Yehuda!

   Dan apa yang Ahaz lakukan setelah mengunjungi Kaisar Tiglath Pileser? 2 Tawarikh 28: 20-25: Raja Asyur bukannya membantu dia (oppose him), melainkan menyesakkannya (caused him trouble).ay.22  Tetapi, dalam keadaan terdesak itu, raja Ahas malah semakin berubah setia kepada Tuhanm bukannya bertobat/mengadakan reformasi dalam hidupnya.

 SELASA: ADA APA DALAM SEBUAH NAMA? (Yes.8:1-10).

   Mempertimbangkan apa yang dilakukan orang Assyria(Asyur) pada waktu itu dalam sejarah, seharusnya tidak sulit bagi kita untuk menyadari bahwa Ahaz saat itu sangatlah ketakutan. Tapi, alih-alih mempercayakan dirinya dan bangsanya di tangan Allah nenek moyangnya, Abraham, Ishak, dan Yakub, tapi dia mencoba meyakinkan Tiglath Pileser untuk menyelamatkannya dengan mengirimkan uang yang banyak. Tetapi tidak berhasil.

   Baca Yesaya 8:1-10. Tuhan berfirman kepada Yesaya: (“Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah diatasnya dengan tulisan biasa: Maher-Shalal-Hash-Bas.(Quick-Loot-Fast-Plunder)==Merampas dengan Cepat- memangsa dengan cepat. Inilah  Arti nama anak kedua dari Yesaya. Panggil 2 saksi yg.dapat dipercaya, imam Uria dan Zakharia. Aku menghampiri istriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki2. Tuhan berfirman: “Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas,(Quick-Loot-Fast-Plunder/"merampas dengan cepat, memangsa dengan cepat). Ay.4.sebab sebelum anak itu tahu memanggil Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur.).

   Pekabaran dari nama itu berkaitan dengan penaklukan yang cepat dari bangsa Asyur.  Jarahan hasil peperangan dari ibukota Aram dan Israel Utara akan diangkut oleh bangsa Asyur.

   Lebih lanjut, karena Yehuda telah menolak pekabaran jaminan dari Allah, maka mereka akan dihanyutkan kuasa Asyur yang dahsyat, bagaikan banjir dari sungai Efrat.

   Karena Ahas berpaling kepada Asyur, nama anak-anak Yesaya merujuk pada Yehuda dan Israel Utara. Namun, Tuhan akan menyertai (Imanuel) umat-Nya yang setia dan memulihkan serta mengembalikan mereka ke tanah mereka.

  RABU: Tidak ada yang perlu Ditakuti Saat Kita Takut kepada  Allah.

   Jelas di seluruh Alkitab dikatakan, bahwa Tuhan selalu bersedia menerima kita kembali jika kita bersedia untuk kembali.

   Yesaya 8: 11-15:(Jangan takut dan janganlah gentar.)

   Dalam ayat-ayat ini, tampaknya Allah merasa perlu mendorong Yesaya untuk tidak menyerah/takut.

   Tentu, ada alasan dari sudut pandang manusia untuk merasa takut.

   Tapi, ketakutan itu sendiri bisa menjadi kekuatan yang melumpuhkan. Sama seperti ketika pelantikan Presiden Amerika Franklin D.Roosevelt yang takut karena Depresi Ekonomi yang hebat di negaranya pada waktu dahulu.

   Pekabaran Yesaya kepada bangsa yang sedang tertekan adalah: “Tidak ada hal apa pun yang perlu kita takutkan saat kita takut kepada Allah”...tetapi takutlah akan Allah (Yes.8:12,13; Wahyu 14:6-12).  Jika Allah membela Anda, tidak ada yang dapat menjamah Anda tanpa seizin-Nya.

   Tapi, dalam konteks itu. Bagaimana kita memahami ketakutan dalam 1 Yohanes 4:18? “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih”.

 KAMIS: Kemuraman Orang yang tidak bersyukur (Yes.8:16-22).

    Perhatikan apa yang dikatakan Yesaya selanjutnya.

     Yesaya 8: 16-22:  ay.17 Dan aku hendak menanti-nantikan Tuhan yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia” (AYAT HAFALAN).

I will wait:

   Ini adalah tanggapan pribadinya (Yesaya) terhadap pesan Tuhan dalam ayat 12-16. Apapun yang mungkin dilakukan orang lain, nabi menegaskan tujuannya untuk menaati Tuhan dan menemukan kepercayaan dan kekuatan di dalam Dia.

Hideth His face:

   Allah tidak pernah sembarangan menyembunyikan wajah-Nya dari manusia atau bangsa mana pun. Ketika manusia berpaling dari Allah, Dia memalingkan wajah-Nya dari mereka (lihat Fsl 59:1,2). Allah tidak selamanya terus berbicara kepada mereka yang tidak mau mendengar.    Itu karena Israel telah berpaling dari mendengarkan Firman Tuhan dan dari menaati hukum-Nya sehingga, seolah-olah, Dia "menyembunyikan" wajah-Nya dari mereka. Pengalaman bangsa secara keseluruhan sekarang mirip dengan yang dialami Saul ketika Tuhan tidak lagi menjawabnya (1 Sam. 28: 6).

I will look:

   Apapun pengalaman yang mungkin dialami orang lain, Yesaya akan memandang kepada Allah, mendengarkan firman-Nya, dan berjalan di jalan-jalan-Nya (Yosua 24:15).

 Salah satu faktor penting yang menyebabkan keputusan Ahas yang mematikan adalah hubungannya dengan praktek okultisme yang diadopsi dari bangsa-bangsa di sekitarnya.”Mereka memberi persembahan kepada roh-roh jahat”.1 Kor.10:20.  

   Itu menjadi sangat serius sehingga dia mengorbankan putranya sendiri sebagai persembahan bakaran kepada berhala.

   Dan ketika Ahaz akhirnya meninggal, mereka bahkan tidak menguburkannya di daerah yang diperuntukkan bagi raja. (2 Tawarikh 28:27)

   Tapi, bukankah ilmu gaib(Okultisme) adalah sesuatu dari zaman dahulu saja, dan yang tidak melibatkan kita di zaman kita?

   Perhatikan instruksi Tuhan tentang berurusan dengan okultisme sejak zaman Musa.

  Imamat 20:27 (dihukum mati/mereka harus di lontari dengan batu).

   Salah satu contoh menyedihkan tentang seorang raja yang terlibat dengan okultisme adalah kisah Raja Saul.

   1 Taw.10:1-14 (Meminta petunjuk dari arwah).

   Apakah kita pernah terpengaruh oleh ilmu gaib(Okultisme) di zaman kita? Ilmu gaib/Okultisme ada di mana-mana di sekitar kita — di media sosial, di film, dan di buku.

   Bagaimana kita bisa melindungi diri kita dari semuanya itu? Kita harus menjauh dari apa pun yang berhubungan dengan ilmu gaib!

   Ada banyak orang yang merasa keterlibatan mereka dengan ilmu gaib bukanlah hal yang serius, oh, itu dikatakan hanya merupakan  hiburan (entertainment).

   Salah satu ayat yang tercakup dalam pelajaran ini yang sering kita kutip untuk mendukung kepercayaan kita pada Kitab Suci adalah Yesaya 8:20. Perhatikan betapa berbedanya ayat ini diterjemahkan dalam beberapa versi yang lebih baru.

   Yesaya 8:20:”Carilah pengajaran dan kesaksian”. Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar”. (Selanjutnhya Saudara bisa Lihat dalam Version/terjemahan Alkitab lain sebagai perbandingan).

   Nubuat yang diberikan oleh Yesaya terbukti benar.

   Sebelum anak bungsu dengan nama Maher-syalal Hash-bas – yang merupakan nama terpanjang dari siapapun di dalam Alkitab – cukup umur untuk mengatakan “IBU” atau “BAPA ,” bangsa-bangsa yang ditakuti oleh Raja Ahaz telah dihancurkan.

Kesimpulan:

   Melalui tindakan Yesaya dan keluarganya, serta kata-katanya, Allah mempertegas pekabaran yang berisi amaran dan pengharapan: SATU-SATUNYA JALAN yang paling aman adalah memercayai bahwa Allah mengetahui apa yang Ia sedang lakukan. Dia (Allah) memiliki kasih dan kuasa untuk MENUNTUN, MELINDUNGI, dan menyediakan keperluan setiap orang yang memberi peluang kepada-Nya. Bagi mereka yang berpaling kepada kuasa yang lain, hanya ada KESEDIHAN.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar