Rabu, 17 Juni 2015

Apa Memaafkan Atau Mengampuni ?


Perkataan maaf, begitu mudah untuk  diucapkan tetapi begitu sulit untuk dilakukan.   Orang akan merasa gengsi, takut, merasa rendah diri, merasa kalah apabila harus meminta maaf kepada orang lain terlebih dahulu.  Apalagi kesalahan yang ditimpakan kepada kita dianggap menyakitkan, sehingga hampir pasti tidak akan ada pintu maaf, jika perlu kita akan membalasnya dengan perbuatan yang dirasa setimpal.

Jika memaafkan saja sulit bagaimana dengan mengampuni?.

Dalam alkitab jarang memuat kata maaf atau memaafkan, tetapi mengampuni. Injil Matius 18 : 21-35, mengajarkan kepada kita untuk menyikapi bagaimana seharusnya kita bertindak, memaafkan ataukah mengampuni.   Pada ayat 21, saat Petrus bertanya kepada Yesus, sampai berapa kali dia harus mengampuni saudaranya jika berbuat salah apakah sampai 7 kali?.  Tuhan Yesus memberikan jawaban yang diluar dugaan, seperti yang tertulis dalam ayat 22 : “Yesus berkata kepadanya :”Bukan!  Aku berkata kepadamu : Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Artinya bahwa setiap kali ada orang yang berbuat salah kepada kita, sudah seharusnya kita memberikan pengampunan dan tidak menyimpannya dimana pada akhirnya akan timbul menjadi dendam. Menyimpan kesalahan orang lain merupakan akar pahit dalam hati kita, akan menjadi penyakit,  ketidak nyamanan, keirian dan kebencian terhadap orang tersebut. Apabila kita berbuat salah kepada siapapun,  segeralah meminta maaf, jangan sampai kita tunda sampai matahari terbit kembali esok hari.

Tuhan Yesus juga mengajarkan yang lebih dari sekedar meminta maaf, yaitu supaya kita mengampuni. Kata mengampuni mempunyai makna yang lebih dalam, yaitu melupakan, menerima dengan tulus segala kesalahan orang lain dan tidak mengingatnya kembali. Ini sebuah tindakan yang benar-benar sulit dilakukan.

Tuhan Yesus memberikan contoh dalam Lukas 23 ayat 34, Yesus berkata; “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Marilah kita belajar mengampuni kepada semua orang yang melakukan kesalahan kepada kita dan meminta maaf segera apabila kita melakukan kesalahan, dengan melakukan hal antara lain :

Melepaskan hak untuk menuntut balas

Anda harus memulai dengan melepaskan orang yang telah melukai Anda dari tuntutan kemarahan . Ini tidak adil, begitukah menurut anda benar. Pengampunan bukanlah hal yang adil. Sungguh tidak adil ketika Allah mengampuni dosa-dosa kita, dan juga tidak adil ketika Anda harus mengampuni orang lain. Allah tidak memberi kita hal yang layak kita terima. Dia memberi kita hal yang sangat kita butuhkan. Alkitab berkata bahwa Allah itu adil. Suatu hari nanti, Dia akan menuntaskan semua persoalan. Untuk sementara ini, biarlah Allah memenuhi hati kita dengan damai sejahtera dan kasih karunia.

Alkitab berkata di dalam Roma 12:19, "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Langkah pertama dalam memaafkan adalah tidak mengambil tindakan penegakan keadilan secara pribadi. Biarlah Allah yang akan menjadi Hakim yang tidak memihak.

Pusatkan kembali perhatian pada rencana Allah bagi hidup Kita

Kita hanya bisa memusatkan perhatian ke arah masa depan atau masa lalu - tidak bisa ke dua-duanya. Pusatkanlah perhatian pada hal-hal yang ingin Allah kerjakan di dalam hidup kita. Selama  kita memusatkan perhatian pada orang yang melukai kita, maka merekalah yang sedang mengendalikan kita. Kita tentu tidak ingin orang-orang yang dulu pernah melukai kita mengendalikan hidup kita di masa kini.  kita tentunya ingin agar Allah yang mengendalikan hidup kita.

Sebenarnya, jika Anda tidak membebaskan orang yang melukai Anda, maka Anda akan menjadi semakin mirip dengan dia. Anda akan menjadi mirip dengan apa yang menjadi fokus perhatian Anda. Jika Anda memusatkan perhatian pada rasa sakit, maka Anda akan mengarah ke sana. Jika Anda berfokus pada tujuan hidup, maka Anda akan maju.

Bagaimana melakukannya?

Alkitab memberitahu kita di dalam kitab Ayub 11:13-16, "Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya; jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu."

Luruskan hati Anda. Artinya, lakukanlah hal yang benar. Maafkan orang itu. Lepaskan dia dari tuntutan sakit hati.

Memohon kepada Allah. Mintalah Yesus Kristus untuk turut campur dan memenuhi hati kita dengan kasih-Nya.

Hadapi lagi dunia ini. Jangan menarik diri.  Jangan mengurung diri kita. Kita tidak bisa mengasihi tanpa menanggung resiko dilukai. Dan hidup tanpa mengasihi jelas-jelas bertentangan dengan rencana Allah bagi hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar