Kumpulan Artikel Rohani, Rumah Tangga, Kesehatan,Khotbah dan lain-lain. Kiranya blog ini boleh menjadi berkat bagi pengunjung. Anda bisa kunjungi kami di : marryhot.blogspot.com. God Bless Us!.
Rabu, 17 Juni 2015
Enak Dan Sungguh Indah Mengampuni Itu.
Ada seorang ibu yang mempunyai seorang anak putri bernama Dita. Dita, sebelum ayahnya meninggal, dia adalah seorang yang sangat mengasihi orang tuanya. Setelah ayahnya meninggal, Dita menjadi anak yang sangat nakal. Hampir tiap hari ada saja ulah Dita dimana dia suka mengambil makanan dari orang lain tanpa bayar, mencuri mainan tetangganya, merusakkan mainan tetangganya, memecahkan kaca, dan lainnya. Sikap Dita seperti itu membuat tetangganya membenci Dita dan ibunya. Hampir satu kali Dita dikeroyok oleh tetangganya dan hendak dipukuli. Saat itu ada seorang tetangganya yang adalah RT setempat menghimbau warganya untuk mengampuni Dita. Seorang tetangga menjawab ”Memang enak mengampuni?” Jawab Bu RT, “Memang enak kok mengampuni itu”.
Satu kali seperti biasa Dita membuat ulah dan ia hampir masuk ke dalam sumur dan di dalam sumur itu ada seekor ular. Dita ketakutan. Sementara itu, tetangganya yang teringat perkataan ibu RT itu menolong Dita dan memang ternyata mengampuni itu enak sekali.
Dari cerita di atas kita bisa melihat mengampuni tidaklah mudah tapi ketika kita belajar mengampuni akan terasa indah.
Bicara tentang pengampunan, mudahkah untuk melakukannya? Sampai berapa kali harus mengampuni? Bisakah kita mengalah demi memperoleh kemenangan? Mari kita mencoba mengupas lebih dalam tentang enaknya dan indahya mengampuni.
Dalam Matius 18:21-35, Petrus seorang murid Tuhan yang sangat ambisius pernah bertanya "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni musuhku? Sampai tujuh kalikah?” (Bagi Petrus 7 adalah angka yang sangat besar dan batas untuk bisa mengampuni orang). Jawab Yesus: ”Bukan cuma 7x tapi 70x7x." Artinya mengampuni tanpa batas, mengampuni terus menerus. Yesus menjelaskan tentang pengampunan dengan perumpamaan ada seorang yang berhutang kepada raja 10.000 talenta. 1 talenta= 6000 dinar. Jika dikalikan adalah hamba itu punya utang bisa mencapai 60.000.000 dinar. Ia selalu memohonkan kepada raja supaya raja menghapuskan utangnya (walau itu tidak mungkin karena tak dapat dilunaskan) tapi akhirnya hati raja penuh dengan belas kasihan dan akhirnya raja membebaskan utang hamba itu. Setelah dibebaskan, dia bertemu temannya yang berhutang kepadanya 100 dinar. Tapi hamba ini luar biasa jahat karena dia memaksa temannya yang berhutang 100 dinar untuk membayar hutangnya dan bahkan menjebloskannya dalam penjara; teman-temannya mengetahuinya dan akhirnya sampai ke telinga raja. Raja akhirnya memutuskan untuk memasukkan dia ke dalam penjara sampai hutangnya lunas. Hal ini terjadi karena hamba yang telah dibebas hutangkan oleh raja harusnya juga mengampuni temannya yang berhutang lebih sedikit dari dia.
Mengapa orang sangat sulit untuk mengampuni? Ada orang yang mengatakan mengampuni gampang dan ada pula yang mengatakan susah. Adapun alasan mengapa orang susah mengampuni adalah:
1. Karena manusia masih hidup dalam kedagingan dan masih egois hanya mementingkan diri sendiri bukan orang lain.
2. Karena orang tersebut terlalu sering menyakitkan hati kita.
3. Karena begitu besar luka yang ditimbulkan orang tersebut sehingga susah untuk diampuni.
Apa dampaknya kalau kita tidak bisa mengampuni orang?
Dalam Matius 6:15 dikatakan jikalau kita tidak mengampuni kesalahan orang maka Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita.
Sungguh mengerikan bila itu terjadi pada kita. Kita mungkin bertanya ”Memang mudah mengampuni?” sementara orang itu sangat menyakiti hati kita. Tapi kenyataannya bahwa jika kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain maka kesalahan kita juga tidak akan diampuni.
1. Doa-doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Mungkin kita sudah berdoa selama berpuluh-puluh tahun, untuk satu pergumulan tapi tidak dijawab-jawab, jangan kita berkata Tuhan kenapa jahat? Tidak adil? tapi ketika doa kita tidak dijawab Tuhan koreksilah diri kita apakah selama ini ada dendam dalam hati kita kepada orang lain, jika ada selesaikanlah dan kita akan mendapat jawaban doa.
2. Kita akan hidup dalam perasaan gelisah, tidak ada damai, karena yang ada hanyalah kemarahan, kekesalan.
3. Kalau kita tidak bisa mengampuni orang maka dendam yang ada akan tertanam dalam diri kita dan menimbulkan penyakit dan yang umumnya terjadi adalah tumor dan kanker karena ada dendam yang tak terselesaikan.
Apa alasan kita harus mengampuni?
Secara teologis jelas, karena Allah telah mengampuni kita dan rela mati disalib demi menebus manusia yang berdosa. Allah mati disalib, dipakaikan mahkota duri, dicambuk bukan karena salah Yesus bahkan Ia ditinggalkan Allah Bapa akan tetapi Dia mau melakukannya karena Dia sudah mengampuni dosa kita dan mengasihi kita. Apa akibatnya jika Yesus tidak mau mati disalib? Tentulah semua orang termasuk saya akan masuk dalam neraka.
1. Mengampuni memang susah tapi ketika belajar untuk mengampuni orang maka kita akan merasakan enak dan indahnya mengampuni. Apakah tips-tips yang harus dilakukan sebagai bentuk pengampunan?
2. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tapi kalahkan dengan kebaikan; bila musuh kita menampar pipi kanan,beri pipi kiri. Ini adalah metafora yang artinya bisa berbuat baik bagi musuh kita.
3. Berdoa bagi mereka yang membenci kita dan memusuhi kita.
Jangan hidup dalam dendam, tapi hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.
Kita boleh marah dan bahkan Yesus juga pernah marah waktu rumahNya/Bait Suci dipakai untuk penjualan kambing domba dan tempat penukaran uang(money changer), tapi jangan dendam. Dalam Roma 12:16-21 ada dikatakan ”Pembalasan adalah hak Ku”. Jadi jangan kita mengambil hak Tuhan tapi biar Tuhan yang balas kalau kita diperlakukan tidak adil oleh orang yang membenci kita.
4. Bila musuh kita lapar beri dia makan, jika haus beri dia minum. Dengan demikian akan menumpukkan bara api di atas kepalanya (Mat 5:38-48). Ini berarti kalau kita tidak membalas kepada orang yang sudah berbuat jahat tapi mengasihi orang itu, orang itu akan melihat kemuliaan Tuhan dan malu karena kita tidak mendendam tapi mengasihinya. Bukankah enak dan sungguh indah mengampuni itu. Amin.
Sumber: Ev.Margareth Linandi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar