Buka dan baca: Amsal 4 : 23
Menjaga hati bukanlah sesuatu yang gampang, tetapi inilah
yang Tuhan inginkan dari kita. Oleh darah Yesus lewat pengorbananNya di atas
kayu salib, hati kita dibersihkan serta dikuduskan, kemudian Tuhan menuntut
agar kita dapat menjaga dan memelihara hati kita dari segala sesuatu yang dapat
merusakkannya. Terjemahan lama Amsal 4:23, “Peliharakanlah hatimu terlebih
dari pada segala yang patut dipeliharakan, karena dari dalamnya terpancarlah
segala mata air hidup”.
Banyak orang mobilnya terjaga dengan baik, tetapi hatinya
tidak , sehingga membuat dirinya tidak bisa tertawa. Tetapi, ada orang yang
hidupnya sederhana tapi bisa tertawa karena hatinya selalu terpelihara. Sebab
itu Alkitab berkata dalam Amsal 15:17, “Lebih baik sepiring sayur dengan
kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian”. Persoalannya bukan pada apa
yang kita akan makan yang membuat kita menikmatinya, tetapi bagaimana
keberadaan hati kitalah yang menentukannya.
Jika hati kita baik, maka sikap kita akan menjadi seperti
yang Alkitab katakan, cepat mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata. Hal ini
akan membantu kita untuk dapat memahami dan mengerti keberadaan orang disekitar
kita, dan kitapun akan dapat membantu mereka yang dalam kesulitan supaya bisa
bergembira kembali.
Bukan soal berapa banyak kekayaan atau apa pekerjaan yang
kita miliki, tetapi hati kita yang akan menentukan apakah kita berbahagia dalam
hidup ini. Apa yang keluar dari dalam mulut, maka itu sumbernya dari dalam
hati. Karena itu orang tua yang suka berkata bahwa anaknya nakal, janganlah
heran jika anak itu akan bertumbuh menjadi anak yang nakal seperti ucapan kita
sebab perkataan orang percaya mengandung kuasa.
Kenapa Tuhan menginginkan agar kita menjaga
hati kita?
Pertama : Agar kita bergembira, sebab hati yang gembira
adalah obat yang manjur. Amsal 17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang
manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Saat seseorang
mengalami sakit penyakit, maka suasana hati yang bergembira akan sangat
membantu kesembuhan orang tersebut.
Jika kita sedang dalam kekalutan, maka rumah Tuhan adalah
tempat terbaik dimana kita dapat datang mencari Tuhan, memuliakan Tuhan serta
berseru kepadaNya karena hal ini akan membuat hati kita bergembira karena dalam
Tuhan ada jawaban atas setiap persoalan yang kita miliki. Roh Kudus berkuasa
untuk menolong kita dan memampukan kita untuk tetap bersukacita walaupun dalam
persoalan.
Firman Allah adalah Allah sendiri. Jika kita hidup sesuai
dengan Firman Allah, maka kita akan memiliki pikiran Allah, hati Allah dan
kuasa Allah dalam diri kita. Dunia ini dijadikan Tuhan dengan perkataanNya atau
FirmanNya, sehingga jika kita hidup sesuai dengan Firman Allah, maka hati yang
susah menjadi gembira dan tidak ada persoalan yang tidak dapat kita atasi.
Kedua : Tuhan ingin agar kita berbahagia. Amsal 17 :
20, “Orang yang serong hatinya tidak akan mendapat bahagia, orang yang
memutar-mutar lidahnya akan jatuh ke dalam celaka”. Tuhan menginginkan agar
hati kita tidak serong, setia terhadap pasangan kita terlebih kepada Tuhan.
Tuhan tidak menginginkan kita celaka tetapi Dia mau kita bahagia , itu sebabnya
Tuhan menyuruh kita menjaga hati kita.
Alkitab berkata bahwa teguran yang nyata lebih baik dari
pada kasih yang tersembunyi. Itu sebabnya kalau kita ditegur Tuhan, hal ini
menunjukkan bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Karenanya tegurlah orang yang
kita tahu melakukan hal yang salah, karena itu adalah bukti bahwa kita
mengasihi mereka.
Tuhan Sering memakai orang disekitar kita termasuk hamba
Tuhan untuk menegur kita kalau hati kita sudah serong. Tuhan tidak menginginkan
kita celaka dan kegembiraan kita sirna, tapi Dia ingin kita selalu bersukacita.
Karena itu kita ditegur Tuhan ketika kita berbuat salah. Yesus berkata bahwa
anak yang Dia kasihi pasti ditegur dan dihajar. Hajaran lebih keras dari pada
teguran, sebab hajaran disertai rotan. Jika kita ingin bahagia maka itu berarti
kita harus membuka hidup kita untuk ditegur. Daud adalah seorang raja, tetapi
ketika ditegur oleh seorang nabi, Daud mengakui kesalahannya, meminta
pengampunan kepada Tuhan dan bertobat. Dalam kondisi inilah, Daud berkata
kepada Tuhan agar jangan ambil Roh Kudus dari hidup Daud. Roh Kudus adalah
pribadi yang akan memampukan kita untuk bersukacita senantiasa.
Ketiga : Tuhan tidak ingin kita mengalami kehancuran. Amsal
18:12, “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului
kehormatan”. Tuhan tidak menginginkan kita mengalami kehancuran, tetapi
iblis seperti singa yang mengaum-ngaum untuk memangsa kita dan mengahancurkan
kita. Tuhan menginginkan semua yang kita miliki tetap menjadi milik kita bahkan
kita terus bertambah-tambah. Tuhan sanggup memelihara semua yang ada pada kita,
namun Tuhan menginginkan kita menjaga hati kita.
Orang yang hidup rendah hati, awalnya rasanya tidak
mengenakkan karena mungkin diperlakukan seenaknya. Tetapi akhirnya akan
mendatangkan kehormatan dalam hidupnya. Amsal 3:16, ”Umur panjang ada di
tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan”. Di tangan
orang yang taat Firman Allah, yang hatinya selalu tertuju kepada Tuhan dan
tidak serong maka ada kehormatan, kekayaan dan panjang umur. Alkitab juga
berkata jika Yesus saja Dia mau berikan untuk kita apalagi hanya untuk segala
sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini, pasti diberikanNya.
Amsal 24:10, “Jika engkau tawar hati pada
masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”. Tuhan tidak mau kekuatan
kita menjadi kecil ketika menghadapi pergumulan, sebab itu jangan tawar hati
dan tetaplah percaya kepada Tuhan. Kita perlu kekuatan dan pikiran yang baik
untuk dapat mencapai sesuatu.
Jemaat Korintus adalah jemaat yang pernah berjanji akan
melakukan pelayanan kasih kepada orang-orang kudus di Yerusalem. Ketika Paulus
sampai di jemaat Makedonia, Paulus menyampaikan hal ini. Akibatnya jemaat Makedonia walaupun miskin
akhirnya terpengaruh oleh hal ini sehingga merekapun melakukan hal yang sama
dengan penuh sukacita. Itu sebabnya Tuhan berkata kepada jemaat Makedonia,
memang engkau miskin tetapi engkau kaya.
Secara materi jemaat makedonia miskin, tetapi karena hati
mereka siap melakukannya, maka mereka mampu melakukan hal itu. Tuhan berkata
apa yang kita tabur akan kita tuai, kita tabur sedikit maka kita menuai
sedikit, kita tabur banyak kita akan menuai banyak. Tuhan meminta kita untuk
melakukan semuanya itu dengan hati yang penuh kerelaan. Jadi, bukan soal besar
kecilnya tetapi soal hati.
Konklusi:
Allah sumber segala sesuatu. Dia menyediakan benih bagi
penabur dan roti untuk dimakan. Benih berbicara tentang karunia yang Tuhan
berikan untuk kita melayani Dia dan roti berbicara tentang pemeliharaan Tuhan
dalam hidup kita. Sebab itu jangan kuatir akan hidup ini. Persembahan seorang
janda mendapat pujian dari Tuhan, karena dia mempersembahkan semua yang dia
miliki. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang hatinya
sungguh-sungguh tertuju kepada Tuhan.
Janda di Sarfat dipelihara Tuhan selama 3½ tahun ketika
memberikan roti (dibuat dari minyak dan tepung yang tinggal sedikit) kepada
Elia. Allah sanggup melipat gandakan segala sesuatu kepada kita jika kita
mengutamakan Tuhan dalam hidup ini. Dalam tantangan dan persoalan, disitulah
Allah menyatakan mujizatnya asalkan kita tetap menjaga hati kita. 1 Korintus
8:7-9. Jagalah kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita, jangan
menyia-nyiakannya. Pakailah setiap karunia yang Tuhan berikan untuk saling
membantu dan melengkapi dalam pelayanan sebagai bagian dari anggota Tubuh
Kristus.
Sudahkah kita menjaga hati kita?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar