8. MUNGKINKAH MAYORITAS ITU SALAH?.
Kata Pengantar:
Selamat datang dalam blogspot Agape
Ministry. Anda bisa mengunjunginya dengan mengklik:
https://marryhot.blogspot.com.
Media ini menyajikan pelajaran Alkitab On
line. Untuk itu kami ucapkan selamat
datang, semoga dapat mengikuti pelajaran yang ke 8 yang berjudul: “MUNGKINKAH MAYORITAS ITU SALAH?”. Sebelum memulai pelajaran ini, kami mohon
saudara terlebih dahulu berdoa meminta petunjuk, berkat dan pengertian dari
Tuhan Allah di sorga terhadap pelajaran ini. Semoga pelajaran ini menjadi
sarana yang mendekatkan hidup saudara kepada Tuhan Allah serta menerima
keselamatan yang Dia sediakan bagi siapapun yang percaya dan menerimanya dengan
iman. Terimakasih.
Pendahuluan:
Dalam pelajaran yang lalu (Pel.7) kita
dapati bahwa menikmati hari perhentian Sabat merupakan penangkal penting menghadapi kehidupan yang penuh ketegangan
sekarang ini. Karena Allah mengerti
kebutuhan kita, Ia menentukan setiap hari ketujuh sebagai hari peristirahatan
tubuh/fisik dan penyegaran rohani kita.
Setelah menjadikan dunia ini dalam enam
hari, Ia “beristirahat” pada hari ketujuh, “memberkati” dan “menguduskannya”
(Kejadian 2:1-3).
Pada waktu Allah memberikan 10 hukum kepada
umat-Nya, Israel, Ia meletakkan perintah untuk merayakan Sabat hari ketujuh itu
di tengah-tengah hukum-hukum-Nya itu (Keluaran 20:8-11). Menurut hukum ini,
Sabat adalah tanda peringatan akan kuasa penciptaan Allah, satu hari untuk
berhenti sejenak dan memikirkan tentang indahnya dan ajaibnya pekerjaan
penciptaan-Nya, satu hari untuk bersantai dan datang dekat kepada Pencipta
kita, satu hari untuk menggali lebih dalam hubungan kita dengan Dia. Pada waktu Yesus hidup sebagai manusia di
bumi ini, Ia juga memelihara Sabat (Lukas 4:16) dan mengesahkan itu sebagai
hari yang bermanfaat bagi orang-orang Kristen (Markus 2:27,28).
Beberapa ayat dalam buku Kisah menjelaskan
bahwa murid-murid Kristus berbakti pada hari Sabat setelah kebangkitan-Nya (Kisah 13:14; 16:13; 17:2; 18:1-4, 11).
I.
PERTANYAAN
YANG MEMBINGUNGKAN.
Hal ini membawa kita kepada satu persoalan
yang membingungkan bagi banyak orang. Dalam
dunia Kristen, untuk sekian waktu lamanya merayakan 2 hari yang berbeda. Di
satu pihak kebanyakan orang Kristen secara tulus merayakan hari Minggu, hari
pertama dalam minggu, yang mereka yakini sebagai hari peringatan akan
kebangkitan Kristus. Di pihak lain,
sejumlah besar kelompok umat Kristen, sama ketulusannya, percaya bahwa Allah
menghormati hanya hari yang ketujuh sebagai Sabat dan tidak ada di mana pun
dalam Alkitab yang menegaskan penyucian hari Minggu.
Apakah ada bedanya dengan hari yang mana
kita rayakan sebagai hari Sabat?.
Sebagai orang yang tulus dan sungguh-sungguh
yang ingin mengetahui kebenaran, kita harus selalu bertanya kepada diri kita
sendiri : “BAGAIMANAKAH DENGAN YESUS?. Apakah yang Yesus inginkan saya
perbuat?”.
Untuk tiba kepada keputusan mengenai hal
ini, beberapa fakta penting perlu dijelaskan: SIAPAKAH YANG MENGUBAH SABAT dari Sabtu, hari ketujuh dalam minggu,
menjadi hari Minggu (hari Ahad), hari pertama dalam minggu?. Apakah Alkitab
yang menyuruh perubahan itu?. Jika
demikian, Apakah Allah, Kristus atau mungkin para rasul yang mengadakan perubahan
tersebut?. Marilah kita melihat semua
kemungkinan itu.
II.
APAKAH ALLAH
YANG MENGUBAH HARI ITU?
Apakah ada pemberitahuan awal dari Allah
yang mengubah Sabat dari hari ketujuh ke hari pertama dalam minggu?. Sebagian besar orang Kristen menerima 10 hukum
sebagai satu PEDOMAN YANG SAH untuk dihidupkan.
Itulah satu-satunya pesan yang pernah ditulis oleh Allah secara pribadi
untuk umat manusia.
Sepuluh hukum itu begitu penting, sehingga
Ia menulisnya di atas batu dengan jari-Nya sendiri (Keluaran 31:18). Pada hukum ke 4 Allah menyuruh kita:
Buka
dan baca Keluaran 20:8-11......
Ketika Allah memberikan 10 hukum kepada
umat-Nya, Ia juga menjelaskan bahwa tidak seorang manusia pun boleh mengubah
atau menyunting perintah yang berasal dari bibir-Nya yang kudus. Kita buka dan baca firman Tuhan dalam: Mazmur 89:35......
Alkitab jelas menyatakan bahwa Allah tidak
mengubah Sabat dari hari ketujuh menjadi hari pertama dalam minggu.
III. APAKAH YESUS MENGUBAH SABAT?.
Menurut Yesus, 10 hukum tidak dapat diubah:
Bacalah
Matius 5:17-18.....
Dalam pelajaran kita yang lalu kita dapati
bahwa adalah kebiasaan Yesus berbakti di kaabah pada hari Sabat (Lukas
4:16). Kita juga mendapati bahwa Yesus
mau/ingin agar murid-murid terus merasakan sukacita pemeliharaan Sabat yang
benar (Matius 24:20).
Dari ajaran dan teladan Yesus, jelas bahwa
kita tetap memerlukan hari Sabat untuk berhenti, bersantai dan meluangkan waktu
bersama Allah.
IV. APAKAH PARA RASUL MENGUBAH SABAT?.
Yakobus, pemimpin pertama dari gereja
Kristen yang mula-mula, menulis mengenai 10 hukum:
Kita
baca dalam Yakobus 2:10,11......
LUKAS, seorang dokter dan penginjil pada
gereja yang mula-mula memberitahukan: Baca Kisah 16:13.....
Buku
Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru menyebutkan 84x hari Sabat itu
diperingati oleh pengikut-pengikut Kristus, dan semua itu berlangsung lebih
dari 14 tahun setelah kebangkitan Yesus.
2(dua) Sabat di Antiokia (Kisah 13:14,42,44.)
1(satu) di Pilipi (Kisah 16:13).
3(tiga) di Tesalonika (Kisah 17:2,3).
78(tujuh puluh delapan) Sabat di Korintus (Kisah 18:4,11). YOHANES, rasul yang terakhir mati dari 12
rasul lainnya, memelihara Sabat. Ia
menulis dalam :
Baca:
Wahyu 1:10....
Menurut Yesus, hari Tuhan adalah hari Sabat
:
Kita
baca dalam Matius 12:8.....
Penelitian tentang bukti Kitab Suci
mengungkapkan bahwa para rasul tidak pernah mencoba mengubah hari perhentian
Allah dari hari ketujuh ke hari pertama dalam minggu. Perjanjian Baru menyebutkan hari pertama
dalam minggu hanya 8x. Tidak ada satupun yang menyebutkan bahwa hari
pertama sebagai hari kudus, ataupun menyinggung bahwa kita harus menjadikan
hari Minggu itu sebagai hari perbaktian.
Suatu penelitian yang cermat tentang 8 ayat yang menyebutkan
hari pertama dari minggu menunjukkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
hari-hari minggu itu:
(1) Beberapa perempuan datang ke kubur pada hari
pertama dalam minggu (Matius 28:1).
(2) “Ketika hari Sabat sudah lewat” para perempuan itu
kembali melakukan kegiatan kerjanya pada hari pertama dalam minggu (Markus
16:1,2).
(3) Yesus tampak pertama kali oleh Maria Magdalena
pagi-pagi pada hari pertama dalam minggu (Markus 16:9).
(4) Pengikut-pengikut Yesus kembali kepada kegiatan
kerja sehari-hari pada hari pertama dalam minggu (Lukas 24:1)
(5) Maria pergi ke kubur Yesus dan menemukan kubur
kosong pada hari pertama dalam minggu (Yohanes 20:19).
(6) Para murid berkumpul bersama-sama “karena takut
kepada orang-orang Yahudi” (bukan untuk berbakti) pada hari pertama dalam
minggu (Yohanes 20:19).
(7) Paulus meminta anggota-anggota jemaat untuk
menghitung dana mereka pada hari pertama dalam minggu dan “mengesampingkan
sejumlah uang” untuk orang miskin di Yerusalem (1 Korintus 16:1,2). Ayat ini
tidak menyebutkan adanya kebaktian agama.
(8) Dalam Kisah 20:7 Lukas berbicara mengenai khotbah
Paulus pada hari pertama dalam minggu pada suatu pertemuan perpisahan yang
tidak direncanakan lebih dulu. Tentu Paulus berkhotbah setiap hari, dan para
rasul memecahkan roti setiap hari (Kisah 2:46).
Tidak satu pun dari ayat-ayat ini menyatakan bahwa para rasul berniat
untuk tidak lagi memelihara Sabat hari ketujuh.
Para rasul tidak menyebutkan perubahan Sabat dari hari ketujuh ke hari
pertama dalam minggu. Jelaslah, bahwa
tidak ada bukti di dalam Perjanjian Baru yang membuktikan adanya perubahan
Sabat dari Sabtu, hari ketujuh dalam minggu menjadi hari Minggu, hari pertama
dalam minggu.
Perubahan itu terjadi setelah zaman Yesus dan murid-murid-Nya, sehingga
kita harus menoleh kepada sejarah
untuk melihat kapankah dan bagaimanakah perubahan itu terjadi.
V.
MENGAPAKAH
MENJADI HARI MINGGU?.
Para Rasul dengan jelas memperingati kita
bahwa beberapa orang Kristen akan menyimpang jauh dari ajaran2 Kekristenan
dalam Perjanjian Baru: “Jadi berjagalah!” (Kisah 20:29-31). Dan itulah yang
benar-benar terjadi. Para ahli sejarah yang terpercaya mencatat dengan jelas
bagaimana orang2 Kristen mulai lari jauh dari kemurnian kerasulan. Tradisi dan
ajaran yang tidak pernah dianjurkan oleh Paulus, Petrus dan para pendiri gereja
Kristen lainnya, secara perlahan-lahan menyelusup masuk ke dalam gereja.
Perubahan dari pemeliharaan Sabat menjadi
pemeliharaan hari Minggu terjadi setelah Perjanjian Baru selesai ditulis dan
para Rasul sudah wafat/meninggal dunia.
Sejarah mencatat bahwa akhirnya orang2 Kristen beralih dari berbakti dan
berhenti pada hari ketujuh ke hari pertama dalam minggu. Tetapi tentu saja
orang2 percaya tidak berhenti memelihara Sabat hari ketujuh pada akhir pekan
itu dan kemudian secara tiba-tiba mulai memelihara Sabat sebagai hari Tuhan.
Contoh yang pertama sekali mengenai
pemeliharaan hari Minggu oleh orang Kristen terjadi di Italia, pada pertengahan
abad kedua setelah Kristus. Untuk jangka
waktu yang lama banyak orang Kristen merayakan kedua hari itu, sementara yang
lain tetap memelihara hanya hari Sabat.
Pada tanggal 7 Maret 321 TM, Konstantin yang Agung mengeluaran
Undang-undang Sipil Hari Minggu, memaksa semua orang, kecuali para petani, di
kerajaan Romawi untuk beristirahat pada hari Minggu.
Ini, ditambah dengan lima undang-undang
sipil lainnya yang di dekritkan oleh Konstantin mengenai hari Minggu, menjadi
dasar bagi pengesahan semua peraturan sipil tentang Hari Minggu mulai dari saat
itu sampai sekarang ini. Pada abad ke 4,
Konsili Laodekia melarang orang-orang Kristen untuk tidak bekerja pada hari
Sabat, dan mendesak mereka untuk menghormati hari Minggu dan sedapat mungkin
tidak bekerja pada hari itu.
Sejarah menunjukkan bahwa perbaktian dan
perayaan hari Minggu adalah kebiasaan yang dibuat oleh manusia.
Alkitab tidak memberikan wewenang untuk
menghilangkan Sabat hari ketujuh dari hukum ke 4.
Nabi Daniel meramalkan bahwa pada zaman
Kekritenan suatu kuasa penipuan akan berusaha untuk mengubah hukum Allah(Daniel
7:25).
VI. SIAPAKAH YANG MENGADAKAN PERUBAHAN ITU?.
Secara resmi siapakah yang memindahkan Sabat
dari hari ketujuh ke hari pertama dalam minggu?.
Gereja Katolik mengaku melakukannya. Dalam usaha untuk menyelamatkan Kerajaan
Romawi yang sedang menuju kepada kehancuran, para pemimpin gereja yang
berpengaruh mengadakan kompromi dan berusaha mengubah hari perbaktian dari
Sabtu ke Minggu.
Katekismus gereja Roma Katolik menuliskan :
“Pertanyaan: Manakah hari Sabat itu?.
“Jawab: Sabtu adalah hari Sabat.
“Pertanyaan: Mengapa kita merayakan Minggu
gantinya Sabtu?.
“Jawab: Kita merayakan Minggu gantinya Sabat
karena gereja Katolik....Memindahkan kesuciannya dari Sabtu ke Minggu”.
Peter Geiermann, The Convert’s Cathechism
of Catholic Doctrine (edisi 1957), hlm.50.
Gereja Katolik dengan bangga mengumumkan
bahwa manusia yang menjadi pemimpin2 gereja melakukan perubahan itu.
“Kesucian hari, Sabat, diubah dari Sabtu
menjadi Minggu...bukan berasal dari petunjuk2 yang dicatat dalam Kitab Suci,
tetapi dari gereja yang merasa mempunyai kuasa untuk itu...Orang yang
menganggap bahwa Kitab Suci haruslah menjadi satu-satunya wewenang, secara
logika seharusnya menjadi anggota Masehi Advent Hari Ketujuh, dan memelihara
kesucian hari Sabtu.”
___Kardinal Maida, Bishop Agung dari
Detroit, Saint Catherine Catholic Church Sentinel, Algonac,Michigan, 21 Mei
1995.
VII. APAKAH YANG DIKATAKAN OLEH BEBERAPA GEREJA
PROTESTAN?.
Dokumen-dokumen resmi yang menegaskan
kepercayaan dari beberapa gereja aliran Protestan sependapat bahwa Alkitab
tidak membenarkan perayaan hari Minggu.
Marthin Luther, pendiri gereja Lutheran, menulis di Aughburg Confession,
Article 28, paragraph 9:
“Mereka (Roma Katolik) menyatakan Sabat
diubah ke hari Minggu, hari Tuhan, bertentangan dengan 10 hukum,..tidak ada
contoh yang lebih menunjukkan kesombongan diri daripada perubahan hari Sabat.
Mereka katakan, begitu besar kekuasaan dan
kewenangan gereja, karena gereja “menghapus satu dari sepuluh hukum”.
Para akhli teologia Metodis, Amos Binney
dan Daniel Steele mengamati:
“Benar, tidak ada perintah positif bagi
baptisan bayi.......Juga tidak ada perintah untuk memelihara hari pertama dari
satu minggu sebagai hari suci.”
Theological Compend (Ney York: Methodist
Book Concern,1902),hlm.180,181.
Dr.N. Summerbell, sejarawan dari Gereja
Murid Kristus atau gereja Kristen, menulis:
“Gereja Roma telah murtad secara total...Ia
mengubah Hukum Keempat dengan membuang Sabat firman Allah, dan melembagakan
Minggu sebagai hari suci.”
—A True History of the Christian dan the
Christian Church, hlm.417,418.
VIII. APAKAH PERMASALAHAN YANG SEBENARNYA?
Ini membawa kita berhadapan langsung kepada
satu pertanyaan: Mengapa begitu banyak orang Kristen merayakan hati Minggu
tanpa otoritas Alkitab?.
Bahkan yang lebih penting, hari manakah yang
saya akan pelihara?. Haruskah saya mengikuti mereka yang mengatakan, “Saya
pikir tidak ada bedanya hari mana saya pelihara, asalkan saya pelihara satu
hari dari yang tujuh itu?. Atau, haruskah saya menganggap penting hari yang
ditetapkan Yesus?.
Pencipta kita, ketika Ia menciptakan dunia
ini, dan hari yang ditunjuk Allah didalam 10 hukum: “hari ketujuh adalah hari
Sabat?”
Disini kita sedang membahas lebih dari
sekadar pengamatan secara luar saja, tetapi hari manakah benar secara Alkitabiah.
Permasalahan yang mendasar ialah penurutan kepada Yesus. Pencipta kita
menentukan hari Sabat sebagai hari “SUCI”, sebagai satu waktu bagi kita dan
keluarga kita untuk datang lebih dekat kepada-Nya untuk mendapatkan kekuatan
dan kesegaran.
KESIMPULAN:
Kepada siapakah yang saya harus turut?.
Haruskah saya menurut Kristus, Putra Allah atau tradisi manusia dalam hal hari
yang saya pelihara sebagai hari suci?.
PILIHANNYA JELAS: ajaran manusia atau
PERINTAH ALLAH. KATA-KATA MANUSIA atau SABDA ALLAH.
Pengganti yang dibuat manusia atau perintah Ilahi.
Nabi Daniel memperingatkan kepada mereka
yang mau “berusaha untuk mengubah waktu dan hukum” (Daniel 7:25).
Allah sedang memanggil umat-Nya untuk
kembali kepada penurutan. Ia mengundang
mereka untuk memelihara Sabat sebagai lambang kesetiaan dan kasih kepada-Nya.
Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”(Yohanes 14:15).
Dan Ia menjanjikan sukacita yang sempurna
kepada mereka yang mengasihi Dia sehingga menuruti perintah-perintah-Nya
(Yohanes 15:10-11).
Kita memiliki Juruselamat yang ajaib. Ia
ingin kita merasakan kasih-Nya sepenuhnya. Hati yang taat membuka pintu lebar untuk
mendapatkan kasih itu.
Di Taman Getsemai Kristus tunduk sepenuhnya
kepada kehendak Bapa—walaupun Ia harus menghadapi salib dan dosa-dosa dunia menghancurkan
hidup-Nya.
Sementara Ia berseru kepada Allah, “Ambillah
cawan ini daripada-Ku,” dalam permohonan-Nya itu Ia tetap berserah dan
menambahkan, “tetapi, janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang
Engkau kehendaki”(Markus 14:36). Kristus
rindu kita mengalami kepenuhan ini yang dapat diperoleh melalui penyerahan
hidup yang sesungguhnya. Dan Ia juga menghendaki kita berharap pada-Nya
sehingga mau menurut Dia dalam setiap langkah kehidupan ini.
Jika Anda menjawab panggilan Allah dan
menurut semua perintah-Nya, Anda akan menikmati janji Yesus bahwa sukacita-Nya “ada
di dalam kamu” dan “sukacitamu” akan “menjadi penuh” (Yohanes 15:11).
Catatan: Akhirilah pelajaran ini dengan doa.
Terimakasih, Tuhan kiranya memberkati Anda!.
KERTAS PERTANYAAN
PELAJARAN 8 :
“MUNGKINKAH MAYORITAS ITU SALAH”.
1. Bacalah pelajaran Alkitab yang Anda telah
terima melalui online ini seluruhnya.
2. Isilah pertanyaan-pertanyaan yang terlampir
disini.
3. Kirimkan jawaban Anda kepada kami via Whats
App.(w.a). agar kami bisa melihat hasilnya bahwa Anda benar-benar mengikuti
pelajaran ini.
PERTANYAAN:
-Bacalah bagian yang sesuai dengan nomor di
sisi kiri, dan bubuhkan (X) di depan SATU pernyataan yang TERBAIK yang
melengkapi kalimatnya:
1.Ketika Tuhan
Allah memberikan hukum di Gunung Sinai, dalam perintah ke 4 ia menuliskan
bahwa, sebagai hari perhentian dan ibadah setiap minggunya, kita harus
memelihara:
____hari ke
4(Jumat) menjadi Sabat.
____hari ke
7(Sabtu) menjadi Sabat.
____hari
pertama (Minggu) menjadi Sabat.
2. Menurut
Yesus 10 perintah
____tidak
boleh diubah dari huruf terkecil sekalipun.
____dapat
diubah melalui keputusan dari gereja.
3. Adalah
kebiasaan Yesus pada hari Sabat untuk
___berbakti di
Sinagog. ____bekerja di toko tukang
kayu.
4. Kisah Para
Rasul dalam kitab Perjanjian Baru menyebutkan tentang para Rasul berbakti
sebanyak
____84 x pada
hari Sabat. ____84 x pada hari Minggu.
5. Perubahan
perbaktian dari Sabtu, hari ketujuh menjadi Minggu, hari pertama dalam minggu,
dilakukan
____setelah
semua rasul wafat. ___oleh salah satu rasul.
Beri tanda (X)
di depan pernyataan yang benar:
6.____Penerimaan
hari Minggu, hari pertama dari minggu, sebagai hari istirahat utk menghormati
kebangkitan Kristus tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.
7.____Baik
Alkitab maupun dokumen2 sejarah menyatakan bhw hari Minggu tetap merupakan hari
pertama dari minggu dan hari Sabat adalah hari ketujuh dari Minggu, yaitu hari
Sabtu.
8.____Dokumen2
resmi dari gereja Katolik Roma dan denominasi2 Protestan membenarkan fakta ini.
_____Permasalahan utamanya ialah: Siapakah
yang harus saya patuhi, ajaran Kristus atau ajaran manusia?.
_____Barangsiapa mengasihi Yesus, ia akan
rindu untuk memelihara Sabat yang disucikan oleh Yesus.
Berilah tanda
(X) di depan pernyataan yang paling mewakili keinginan saudara:
_____Saya mengasihi Juruselamat saya, itu
sebabnya saya memutuskan untuk mengikuti Dia sepanjang jalan dan melakukan apa
yang Ia perintahkan saya lakukan.
_____Sebagai tanda kasih saya kepada-Nya dan
kerinduan untuk meletakkan hidup memelihara hari Sabat hari ketujuh.
_____Saya mungkin akan menghadapi tantangan
dalam penyucian Sabat, Mohon doakan saya.
Permintaan doa
saya adalah ____________________
(Disediakan oleh: Pdt.H.M. Siagian,MPTh)
W.A. 0811 1945 034