Kamis, 02 April 2020

Penyebab Penderitaan.


MAKNA HIDUP DI BALIK PENDERITAAN
PENYEBAB PENDERITAAN

Pendahuluan:
   2 Timotius 2:3 “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus”.

   Sdr2ku yang kekasih,..
   Pada saat ini kita akan coba berbicara sedikit tentang apakah Penyebab Sebuah Penderitaan.  Penderitaan adalah merupakan bagian yang penuh dari kenyataan hidup kita.  Kita tidak dapat menghindarinya.  Kita mungkin pernah mengalaminya, atau kita tengah mengalaminya dan mungkin kelak kita akan mengalaminya.
   Seorang dramawan Inggeris pernah membuat pernyataan sbb: “HIDUP INI MEMANG SERING TIDAK BERJALAN SEPERTI YANG KITA INGINI”.
   Sdr2ku yang kekasih,...
   Kita tahu betapa banyak sesama kita yang kini mungkin sedang mengalami penderitaan :
1.  Karena penyakit, ada seorang bayi yang belum kenal akan dosa, tetapi dia tiba-tiba telah meninggal dunia, direnggut dari pangkuan orang tuanya.
2.  Sebuah keluarga miskin, harta milik mereka sedikit tetapi telah habis binasa karena dilalap si jago merah (api) sehingga segala persediaan mereka lenyap samasekali.  Mereka mungkin bertanya: Mengapa semuanya ini terjadi?.
3.  Kemudian ada seorang wanita tua jatuh dari sebuah tangga sehingga pinggangnya patah serta mungkin adanya kita dengar sebuah kecelakaan pesawat terbang yang telah mengakibatkan 4 orang muda meninggal dunia.  Semua hal itu membuat  orang bertanya: Mengapa semua ini terjadi?.
Sdr2ku yang dikasihi Tuhan Yesus,
   Problema tentang penderitaan manusia, bukanlah suatu hal yang baru.  Kita mengetahui dari Alkitab bahwa Ayub bergumul dengan penderitaan.  Jadi problema penderitaan sudah dihadapi oleh manusia sejak adanya bumi dan dosa.  Apakah penyebab penderitaan itu?.
   Ada 4 dasar penyebab Penderitaan:
I.           Karena pelanggaran Hukum ALAM:
Dalam hukum alam ada pernyataan sbb:
-Jika tidak pandai menyelam akan tenggelam.
-Jika kita makan cabe, kita akan kepedasan.
-Jika kita terlambat tidur, kita akan mengantuk dan sakit.  Hukum Alam sangat sesuai dengan Hukum Allah.  Pelanggaran Hukum Alam sepertinya sama dengan pelanggaran Hukum Allah dan melawan Pencipta alam ini.

II.         Penyebab kedua Penderitaan:
   -Karena Kelalaian Manusia sendiri:
  Penderitaan manusia bisa juga oleh karena kelalaian manusia sendiri. Sebagai contoh: Seorang ibu yang lalai menjaga anaknya yang berumur 3 tahun yang lari ke jalan besar, lalu anak itu ditabrak mobil.  Ada lagi orang tua yang kurang mengontrol dan kurang memperhatikan anak-anaknya, sehingga anak-anaknya bebas dan akhirnya jadi pengguna narkoba.

III.      Penyebab ke 3 Penderitaan: Karena Kesalahan Menggunakan Kuasa Memilih.
            Seperti Covid-19, dosa tidak tampak saat pertama ditemukan di surga. Dosa bahkan tidak tampak terlalu mematikan saat sampai di bumi, "terkarantina" disebuah pohon. Namun dosa mulai menyebar dari si ular kepada Hawa, lalu kepada Adam dan keturunan mereka, dosa dengan cepat berkembang menjadi sesuatu yang berada sepenuhnya di luar kendali.
              Sayangnya, tak seperti covid-19, kebanyakan dari kita tidak terlalu cemas akan penyebaran dosa. Kita melihat gejala-gejalanya--keegoisan, kemarahan, keangkuhan--merembes kedalam segala hal yang kita lakukan. Namun kita mengabaikan gejala-gejala tersebut. Kita menikmati dosa, kita bermain-main dengannya dan kita tidak mencoba untuk menyingkirkannya dari hidup kita bagaimanapun caranya.  Bagaimana jika kita menganggap dosa seperti Covid-19?.

  -Allah mengizinkan manusia pertama memandang buah pohon larangan yang terdapat didalam taman itu. Namun telah diamarkan akibatnya kalau memetik dan memakannya. Adam dan Hawa—tidak menghiraukan amaran dari Allah. Mereka memiliki kuasa memilih, tetapi mereka salah menggunakannya.  Oleh sebab inilah kita MENDERITA.
  Demikian juga kita semua, bila kita salah menggunakan Hak Pilih yang diberikan kepada kita, kemungkinan besar akan mendatangkan penderitaan bagi kita dan keluarga kita.
  Saudara2ku,...Bila kita memilih jalan Tuhan, keselamatan itu akan kita terima. Sebaliknya, bila kita memilih jalan yang salah, maka kesusahan yang akan kita peroleh, sebagaimana yang terdapat dalam Ulangan 30:15-20..
   “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan....dst...

IV.      Penyebab ke 4 Penderitaan (Tujuan ke 4) ialah: Untuk Mempertinggi Iman kita.
  Sdr2ku,..Penderitaan juga datang kepada kita, dibiarkan Tuhan dengan tujuan sebagai ujian supaya kita kuat dalam Iman dan Kepercayaan kita kepada Tuhan.
  Kita baca dalam Wahyu 3:19 “Barangsiapa Kukasihi, ia kutegor dan kuhajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah”!.
  Sdr2...Bagaimana emas yang murni akan diketahui bahwa itu murni kalau tidak dibakar sebagai ujian?..Demikian juga penderitaan yang datang kepada umat-Nya adalah merupakan ujian yang akan membuktikan bahwa kita itu murni atau tidak?.  Pada saat ini, saya ingin bertanya: Apakah kita pernah merasakan tragedi dan penderitaan didalam hidup kita masing-masing?.
   Sdr2ku yang kekasih dalam Tuhan Yesus,..
   Mungkin kita berkata, Tuhan, mengapa Engkau biarkan aku menanggung derita ini?. Atau mengatakan: “Ah, Tuhan,..Engkau tidak adil, baru saja suamiku meninggalkan aku dan anakku; Kau renggut lagi,... anakku yang hanya satu-satunya sebagai tumpuan harapanku. Tidak sampai disitu saja,...bahkan Tuhan biarkan aku menderita penyakit Corona yang paling ditakuti (Covid-19).  Oh,..Tuhan...apa lagi tragedi yang akan datang kepadaku?. Lebih baik aku mati daripada hidup menanti derita.
  
   Sdr2ku yang kekasih didalam Tuhan,
   Di dalam keputusasaan menghadapi derita dan tragedi boleh jadi kita akhirnya berkata: “Saya sekarang tidak percaya kepada Tuhan, sebab kalau Tuhan itu ada, mengapa Dia membiarkan saya menanggung derita yang begini berat?.  Padahal yang lain tidak beragama, tidak percaya kepada Tuhan, tapi hidupnya penuh dengan kesenangan.
   Pada saat yang berbahagia ini, sementara kita mungkin gelisah, susah hati tak berpengharapan, ada secercah harapan yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara.  Alkitab memberikan penghiburan di dalam firman-Nya, Matius 5:3-4, 10-11...”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.  Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”.
   Sdr2ku,...Bagi orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan, perlu menyadari bahwa kebahagiaan di dunia ini bukan jaminan mutlak yang dapat dikecapnya.
   Jadi untuk itu saudara-saudaraku,..kita harus tabah dan tahan uji.  Kalau kita tabah dan tahan uji di dunia ini, maka Tuhan Allah akan memberi upah, yaitu Kerajaan Sorga yang melebihi segala kesenangan dunia ini, dan melupakan segala derita kita.
   Hal ini berati, meskipun kita menghadapi tragedi dan penderitaan di dunia ini, kita tetap tabah dan selalu akan menunjukkan wajah yang bahagia dan penuh harapan.
   Kemudian daripadanya akan memancar TERANG, sinar kebahagiaan dari dalam, sinar yang menunjukkan ketahanan, yang tahan didalam segala penderitaan.
   Untuk memiliki itu, kita tidak bisa langsung mendapatnya begitu saja.  Hal itu memerlukan latihan dan kuasa kemauan dalam melakukannya.
   Sebagai langkah pertama, marilah kita selidiki dahulu diri kita sendiri.  Mazmur 139:23-24 mendorong kita untuk melakukan tes diagnostik :"Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!".
  
Konklusi:

   Sdr2ku yang kekasih,...Apakah penderitaan itu datang karena pelanggaran hukum alam atau penderitaan itu datang karena kelalaian kita, atau karena salah menggunakan kuasa memilih (kesengajaan kita).  Atau apakah mungkin Tuhan biarkan dengan tujuan sebagai ujian agar kita kuat dalam iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan dan kita tetap berjaga serta bertobat?....
   Carilah,..dimana kita berada.  Perbaikilah dan minta pengampunan dari Tuhan dan mohon Tuhan membuka akal budi dan pikiran kita agar tidak mengulangi lagi kesalahan kita. Dengan demikian berarti mengurangi penderitaan.
     Kita semua berada dalam karantina di bumi, tetapi tidak lama lagi masa karantina ini akan berakhir dan Yesus akan datang untuk membawa kita pulang. Saat Ia datang, akankah kita semua siap?. 
       Mari kita memaknai "beribadah di rumah" yang akan kita lakukan selama masa krisis ini, sebagai kesempatan memperkuat persekutuan gereja dan bangsa kita ini dari dalam keluarga kita masing-masing.
   Kita dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun keintiman relasi di dalam keluarga dan mengaktifkan ibadah keluarga di setiap rumah tangga sambil terus mendoakan bangsa dan pemerintah dalam upaya penanganan pandemi Corona.
      Dan mari kita juga serahkan kepada Tuhan segala tragedi dan penderitaan yang terjadi agar Dia selalu menguatkan kita  dan semoga berkat Tuhan yang ajaib menjadi milik kita.        Amen.

(Oleh Pdt. H.M. Siagian, MPTh)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar