Cara Mengatasi Sifat Gampang Marah
TANTANGANNYA
”Aku teriak sama kakakku dan aku
dorong pintunya keras-keras sampai gantungan di balik pintu menancap ke tembok.
Bekas lubangnya jadi tanda kalau sikapku kayak anak kecil.”—Diane. *
”Aku teriak, ’Papa jahat!’ terus aku
banting pintu. Tapi sebelum pintunya tertutup, aku lihat muka Papa sedih dan
aku menyesal sudah ngomong begitu.”—Lauren.
Apakah kamu pernah mengalaminya? Nah,
artikel ini bisa membantu kamu.
YANG PERLU KAMU KETAHUI
Meledak dalam kemarahan merusak
reputasimu. ”Dulu aku pikir orang lain harus terima sifatku yang gampang
emosi,” kata Briana yang sekarang berusia 21. ”Tapi belakangan, aku
perhatikan orang kelihatan konyol kalau tidak kendalikan diri, dan aku sadar,
begitulah aku di mata orang lain!”
Orang akan lari dari gunung api yang
meletus. Begitu juga, mereka bakal menjauhi orang yang gampang meledak
Kalau kamu suka marah kamu akan
dijauhi. Daniel yang berusia 18 berkata, ”Kalau kamu hilang kesabaran, kamu
juga hilang harga diri dan respek orang-orang.” Elaine, yang juga berusia 18,
setuju. ”Sifat gampang marah itu tidak keren,” katanya. ”Itu malah bikin orang
takut sama kita.”
Alkitab berkata, ”Jangan berteman
dengan siapa pun yang lekas marah; dan jangan bergaul dengan orang yang
kemurkaannya mudah meledak.”—Amsal 22:24.
Kamu bisa jadi lebih baik.
”Kita tidak selalu bisa kontrol perasaan kita tentang suatu situasi,” kata Sara
yang berusia 15 tahun, ”tapi, kita bisa kontrol cara kita menunjukkan
perasaan kita. Kita tidak perlu meledak.”
Alkitab berkata, ”Ia yang lambat marah
lebih baik daripada pria perkasa, dan ia yang mengendalikan rohnya daripada
orang yang merebut kota.”—Amsal 16:32.
YANG BISA KAMU LAKUKAN
Tetapkan tujuan. Daripada bilang, ”Aku
memang orangnya begini”, berupayalah jadi lebih baik dalam jangka waktu
tertentu, misalnya enam bulan. Selama itu, catatlah kemajuanmu. Setiap kali
kamu marah, tulislah (1) apa yang terjadi, (2) apa reaksimu,
(3) yang lebih baik bagaimana, dan mengapa. Lalu, tetapkan tujuan untuk
melakukannya setiap kali kamu terpancing. Tips: Buat catatan setiap kali kamu
sukses! Tuliskan betapa enak perasaanmu setelah bisa mengendalikan diri.—Prinsip
Alkitab: Kolose
3:8.
Jangan langsung bereaksi. Kalau
seseorang atau sesuatu membuat kamu marah, jangan langsung mengatakan apa yang
terlintas dalam pikiranmu. Coba tunggu. Kalau perlu, ambil napas dalam-dalam.
Erik yang berusia 15 berkata, ”Kalau aku tarik napas dulu, aku jadi punya waktu
untuk berpikir sebelum telanjur berbuat atau bilang sesuatu yang bisa bikin aku
menyesal.”—Prinsip Alkitab: Amsal
21:23.
Cobalah mengerti orang lain. Kadang
kamu mungkin menjadi marah karena kamu melihat masalahnya hanya dari satu sisi,
yaitu dampaknya atas kamu. Cobalah pikirkan perasaan orang lain. ”Bahkan
orang yang jelas-jelas kasar,” kata gadis bernama Jessica, ”biasanya punya
alasan yang bisa bikin aku lebih pengertian.”—Prinsip Alkitab: Amsal
19:11.
Kalau perlu, pergi dari situ. Alkitab
berkata, ”Pergilah sebelum perselisihan meledak.” (Amsal 17:14)
Seperti ditunjukkan ayat itu, kadang yang terbaik adalah pergi saja dari
situasi yang memanas. Lalu, daripada terus memikirkan masalahnya dan menjadi
makin marah, lakukan kegiatan. ”Dengan olahraga, stresku hilang dan aku tidak
gampang marah,” kata gadis bernama Danielle.
Lupakan saja. Alkitab mengatakan,
”Jadilah resah, tetapi jangan berbuat dosa. Ucapkanlah perkataanmu dalam
hatimu, . . . dan tetaplah diam.” (Mazmur 4:4) Jadi, tidak ada
salahnya merasa resah, atau kesal. Masalahnya adalah yang terjadi
selanjutnya. Pemuda bernama Richard mengatakan, ”Kalau kita mau saja dipancing,
orang lain yang kendalikan kita. Cobalah bersikap dewasa dan abaikan saja
masalahnya.” Dengan begitu, kamu yang kendalikan emosimu dan bukan emosimu yang
kendalikan kamu.
AYAT-AYAT KUNCI
- ”Singkirkan itu
semua dari dirimu, kemurkaan, kemarahan, hal-hal yang buruk, cacian.”—Kolose
3:8.
- ”Ia yang menjaga
mulutnya dan lidahnya menjaga jiwanya terhadap kesusahan.”—Amsal
21:23.
- ”Pemahaman
seseorang pasti memperlambat kemarahannya.”—Amsal
19:11.
10 Cara Praktis Mengatasi Rasa Marah
by admin
Berikut adalah beberapa saran praktis untuk
mengatasi marah.
1. Ketika anda marah jangan mengatakan
apa-apa.
Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita pasti
akan memperburuk situasi dan sangat mungkin menyakiti perasaan orang lain. Jika
kita berbicara dalam rasa marah, kita mungkin akan menemukan bahwa orang-orang
akan menanggapi dengan rasa marah juga, menciptakan sebuah lingkaran kemarahan.
Namun jika kita bisa menjaga untuk tetap diam, maka akan memberikan waktu untuk
emosi kemarahan meninggalkan kita.
.
“Ketika marah, hitunglah sampai sepuluh sebelum anda berbicara. Jika anda sangat marah, hitunglah sampai seratus. ”
– Thomas Jefferson –
.
“Ketika marah, hitunglah sampai sepuluh sebelum anda berbicara. Jika anda sangat marah, hitunglah sampai seratus. ”
– Thomas Jefferson –
2. Acuhkan terhadap orang-orang yang
berusaha membuat kita marah.
Sialnya, beberapa orang mungkin memiliki niat
jahat dengan mencoba membuat anda marah dan mengambil kesenangan dari anda.
Namun jika kita bisa mengacuhkan kata-kata mereka dan tidak merespon dengan
cara apapun provokasi mereka, mereka akan kehilangan minat dan tidak mengganggu
kita di waktu mendatang.
3. Gunakan alasan untuk menghentikan
kemarahan.
Ketika kita marah, katakan kepada diri sendiri
“kemarahan ini tidak akan membantu saya dengan cara apapun. Kemarahan ini akan
membuat situasi lebih buruk.” Bahkan jika sebagian dari kita masih marah, suara
batin kita akan membantu kita untuk menjauhkan diri dari emosi kemarahan
4. Bersikap baik pada orang lain.
Visualisasi lain yang disarankan oleh seorang guru
spiritual adalah melihat agen kemarahan sebagai anak berusia 5 tahun. Jika anda
berpikir tentang orang lain sebagai anak berusia 5 tahun yang tak berdaya,
kasih sayang dan pengampunan anda yang akan muncul. Jika adik kecil anda tidak
sengaja menusuk anda, anda tidak akan merasakan kemarahan dan keinginan untuk
membalas. Sebaliknya anda hanya akan merasa dia masih terlalu muda dan perlu
tahu hal-hal yang lebih baik. Latihan ini mungkin sangat berguna bagi anggota keluarga
dekat yang kadang-kadang menimbulkan rasa marah anda.
5. Nilai perdamaian jauh lebih tinggi
dibanding rasa marah.
Jika kita menghargai ketenangan pikiran sebagai
harta kita yang paling penting, kita tentu saja tidak akan membiarkan kemarahan
tetap ada dalam sistem kita. Seperti Sri Chinmoy pernah katakan :
“Anda mungkin punya hak untuk marah dengan
seseorang, tetapi anda tahu bahwa dengan marah kepadanya anda hanya akan
kehilangan kedamaian pikiran anda yang berharga ..”
6. Selalu mencoba untuk memahami
mereka yang marah pada anda.
Jangan khawatir
jika anda memiliki perasaan untuk membela diri dari kritik mereka. Jika anda
dapat tetap tenang, mereka mungkin mulai merasa bersalah melampiaskan kemarahan
mereka pada anda. Terinspirasi oleh contoh ketenangan anda, mereka akan sadar
dan berusaha untuk melakukan hal yang sama.
7. Fokus pada sesuatu yang sama sekali
berbeda.
Misalkan seseorang telah melakukan sesuatu yang membuat anda marah. Pikirkan tentang sesuatu yang akan membuat anda bahagia. Penangkal terbaik untuk negatif adalah fokus pada yang positif.
Misalkan seseorang telah melakukan sesuatu yang membuat anda marah. Pikirkan tentang sesuatu yang akan membuat anda bahagia. Penangkal terbaik untuk negatif adalah fokus pada yang positif.
8. Tarik nafas dalam-dalam.
Tindakan sederhana dengan menarik nafas
dalam-dalam akan sangat membantu anda dalam menghilangkan kemarahan.
9. Meditasi.
Berlatih meditasi secara teratur untuk membawa
kedamaian batin anda kedepan. Jika kita dapat memiliki akses menuju kedamaian
batin, maka kita akan mampu memanfaatkan hal ini selama masa pengujian.
10. Tersenyum.
Ketika kita tersenyum kita meredakan banyak situasi negatif.
Tersenyum adalah cara menawarkan niat baik kepada orang lain. Tersenyum tidak
memerlukan biaya apa-apa, selain efektif dapat meredakan situasi tegang.