Jumat, 17 Maret 2017

Mengatasi Gampang Marah

                        Cara Mengatasi Sifat Gampang Marah

TANTANGANNYA
”Aku teriak sama kakakku dan aku dorong pintunya keras-keras sampai gantungan di balik pintu menancap ke tembok. Bekas lubangnya jadi tanda kalau sikapku kayak anak kecil.”—Diane. *
”Aku teriak, ’Papa jahat!’ terus aku banting pintu. Tapi sebelum pintunya tertutup, aku lihat muka Papa sedih dan aku menyesal sudah ngomong begitu.”—Lauren.
Apakah kamu pernah mengalaminya? Nah, artikel ini bisa membantu kamu.
YANG PERLU KAMU KETAHUI
Meledak dalam kemarahan merusak reputasimu. ”Dulu aku pikir orang lain harus terima sifatku yang gampang emosi,” kata Briana yang sekarang berusia 21. ”Tapi belakangan, aku perhatikan orang kelihatan konyol kalau tidak kendalikan diri, dan aku sadar, begitulah aku di mata orang lain!”
Alkitab berkata, ”Ia yang cepat marah akan melakukan kebodohan.”—Amsal 14:17.
Orang akan lari dari gunung api yang meletus. Begitu juga, mereka bakal menjauhi orang yang gampang meledak
Kalau kamu suka marah kamu akan dijauhi. Daniel yang berusia 18 berkata, ”Kalau kamu hilang kesabaran, kamu juga hilang harga diri dan respek orang-orang.” Elaine, yang juga berusia 18, setuju. ”Sifat gampang marah itu tidak keren,” katanya. ”Itu malah bikin orang takut sama kita.”
Alkitab berkata, ”Jangan berteman dengan siapa pun yang lekas marah; dan jangan bergaul dengan orang yang kemurkaannya mudah meledak.”—Amsal 22:24.
Kamu bisa jadi lebih baik. ”Kita tidak selalu bisa kontrol perasaan kita tentang suatu situasi,” kata Sara yang berusia 15 tahun, ”tapi, kita bisa kontrol cara kita menunjukkan perasaan kita. Kita tidak perlu meledak.”
Alkitab berkata, ”Ia yang lambat marah lebih baik daripada pria perkasa, dan ia yang mengendalikan rohnya daripada orang yang merebut kota.”—Amsal 16:32.
 YANG BISA KAMU LAKUKAN
Tetapkan tujuan. Daripada bilang, ”Aku memang orangnya begini”, berupayalah jadi lebih baik dalam jangka waktu tertentu, misalnya enam bulan. Selama itu, catatlah kemajuanmu. Setiap kali kamu marah, tulislah (1) apa yang terjadi, (2) apa reaksimu, (3) yang lebih baik bagaimana, dan mengapa. Lalu, tetapkan tujuan untuk melakukannya setiap kali kamu terpancing. Tips: Buat catatan setiap kali kamu sukses! Tuliskan betapa enak perasaanmu setelah bisa mengendalikan diri.—Prinsip Alkitab: Kolose 3:8.
Jangan langsung bereaksi. Kalau seseorang atau sesuatu membuat kamu marah, jangan langsung mengatakan apa yang terlintas dalam pikiranmu. Coba tunggu. Kalau perlu, ambil napas dalam-dalam. Erik yang berusia 15 berkata, ”Kalau aku tarik napas dulu, aku jadi punya waktu untuk berpikir sebelum telanjur berbuat atau bilang sesuatu yang bisa bikin aku menyesal.”—Prinsip Alkitab: Amsal 21:23.
Cobalah mengerti orang lain. Kadang kamu mungkin menjadi marah karena kamu melihat masalahnya hanya dari satu sisi, yaitu dampaknya atas kamu. Cobalah pikirkan perasaan orang lain. ”Bahkan orang yang jelas-jelas kasar,” kata gadis bernama Jessica, ”biasanya punya alasan yang bisa bikin aku lebih pengertian.”—Prinsip Alkitab: Amsal 19:11.
Kalau perlu, pergi dari situ. Alkitab berkata, ”Pergilah sebelum perselisihan meledak.” (Amsal 17:14) Seperti ditunjukkan ayat itu, kadang yang terbaik adalah pergi saja dari situasi yang memanas. Lalu, daripada terus memikirkan masalahnya dan menjadi makin marah, lakukan kegiatan. ”Dengan olahraga, stresku hilang dan aku tidak gampang marah,” kata gadis bernama Danielle.
Lupakan saja. Alkitab mengatakan, ”Jadilah resah, tetapi jangan berbuat dosa. Ucapkanlah perkataanmu dalam hatimu, . . . dan tetaplah diam.” (Mazmur 4:4) Jadi, tidak ada salahnya merasa resah, atau kesal. Masalahnya adalah yang terjadi selanjutnya. Pemuda bernama Richard mengatakan, ”Kalau kita mau saja dipancing, orang lain yang kendalikan kita. Cobalah bersikap dewasa dan abaikan saja masalahnya.” Dengan begitu, kamu yang kendalikan emosimu dan bukan emosimu yang kendalikan kamu.
AYAT-AYAT KUNCI
  • ”Singkirkan itu semua dari dirimu, kemurkaan, kemarahan, hal-hal yang buruk, cacian.”—Kolose 3:8.
  • ”Ia yang menjaga mulutnya dan lidahnya menjaga jiwanya terhadap kesusahan.”—Amsal 21:23.
  • ”Pemahaman seseorang pasti memperlambat kemarahannya.”—Amsal 19:11.

10 Cara Praktis Mengatasi Rasa Marah
by admin
Berikut adalah beberapa saran praktis untuk mengatasi marah.
1. Ketika anda marah jangan mengatakan apa-apa.
Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita pasti akan memperburuk situasi dan sangat mungkin menyakiti perasaan orang lain. Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita mungkin akan menemukan bahwa orang-orang akan menanggapi dengan rasa marah juga, menciptakan sebuah lingkaran kemarahan. Namun jika kita bisa menjaga untuk tetap diam, maka akan memberikan waktu untuk emosi kemarahan meninggalkan kita.
.
“Ketika marah, hitunglah sampai sepuluh sebelum anda berbicara. Jika anda sangat marah, hitunglah sampai seratus. ”
– Thomas Jefferson –
2. Acuhkan terhadap orang-orang yang berusaha membuat kita marah.
Sialnya, beberapa orang mungkin memiliki niat jahat dengan mencoba membuat anda marah dan mengambil kesenangan dari anda. Namun jika kita bisa mengacuhkan kata-kata mereka dan tidak merespon dengan cara apapun provokasi mereka, mereka akan kehilangan minat dan tidak mengganggu kita di waktu mendatang.
3. Gunakan alasan untuk menghentikan kemarahan.
Ketika kita marah, katakan kepada diri sendiri “kemarahan ini tidak akan membantu saya dengan cara apapun. Kemarahan ini akan membuat situasi lebih buruk.” Bahkan jika sebagian dari kita masih marah, suara batin kita akan membantu kita untuk menjauhkan diri dari emosi kemarahan
4. Bersikap baik pada orang lain.
Visualisasi lain yang disarankan oleh seorang guru spiritual adalah melihat agen kemarahan sebagai anak berusia 5 tahun. Jika anda berpikir tentang orang lain sebagai anak berusia 5 tahun yang tak berdaya, kasih sayang dan pengampunan anda yang akan muncul. Jika adik kecil anda tidak sengaja menusuk anda, anda tidak akan merasakan kemarahan dan keinginan untuk membalas. Sebaliknya anda hanya akan merasa dia masih terlalu muda dan perlu tahu hal-hal yang lebih baik. Latihan ini mungkin sangat berguna bagi anggota keluarga dekat yang kadang-kadang menimbulkan rasa marah anda.
5. Nilai perdamaian jauh lebih tinggi dibanding rasa marah.
Jika kita menghargai ketenangan pikiran sebagai harta kita yang paling penting, kita tentu saja tidak akan membiarkan kemarahan tetap ada dalam sistem kita. Seperti Sri Chinmoy pernah katakan :
“Anda mungkin punya hak untuk marah dengan seseorang, tetapi anda tahu bahwa dengan marah kepadanya anda hanya akan kehilangan kedamaian pikiran anda yang berharga ..”
6. Selalu mencoba untuk memahami mereka yang marah pada anda.
Jangan khawatir jika anda memiliki perasaan untuk membela diri dari kritik mereka. Jika anda dapat tetap tenang, mereka mungkin mulai merasa bersalah melampiaskan kemarahan mereka pada anda. Terinspirasi oleh contoh ketenangan anda, mereka akan sadar dan berusaha untuk melakukan hal yang sama.
7. Fokus pada sesuatu yang sama sekali berbeda.

Misalkan seseorang telah melakukan sesuatu yang membuat anda marah. Pikirkan tentang sesuatu yang akan membuat anda bahagia. Penangkal terbaik untuk negatif adalah fokus pada yang positif.
8. Tarik nafas dalam-dalam.
Tindakan sederhana dengan menarik nafas dalam-dalam akan sangat membantu anda dalam menghilangkan kemarahan.
9. Meditasi.
Berlatih meditasi secara teratur untuk membawa kedamaian batin anda kedepan. Jika kita dapat memiliki akses menuju kedamaian batin, maka kita akan mampu memanfaatkan hal ini selama masa pengujian.
10. Tersenyum.
Ketika kita tersenyum kita meredakan banyak situasi negatif. Tersenyum adalah cara menawarkan niat baik kepada orang lain. Tersenyum tidak memerlukan biaya apa-apa, selain efektif dapat meredakan situasi tegang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar