RUMAH
TANGGA (1) *10 Peraturan
menjadi Isteri yang baik.
“Pada tahun 1620, seorang filosof Yahudi yang bernama Isaac
orang Perea, menulis sebuah buku kecil untuk putrinya. Buku tersebut
sangat laris di kalangan para
wanita Yahudi pada abad ke 17. Buku itu
berjudul “The good heart”, isinya antara lain 10 peraturan menjadi isteri yang
baik :
1.
Hati-hatilah bila suamimu marah...jangan
tertawa-tawa atau murung, senyum saja dan berbicara dengan lembut.
2.
Jangan terlambat menghidangkan
makanannya. Kelaparan adalah sumber
utama kemarahan.
3.
Jangan bangunkan kalau ia masih tidur.
4.
Jagalah baik-baik uangnya; jangan rahasiakan masalah-masalah uang daripadanya.
5.
Jangan bocorkan rahasianya. Jikalau ia menyombongkan diri, itupun
rahasiakanlah !.
6.
Jangan bersikap baik kepada lawannya
atau membenci para sahabatnya.
7.
Jangan menentang pendapatnya atau
memberi kesan bahwa nasehatmu lebih baik daripada nasehatnya.
8.
Jangan mengharapkan kemustahilan
daripadanya.
9.
Jikalau engkau mengabulkan
permohonannya, ia akan menjadi hambamu.
10.
Jangan ucapkan sesuatu yang menyakiti
hatinya. Jika engkau memperlakukannya
selaku raja, ia akan memperlakukanmu sebagai Ratu.
Rabbi Morries N. Kertzer, “What is a
Jew”, edisi ke empat (London: Collier McMillian, 1973 p.68).
RUMAH TANGGA(2) *Menjadi tempat kasih
di amalkan.
“Ikatan keluarga itulah ikatan yang paling rapat, yang
paling lemah lembut dan suci dari semua ikatan yang ada didalam dunia ini. Ikatan itu dimaksudkan supaya menjadi suatu
berkat kepada umat manusia. Maka ikatan
itu menjadi suatu berkat dimanapun sumpah pernikahan itu diadakan dengan
hikmatnya, dalam takut akan Allah, dan dengan pertimbangan yang selayaknya
untuk segala tugas kewajibannya.
Tiap-tiap rumah tangga itu haruslah menjadi tempat kasih di amalkan,
suatu tempat dimana malaikat-malaikat Allah berdiam. Dimana saja ada Kasih Allah itu dihargakan
dalam jiwa, disana akan ada perdamaian, akan ada terang dan sukacita”.
E.G. White,
Rumah Tangga Advent, hlm.18; Ministry of Healing, p.356,357.
RUMAH TANGGA(3). *
Berperaturan tergantung pada ayah dan ibu.
“Apa yang perlu diberikan orang tua kepada anak-anak?.
Tiap-tiap Rumah Tangga Kristen haruslah mempunyai peraturan; dan seharusnyalah
para Ibu-Bapa memberikan teladan dalam nperkataan, tingkah laku dan kehidupan mereka satu dengan
yang lain, dengan mana mereka memberi contoh menjadi apakah anak-anak mereka
dikemudian hari. Kesucian dalam
perkataan dan ramah tamah Kristen yang benar haruslah selamanya
dipraktekkan. Ajarlah anak-anak dan
orang muda untuk menghormati dirinya sendiri, supaya jujur terhadap Allah,
setia kepada prinsip; ajarkanlah mereka itu supaya menghormati dan menurut
hukum Allah. Prinsip-prinsip ini akan
memerintahkan kehidupan mereka dan akan dijalankan dalam pergaulan mereka
dengan orang lain. Banyak hal tergantung
pada Bapa dan Ibu. Haruslah mereka
mempunyai pendirian yag kokoh dalam disiplin mereka, dan mereka haruslah
bekerja dengan tekun supaya mempunyai satu Rumah Tangga yang berperaturan dan
tepat, sehingga malaikat-malaikat sorga akan tertarik kesana buat mencurahkan
perdamaian dan pengaruh yang harum semerbak”.
E.G.
White, “Rumah Tangga Advent”, hlm.16,17.
RUMAH TANGGA(4) *Buang
Perselisihan.
“Apa yang harus kita buang jauh-jauh dari dalam Rumah Tangga
kita?.
Buanglah
perselisihan jauh-jauh dari dalam Rumah Tanggamu. Kelemah lembutan dan perdamaianlah yang kita
sukai dalam Rumah Tangga kita”.
E.G.
White, “Rumah Tangga Advent”, hlm.18.
RUMAH TANGGA (5) *Bukan
dengan tongkat besi.
Bagaimana kita menjalankan peraturan dalam Rumah Tangga?.
“Jalankanlah segala peraturan Rumah Tangga itu dalam
kebijaksanaan dan kasih, bukan dengan tongkat besi. Anak-anak akan menanggapi peraturan kasih itu
dengan penurutan sukarela. Ingatlah
bahwa anak-anak bukan hanya memerlukan teguran dan perbaikan, melainkan anjuran
dan pujian, ucapan kegembiraan dalam kemurahan”.
E.G. White,
“Rimah Tangga Advent”, hlm.l8.
RUMAH TANGGA(6) *Dibangkitkan
sesuai Perilaku dalam Rumah Tangga.
“Kalau engkau telah merasa orang asing dan tidak berhasil
menjadi orang-orang Kristen yang menurut Kitab Suci, hendaklah engkau bertobat;
karena tabiat yang ada padamu pada masa percobaan itulah kelak yang akan ada padamu pada waktu
kedatangan Kristus. Kalau engkau mau
menjadi seorang yang saleh di sorga, engkau harus lebih dahulu menjadi seorang
saleh di dunia ini. Ciri-ciri tabiat
yang engkau sayangi ketika masih hidup tidaklah akan di ubahkan oleh kematian
atau oleh kebangkitan. Engkau akan
bangkit dari kubur dengan perilaku yang serupa sebagaimana dinyatakan didalam
Rumah Tanggamu dan dalam masyarakat.
Yesus tidak mengubahkan tabiat itu pada waktu kedatangan-Nya. Pekerjaan mengubahkan haruslah dikerjakan
sekarang. Kehidupan kita setiap hari
menentukan nasib kita di masa datang”.
E.G. White,
“Rumah Tangga Advent”, hlm.539.
RUMAH TANGGA(7) *
Komentar atas 3 Yohanes 4.
“Tidak ada sukacita yang lebih besar”= Sukacita yang terbesar memenuhi hati seorang pekerja
Kristen bila dia melihat anggota-anggota gembalaannya berdiri kuat dalam
kebenaran. Dia jauh lebih bahagia daripada bila dia mendengar
keberhasilan mereka hanya di bidang kekayaan atau posisi.
“Anak-anakku”
= Ini mungkin menyatakan bahwa Gayus adalah salah seorang dari orang yang telah
ditobatkan oleh Yohanes.
“Hidup dalam kebenaran”=Terus
menerus menyusun kehidupan selaras dengan penyataan karakter Allah seperti yang
diberikan oleh Yesus Kristus.
SDA
Bible Commentary Vo.7, p.695.
RUMAH TANGGA(8) *Cara
mendidik anak menurut cara petani.
“Hai orang tua,..dalam
mendidik anak-anakmu, pahamilah pelajaran-pelajaran yang telah diberikan
Allah dalam alam. Jika engkau hendak
memelihara sebatang pohon kembang(mawar) ataupun bakung, bagaimanakah engkau
akan melakukannya?. Tanyakanlah tukang kebun dengan proses apa ia berhasil
mengurus setiap cabang dan daun sehingga berkembang dengan indahnya, serta
bertumbuh dalam keadaan sejajar dan manis.
Ia akan mengatakannya kepadamu bahwa bukannya dengan jamahan yang kasar,
ataupun dengan usaha secara keras; karena cara ini hanya akan mematahkan
batang-batang yang halus. Hal itu
dilakukannya dengan perhatian sedikit
demi sedikit, tetapi sering di ulangi.
Ia membasahi tanah, serta melindungi tanaman yang sedang bertumbuh itu
dari tiupan angin kencang dan dari teriknya panas matahari, dan Allah menyebabkannya
bertumbuh subur dan berkembang dengan indahnya.
Dalam memperlakukan anak-anakmu, ikutilah cara yag digunakan oleh petani
itu. Dengan jamahan yang lembut, dengan
pelayanan yang penuh kasih sayang, usahakanlah membentuk tabiat mereka menurut
teladan tabiat Kristus”.
E.G.
White, “Alpha dan Omega, hlm.133.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar