Rabu, 15 Maret 2017

Kutipan Rumah Tangga

RUMAH TANGGA (1)               *10 Peraturan menjadi Isteri yang baik.

“Pada tahun 1620, seorang filosof Yahudi yang bernama Isaac orang Perea, menulis sebuah buku kecil untuk putrinya.  Buku tersebut  sangat laris di kalangan  para wanita Yahudi pada abad ke 17.  Buku itu berjudul “The good heart”, isinya antara lain 10 peraturan menjadi isteri yang baik :
1.   Hati-hatilah bila suamimu  marah...jangan  tertawa-tawa atau murung, senyum saja dan berbicara dengan lembut.
2.   Jangan terlambat menghidangkan makanannya.  Kelaparan adalah sumber utama kemarahan.
3.   Jangan bangunkan kalau ia masih tidur.
4.   Jagalah baik-baik uangnya; jangan  rahasiakan masalah-masalah uang daripadanya.
5.   Jangan bocorkan rahasianya.  Jikalau ia menyombongkan diri, itupun rahasiakanlah !.
6.   Jangan bersikap baik kepada lawannya atau membenci para sahabatnya.
7.   Jangan menentang pendapatnya atau memberi kesan bahwa nasehatmu lebih baik daripada nasehatnya.
8.   Jangan mengharapkan kemustahilan daripadanya.
9.   Jikalau engkau mengabulkan permohonannya, ia akan menjadi hambamu.
10.                Jangan ucapkan sesuatu yang menyakiti hatinya.  Jika engkau memperlakukannya selaku raja, ia akan memperlakukanmu sebagai Ratu.
Rabbi Morries N. Kertzer, “What is a Jew”, edisi ke empat (London: Collier McMillian, 1973 p.68).
RUMAH TANGGA(2)                          *Menjadi tempat kasih di amalkan.
“Ikatan keluarga itulah ikatan yang paling rapat, yang paling lemah lembut dan suci dari semua ikatan yang ada didalam dunia ini.  Ikatan itu dimaksudkan supaya menjadi suatu berkat kepada umat manusia.  Maka ikatan itu menjadi suatu berkat dimanapun sumpah pernikahan itu diadakan dengan hikmatnya, dalam takut akan Allah, dan dengan pertimbangan yang selayaknya untuk segala tugas kewajibannya.  Tiap-tiap rumah tangga itu haruslah menjadi tempat kasih di amalkan, suatu tempat dimana malaikat-malaikat Allah berdiam.  Dimana saja ada Kasih Allah itu dihargakan dalam jiwa, disana akan ada perdamaian, akan ada terang dan sukacita”.
          E.G. White, Rumah Tangga Advent, hlm.18; Ministry of Healing, p.356,357.

RUMAH TANGGA(3).      * Berperaturan tergantung pada ayah dan ibu.

“Apa yang perlu diberikan orang tua kepada anak-anak?. Tiap-tiap Rumah Tangga Kristen haruslah mempunyai peraturan; dan seharusnyalah para Ibu-Bapa memberikan  teladan dalam nperkataan, tingkah laku dan kehidupan mereka satu dengan yang lain, dengan mana mereka memberi contoh menjadi apakah anak-anak mereka dikemudian hari.  Kesucian dalam perkataan dan ramah tamah Kristen yang benar haruslah selamanya dipraktekkan.  Ajarlah anak-anak dan orang muda untuk menghormati dirinya sendiri, supaya jujur terhadap Allah, setia kepada prinsip; ajarkanlah mereka itu supaya menghormati dan menurut hukum Allah.  Prinsip-prinsip ini akan memerintahkan kehidupan mereka dan akan dijalankan dalam pergaulan mereka dengan orang lain.  Banyak hal tergantung pada Bapa dan Ibu.  Haruslah mereka mempunyai pendirian yag kokoh dalam disiplin mereka, dan mereka haruslah bekerja dengan tekun supaya mempunyai satu Rumah Tangga yang berperaturan dan tepat, sehingga malaikat-malaikat sorga akan tertarik kesana buat mencurahkan perdamaian dan pengaruh yang harum semerbak”.
                   E.G. White, “Rumah Tangga Advent”, hlm.16,17.

RUMAH TANGGA(4)                          *Buang Perselisihan.

“Apa yang harus kita buang jauh-jauh dari dalam Rumah Tangga kita?.
  Buanglah perselisihan jauh-jauh dari dalam Rumah Tanggamu.  Kelemah lembutan dan perdamaianlah yang kita sukai dalam Rumah Tangga kita”.
                   E.G. White, “Rumah Tangga Advent”, hlm.18.

RUMAH TANGGA (5)               *Bukan dengan tongkat besi.

Bagaimana kita menjalankan peraturan dalam Rumah Tangga?.
“Jalankanlah segala peraturan Rumah Tangga itu dalam kebijaksanaan dan kasih, bukan dengan tongkat besi.  Anak-anak akan menanggapi peraturan kasih itu dengan penurutan sukarela.  Ingatlah bahwa anak-anak bukan hanya memerlukan teguran dan perbaikan, melainkan anjuran dan pujian, ucapan kegembiraan dalam kemurahan”.
          E.G. White, “Rimah Tangga Advent”, hlm.l8.

RUMAH TANGGA(6)       *Dibangkitkan sesuai Perilaku dalam Rumah Tangga.

“Kalau engkau telah merasa orang asing dan tidak berhasil menjadi orang-orang Kristen yang menurut Kitab Suci, hendaklah engkau bertobat; karena tabiat yang ada padamu pada masa percobaan itulah  kelak yang akan ada padamu pada waktu kedatangan Kristus.  Kalau engkau mau menjadi seorang yang saleh di sorga, engkau harus lebih dahulu menjadi seorang saleh di dunia ini.  Ciri-ciri tabiat yang engkau sayangi ketika masih hidup tidaklah akan di ubahkan oleh kematian atau oleh kebangkitan.  Engkau akan bangkit dari kubur dengan perilaku yang serupa sebagaimana dinyatakan didalam Rumah Tanggamu dan dalam masyarakat.  Yesus tidak mengubahkan tabiat itu pada waktu kedatangan-Nya.  Pekerjaan mengubahkan haruslah dikerjakan sekarang.  Kehidupan kita setiap hari menentukan nasib kita di masa datang”.
          E.G. White, “Rumah Tangga Advent”, hlm.539.

RUMAH TANGGA(7)       * Komentar atas 3 Yohanes 4.

“Tidak ada sukacita yang lebih besar”= Sukacita yang terbesar memenuhi hati seorang pekerja Kristen bila dia melihat anggota-anggota gembalaannya berdiri kuat dalam kebenaran.  Dia jauh  lebih bahagia daripada bila dia mendengar keberhasilan mereka hanya di bidang kekayaan atau posisi.
“Anak-anakku” = Ini mungkin menyatakan bahwa Gayus adalah salah seorang dari orang yang telah ditobatkan oleh Yohanes.
“Hidup dalam kebenaran”=Terus menerus menyusun kehidupan selaras dengan penyataan karakter Allah seperti yang diberikan oleh Yesus Kristus.
                   SDA Bible Commentary Vo.7, p.695.

RUMAH TANGGA(8)       *Cara mendidik anak menurut cara petani.

“Hai orang tua,..dalam  mendidik anak-anakmu, pahamilah pelajaran-pelajaran yang telah diberikan Allah dalam alam.  Jika engkau hendak memelihara sebatang pohon kembang(mawar) ataupun bakung, bagaimanakah engkau akan melakukannya?. Tanyakanlah tukang kebun dengan proses apa ia berhasil mengurus setiap cabang dan daun sehingga berkembang dengan indahnya, serta bertumbuh dalam keadaan sejajar dan manis.  Ia akan mengatakannya kepadamu bahwa bukannya dengan jamahan yang kasar, ataupun dengan usaha secara keras; karena cara ini hanya akan mematahkan batang-batang yang halus.  Hal itu dilakukannya dengan perhatian  sedikit demi sedikit, tetapi sering di ulangi.  Ia membasahi tanah, serta melindungi tanaman yang sedang bertumbuh itu dari tiupan angin kencang dan dari teriknya panas matahari, dan Allah menyebabkannya bertumbuh subur dan berkembang dengan indahnya.  Dalam memperlakukan anak-anakmu, ikutilah cara yag digunakan oleh petani itu.  Dengan jamahan yang lembut, dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, usahakanlah membentuk tabiat mereka menurut teladan tabiat Kristus”.
                   E.G. White, “Alpha dan Omega, hlm.133.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar