KEKALAHAN BANGSA ASYUR
(Pelajaran SS 7, Trw.I-2021.)
Ayat hafalan:
“Ya Tuhan semesta alam, Allah Israel, yang
bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di
bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi”.(Yes.37:16).
Setelah Raja Ahas meninggal, dia digantikan
oleh anaknya Hizkiah seorang yang setia. Alkitab menggambarkan Hizkiah pada
awal hidupnya sebagai seorang pembaru yang hebat dalam hal agama (Kitab Taw.dan
Raja2).
Karena
Ayahnya adalah seorang raja yang tidak setia, maka ia telah mewarisi
sebuah kerajaan yang telah kehilangan kemerdekaannya—saat Ahas ayahnya
bersekutu dengan Kerajaan Asyur untuk melawan pasukan gabungan Aram dan Israel
Utara. Jadi Yehuda tetap dipaksa untuk tetap
membayar “uang perlindungan” dalam bentuk upeti kepada kerajaan Asyur (2
Taw.28:16-21).
Dalam bagian pertama dari Yesaya 36:1-10,
kita dapat melihat utusan dari Kerajaan Assyria yang diwakili oleh Rabshakeh
( Semacam pegawai tinggi kerajaan) dari Lakhis/yang 30 mil jaraknya dari Yerusalem—(Kota Lakhis
yang sudah dikuasai oleh Asyur-berbenteng kuat tapi bisa jatuh)-- datang ke Yerusalem utk memberi peringatan
kepada Kerajaan Yehuda yang telah mulai memberontak. Saat itu Kerajaan Asyur,
tahun 705 SM dibawah Sanherib (putra dari Tiglath Pileser III yang
menggantikannya) rupanya kelihatan sudah mulai lemah, jadi situasi ini
digunakan oleh Hizkiah minta bantuan dengan Mesir dan negara2 kecil lainnya
yang ada disekitarnya utk.memberontak kpd.Assyria. Saat ini juga, ketika mendekati akhir
hidupnya kondisi iman Raja Hizkiah, telah mulai goyah dan berubah setia kepada
Tuhan.
Itulah sebabnya diutuslah utusan dari Asyur
untuk merebut Yerusalem dengan cara cerdas yaitu dengan PROPOGANDA.
Rabshakeh, berupaya menipu rakyat Yehuda
agar mempercayai pesan dari raja Asyur dan agar tidak percaya kepada Allah,
kepada siapa Hizkiah telah berubah setia.
Yesaya 37 menyatakan bahwa Raja Hizkiah berduka atas berita buruk yang
dibawa para pejabatnya tentang pesan Rabshakeh itu. Namun, Tuhan mengirimkan
pesan yang meneguhkan imannya kepada Tuhan dalam Yesaya 37:16-20).
Selanjutnya menurut Yesaya 38, Raja Hizkiah
jatuh sakit, dan Allah memberitahukan dia melalui Yesaya tentang kematiannya
yang segera. Raja Hizkia berseru
kpd.Tuhan, dan Tuhan menjawabnya dengan janji memperpanjang umurnya 15 tahun.
Body:
Pelajaran kita ini terbagi atas 3 topik
utama:
1. Pada Siapakah Kami Berharap?.
Utusan Asyur, Rabshakeh (Juru minuman raja
Sanherib) mengirim pesan kepada Raja Yehuda dalam Yes.36:5 “Kepada siapakah
kamu berharap?”. Beberapa pilihan untuk
diikuti Hizkiah:
i.
Apakah
engkau berharap pada Mesir(Yes.36:6)?.
ii.
Apakah
engkau berharap pada Tuhan(Yes.36:7)?
iii.
Apakah
engkau akan berharap pada raja
Asyur(Yes.36:8)
Para utusan Asyur membujuk para utusan
Yehuda untuk berharap pada Asyur dengan membuat kesepakatan dengan Asyur. Tetapi, jika Yehuda setuju dengan hal itu, maka
hal itu akan menunjukkan penghinaan mereka kepada Allah.
2. Mengapa Allah harus dipercayai?.
Pesan Rabshakeh membuat Hizkiah dan pegawainya terguncang sehingga
Hizkiah berpaling pada Allah, dengan rendah hati memohon doa pengantaraan
Yesaya. Hasilnya Yesaya menyatakan bahwa
Allah ada di pihak umat-Nya. Karena mendapat ancaman dari Sanherib, kali ini
Hizkiah langsung pergi ke bait suci dan membentangkan surat ancaman itu
dihadapan Tuhan (Yes.37:14-16).
Pada saat genting ini, Hizkiah mencari Tuhan dan berdoa.
Dikatakan bahwa doanya adalah salah satu doa terindah di saat2
menghadapi kesulitan. Doanya terdapat
dalam Yes.37:16,17,20 antara lain: “Ya Tuhan semesta alam,...Hanya Engkau
sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan
bumi. Sendengkanlah telinga-Mu ya
Tuhan..dengarlah segala perkataan Sanherib yang dikirimnya untuk mencela Allah
yang hidup,...dst.
Sebagai jawaban dari doa Hizkia yang disampaikan dengan iman yang teguh,
Allah kemudian segera menggenapi janji-Nya untuk mempertahankan Yerusalem ( 2
Raja2 19:35-37; 2 Taw.32: 21,22; Yes.37:36-38). Krisis yang besar membutuhkan
mukjijat yang besar. Malaikat Tuhan membunuh pasukan Asyur sebanyak 185.000
orang. Maka Sanherib tidak memiliki pilihan selain pulang ke negerinya.
“Allah orang Ibrani telah mengalahkan kesombongan orang Asyur.
Kehormatan Tuhan telah dipertahankan di mata bangsa2 di sekeliling.”.EG White,
Alfa dan Omega Jld.4 hlm.295.
Seandainya, Sanherib dapat menaklukkan Yerusalem, dia akan mengasingkan
penduduknya sedemikian rupa sehingga Yehuda kehilangan identitasnya, seperti
yang terjadi kepada Israel Utara, Dari satu sisi, maka tidak akan ada bangsa
Yahudi yang olehnya Mesias akan dilahirkan.
Namun Allah memelihara pengharapan tetap hidup.
Perspektif dan pengakuan Hizkiah
tentang Allah ialah bahwa Tuhan adalah Raja dunia yang sejati, Dia
adalah penguasa alam semesta. Dia dapat melepaskan umat-Nya. Pandangan
Rabshakeh tentang Allah adalah merupakan penghujatan.
3. Allah dan Bencana Pribadi
Yesaya
38 menyatakan tentang aspek-aspek Allah. Allah ditampilkan sebagai
Raja,Pencipta dan Juruselamat. Dia adalah Allah yang tertarik pada
kesejahteraan secara nasional dari umat-Nya. Tetapi pada saat yang sama, Ia juga Allah yang tertarik pada masalah
individu. Contohnya ketika
Hizkiah mengalami krisis secara pribadi—dalam penyakit yang mematikan. Hizkiah
berdoa kepada Allah: ...buatlah aku sehat dan sembuh!” (Yes.38:14,16).
Disini dapat kita lihat, bahkan seorang raja
tidak berdaya menghadapi ancaman kematian. Lalu
mengapa kita harus menaruh kepercayaan pada manusia yang dapat mati?.
Allah mendengar doa Hizkiah untuk kesembuhan
dan memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi (Yes.38:5).
Jadi di sisi lain, Allah dapat dan bersedia
merebut seseorang dari gerbang kematian dan mengembalikannya kepada
kehidupan. Allah memegang kunci hidup
dan mati dan akan menggunakannya untuk kepentingan kita. Tidakkah Oknum seperti
itulah yang kita harus percayai?.
Akhirnya, Hizkiah mampu untuk memercayai Allah dan memimpin bangsanya
kembali dari ambang kehancuran, tetapi dia bukanlah Anak yang dibicarakan oleh
Yesaya. Hizkiah bukanlah Mesias yang dijanjikan. Ini kita akan pelajari lagi
dalam Yesaya 40-66 –sabat depan.
Sebagai respons kepada seruan raja yang setia, Allah menyelamatkan umat-Nya dan menunjukkan siapa Dia sebenarnya:--Raja Israel yang Maha Kuasa yang mengendalikan masa depan dunia ini; bukan saja Ia membinasakan orang yang hendak membinasakan umat-Nya, Ia juga menyediakan kesempatan bagi orang lain, tidak peduli sekalipun sifat mereka mirip “Babel”, Ia akan menuntun mereka menjadi umat-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar