Kamis, 11 Februari 2021

KEKALAHAN BANGSA ASYUR.

 






KEKALAHAN BANGSA ASYUR

(Pelajaran SS 7, Trw.I-2021.)

Ayat hafalan:

   “Ya Tuhan semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi”.(Yes.37:16).

 Pelajaran kita saat ini mencakup Yesaya Fsl.36-39—sebuah perspektif sejarah: dimana Nabi Yesaya membahas invasi Asyur selama masa Raja Hizkiah (Fsl.36-37; lihat juga 2 Raja2 18-19) dan invasi yang akan datang oleh Kerajaan Babilonia (Fsl.39).

   Setelah Raja Ahas meninggal, dia digantikan oleh anaknya Hizkiah seorang yang setia. Alkitab menggambarkan Hizkiah pada awal hidupnya sebagai seorang pembaru yang hebat dalam hal agama (Kitab Taw.dan Raja2).

   Karena  Ayahnya adalah seorang raja yang tidak setia, maka ia telah mewarisi sebuah kerajaan yang telah kehilangan kemerdekaannya—saat Ahas ayahnya bersekutu dengan Kerajaan Asyur untuk melawan pasukan gabungan Aram dan Israel Utara.  Jadi Yehuda tetap dipaksa untuk tetap membayar “uang perlindungan” dalam bentuk upeti kepada kerajaan Asyur (2 Taw.28:16-21).

   Dalam bagian pertama dari Yesaya 36:1-10, kita dapat melihat utusan dari Kerajaan Assyria yang diwakili oleh Rabshakeh ( Semacam pegawai tinggi kerajaan) dari  Lakhis/yang 30 mil jaraknya dari Yerusalem—(Kota Lakhis yang sudah dikuasai oleh Asyur-berbenteng kuat tapi bisa jatuh)-- datang ke Yerusalem utk memberi peringatan kepada Kerajaan Yehuda yang telah mulai memberontak. Saat itu Kerajaan Asyur, tahun 705 SM dibawah Sanherib (putra dari Tiglath Pileser III yang menggantikannya) rupanya kelihatan sudah mulai lemah, jadi situasi ini digunakan oleh Hizkiah minta bantuan dengan Mesir dan negara2 kecil lainnya yang ada disekitarnya utk.memberontak kpd.Assyria.  Saat ini juga, ketika mendekati akhir hidupnya kondisi iman Raja Hizkiah, telah mulai goyah dan berubah setia kepada Tuhan.

   Itulah sebabnya diutuslah utusan dari Asyur untuk merebut Yerusalem dengan cara cerdas yaitu dengan PROPOGANDA.

   Rabshakeh, berupaya menipu rakyat Yehuda agar mempercayai pesan dari raja Asyur dan agar tidak percaya kepada Allah, kepada siapa Hizkiah telah berubah setia.  Yesaya 37 menyatakan bahwa Raja Hizkiah berduka atas berita buruk yang dibawa para pejabatnya tentang pesan Rabshakeh itu. Namun, Tuhan mengirimkan pesan yang meneguhkan imannya kepada Tuhan dalam Yesaya 37:16-20).

   Selanjutnya menurut Yesaya 38, Raja Hizkiah jatuh sakit, dan Allah memberitahukan dia melalui Yesaya tentang kematiannya yang segera.  Raja Hizkia berseru kpd.Tuhan, dan Tuhan menjawabnya dengan janji memperpanjang umurnya 15 tahun.

  Body:

  Pelajaran kita ini terbagi atas 3 topik utama:

1.  Pada Siapakah Kami Berharap?.

   Utusan Asyur, Rabshakeh (Juru minuman raja Sanherib) mengirim pesan kepada Raja Yehuda dalam Yes.36:5 “Kepada siapakah kamu berharap?”.  Beberapa pilihan untuk diikuti Hizkiah:

i.            Apakah engkau berharap pada Mesir(Yes.36:6)?.

ii.          Apakah engkau berharap pada Tuhan(Yes.36:7)?

iii.        Apakah engkau akan berharap  pada raja Asyur(Yes.36:8)

   Para utusan Asyur membujuk para utusan Yehuda untuk berharap pada Asyur dengan membuat kesepakatan dengan Asyur.  Tetapi, jika Yehuda setuju dengan hal itu, maka hal itu akan menunjukkan penghinaan mereka kepada Allah.

2.  Mengapa Allah harus dipercayai?.

  Pesan Rabshakeh membuat Hizkiah dan pegawainya terguncang sehingga Hizkiah berpaling pada Allah, dengan rendah hati memohon doa pengantaraan Yesaya.  Hasilnya Yesaya menyatakan bahwa Allah ada di pihak umat-Nya. Karena mendapat ancaman dari Sanherib, kali ini Hizkiah langsung pergi ke bait suci dan membentangkan surat ancaman itu dihadapan Tuhan (Yes.37:14-16).

   Pada saat genting ini, Hizkiah mencari Tuhan dan berdoa.

   Dikatakan bahwa doanya adalah salah satu doa terindah di saat2 menghadapi kesulitan.  Doanya terdapat dalam Yes.37:16,17,20 antara lain: “Ya Tuhan semesta alam,...Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.  Sendengkanlah telinga-Mu ya Tuhan..dengarlah segala perkataan Sanherib yang dikirimnya untuk mencela Allah yang hidup,...dst.

   Sebagai jawaban dari doa Hizkia yang disampaikan dengan iman yang teguh, Allah kemudian segera menggenapi janji-Nya untuk mempertahankan Yerusalem ( 2 Raja2 19:35-37; 2 Taw.32: 21,22; Yes.37:36-38). Krisis yang besar membutuhkan mukjijat yang besar. Malaikat Tuhan membunuh pasukan Asyur sebanyak 185.000 orang. Maka Sanherib tidak memiliki pilihan selain pulang ke negerinya.

   “Allah orang Ibrani telah mengalahkan kesombongan orang Asyur. Kehormatan Tuhan telah dipertahankan di mata bangsa2 di sekeliling.”.EG White, Alfa dan Omega Jld.4 hlm.295.  Seandainya, Sanherib dapat menaklukkan Yerusalem, dia akan mengasingkan penduduknya sedemikian rupa sehingga Yehuda kehilangan identitasnya, seperti yang terjadi kepada Israel Utara, Dari satu sisi, maka tidak akan ada bangsa Yahudi yang olehnya Mesias akan dilahirkan.  Namun Allah memelihara pengharapan tetap hidup.

   Perspektif dan pengakuan Hizkiah tentang Allah ialah bahwa Tuhan adalah Raja dunia yang sejati, Dia adalah penguasa alam semesta. Dia dapat melepaskan umat-Nya. Pandangan Rabshakeh tentang Allah adalah merupakan penghujatan.

3.  Allah dan Bencana Pribadi

   Yesaya 38 menyatakan tentang aspek-aspek Allah. Allah ditampilkan sebagai Raja,Pencipta dan Juruselamat. Dia adalah Allah yang tertarik pada kesejahteraan secara nasional dari umat-Nya. Tetapi pada saat yang sama, Ia juga Allah yang tertarik pada masalah individu.  Contohnya ketika Hizkiah mengalami krisis secara pribadi—dalam penyakit yang mematikan. Hizkiah berdoa kepada Allah: ...buatlah aku sehat dan sembuh!” (Yes.38:14,16).

   Disini dapat kita lihat, bahkan seorang raja tidak berdaya menghadapi ancaman kematian. Lalu mengapa kita harus menaruh kepercayaan pada manusia yang dapat mati?.

   Allah mendengar doa Hizkiah untuk kesembuhan dan memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi (Yes.38:5).

   Jadi di sisi lain, Allah dapat dan bersedia merebut seseorang dari gerbang kematian dan mengembalikannya kepada kehidupan.  Allah memegang kunci hidup dan mati dan akan menggunakannya untuk kepentingan kita. Tidakkah Oknum seperti itulah yang kita harus percayai?.  Akhirnya, Hizkiah mampu untuk memercayai Allah dan memimpin bangsanya kembali dari ambang kehancuran, tetapi dia bukanlah Anak yang dibicarakan oleh Yesaya. Hizkiah bukanlah Mesias yang dijanjikan. Ini kita akan pelajari lagi dalam Yesaya 40-66 –sabat depan.

 KESIMPULAN:

   Sebagai respons kepada seruan raja yang setia, Allah menyelamatkan umat-Nya dan menunjukkan siapa Dia sebenarnya:--Raja Israel yang Maha Kuasa yang mengendalikan masa depan dunia ini; bukan saja Ia membinasakan orang yang hendak membinasakan umat-Nya, Ia juga menyediakan kesempatan bagi orang lain, tidak peduli sekalipun sifat mereka mirip “Babel”, Ia akan menuntun mereka menjadi umat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar