Kamis, 03 Mei 2018

Mutiara Kata



KRISTUS TELADAN KITA
   "Yesus mengenakan sifat manusia, karena itu mungkin menyerah kepada dosa. "(Allah) mengizinkan Dia menghadapi kesulitan hidup yang biasa dialami semua manusia, berperang seperti setiap anak manusia, serta mempunyai risiko untuk gagal dan binasa selama-lamanya".  E.G. White, The Desire of Ages, h.49.

   "Kristus menghadapi berbagai pencobaan hanya dengan kemanusiaan-Nya. "Dalam pergumulan ini Dia tidak menggunakan kuasa ke Ilahian-Nya untuk melepaskan diri-Nya. 
   Pada pencobaan di padang gurun itu nasib umat manusia sedang dipertaruhkan. Lalu Kristus adalah pemenang". Renungan Pagi" YESUS" oleh David Metzler, h.43.

DOSA ADALAH PENGACAU
   "Tidak mungkin menerangkan asal mula dosa yang memberikan alasan-alasan keberadaannya...Dosa adalah pengacau, sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan keberadaannya. Dosa adalah sesuatu yang misterius, dan tidak dapat diterangkan dan dipertanggungjawabkan; memaafkannya berarti mempertahankannya. Seandainya maaf untuk itu ditemukan, atau alasan keberadaannya bisa ditunjukkan, maka itu tidak menjadi dosa lagi."--E.G. White, Alfa dan Omega, Jld.8, hlm.516.

DOSA BERASAL DARI LUCIFER
   "Selama semua makhluk ciptaan menyatakan kesetiaan yang penuh kasih, maka terdapatlah keselarasan yang sempurna di seluruh alam semesta. Segenap penduduk surga bergembira memenuhi tujuan Khalik mereka. Mereka suka memantulkan kemuliaan-Nya dan menyatakan pujian-Nya. Dan sementara kasih kepada Allah adalah yang terutama, lalu kasih satu dengan yang lain bersifat tulus dan tidak mementingkan diri sendiri. Di sini tidak ada nada yang sumbang yang mengganggu keselarasan alam semesta. Tetapi suatu perubahan telah terjadi terhadap keadaan yang berbahagia ini. Ada satu makhluk yang telah menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya. Dosa berasal dari dia, yang setingkat lebih rendah dari Kristus, dan paling dihormati oleh Tuhan dan yang tertinggi dalam kuasa dan kemuliaan di antara penduduk surga".
                       E.G. White, Alfa dan Omega, Jld.1, hlm.23.
                                                               ======




Tidak ada komentar:

Posting Komentar