WAHYU KEPADA YOHANES (Bagian 49-54)
TANTANGAN-TANTANGAN KECIL- BESAR MENUMBUHKAN
IMAN.
“Dan engkau
berpegang kepada nama-Ku, dan engkau TIDAK MENYANGKAL IMANMU KEPADAKU,…yang
setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu”. (Wahyu 2:13).
“Umat
percaya di Pergamus bukan hanya mempertahankan kepercayaan dan keyakinan mereka
kepada Tuhan pada masa-masa senang, tetapi juga menolak menyangkal iman saat di
bawah tekanan penyaniayaan. Kita
memperkembang iman kita kepada Allah dan ajaran-ajaran-Nya dengan menerapkan
firman-Nya dalam hidup sehari-hari. Saat
kita menyaksikan tangan Tuhan bekerja dalam hidup sehari-hari, iman kita pun
bertumbuh. Saat iman kita melewati
ujian-ujian kecil, iman itu semakin kuat sehingga dapat bertahan melewati
tantangan-tantangan yang jauh lebih serius yang menghadang. Iman juga dapat bertumbuh melalui
langkah-langkah kecil.
Dalam
perkara-perkara kecillah iman kita belajar untuk bertumbuh. Dan di dalam tantangan-tantangan besarlah
iman kita diuji”. 1)
‘engkau tidak
menyangkal imanmu kepadaKu’.
‘imanmu kepadaKu’.
NIV: ‘your
faith in me’ (= imanmu kepadaKu).
KJV/RSV/NASB/Lit:
‘my faith’ (= imanKu).
John
Stott: “Commentators are agreed that, grammatically speaking, ‘my
faith’ means ‘your faith in me’” (= Para penafsir setuju bahwa berbicara
secara gramatika, ‘imanku’ berarti ‘imanmu kepadaKu’) - hal 56.
b)
‘tidak menyangkal’.
Kata ‘menyangkal’
ada dalam aorist tense (= past tense / bentuk lampau), dan karena
itu rupanya kata-kata ‘tidak menyangkal’ menunjuk pada satu kejadian
tertentu di masa lampau, dimana jemaat dihadapkan pada pemaksaan untuk
menyangkal Yesus. Rupanya pada peristiwa itu juga Antipas mengalami kematian
syahid. Tetapi jemaat Pergamus tetap tidak mau menyangkal Kristus.
Pulpit
Commentary: “Here is one of the million proofs that man’s moral
character is not necessarily formed by external circumstances, however
antagonistic those circumstances may be” (= Di sini ada satu dari jutaan
bukti bahwa karakter moral manusia tidak harus dibentuk oleh keadaan luar,
betapapun bermusuhannya keadaan itu) - hal 101-102. 2)
REFERENSI:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007
hal. 59.
2.
Pdt. Budi
Asali M.Div. , Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
WAHYU
KEPADA YOHANES (50)
“Dan engkau tidak menyangkal imanmu
kepada-Ku, juga tidak pada zaman ANTIPAS, SAKSIKU, YANG SETIA KEPADAKU, yang
dibunuh dihadapan kamu, di mana Iblis diam” (Wahyu 2:13).
MATI
MARTIR DEMI IMAN
“Kitab Wahyu melaporkan tentang vonis
hukuman mati bagi seorang Kristen bernama ANTIPAS. Makna namanya menarik: “Menentang setiap
orang”.
Ini sangat pas dengan tuduhan orang-orang
bukan Yahudi terhadap orang-orang Kristen bahwa” mereka adalah “pembenci manusia”. Warga kerajaan Romawi menerapkannya pada
orang-orang Kristen karena menolak berpartisipasi dalam berbagai aspek
keagamaan sipil yang diharapkan dari seorang warganegara Romawi yang baik. Yang terburuk, banyak menganggap orang-orang
Kristen itu kaum antisosial dan pembawa sial bagi komunitas.
Walaupun Kitab Suci tak menyebutkan
rinciannya, jelasnya Antipas mati martir demi imannya. “Dan engkau tidak
menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang
setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam” (Wahyu
2:13).
Ada kemungkinan bahwa orang-orang Kristen
mula-mula melihat “pedang Kristus yang tajam dan bermata dua “ (ayat 12,16) dibandingkan dengan kuasa gubernur
atas “pedang”, yaitu hukuman mati. Jika demikian, gubernur
Roma mungkin menghukum mati Antipas karena dia
seorang Kristen.
Prosedur
dalam kasus Antipas ini diuraikan Gubernur Pliny kurang lebih 15 tahun kemudian
di dalam suratnya kepada Kaisar Trajan: “Aku menanyakan terdakwa apakah mereka
orang-orang Kristen. Jika mereka
mengaku, aku bertanya kedua dan ketiga kalinya, dengan mengancam hukuman
mati.
Kepada
mereka yang bersikeras, aku memerintahkan hukuman mati, karena aku tidak ragu
sama sekali, bahwa apapun yang mereka akui, mereka pantas di hukum mati karena
sikap keras kepala mereka…Aku membebaskan mereka yang mengaku bukan atau tidak
pernah menjadi Kristen, dan yang di hadapanku memohon kepada dewa-dewa dan
mempersembahkan anggur dan dupa dihadapan patung (Trajan)- mu dan terutama yang
mengutuk Kristus, yang kudengar tidak bakalan dilakukan seorang Kristen sejati.
Trajan menanggapi bahwa pihak berwenang tidak
seharusnya memburu orang-orang Kristen atau mencobai mereka dengan tuduhan tak
berdasar.
Namun
demikian, jika secara terbuka dihadapkan kepada gubernur, para pejabat harus
menangani mereka seperti yang di uraikan Pliny.
Mungkin seorang tetangga yang memusuhi, entah Yahudi atau bukan Yahudi,
mendakwa Antipas dihadapan gubernur.”
1)
PUJIAN KEPADA JEMAAT PERGAMUS:
“TIDAK MENYANGKAL IMAN”—Melukiskan pengalaman para
pahlawan iman yang tetap setia.
a.
Pergamus terkenal
dengan penyembahan dewa matahari Babilonia dan kaisar masih hidup.
b.
Dengan
bertobatnya kaisar Konstantin (323) maka kepausan timbul menjadi pimpinan agama
dan politik di Eropa Barat
1.
Artinya
Setan bertempat tinggal di tengah-tengah gereja Kristen.
2.
Kepausan
adalah perpaduan kekafiran da kekristenan, yang masanya disebut “The Age of
Popularity”.
“ANTIPAS, saksiku, juga tidak menyangkal iman”.
a.
ANTI
artinya menentang, dan PAS artinya PAPA (PAUS)
b.
Jadi
ANTIPAS –Melukiskan para martir yang korban karena menentang penyembahan
terhadap kaisar (Paus). “ 2)
‘juga tidak pada zaman Antipas, saksiKu, yang setia kepadaKu, yang
dibunuh di hadapan kamu’.
a) ‘Antipas’.
Ada yang
menganggap bahwa nama ‘Antipas’ ini adalah nama asli seseorang; tetapi ada juga
yang menganggap bahwa sama seperti nama-nama lain dalam Kitab Wahyu, ini hanya
bersifat simbolis, yang menunjuk kepada segolongan orang yang ‘anti Paus’.
Catatan: lihat di depan tentang penafsiran simbolis dari ke tujuh gereja
(hal 1-2, point no 1,c dari buku ini).
Matthew
Poole: “Our being able from no history to give an account of this
martyr, hath inclined some to think this epistle wholly prophetical, and that
Antipas signifieth not any particular person, but all those who opposed the
pope, as if it were Antipapa” (= Ketidakmampuan kita memberikan catatan /
cerita dari sejarah tentang martir ini, telah mencondongkan beberapa orang
untuk berpikir bahwa surat ini sepenuhnya bersifat nubuat, dan bahwa Antipas
tidak berarti seseorang yang tertentu, tetapi semua mereka yang menentang Paus,
seakan-akan kata itu adalah Antipapa) - hal 954-955.
Steve Gregg: “Some who take this approach have
suggested that Antipas does not refer to an individual, but to a class of men
opposed (‘anti’) to the popes (‘papas’), which men were martyred in great
numbers in Rome and Constantinople” [= Sebagian dari orang-orang yang
mengambil arti ini mengusulkan bahwa Antipas tidak menunjuk kepada seorang
individu, tetapi kepada segolongan orang yang menentang (‘anti’) Paus
(‘papas’), yaitu orang-orang yang mati syahid dalam jumlah besar di Roma dan
Constantinople] - hal 70.
Saya berpendapat bahwa Antipas adalah nama orang.
b) Ada yang menterjemahkan kata-kata ‘saksiKu yang
setia’ dengan ‘martirKu yang setia’.
William
Barclay: “The Risen Christ calls Antipas my faithful MARTUS. We
have translated that ‘martyr’; but MARTUS is the normal Greek word for
‘witness’. In the early church to be a martyr and to be a witness were one and
the same thing. ‘Witness’ meant so often ‘martyrdom’” (= Kristus yang
bangkit menyebut Antipas ‘MARTUS-Ku yang setia’. Kita telah menterjemahkannya
‘martir’, tetapi MARTUS adalah kata Yunani yang normal untuk ‘saksi’. Dalam
gereja mula-mula menjadi ‘martir’ dan menjadi ‘saksi’ adalah hal yang satu dan
sama) - hal 92.
Catatan: A. T. Robertson mengatakan (hal 305) bahwa arti ‘martir’
adalah arti modern yang baru muncul pada abad ke 3.
c)
Kematian Antipas.
Adam
Clarke: “Ada suatu karya yang masih ada yang disebut
‘Perbuatan / Kisah Antipas’, yang membuatnya sebagai uskup dari Pergamus, dan
menyatakan bahwa ia dibunuh dengan dimasukkan ke dalam sapi dari kuningan yang
dibakar. Tetapi cerita ini menentang dirinya sendiri, karena orang Romawi,
dibawah pemerintahan siapa Pergamus saat itu, tidak pernah membunuh seseorang
dengan cara ini. Diduga bahwa ia dibunuh oleh suatu gerombolan, yang memilih
cara ini untuk mempertahankan kehormatan dari dewa mereka Aesculapius, dalam
pertentangan dengan tuntutan dari Tuhan Yesus kita” - hal 978.
d)
Tak diingat dalam sejarah, tetapi diingat oleh Kristus.
Pulpit
Commentary: “Of Antipas we know nothing more than is named here. No
historic roll, save this, refers to him. But Christ never forgets. To be
remembered by him is fame enough” (= Tentang Antipas kita tidak mengetahui
apapun lebih dari yang disebutkan di sini. Tidak ada catatan sejarah, kecuali
ini, yang menunjuk kepadanya. Tetapi Kristus tidak pernah lupa. Diingat oleh
Dia adalah cukup masyhur / populer) - hal 73.
Mungkin
kalau ini terjadi pada jaman sekarang, orang kristen sendiri bahkan akan
mengecam Antipas sebagai orang kristen yang extrim. Tetapi Yesus justru memuji
Antipas dengan sebutan ‘saksiKu yang setia’. Perlu diingat bahwa istilah
‘saksiKu yang setia’ yang diberikan kepada Antipas, merupakan istilah
yang sama dengan yang ditujukan kepada Kristus sendiri dalam Wah 1:5. Jadi
ini merupakan suatu pujian yang sangat tinggi.
e) A. T. Robertson mengatakan (hal 305) bahwa kematian
syahid Antipas ini disusul oleh beberapa orang lain di Pergamum, yaitu
Agathonice, Attalus, Carpus, dan Polybus. Seringkali orang digoda setan dengan
berpikir: ‘Dari pada mati secara sia-sia, lebih baik menyangkal Yesus /
berkompromi’. Tetapi dari cerita tentang Antipas ini terlihat bahwa kematian
syahid tidaklah sia-sia. Pertama, kesetiaan sampai mati itu menyenangkan Allah,
dan kedua, itu memotivasi orang kristen lain untuk juga berani mati demi
Kristus.
Tetapi
sebaliknya kalau kita menyangkal Kristus, berkompromi dengan dunia, dsb, kita
menghancurkan motivasi orang kristen lain untuk menderita dan mati demi
Kristus!. “ 3)
REFERENSI:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007
hal. 60.
2.
DR. U.
Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung,
1988 hal.14.
3.
Pdt. Budi
Asali M.Div. , Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
WAHYU KEPADA
YOHANES (51)
“Tetapi Aku
mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang
yang MENGANUT AJARAN BILEAM, yang memberi nasihat kepada Balak untuk
menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat
zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang
yang berpegang kepada AJARAN PENGIKUT NIKOLAUS” (Wahyu 2:14,15).
BERKOMPROMI –MENEMPATKAN DIRI KITA DALAM BAHAYA BESAR.
“Jelas
bahwa ada sebagian orang di jemaat Pergamus yang menganut ajaran yang sama
dengan ajaran Bileam. Seperti Bileam,
mereka berusaha menyesatkan orang-orang dengan ide-ide mereka. Ayat di atas juga menyinggung tentang ajaran
para pengikut Nikolaus. Akar kata untuk
Nikolaus (nikolaos) berarti “dia yang menaklukkan orang-orang” sementara kata
Bahasa Ibrani untuk Bileam berarti “dia yang menelan orang-orang.”
Kedua
istilah ini, meskipun dalam bahasa berbeda, pada intinya bermakna sama. Ketika raja Moab melihat bangsa Israel
datang, dia pun sadar bahwa Allah bangsa Israel terlalu berkuasa untuk ditaklukkan
balatentaranya. Jadi raja Moab, BALAK,
mendapat ide brilian. Dia mencari nabi Allah dari Israel yang bersedia
mengutuki bangsa Israel sendiri.
Setelah mendengar tentang BILEAM, Balak mengutus seorang wakil
kepadanya: “Raja Moab menawarkan sejumlah besar uang jika engkau mau datang dan
mengutuki bangsa Israel”.
Sebagai
tipe orang serakah, sang nabi setuju menerima tawaran walaupun Yahwe mungkin
tidak senang. Dalam perjalanannya ke
Moab, Bileam terlibat percakapan dengan seekor keledai. Dengan mengabaikan petunjuk Ilahi bahwa dia
berada di jalan yang salah, dia melanjutkan perjalanannya untuk mengutuki
Israel. Namun bukannya kutuk, malahan
berkat yang keluar dari mulutnya. Raja
yang membayarnya pun sangat marah (lihat Bil.22-24). Bileam tidak dapat mengutuki bangsa Israel,
sehingga tidak mendapat uang. Lalu dia
mendapat ide brilian. “Kita bisa saja
mencari cara untuk menyesatkan bangsa Israel,” sarannya, “ALLAH AKAN
MENINGGALKAN MEREKA, DAN MEREKA AKAN KALAH DALAM PEPERANGAN.” Sebagai bagian dari rencana jahatnya, Bileam
memanfaatkan daya tarik pesta pora kafir serta AMORALITAS SEKSUAL agar sebagian
bangsa Israel berdosa melalui makanan
yang dipersembahkan kepada berhala dan amoralitas seksual.
Akibatnya,
Allah menarik perlindungan-Nya dari bangsa Israel, dan wabah hebat
menghancurkan banyak dari mereka (lihat Bilangan 25 dan 31:16)
Kisah
tentang Bileam mengilustrasikan ketergantungan kita pada PERLINDUNGAN ALLAH. Dosa-dosa yang kelihatannya tidak berbahaya
menimbulkan efek yang membawa kehancuran jika itu berhasil memisahkan kita dari
Tuhan. Jemaat di Pergamus merasa dibenarkan
di dalam komprominya, namun demikian, menempatkan diri dalam bahaya besar”. 1).
“Oleh
karena masa yang dilambangkan oleh Pergamus adalah masa perkembangan Kepausan
(313-538 Masehi), tampaknya terbukti bahwa tahta Setan itu merujuk kepada pusat
perbaktian papal Rome.
“Hampir-hampir tidak terasa cara-cara kekafirn menemukan jalannya ke
dalam jemaat Kristen. Roh Kompromi dan
penyesuaian ditahan untuk sejenak oleh penganiayaan-penganiayaan berat yang
diderita jemaat di bawah kekafiran.
Tetapi begitu penganiayaan itu berhenti, dan Kekristenan memasuki
pekarangan dan istana-istana raja-raja, ia menyingkirkan kesederhanaan Kristus
dan rasul-rasul-Nya yang bersahaja itu bagi kebesaran dan kemegahan imam-imam
serta penguasa-penguasa kafir; dan di tempat dari tuntutan-tuntutan Allah ia
menggantikan teori-teori serta tradisi-tradisi manusia. Perubahan secara nama saja dari Konstantin di
penggalan awal dari abad ke empat menyebabkan kegembiraan yang besar; dan
dunia, berjubahkan suatu bentuk kebenaran, melangkah ke dalam gereja”.
E.
G. White, The Great Controversy, hal.49,50. 2)
CELAAN ATAU KEBERATAN KEPADA JEMAAT PERGAMUS:
1.
Di antaramu
ada orang yang menganut ajaran Bileam yang memberi nasihat kepada Balak untuk
menyesatkan orang Israel supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat
zinah.
a.
Ajaran
Bileam yang mendorong agar orang Israel memakan makanan yang dipersembahkan
kepada berhala dan mempengaruhi mereka untuk berzinah dengan anak-anak
perempuan Moab—Melukiskan perpaduan kekafiran dengan agama yang benar.
i.
Legalisasi
agama melalui pertobatan Konstantin (313) dan peraturan toleransinya membuat
kekafiran dan kekristenan campur aduk.
ii.
Akibatnya gereja muncul sebagai lembaga rohani politik yang sudah
kehilangan kerohaniannya.” 3)
“Ada pula yang berpegang kepada ajaran Nikolaus.”
“Kaum
Nikolaus mempraktekkan dosa-dosa Bileam.
Wahyu 2:14,15 menyamakan dosa-dosa Bileam dengan kaum Nikolaus itu. Apakah dosa-dosa Bileam?. Dosa-dosanya adalah tamak, munafik, musyrik,
dan tidak bermoral “(Lihat Bil.22-24; 25:1; 31:8, 16; 2 Pet.2:15; Yudas 11). 4)
Inti ajaran Nikolaus: the deeds of the flesh
do not affect the purity of the soul and have no bearing on salvation. Nikolaus adalah sekte Heretic yang jadi wabah
di jemaat Efesus dan Pergamus.
Pendirinya ialah Nicolas dari Antiokia (Kisah 6:5)—salah seorang dari ke
tujuh diakon. (Garis miring ditambahkan penulis).
REFERENSI:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007
hal.61.
2.
Leo R. Van
Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ),
Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni
1989 hal.41,42.
3.
DR. U.
Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung,
1988 hal. 15
4.
Leo R. Van
Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ),
Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru,
April-Juni 1989 hal.37.
WAHYU KEPADA YOHANES (52)
“….ajaran
Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak UNTUK MENYESATKAN ORANG ISRAEL,
SUPAYA MEREKA MAKAN PERSEMBAHAN BERHALA DAN BERBUAT ZINAH” (Wahyu 2:14).
DOSA-DOSA KECIL MEMBAWA KEPADA KEHANCURAN
“Memakan
makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala kelihatannya masalah sepele
yang tidak perlu diributkan. Dan orang-orang muda seringkali bertanya, “Apa
salahnya dengan ‘seks yang tidak membahayakan’ ?”. Tindakan yang dilakukan Bileam dan Balak
untuk menyesatkan bangsa Israel mungkin kelihatannya tidak terlalu salah bagi
sebagian bangsa Israel. Tetapi saat
godaan mengarah pada dosa, kita sering mendapati bahwa konsekwensinya jauh
melebihi kesenangan yang mungkin diberikannya.
Hasil akhir dari Baal-Peor, suatu peristiwa dalam Perjanjian Lama yang
berkaitan dengan ayat di atas, adalah tewasnya 24 000 orang bangsa Israel.
Daya tarik
dosa dalam hidup kita sama kuatnya seperti daya gravitasi. Godaan menarik kita secara konstan dan pasti
ke dalam daya tariknya. Menyerah pada
dosa dapat menghancurkan kita. Firman
Allah menjelaskan bahwa dosa-dosa kecil pun dapat membawa kepada kehancuran dan
pada akhirnya kematian”.
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia
Publishing House, 2007 hal. 62.
WAHYU
KEPADA YOHANES (53)
“….supaya
mereka makan persembahan berhala dan BERBUAT
ZINAH. Demikian juga ada padamu orang-orang yang bepegang kepada ajaran
pengikut Nikolaus”. (Wahyu 2:14,15).
MEMILIH APA YANG DIKATAKAN FIRMAN ALLAH, SEKALIPUN
KITA TAK MENGERTI.
“Kata untuk perzinaan
dalam bahwa Yunani sangat erat kaitannya dengan kata untuk pelacuran. Orang-orang
Kristen sering merasa ngeri kepada mereka yang menghargai diri mereka sebegitu
rendahnya sehingga rela menukar tubuh mereka secara seksual demi sejumlah kecil
uang. Namun demikian, orang-orang
Kristen yang sama kadang berpikir bahwa seks di antara “orang-orang dewasa yang
suka sama suka” tidak seharusnya menjadi bahan perdebatan. Alkitab mengajarkan kita untuk meyimpan
seksualitas kita bagi orang yang akan sangat menghargai kita sehingga bersedia
mengabdikan hidup mereka bagi kita.
“Tapi bukankah kemurnian seksual hingga pernikahan suatu gagasan yang
ketinggalan zaman?” seorang anggota jemaat bertanya kepada pendetanya. “Memang
benar, adalah bodoh jika kita main-main dengan adanya penyakit-penyakit di luar
sana, tapi kami saling mencintai dan berencana untuk menikah suatu hari
nanti. Apakah alasan mengapa kami harus
menunggu?”
Jawab sang pendeta, “Akan saya
beri TIGA ALASAN. Yang PERTAMA, jika
Anda sedang mempersiapkan diri untuk pernikahan, Anda perlu membangun relasi
yang akan bertahan seumur hidup. Untuk
dapat mencapai itu, Anda butuh ‘infrastruktur’ relasional yang kokoh, dan itu
berarti meluangkan banyak waktu untuk saling mengenal satu sama lain secara
mental, emosional, dan spiritual. Begitu
sepasang muda- mudi terlibat secara fisik, mereka mulai menelantarkan
aspek-aspek lain pada relasi mereka, padahal itulah yang benar-benar penting
saat Anda berencana untuk hidup bersama-sama.
“KEDUA, seks sebelum menikah
memperlemah daya tahan Anda terhadap perselingkuhan dalam perkawinan. Otak cenderung mencari jalan yang tidak
banyak hambatannya. Begitu Anda telah
terbiasa meniti jalur tertentu untuk sementara waktu, akan lebih mudah menempuh
jalur itu lagi di masa depan.
Pernikahan ‘COBA-COBA’ adalah
salah satu cara pasti untuk memastikan bahwa pernikahan itu tidak akan
bertahan.
KETIGA, sekalipun Anda tidak
melakukan perselingkuhan nantinya, berhubungan seks dengan pasangan Anda
sebelum menikah akan mengarah pada masalah kepercayaan. Tidak peduli seberapa setianya Anda, pasangan
Anda akan berpikir, Ya, ia melakukannya denganku sebelum kami menikah, jadi apa
yang mencegahnya untuk melakukannya dengan orang lain yang bukan
pasangannya?. Jangan mempersulit
pernikahan Anda dengan ketidakpercayaan seperti itu. “Wow”, kata si anggota jemaat. “Sungguh
Alkitab sedemikian praktis.”
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia
Publishing House, 2007 hal. 63.
WAHYU KEPADA YOHANES
(54)
“Sebab itu BERTOBATLAH!...
Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari MANNA YANG TERSEMBUNYI; dan
Aku akan mengaruniakan kepadanya BATU PUTIH, YANG DI ATASNYA TERTULIS NAMA
BARU…” (Wahyu 2:16,17.
MENGUNDANG ROH PERTOBATAN KE DALAM HATI.
“Jemaat di Pergamus sedang
hanyut ke dalam kompromi, walaupun tidak secara sengaja. Orang-orang tidak bangun di pagi hari dan
memutuskan untuk meninggalkan hubungan mereka dengan Allah atau benar-benar
menjadi sekular. Saat orang Kristen
menjadi sekular, itu dikarenakan mereka membiarkan diri mereka secara
berangsur-angsur terhanyut ke dalamnya.
Mungkin mereka tidak berdoa, atau bergumul dalam doa pribadi, seperti
seharusnya. Mungkin mereka tidak membaca
Alkitab dan buku-buku rohani lain seperti yang biasa mereka lakukan. Kemunduran menuju pada sekularisme terjadi
secara berangsur-angsur. Permasalahan
dengan kompromi adalah bahwa orang-orang tergelincir ke dalamnya tanpa
menyadari apa yang sedang terjadi.
Kompromi cenderung menjadi
populer—itu membuat semua orang senang dan tidak menyinggung siapa pun. Tapi tidak bagi Allah. Mungkin saja harus mengecualikan pernyataan
terakhir ini. Tindakan mendamaikan dan
kompromi tidaklah sama. Yang pertama
disebut itu baik. Di lain pihak, hasil
dari kompromi, secara spiritual tidaklah sehat.
Apakah solusi Yesus untuk
masalah kompromi ini?. Dia tidak
membiarkan kita dalam keragu-raguan.
BERTOBATLAH!. Bentuk kata bahasa
Yunani untuk kata kompromi mengandung pengertian bahwa PERTOBATAN adalah
sesuatu yang mesti mereka mulai.
Jemaat Pergamus jelas-jelas
beranggapan bahwa mereka tidak perlu bertobat, namun Yesus bersikeras bahwa
bentuk toleransi yang tidak benar memerlukan pertobatan. Jika kepemimpinan gereja tidak mau
mengkonfrontasi orang-orang yang sedang menghancurkan jemaat, maka Yesus akan
datang dan “memerangi” mereka dengan pedang yang ada di mulut-Nya.
Solusi untuk roh berkompromi,
yang pertama dan terutama, adalah putusan yang tegas. BERTOBAT berarti melakukan satu perbaikan
total dalam kehidupan Anda, memperbarui disiplin-disiplin rohani. Itu berarti berhenti terbawa arus dan
melakukan apa yang dirasa baik dan sudah sewajarnya terjadi. PERTOBATAN menuntut agar Anda serius dengan
apa yang Anda lakukan secara rohani dengan cara teratur untuk berdoa dan
belajar.
Dan luangkan waktu dalam
kehidupan Anda untuk hal-hal yang Allah ingin agar Anda lakukan, seperti
membagikan iman Anda. Tidak peduli apa
yang pernah Anda lakukan atau di mana Anda pernah berada, tidak pernah ada kata
terlambat untuk memperbaiki keadaan.
1)
“Nasihat kepada Jemaat
Pergamus: Bertobatlah –Melukiskan amaran atas bahaya kerohanian yang mengancam.
Pahala atau Janji : Kepadanya
akan kuberikan manna tersembunyi dan batu putih, yang di atasnya tertulis nama
baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.
a.
Manna
melambangkan kehidupan rohani di dalam Kristus sekarang dan pada zaman
kekekalan kelak.
b.
Batu putih
melukiskan upacara penganugerahan hadiah atau pahala khusus dan penghormatan
kepada umat tebusan.
c.
Nama Baru
melukiskan tabiat baru yang sesuai dengan tabiat Allah dan melambangkan nama
khusus dari Tuhan.
·
Tidak
diketahui oleh siapapun –Menggambarkan pengalaman kelahiran rohani atau
pembaruan tabiat yang hanya diketahui oleh orang bersangkutan.”. 2).
1. Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung:
Indonesia Publishing House, 2007 hal.64
2. DR. U. Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas
Advent Indonesia Cisarua -Bandung, 1988 hal.16