Rabu, 26 Desember 2018

Wahyu Kepada Yohanes (Bagian 55)


Related image                         
WAHYU KEPADA YOHANES (Bagian 55)

   “Dan tuliskanlah kepada malaikat JEMAAT DI TIATIRA…Aku tahu, bahwa PEKERJAANMU YANG TERAKHIR LEBIH BANYAK DARI PADA YANG PERTAMA”(Wahyu 2:18,19).

MENGHORMATI MEREKA YANG TERSISIH DI DUNIA INI

   “Tiatira seperti sebuah kota yang diterlantarkan di antara ketujuh jemaat.  Keenam kota lainnya memiliki arti penting secara ekonomi dan politik.  Di dalam daftar kota-kota besar di Asia Kecil, keenam kota yang lain berada di tempat teratas dalam daftar, sementara Tiatira biasanya tidak disebut-sebut.  Tetapi Yesus tidak berpandangan seperti kita.  Dia melihat NILAI, sementara yang lain melihat sesuatu yang dibuang.  Orang-orang Kristen paling sederhana seringkali memiliki pengalaman mendalam bersama dengan Allah.  Jika Anda kadang merasa seperti “orang aneh” di komunitas gereja setempat Anda, Allah mengatakan kepada Anda, “Selamat datang di Tiatira”.     1)

   “Dibawah ini kita perlu ketahui tentang 4(empat) jemaat yakni : Jemaat Efesus, Smirna, Pergamus  dan Tiatira:

Jemaat: Efesus           Periode: Abad ke I  
                                  Makna Nama: Pertama/disukai.
                                   Gambaran tentang Yesus: Dia yang mempunyai 7
                                   bintang pada tangan kanan-Nya. Dia yang berjalan di
                                   tengah-tengah 7 kaki dian.
                                   PUJIAN: Sabar,membenci perbuatan guru-guru palsu.
                                   Dia mati atau menyerah.
                                   TEMPLAKAN: Telah meninggalkan kasih mula-mula.
                                   NASIHAT:Bertobat—lakukan kembali kebaikan yang
                                   mula-mula.
                                   JANJI UPAH : Makan buah pohon alhayat.

Jemaat SMIRNA         Periode: Abad ke2,3 dan awal abad ke 4 (100-313)
                                   Makna nama: Harum; Masa : Penganiayaan,Mati syahid.
                                   Gambaran tentang Yesus: Pertama dan terakhir.Dia
                                   yang tadinya mati tapi sekarang hidup kembali.
                                   Pujian: Kaya dalam iman & Perbuatan baik walaupun
                                   dalam kekacauan & kemunafikan.
                                   Templakan: Tidak ada.
                                  Nasihat: Tetap setia sampai mati
                                   Janji upah: Menerima mahkota kehidupan.Tidak me-
                                   ngalami kematian kedua.

Jemaat PERGAMUS   Periode:  Abad ke 4 & 5, penggal pertama abad ke-6.
                                                 Tahun 313 – 538.
                                   Makna nama: Ketinggian atau kuasa atau peningkatan
                                   oleh pernikahan.
                                   Gambaran tentang Yesus: Dia yang memiliki pedang
                                   tajam bermata dua.
                                   Pujian: Berpegang teguh. Tidak menyangkal iman.
                                   Templakan: Ada  penganut ajaran Bileam. Toleransi
                                   terhadap paham Nikolaus Bileamisme Kompromis
                                   kekafiran & Amoral.
                                   Nasihat: Bertobat.
                                   Janji Upah: Menerima manna yang tersimpan Batu
                                   Putih Nama yang baru.

Jemaat TIATIRA          Periode : Abad ke-6 sampai ke-15 (538-1798)
                                                  The era of papal supremacy (Zaman ke emasan
                                                  dari kepausan kekafiran.
                                   Makna nama: HARUM (Sweet savor of labor/sacrifice-
                                   Bau bakti harum atau korban pertobatan).
                                   Gambaran tentang Yesus: Putra Allah. Mata bernyala
                                   nyala, Kaki tembaga.
                                   Pujian: Untuk kasih,iman,kesabaran & perbuatan baik
                                   (Pekerjaan terakhir lebih banyak dari yang pertama.)
                                   Templakan: Toleransi terhadap Izebel, kekafiran,amoral,
                                   tidak bertobat.
                                   Nasihat: Pegang teguh apa yang ada padamu.
                                   Janji Upah: Kuasa atas bangsa-bangsa, Bintang
                                   Fajar. “                     2).

   “Tiatira adalah sebuah kota tua di Lidia yang terletak di tepi sungai Lycus…di bagian utara Lidia…Sejarah awalnya tidak begitu diketahui kecuali bahwa itu adalah sebuah kota suci dari Tirimnos, dewa matahari bangsa Lidia…Tiatir kuno merupaka sebuah kota kaum pekerja”.  3)

   “Tiatira adalah suatu lambang yang pas dari jemaat Kristen sepajang Abad Pertengahan (538-1517).  Banyak orang Kristen di berbagai negeri memelihara hubungan mereka dengan Kristus serta kesetiaan kepada iman yang sungguh-sungguh akan para rasul-Nya.  Contohnya, umat Kristen di Inggeris, Skotlandia, Irlandia yang bertaut pada agama berdasarkan Alkitab.  Kaum Waldensia serta para pengikut Wycliffe dan Huss lebih dekat kepada Kekristenan zaman rasul-rasul dibandingkan kebanyakan dari orang-orang pada zaman mereka”.   4)

Ay 18: “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mataNya bagaikan nyala api dan kakiNya bagaikan tembaga”.
1)   Kota Tiatira.
a)   Letak dan ukuran kota Tiatira.
Herman Hoeksema: “Thyatira was a city in Asia Minor southeast from Pergamos, on the road to Sardis” (= Tiatira adalah sebuah kota di Asia Kecil di sebelah tenggara dari Pergamus, pada jalan menuju Sardis) - hal 95-96.
Herman Hoeksema: “It was not a large city, like Pergamos” (= Itu bukanlah sebuah kota yang besar, seperti Pergamus) - hal 96.
b)   Kota Tiatira terkenal karena pewarnaan kain.
Herman Hoeksema: “It was known for the art of dyeing” [= Kota itu dikenal karena seni pewarnaan (kain)] - hal 96.
Bandingkan ini dengan Lidia, petobat pertama di kota Filipi (Kis 16:14-15), yang adalah ‘seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira’. Kain ungu yang ia jual adalah produksi utama kota Tiatira.
c)   Kota Tiatira mempunyai banyak serikat kerja yang berhubungan dengan penyembahan berhala.
Kota Tiatira adalah kota perdagangan, dan di kota ini ada banyak serikat kerja. Ada serikat kerja untuk pekerja wol, ada serikat kerja untuk pekerja kain, ada serikat kerja untuk pekerja kulit, dsb. Dan setiap serikat kerja ini mempunyai dewa pelindung / penjaganya sendiri-sendiri, dan karena itu setiap serikat kerja berhubungan dengan penyembahan terhadap dewa pelindung / penjaga tersebut. Ini menjadi problem bagi orang kristen di Tiatira.
William Hendriksen: “The situation, therefore, was somewhat as follows: if you wish to get ahead in this world, you must belong to a guild; if you belong to a guild, your very membership implies that you worship its god. You will be expected to attend the guild-festivals and to eat food part of which is offered to the tutelary deity and which you receive on your table as a gift from the god. And then, when the feast ends, and the real - grossly immoral - fun begins, you must not walk out unless you desire to become the object of ridicule and persecution!” (= Karena itu, situasinya kira-kira adalah sebagai berikut: jika engkau ingin maju di dunia ini, engkau harus termasuk dalam suatu serikat kerja; jika engkau termasuk dalam suatu serikat kerja, maka keanggotaanmu itu sendiri secara tidak langsung menunjukkan bahwa engkau menyembah dewa dari serikat kerja itu. Engkau akan diharapkan untuk menghadiri pesta / perayaan dari serikat kerja itu dan makan makanan yang merupakan bagian dari apa yang dipersembahkan kepada dewa pelindung, dan yang engkau terima di mejamu sebagai suatu pemberian dari dewa itu. Dan lalu, pada saat pesta / perayaan berakhir, dan kesenangan yang sebenarnya, yang sangat tidak bermoral, dimulai, janganlah engkau meninggalkan tempat itu kecuali engkau ingin menjadi obyek dari ejekan dan penganiayaan) - hal 71.
Steve Gregg: “the Christians in Thyatira may have been hard pressed to support themselves and their families without resorting themselves to some measure of compromise with idolatry” (= orang-orang Kristen di Tiatira mungkin telah sangat tertekan untuk menghidupi diri mereka sendiri dengan keluarga mereka tanpa mengambil jalan kompromi sampai pada tingkat tertentu dengan penyembahan berhala) - hal 71.
Bdk. 1Kor 10:21-22 - “Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?”.
Penerapan:
Situasi di Tiatira mirip dengan situasi di Indonesia, dimana orang kristen sering diundang untuk ikut slametan, dan kalau tidak pernah mau datang, mungkin sekali akan dianggap sombong, dan lalu dikucilkan.
2)   Surat kepada gereja / jemaat Tiatira.
a)   Ini adalah surat yang terpanjang dari 7 surat dalam Wah 2-3.
Steve Gregg, William Barclay, Leon Morris, dan banyak penafsir lain mengatakan bahwa dari ke 7 kota yang mendapatkan surat dalam Wah 2-3, kota Tiatira adalah kota yang paling tidak penting, tetapi kota ini mendapatkan surat yang paling panjang.
Leon Morris (Tyndale): “The longest of the seven letters is written to the church in the smallest and least important town! The values of God are not the values of men” (= Surat yang terpanjang dari tujuh surat ditulis kepada gereja di kota yang paling kecil dan paling tidak penting! Nilai / penilaian dari Allah bukanlah nilai / penilaian dari manusia) - hal 69.
Penerapan:
Dalam melakukan pelayanan, jangan menganggap gereja besar lebih penting dari gereja kecil, orang kaya / orang yang mempunyai kedudukan tinggi lebih penting dari orang miskin / orang yang berkedudukan rendah, dsb.
b)   Robert Mounce (NICNT) mengutip kata-kata Hemer yang mengatakan bahwa surat ini bukan hanya paling panjang tetapi juga paling sukar.
Robert Mounce (NICNT): “The difficulty in interpreting the letter grows out of its numerous references to the details of daily life which have become obscured with the passing of time and the lack of archaeological evidence which would reveal its past” (= Kesukaran dalam menafsirkan surat ini timbul dari banyaknya hubungan dengan hal-hal terperinci dari kehidupan sehari-hari pada saat itu, yang telah menjadi kabur dengan berlalunya waktu dan kurang / tidak adanya bukti arkheologi yang menyingkapkan masa lalu tempat itu) - hal 101.
3)   Ada 3 hal yang dinyatakan oleh Yesus tentang diriNya dalam ay 18 ini, yaitu:
a)   Ia adalah ‘Anak Allah’.
Ini adalah satu-satunya kali dimana gelar ‘Anak Allah’ muncul dalam ke 7 surat, bahkan dalam seluruh kitab Wahyu.
Barnes’ Notes (hal 1562) mengatakan bahwa kerasnya teguran dalam surat ini menyebabkan otoritas dari si Pembicara dibuat lebih mengesan-kan dengan memberi gelar ‘Anak Allah’.
Robert Mounce (NICNT) mengatakan bahwa karena ay 27 mengutip Maz 2:9, maka mungkin sekali istilah ‘Anak Allah’ di sini diambil dari Maz 2:7.
b)   ‘mataNya bagaikan nyala api’.
Ini menunjukkan kemahatahuan. Ia tahu akan dosa-dosa mereka.
c)   ‘kakiNya bagaikan tembaga’.
Ini menunjukkan penghakiman / penghukuman. Ia akan menginjak-injak mereka yang tidak mau bertobat. Gregg mengatakan bahwa kaki ini akan menginjak-injak orang jahat dalam kilangan anggur dari murka Allah (bdk. 14:19-20  19:15  Yes 63:3-4).
Ay 19: “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama”.
Ayat ini menunjukkan suatu pujian terhadap hal-hal yang baik dalam gereja Tiatira.
1)   Hal-hal yang baik ialah: kasih, iman, pelayanan dan ketekunan mereka.
a)     Hoeksema (hal 99) berkata bahwa ‘kasih’ disebutkan sebagai yang pertama, tetapi itu tidak berarti bahwa kasih merupakan sumber dari hal-hal yang disebutkan berikutnya. ‘Kasih’ disebutkan sebagai yang pertama karena itu merupakan yang paling menonjol dalam gereja Tiatira ini.
b)     Kata ‘ketekunan’ diterjemahkan dari kata Yunani HUPOMONE.
Kata bahasa Yunani HUPOMONE berarti ‘kemampuan bertahan dalam kesukaran, bukan dengan sikap sekedar bertahan (diam / pasif), tetapi dengan sikap sedemikian rupa sehingga mampu untuk menjadikan situasi / hal yang tidak menyenangkan itu menjadi sesuatu yang memuliakan Tuhan’.
2)   ‘Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama’.
Ini sesuatu yang baik dari gereja Tiatira, yaitu mereka maju dalam pekerjaan / pelayanan. Jadi, kontras dengan jemaat Efesus yang mundur karena kehilangan kasih yang semula, maka jemaat Tiatira justru maju.
Adam Clarke: “They not only retained what they had received at first, but grew in grace, and in the knowledge and love of Jesus Christ. This is a rare thing in most Christian Churches: they generally lose the power of religion, and rest in the forms of worship; and it requires a powerful revival to bring them to such a state that their last works shall be more than their first” (= Mereka tidak hanya mempertahankan apa yang telah mereka terima pada mulanya, tetapi bertumbuh dalam kasih karunia, dan dalam pengenalan dan kasih Yesus Kristus. Ini merupakan hal yang langka dalam kebanyakan Gereja-gereja Kristen: mereka biasanya kehilangan kekuatan agama, dan bersandar pada / berhenti dalam bentuk-bentuk ibadah / ibadah yang bersifat lahiriah; dan membutuhkan kebangunan rohani yang kuat untuk membawa mereka pada suatu keadaan dimana pekerjaan terakhir mereka lebih banyak dari pekerjaan mereka pada mulanya) - hal 981.
Berusahalah supaya saudara tidak seperti gereja pada umumnya, seperti kata-kata Clarke ini!
John Stott: “Ephesus was backsliding; Thyatira was moving forward. The church of Ephesus had abandoned the love it had at first; the church of Thyatira was exceeding the works it did at first. Which of these two churches do we resemble more? Alas! that of many Christians the solemn words could be used: ‘the last state has become worse for them than the first’ (2Pet. 2:20; cf. Mt. 12:45)” [= Efesus sedang merosot ke belakang; Tiatira sedang bergerak ke depan. Gereja Efesus telah meninggalkan kasih yang mereka miliki pada mulanya; gereja Tiatira sedang melampaui pekerjaan-pekerjaan yang mereka lakukan pada mulanya. Kita lebih mirip yang mana dari dua gereja ini? Aduh / celaka! bahwa terhadap banyak orang Kristen bisa digunakan kata-kata yang khidmat: ‘maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula’ (2Pet 2:20; bdk. Mat 12:45)] - hal 70.     5)
REFERENSI:

1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.hal 65.
2.   Materi Seminar Wahyu, Bandung: Indonesia Publishing House, 1993.hal.227.
3.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980. hal.96.
4.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989 hal.42
5.   Pdt. Budi Asali M.Div. , Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.



                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar