WAHYU KEPADA YOHANES (Bagian 42)
“…Barangsiapa
menang, dia akan Kuberi makan dari POHON KEHIDUPAN yang ada di Taman Firdaus
Allah” (Wahyu 2:7)
ORANG
KRISTEN YANG TEKUN DAN SETIA SAMPAI AKHIR
AKAN MENEMUKAN HIDUP BERKELIMPAHAN DI SORGA.
“Allah menawarkan kepada para pemenang di Efesus suatu hadiah
istimewa. Mereka akan memakan buah pohon
kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah. Jika dituntut pertobatan yang jauh
lebih mendalam untuk dapat memakan buah pohon itu, itu tidaklah sia-sia. Imbalannya jauh lebih besar dibandingkan
pengorbanan yang dituntut.(Wahyu 22:2). Pemerintahan
Tuhan digambarkan oleh kitab Wahyu sebagai “pohon kehidupan”. Disana sang pemenang akan menemukan hidup
berkelimpahan yang tak pernah ada akhirnya.
1)
“Kepada yang menang akan diberi
makan dari pohon kehidupan –Melukiskan bahwa orang-orang percaya yang menang
atas bujukan rasul-rasul dan guru-guru palsu untuk memakan dari pohon
pengetahuan manusiawi, akan makan dari pohon kehidupan di Eden yang akan
dikembalikan kelak” (E.G. White,
Patriach and Prophets, hlm.62). 2)
‘Barangsiapa
menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah’.
a) ‘Barangsiapa
menang’.
·
Homer Hailey (hal 118) mengatakan
bahwa kata ‘menang’, dalam bahasa Yunaninya adalah NIKAO, yang merupakan kata favorit dari
rasul Yohanes. Kata ini muncul 28 x dalam Perjanjian Baru, dan 24 diantaranya
digunakan oleh rasul Yohanes (1 x dalam Injil Yohanes, 6 x dalam 1Yohanes,
dan 17 x dalam Kitab Wahyu).
·
George Eldon Ladd: “The idea of conquering suggests warfare. The
Christian life is an unrelenting warfare against the powers of evil” (= Gagasan tentang ‘menang / mengalahkan’
memberikan kesan suatu peperangan. Hidup Kristen merupakan suatu perang yang
tidak ada hentinya melawan kuasa kejahatan) - hal 40.
Dan mengingat bahwa kata-kata / janji tentang ‘barang siapa menang’ ini ada dalam ketujuh surat dalam Wah 2-3
(2:7,1117,26 3:5,12,21), maka jelas bahwa tidak ada gereja yang tidak
perlu berperang.
·
Orang yang menang adalah orang kristen
yang setia dan bertekun sampai akhir dalam berperang melawan setan dan dosa dan
dalam mengasihi Kristus.
Robert H. Mounce (NICNT): “ Pemenang dalam Kitab Wahyu bukanlah orang yang telah
mengalahkan musuh duniawi dengan kekuatan, tetapi orang yang tetap setia kepada
Kristus sampai akhir. Kemenangan yang ia capai analog dengan kemenangan Kristus
pada kayu salib”. - hal 90.
· Bandingkan dengan 1Yoh 5:4 - “Perintah-perintahNya itu tidak
berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah
kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita”.
Jadi,
sekalipun Wah 2:7 ini mengatakan ‘barangsiapa menang’ tetapi
sebetulnya bagi orang kristen kemenangan itu dijamin. Adanya jaminan membuat
kita bisa mempunyai damai dan sukacita di tengah-tengah peperangan, tetapi
adanya kata-kata ‘barangsiapa menang’ mengharuskan kita tetap berperang
habis-habisan, dan bukannya bersikap santai karena toh sudah dijamin.
b) ‘Taman
Firdaus Allah’.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the paradise of God’.
Penggunaan kata ‘paradise’:
1. Dalam Septuaginta atau
Perjanjian Lama berbahasa Yunani, kata ini mempunyai 2 penggunaan:
·
Ini digunakan untuk menunjuk pada Taman
Eden (Kej 2:8 3:1).
·
Ini digunakan untuk menunjuk pada taman /
kebun yang megah / indah (Yes 1:30 Yer 29:5 Pengkhotbah 2:5).
2. Dalam pemikiran orang kristen mula-mula
dianggap bahwa semua orang mati akan pergi ke suatu tempat penantian, dan
tinggal di sana sampai penghakiman terakhir. Tetapi di sana ada satu tempat
khusus bagi para tokoh Kitab Suci dan nabi-nabi, dan tempat ini disebut ‘paradise’.
Tertullian menganggap bahwa hanya ada satu golongan orang yang langsung masuk
ke ‘paradise’ ini, yaitu para martir. Ia berkata:
“The sole key to unlock paradise is your
own life’s blood” (=
Satu-satunya kunci untuk membuka firdaus adalah darahmu sendiri) - William Barclay, hal 70.
Barclay lalu mengatakan:
“The great early thinkers did not identify
paradise and heaven; paradise was the intermediate stage, where the souls of
the righteous were fitted to enter the presence of God” (= Para pemikir mula-mula yang besar
tidak menyamakan firdaus dengan surga; firdaus adalah tingkat di tengah-tengah,
dimana jiwa dari orang benar disesuaikan untuk masuk ke hadirat Allah) - hal 71.
3. Pada akhirnya orang-orang
kristen mengidentikkan ‘paradise’ dengan ‘surga’.
Dasarnya:
·
Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus”.
Padahal waktu Yesus mati, Ia menyerahkan rohNya kepada Bapa
(Luk 23:46), yang menunjukkan bahwa Ia pergi ke surga. Jadi jelas bahwa ‘Firdaus’ yang Ia maksudkan juga adalah surga.
·
Wah 2:7 ini mengatakan bahwa pohon
kehidupan ada di Taman Firdaus Allah. Tetapi Wah 22:2,14 menunjukkan bahwa
pohon kehidupan itu ada di surga (ingat bahwa mulai Wah 21:9 rasul Yohanes
menggambarkan surga).
· 2Kor 12:2-4 - “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat
belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh,
aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke
tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, - entah di
dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - ia
tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak
terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”.
Mula-mula
Paulus berkata bahwa orang itu (Catatan: yang ia maksudkan sebetulnya adalah
dirinya sendiri) diangkat ‘ke tingkat yang ketiga dari sorga’, tetapi sebentar
lagi ia mengatakan bahwa orang itu diangkat ‘ke Firdaus’. Kalau Firdaus
bukan surga maka di sini terjadi suatu kontradiksi!
c) Seluruh kalimat ‘Barangsiapa menang, dia akan
Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah’ ini artinya
adalah: orang yang menang akan mendapatkan hidup yang kekal di surga.
Robert H. Mounce (NICNT): “Firdaus Allah dalam Kitab Wahyu menyimbolkan keadaan
eschatologi / akhir jaman dalam mana Allah dan manusia dipulihkan kepada suatu
persekutuan yang sempurna yang ada sebelum masuknya dosa ke dalam dunia”. - hal 90. 3)
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
hlm 51.
2.
DR. U.
Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung,
1988 hlm.10.
3.
Pdt. Budi
Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
WAHYU KEPADA YOHANES (Bagian
43)
“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna:
Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali
: AKU TAHU KESUSAHANMU DAN KEMISKINANMU –
NAMUN ENGKAU KAYA” (Wahyu 2:8,9).
KEKAYAAN SEJATI HANYA DITEMUKAN DI DALAM KRISTUS.
“ Para komentator kebanyakan sepakat bahwa
kemiskinan dalam ayat diatas bersifat harfiah, sementara kekayaan bersifat
rohani. Orang-orang Smirna itu miskin
dalam hal kekayaan dunia, tetapi mereka kaya dalam kebaikan-kebaikan Injil,
kaya dalam hal-hal rohani. Dalam
pengertian praktis, ada perbedaan yang sangat besar antara kemiskinan dan
kekayaan. Orang-orang yang dilahirkan kaya
memiliki mentalitas sangat berbeda dengan orang kebanyakan. Bagi kebanyakan kita, keterbatasan finansial
memengaruhi hampir setiap keputusan yang kita buat. Kita memilih restoran-restoran yang tidak
mahal untuk makan siang. Namun jemaat
Smirna telah menemukan kekayaan dalam bentuk yang lain, kekayaan yang jarang
sekali didapat oleh orang-orang kaya.(Matius 19:24). Mereka yang mengenal Yesus dimerdekakan dari
perbudakan UANG. Mereka sadar bahwa kita
menemukan kekayaan sejati dalam hidup ini melalui hubungan yang mengasihi. Memiliki hati nurani yang bersih, mampu
mengampuni dan diampuni, itulah kekayaan yang sejati. Jauh lebih baik mengenal Firman Allah
daripada beralih dari satu bentuk hiburan ke hiburan yang lain. Kenyataannya adalah bahwa orang-orang kaya
mengalami kesulitan dalam hal hubungan.
Mereka tidak tahu siapa yang bisa mereka percayai. Setiap orang ingin menjadi “sahabat mereka”
bukan dikarenakan kualitas pribadi tetapi dikarenakan menjadi sahabat seorang
kaya adalah jalan menuju kepada kekayaan dan kekuasaan. Orang-orang kaya menghindari hubungan dengan
Kristus, kadang karena mereka terlalu banyak urusan atau terlalu sibuk dan
karena mereka takut terhadap panggilan untuk “menjual segala milik” dibandingkan
orang-orang miskin. Kekayaan yang sejati
ditemukan di dalam Kristus, bukan dalam kekayaan materi”.
“Bagaimana
seorang Kristen bisa miskin dan kaya pada saat yang bersamaan?. Bagaimana kita harus menyambut penderitaan
dan kesukaran sebagai suatu kekayaan (Yak.1:2)?. Dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen
tidak menonjol sama sekali, bahkan tampak sangat payah dibanding rata-rata
orang duniawi. Namun saat pencobaan dan
tekanan-tekanan dalam hidup mulai muncul barulah seorang Kristen sejati mulai
bercahaya. Saat kita belajar untuk tetap
dekat dengan Allah di dalam pencobaan, Dia merancang kita kembali supaya kita
bisa terbang lebih tinggi dan lebih cepat daripada yang bisa kita
bayangkan. Seandainya kehidupan kita
lebih mudah, kita tidak akan pernah menemukan kepenuhan yang kita dapatkan
dengan “terbang menurut kecepatan Allah.” 1)
“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna:
“Smirna,
sekarang Izmir, merupakan salah satu kota yang permai di Asia Kecil…. Umat
Kristen di Smirna telah menyaksikan lebih banyak penderitaan dibandingkan
kota-kota lain di kawasan ini.” SDA Bible Commentary,jil.7,hal.91-93.
Kemiskinan, penganiayaan, pemenjaraan, dan mati syahid menimpa jemaat
Kristen selama jangka waktu dari tahun 100-313 Masehi. Pada umumnya mereka yang menerima baik Injil
itu adalah orang-orang yang secara ekonomi miskin dan keadaan sosialnya kurang
menguntungkan. Para penyembah berhala
memburu dan menganiaya mereka sekehendaknya.
Tetapi perlakuan yang paling kejam datang dari lingkungan kaum
Yahudi. Banyak orang Kristen yang
bertobat itu berasal dari penganut Yudaisme”.
2)
SMIRNA-MYRTH – PARFUM ATAU BAU HARUM (100-323)-Ayat
8-11.
A.
Kota
terkenal di Asia Kecil karena perdagangannya.
1.
Begitu
harum, sehingga:
a.
Kaisar
Konstantin bertobat menjadi orang Kristen pada tahun 323.
b.
Dia
mengakhiri penganiayaan terhadap orang Kristen.
c.
Dia
menyokong pekabaran Injil.
2.
Tidak ada
catatan kapan dan oleh siapa jemaat dimulai di Smirna.
B.
Sumber
berita: Yang awal dan yang akhir, yang telah mati dan hidup kembali.
1.
Yang awal
dan akhir- Melukiskan sifat kekekalan Tuhan.
2.
Yang mati
dan hidup kembali—Melukiskan kebangkitan Yesus Kristus yang merupakan jaminan
kebangkitan orang-orang percaya.
C.
Pujian: Aku
tahu kesusahan dan kemiskinanmu, namun engkau kaya, dan fitnah mereka yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi sebenarnya adalah jemaat Iblis –
Melukiskan bahwa zaman Smirna terkenal dengan abad mati syahid.
1.
Aku tahu
kesusahanmu- Melukiskan penderitaan dan kesulitan yang diderita orang-orang
percaya karena penganiayaan yang dijalankan kaisar-kaisar Romawi, seperti:
Trajan, Hadrian, Marcus Aurelius, Decius, Valerian, dan Diocletian (284-305).
2.
Kemiskinan
– Melukiskan keadaan ekonomi yang tidak seimbang dengan kota-kota tetangganya.
3.
Namun kaya
– Melukiskan kekayaan rohani atau iman yang begitu semerbak karena kasih dan
penyerahan mereka. 3)
Ay 8: “Dan tuliskanlah
kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir,
yang telah mati dan hidup kembali”.
1) ‘Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna’.
a)
Kota Smirna.
· dalam hal ukuran ini
adalah kota terbesar kedua, sedangkan dalam hal keindahan ia menduduki tempat
pertama.
Steve
Gregg: “Smyrna (modern Izmir) was the second largest and
reputedly the most beautiful city in Provincial Asia and is the only city of
the seven that is still in existence today” [= Smirna (Izmir modern) adalah
kota terbesar kedua dan dikatakan orang sebagai kota terindah di propinsi Asia,
dan satu-satunya kota dari tujuh kota yang tetap ada pada hari ini] - hal
66.
· kesetiaan kepada Roma
dan kesombongan kota Smirna.
Homer
Hailey: “Smirna menyekutukan dirinya dengan Roma pada masa
yang sangat awal dari penaklukan Romawi, dan akibatnya ia menikmati kemakmuran
yang hampir tak ada putusnya. Sebagai pernyataan dari kesetiaannya kepada Roma,
kota ini mendirikan kuil bagi Roma, dewi Romawi, pada tahun 195 S.M.; dan
di bawah pemerintahan Tiberius (14-37 M.) Smirna dipilih sebagai tempat
untuk kuil bagi Tiberius”. - hal 125.
Homer
Hailey: “ Kota ini mengclaim menjadi kota pertama di Asia, yang
pertama dalam keindahan, yang pertama dalam literatur, yang pertama dalam
kesetiaan kepada Roma. ... Karena Smirna mengclaim sebagai yang pertama dan
tidak membolehkan adanya saingan, Yesus memperkenalkan dirinya dengan nama /
gelar ini, ‘Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup
kembali’ (bdk. 1:17-dst). KeunggulanNya harus diakui secara universal; Smirna
harus merevisi semua claimnya yang ambisius”. - hal 125.
Catatan: Agak diragukan kebenaran bagian akhir kata-kata ini, karena
surat ini ditujukan kepada orang kristen di Smirna bukan kepada orang kafirnya,
sedangkan yang mengclaim Smirna sebagai kota pertama rasa-rasanya adalah
orang kafirnya.
· toleransi terhadap
kekristenan di kota Smirna.
Pulpit
Commentary: “Ada lebih banyak orang kristen di Smirna dari pada di
kota orang Turki manapun di dunia; dan karena itu kota ini secara khusus adalah
kota yang najis di mata orang Islam yang ketat, yang menyebutnya Giaour Izmir,
atau Smirna yang kafir. Toleransi agama selalu lebih diijinkan sepenuhnya di
Smirna dari pada di kota lain manapun juga yang ada di bawah kontrol orang
Islam, dan jarang sekali kefanatikan orang Turki ditujukan menentang
orang-orang Eropa. Smirna merupakan pusat yang besar bagi usaha misionaris; dan
di Smirna terang kekristenan tidak pernah padam sejak jaman rasul-rasul”. - hal 98.
b)
Gereja Smirna.
John
Stott: “We do not know when it was founded. It is mentioned
neither in the Acts nor in the New Testament epistles, although an early
tradition states that the apostle Paul visited the town on his way to Ephesus
at the beginning of his third missionary tour” (= Kita tidak tahu kapan
gereja Smirna didirikan. Gereja Smirna tidak disebutkan baik dalam Kisah Rasul
maupun dalam surat-surat Perjanjian Baru, sekalipun tradisi yang mula-mula
menyatakan bahwa rasul Paulus mengunjungi kota ini dalam perjalanannya ke
Efesus pada permulaan dari perjalanan misionarisnya yang ketiga) - hal 36.
Ay 9: “Aku tahu
kesusahanmu dan kemiskinanmu - namun engkau kaya - dan fitnah mereka, yang
menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian:
sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis”.
1) ‘Aku tahu
kesusahanmu dan kemiskinanmu - namun engkau kaya’.
a)
Dalam KJV ada tambahan ‘works’ (= pekerjaan).
KJV: ‘I know thy works, and tribulation, and poverty’ (=
Aku tahu pekerjaan, dan kesusahan, dan kemiskinanmu).
KJV melakukan hal yang sama dengan Wah 2:13. Tetapi ini salah. Baik
untuk gereja Smirna maupun gereja Pergamus, tidak ada kata-kata ‘thy works’
(= pekerjaanmu). Mungkin penderitaan dan penganiayaan yang mereka alami itu
begitu hebat sehingga tidak memungkinkan mereka bekerja bagi Tuhan / melayani
Tuhan.
Pulpit Commentary: “Other epistles begin, ‘I know thy works.’
This and the next begin, ‘I know thy tribulation.’ It is possible for a Church
so to be placed that activity is out of the question. Endurance may be the only
possible form of service” (=
Surat-surat lain mulai dengan ‘Aku tahu pekerjaanmu’. Surat ini dan yang
berikutnya mulai dengan ‘Aku tahu kesusahanmu’. Adalah mungkin bagi sebuah
Gereja untuk ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mungkin melakukan
aktivitas. Ketahanan / ketekunan mungkin merupakan satu-satunya bentuk
pelayanan yang dimungkinkan) - hal 71.
Pulpit
Commentary: “Kristus menilai Gereja-gerejaNya berdasarkan keberadaan
/ apa adanya mereka, dan juga berdasarkan apa yang mereka lakukan.
Jika pencobaan mereka begitu rupa sehingga apa yang bisa mereka lakukan
hanyalah memikul / menahannya, dan menunggu waktu Allah sendiri - baiklah.
Jadi, jika pada usia lanjut orang Kristen mendapati bahwa mereka kehilangan
kekuatan mereka untuk melakukan pelayanan aktif, sekalipun mereka melakukan
lebih sedikit, keberadaan mereka mungkin dianggap lebih. Bukan hanya
perlu bagi kita untuk menggerakkan orang kristen yang malas kepada aktivitas,
tetapi juga perlu untuk menunjukkan kepada orang-orang percaya bahwa mereka
bisa menyenangkan, melayani, dan memuliakan Tuhan mereka melalui keberadaan
mereka dan juga melalui apa yang mereka lakukan. Bisa saja ada
banyak aktivitas dengan kehidupan di dalam yang banyak cacatnya. Tetapi jika
‘keberadaannya’ benar, ‘tindakan’ yang benar juga pasti akan mengikuti”. - hal 71.
b) ‘kesusahanmu’.
Di sini kembali digunakan kata Yunani THLIPSIS yang telah dibahas dalam
Wah 1:9.
John Stott: “If the first mark of a true and living
church is love, the second is suffering” (= Jika tanda pertama dari gereja yang benar dan
hidup adalah kasih, maka tanda kedua adalah penderitaan) - hal 35.
John Stott menunjukkan banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa
orang kristen / gereja yang benar pasti mengalami banyak penderitaan,
seperti Mat 5:10-12 Luk 6:26
Yoh 15:18,20 Yoh 16:33 2Tim 3:12 Fil 1:29 dsb.
Lalu John Stott berkata:
“Kebenaran yang buruk adalah bahwa kita cenderung untuk
menghindari penderitaan dengan kompromi. Standard moral kita seringkali tak
kelihatan lebih tinggi dari standard duniawi. Kehidupan kita tidak menantang
dan menegur orang-orang yang tidak percaya melalui kejujuran / ketulusan atau
kemurnian atau kasih. Dunia tidak melihat apapun dalam diri kita untuk dibenci.
... Kita jarang berani menegur kejahatan. Kita mengurus urusan kita sendiri
supaya orang lain tidak tersinggung. Kita mengekang lidah kita sendiri supaya
tidak ada orang lain yang merasa malu. ... Rasa takut kepada manusia telah
menjerat kita. Kita menyesuaikan layar kita kepada angin theologia yang kuat.
Kita mengencerkan injil supaya rasanya lebih enak. Kita mencintai pujian
manusia lebih dari pujian Allah. Kita terhindar dari penderitaan melalui
kompromi. ... Seandainya kita menaikkan standard kita dan menghentikan kompromi
kita? Seandainya kita memberitakan berita kita dan memperketat disiplin kita
dengan kasih tetapi tanpa takut? Aku memberitahumu apa akibatnya: Gereja akan
menderita”. - hal 43,44,45.
John Stott (hal 36-37) mengatakan bahwa penderitaan orang Kristen di
Smirna adalah penganiayaan. Sekalipun tidak diceritakan alasan penganiayaan
itu, tetapi Stott mengatakan bahwa alasannya mudah ditebak. Karena adanya kuil
untuk Roma di Smirna, maka penolakan penyembahan terhadap kaisar dsb
menyebabkan orang kristen Smirna dianiaya.
c) ‘Aku
tahu kesusahanmu’.
·
John Stott: “Ini adalah penghiburan yang besar dan
manis. Salah satu kebutuhan terbesar kita dalam kesukaran adalah seseorang
kepada siapa kita bisa menceritakan / mensharingkannya. Kita ingin
melepaskan beban kita kepada seseorang yang mengerti. Yesus Kristus adalah
penghiburan dunia yang terbesar. ... Betapapun dalamnya kesedihan kita atau
betapapun besarnya penderitaan kita, Ia tahu dan peduli”. - hal 47.
·
Beasley-Murray: “Tuhan tahu tentang situasi ini, tetapi Ia
tidak mau ikut campur. Ia tidak membuang kemiskinan mereka, Ia tidak membela
pengikut-pengikutNya menghadapi fitnahan orang-orang Yahudi, juga Ia tidak
menggagalkan rencana busuk Setan yang akan menimbulkan pemenjaraan dan kematian
bagi beberapa orang. Ia hanya menguatkan hati mereka untuk bertahan. Mengapa
tidak lebih dari ini? Penulis Kitab Ayub bergumul dengan problem ini, dan
begitu juga dengan orang-orang kudus Allah sejak saat itu. Yohanes tidak
memberikan jawaban, tetapi seluruh kitabnya ditulis dalam keyakinan bahwa Gereja
Kristus mempunyai pekerjaan menderita dengan Tuhannya, supaya gereja itu bisa
ikut menikmati kemuliaanNya dalam kerajaan yang telah Ia menangkan untuk umat
manusia”. - hal 81.
Catatan: kata-kata ini
khususnya harus direnungkan dan dihayati oleh orang-orang yang menganut
Theologia Kemakmuran atau ajaran yang mengatakan bahwa kalau ikut Kristus semua
problem pasti beres, semua penyakit pasti sembuh dan sebagainya.
d) Miskin tetapi kaya.
· Miskin.
* Arti dari kata
‘miskin’ di sini.
Kata
bahasa Yunani yang dipakai adalah PTOCHEIAN.
William
Barclay: “In Greek there are two words for poverty. ... PENIA
describes the state of the man who has nothing superfluous; PTOCHEIA describes
the state of the man who has nothing at all” (= Dalam bahasa Yunani ada 2
kata untuk kemiskinan. ... PENIA menggambarkan keadaan seseorang yang tidak
mempunyai sesuatu yang berlebihan; PTOCHEIA menggambarkan keadaan seseorang
yang sama sekali tidak mempunyai apa-apa) - hal 78.
William
Hendriksen: “Extreme poverty is meant. These people were often thrown
out of employment as a result of the very fact of their conversion” (=
Kemiskinan yang hebat yang dimaksudkan. Orang-orang ini sering dikeluarkan dari
pekerjaan sebagai akibat dari pertobatan mereka) - hal 64.
Penerapan:
Kalau
gara-gara ikut Kristus saudara dipecat dari pekerjaan saudara, dan hal itu
terjadi berulang-ulang, apakah saudara tetap mau ikut Kristus?
* Mayoritas orang
kristen dalam Perjanjian Baru (abad I) adalah orang miskin (bdk. Kis 2:45
3:6 4:35 2Kor 8:2).
William
Barclay: “In the New Testament poverty and Christianity are closely
connected” (= Dalam Perjanjian Baru kemiskinan dan kekristenan berhubungan
sangat dekat) - hal 78.
Catatan: bandingkan kata-kata William Barclay ini dengan ajaran dari
Theologia Kemakmuran, yang mengatakan bahwa orang kristen pasti / harus kaya.
Saya berpendapat bahwa ajaran ini merupakan penghinaan terhadap Perjanjian Baru
maupun kekristenan.
* Miskin di
tengah-tengah masyarakat yang kaya.
Sekalipun
miskin di tengah-tengah masyarakat yang miskin juga merupakan hal yang tidak
enak, tetapi itu tidak sejelek kalau kita mengalami kemiskinan di kota yang
kaya seperti Smirna.
Pulpit
Commentary: “In wealthy cities such as Smyrna, ... poverty was not
merely odious but even infamous” (= Dalam kota-kota kaya seperti Smirna,
... kemiskinan bukan sekedar menjijikkan tetapi bahkan dianggap buruk /
memalukan) - hal 84.
Kalau
orang kaya yang kafir menganggap bahwa miskin adalah hal yang memalukan, itu
bisa dimengerti. Tetapi celakanya, jaman sekarang orang kristen yang menganut
Theologia Kemakmuran juga menganggap bahwa miskin itu memalukan Tuhan. Tetapi
apa dasar Kitab Suci pandangan ini? Dalam bacaan ini kita tidak melihat bahwa
Tuhan malu karena kemiskinan orang kristen di Smirna. Sebaliknya Tuhan memuji
gereja Smirna yang tetap setia kepadaNya dalam kemiskinan dan penderitaan!
* Tuhan menghibur orang
kristen di Smirna dengan mengatakan ‘Aku tahu kemiskinanmu’. Kalau
saudara adalah orang kristen yang miskin, maka pengetahuan Tuhan akan
kemiskinan saudara juga seharusnya menghibur saudara. Tuhan bukannya melupakan
saudara atau keadaan saudara. Sebaliknya Ia tahu akan keadaan saudara, dan Ia
tahu segala kebutuhan saudara (bdk. Mat 6:32b - “Akan tetapi Bapamu yang di
sorga tahu, bahwa kamu membutuhkan semuanya itu”), dan pasti akan
memberikan kebutuhan saudara itu pada waktunya.
· Mengapa orang-orang
kristen di Smirna ini miskin? Ada beberapa kemungkinan:
* karena memang mereka
berasal dari masyarakat kelas bawah.
* karena mereka suka
menolong orang lain (bandingkan dg 2Kor 8:2).
* karena mereka bekerja
dengan jujur / menjalankan bisnis dengan jujur.
John
Stott: “Tetapi tidak satupun dari faktor-faktor ini yang bisa
menjelaskan mengapa kemiskinan mereka merupakan sebagian dari ‘kesusahan’
mereka. Adalah lebih mungkin bahwa dalam keputusan mereka untuk berjalan lurus
dalam bisnis, mereka meninggalkan cara-cara yang curang dan dengan demikian
kehilangan sebagian dari keuntungan yang mudah, dan keuntungan yang mudah itu
lalu pergi / pindah kepada orang lain yang tidak terlalu cermat seperti mereka.
Atau, tak diragukan lagi bahwa banyak orang Yahudi dan kafir yang tidak mau
berdagang dengan mereka pada waktu mengetahui bahwa mereka adalah orang Kristen”. - hal 38.
* mungkin karena sering
terjadi perusakan terhadap rumah-rumah mereka dan penjarahan terhadap
barang-barang mereka.
William
Barclay: “There was another reason for the poverty of the
Christians. Sometimes they suffered from the spoiling of their goods (Hebrews
10:4). There was times when the heathen mob would suddenly attack the
Christians and wreck their homes” [= Ada alasan lain untuk kemiskinan dari
orang-orang Kristen. Kadang-kadang mereka menderita karena penjarahan terhadap
harta benda / barang-barang mereka (Ibr 10:4). Ada saat-saat dimana gerombolan
orang kafir tiba-tiba menyerang orang-orang Kristen dan merusak / menghancurkan
rumah mereka] - hal 78-79.
Catatan: Ibr 10:4 ini pasti salah cetak; seharusnya adalah
Ibr 10:34 yang berbunyi: “Memang kamu telah turut mengambil bagian
dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu
menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki
harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya”.
John Stott: “Make no mistake: it does not always pay
to be a Christian” (=
Jangan salah: menjadi orang Kristen tidak selalu menguntungkan) - hal 39.
·
Kaya.
Kitab Suci seringkali berbicara tentang kekayaan yang bukan dalam
persoalan uang / materi, misalnya ‘kaya
di hadapan Allah’ (Luk 12:21), ‘kaya dalam iman’ (Yak 2:5), ‘kaya dalam kebajikan’ (1Tim 6:18), ‘mempunyai harta di surga’ (Mat 6:19,20 Mat 19:21).
Bdk. juga 1Kor 1:5 Ef 3:8 2Kor 6:10.
Pulpit
Commentary: “It is all-important that we should learn to see light in
God’s light - to reckon silver and gold as corruptible things, and to regard
faith, love, and the good things through grace as the only durable riches”
(= Adalah sangat penting bahwa kita melihat terang dalam terang Allah -
memperhitungkan perak dan emas sebagai hal-hal yang bisa binasa, dan menganggap
iman, kasih, dan hal-hal baik melalui kasih karunia sebagai satu-satunya
kekayaan yang bertahan) - hal 71.
Renungkan: kekayaan yang
bagaimana yang saudara cari / kejar?
·
Miskin tetapi kaya (bdk. Yak 2:5
2Kor 6:10 2Kor 8:2).
*
Jelas bahwa kemiskinan tetap memungkinkan
orang kristen untuk bisa dekat dengan Tuhan, menyenangkan Tuhan, dan memuliakan
Tuhan! Lebih dari itu, orang kristen Smirna bukan hanya miskin tetapi juga
mengalami banyak penderitaan / kesusahan / penganiayaan. Tetapi mereka toh bisa
menjadi orang-orang yang sangat rohani! Karena itu jangan menjadikan problem
uang ataupun penderitaan sebagai alasan untuk tidak bisa bertumbuh dalam iman!
*
Kemiskinan memang mempersulit orang
kristen dalam belajar Firman Tuhan (tak bisa beli buku, dsb), berbakti kepada
Tuhan (tak ada mobil / uang transportasi), melayani Tuhan (karena harus terus
bekerja), dsb. Karena itu kalau orang kristen bisa tetap setia kepada Tuhan di tengah-tengah kemiskinannya,
maka itu merupakan hal yang luar biasa. Jadi pada waktu orang kristen Smirna
menghadapi kemiskinan mereka dengan tetap setia kepada Tuhan, maka faktor
kemiskinan itu memberikan nilai tambah terhadap kesetiaan mereka, dan sekaligus
memperkaya mereka secara rohani. Sebaliknya orang kaya bisa lebih leluasa dalam
belajar Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, melayani Tuhan, dsb. Dan karena
itu, orang kaya harus malu kalau, sekalipun mereka tidak mempunyai problem
keuangan, mereka tidak bisa mempunyai rohani sebaik orang yang miskin!
*
Orang kristen Smirna kontras dengan orang
kaya yang bodoh (Luk 12:16-21, khususnya perhatikan ay 21). Dan ini
juga kontras dengan gereja Laodikia, yang dalam Wah 3:17 mendapatkan
kata-kata Yesus yang berbunyi: “Karena
engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak
kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat
(NIV/NASB: wretched / buruk sekali),
dan malang, miskin (Yunani: PTOCHOS), buta dan telanjang”.
Saudara seperti orang kristen Smirna, atau Laodikia / orang kaya yang
bodoh?
Dari perbandingan gereja Smirna dan gereja Laodikia, Herman Hoeksema
berkata:
“ Ini tidak hanya cocok /
relevan untuk gereja Smirna, tetapi juga untuk gereja dalam kesusahan di segala
jaman. Bahkan telah menjadi pepatah bahwa darah para martir telah menjadi benih
dari gereja dalam sejarah. Tidak pernah gereja memberikan aspek yang lebih
menyedihkan dari pada pada waktu kemakmuran dari sudut pandang duniawi, saat
damai dan kelimpahan. Tidak pernah kondisi gereja lebih genting dari pada ketika
gereja itu melayani kesenangan duniawi dan haus akan kekayaan dan kemuliaan dan
kehormatan menurut ukuran dunia. Gereja Laodikia merupakan contoh yang
memberikan peringatan. Tetapi, di sisi yang lain, juga benar bahwa gereja tidak
pernah lebih mendekati kesempurnaan dari pada ketika ia dipanggil untuk
melakukan pertempuran iman, menderita dan menahan penderitaan / kesusahan demi
Firman Allah dan kesaksian Yesus”. - hal 75.
Matthew Poole: “the church of God keeps always its purity
best in the fire” (=
gereja Allah selalu mempertahankan kemurniannya paling baik pada waktu ada
dalam api) - hal 954.
Apa sebabnya gereja yang kaya, enak, tidak dianiaya justru cenderung
jadi jelek, dan sebaliknya gereja yang miskin dan dianiaya justru jadi kuat?
1. Penderitaan menyebabkan kita
makin berpegang kepada Kristus.
Herman
Hoeksema: “Adalah pada saat badai menderu di hutan maka pohon
oak / eik menanamkan akarnya lebih dalam dan lebih teguh ke dalam tanah dan
dikuatkan. Begitu juga pada saat badai penganiayaan menyapu gereja maka gereja
menancapkan akar dari imannya lebih dalam ke dalam Kristus dan secara lebih
sadar mengambil kekuatan dari Dia dalam hidupnya. Dan karena itu, khususnya
pada saat kesukaranlah gereja tumbuh dengan subur: karena pada saat-saat
seperti itu gereja diajar untuk berpegang erat-erat pada Rajanya yang berkuasa,
dan mencari segala-galanya dalam Dia”. - hal 76.
2. Pada masa enak, gereja bisa
dipenuhi oleh orang-orang kristen KTP yang masuk ke gereja dengan motivasi yang
salah, dan mereka ini sangat membahayakan gereja. Tetapi penderitaan /
penganiayaan sebaliknya akan membersihkan gereja dari orang-orang kristen KTP
ini.
Herman
Hoeksema: “ Dalam masa kemakmuran dan kekayaan dan damai, pada waktu gereja
dihormati dan bukannya dihina dalam dunia, ada bahaya yang besar dimana banyak
orang Israel yang bukan orang Israel rohani menjadi anggota dari gereja dalam
dunia dengan motivasi daging dan alasan yang egois. Merupakan persoalan
kehormatan, atau bahkan kesopanan / kesusilaan umum untuk menjadi anggota
gereja. Jadi, banyak orang bergabung dengan gereja. Anggota-anggota yang
bersifat daging ini betul-betul merupakan bahaya bagi gereja Kristus. Mereka
seringkali menjadi dominan, dan menerima kepemimpinan / menjadi pemimpin dalam
gereja. Mereka memimpin gereja itu ke dalam dunia, dan, tentu saja, pada
kehancuran. Mereka adalah dari dunia, dan mereka akan membuat gereja menjadi
bagian dari dunia. Tetapi pada masa penganiayaan, pada waktu keanggotaan gereja
dan celaan Kristus tidak terpisahkan, bahaya ini tidak ada. Sebaliknya, pada
waktu orang percaya / setia harus menderita penganiayaan dan celaan demi
Kristus, gereja dibersihkan dari orang-orang munafik ini”. - hal 76.
2) ‘dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang
Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah
Iblis’.
a)
‘fitnah’.
RSV/NIV: ‘slander’
(= fitnah).
KJV/NASB:
‘blasphemy’ (= penghujatan).
Yunani:
BLASPHEMIAN.
George
Eldon Ladd: “However, its proper meaning is not blasphemy of the name
of God but slanderous accusations against men” (= Bagaimanapun, artinya
yang benar bukanlah penghujatan terhadap nama Allah tetapi tuduhan yang
bersifat memfitnah terhadap manusia) - hal 43.
Memang,
karena dalam ay 2 fakta bahwa Tuhan mengetahui BLASPHEMIAN ini
kelihatannya merupakan suatu penghiburan bagi gereja Smirna, maka rupa-rupanya
yang dimaksud dengan BLASPHEMIAN di sini bukanlah ‘penghujatan’ tetapi
‘fitnah’.
Tentu saja ada banyak hal yang bisa difitnahkan tentang gereja Smirna,
tetapi John Stott berkata bahwa rupa-rupanya fitnah dari orang-orang Yahudi ini
berhubungan dengan penyembahan kepada kaisar.
John Stott: “ Mereka
(orang-orang Yahudi) sendiri
dikecualikan dari semua kewajiban persembahan, dan mereka memanfaatkan hak
mereka untuk mengganggu / merusakkan orang Nasrani yang dibenci. Tak diragukan
lagi mereka sendiri dicurigai karena mereka menolak untuk mempersembahkan
korban. Jadi, mereka menjilat para penguasa dan rakyat dengan mendesak
orang-orang Kristen untuk mempersembahkan, dan mereka memfitnah orang-orang
Kristen itu kalau mereka tidak mau mempersembahkan”. - hal 37.
Ini adalah tindakan yang luar biasa kurang ajarnya. Mereka sendiri
menganggap bahwa itu adalah dosa / penyembahan berhala, tetapi mereka memaksa
orang kristen melakukan hal itu.
Tuhan
menghibur gereja Smirna dengan mengatakan bahwa Ia tahu akan fitnahan itu.
Kalau saudara difitnah, dan semua orang mempercayai fitnahan itu, maka bagian
ini juga merupakan suatu penghiburan bagi saudara. Tuhan tahu bahwa itu adalah
fitnah!
b)
‘yang menyebut dirinya orang Yahudi’.
Steve
Gregg: “Smyrna had the largest Jewish population of any Asian
city” (= Smirna mempunyai penduduk Yahudi terbesar dari semua kota-kota
Asia) - hal 67.
Pulpit Commentary: “ Merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa dalam
‘Kematian syahid dari Polycarp’ dikatakan bahwa orang-orang Yahudi hadir dalam
jumlah yang besar, dan merupakan orang-orang pertama yang mengumpulkan kayu
untuk membakarnya hidup-hidup”. - hal 60.
John
Stott: “ adalah suara dari orang-orang Yahudi yang berteriak paling keras
supaya ia (Polycarp) dilemparkan kepada singa-singa; dan pada waktu
akhirnya diberikan perintah supaya ia dibakar hidup-hidup, yang paling rajin
dari orang banyak itu yang mengambil kayu bakar untuk tumpukan kayu yang
membawa kematian itu adalah orang-orang Yahudi”. - hal 38.
Catatan: padahal hari
itu adalah hari Sabat, dimana mengumpulkan kayu seperti itu dilarang oleh hukum
Sabat! (bdk. Kel 35:2-3 Bil 15:32-36). Tetapi orang-orang munafik itu
malah mengumpulkan kayu untuk membakar orang!
c)
‘tetapi yang sebenarnya tidak demikian’.
· Bandingkan dengan 2
text di bawah ini:
* Ro 2:28-29a - “Sebab
yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat,
bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati
ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati,
secara rohani, bukan secara hurufiah”.
*
Fil 3:3 - “karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah
oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada
hal-hal lahiriah”.
· George Eldon Ladd:
“We must conclude, then, that John makes a real distinction between
literal Israel - the Jews - and spiritual Israel - the church” (= Jadi,
kita harus menyimpulkan bahwa Yohanes membuat pembedaan yang nyata antara
Israel hurufiah - orang-orang Yahudi - dan Israel rohani - gereja) - hal
44.
Karena
itu berhati-hatilah pada waktu menemukan istilah ‘Israel’ dalam Kitab Suci.
Kadang-kadang istilah itu memang menunjuk kepada bangsa Israel (misalnya
Ro 11:25), tetapi kadang-kadang menunjuk kepada gereja / Israel rohani
(misalnya Ro 11:26).
· John Stott: “Mereka
berkata bahwa mereka adalah orang Yahudi, tetapi sebetulnya tidak demikian.
Mereka berkata bahwa kamu miskin, tetapi sebenarnya tidak. Dalam keduanya
penilaian mereka salah. Jadi marilah kita tidak terlalu peduli dengan pandangan
dari orang-orang yang tidak percaya. Sebaliknya marilah kita mengusahakan pikiran
Kristus. Adalah pemandanganNya yang benar. Hanya Dia yang bisa melihat dengan
lurus / benar. Semua yang lain adalah juling”. - hal 48.
d)
‘sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis’ (bdk. Wah 3:9).
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘the synagogue of Satan’ (= sinagog Setan).
Dalam
Bil 16:3 Bil 20:4 Bil 31:16 Israel disebut sebagai
‘jemaah / umat TUHAN’. Kata ‘sinagog’ berasal dari kata Yunani SUNAGOGE, yang
arti hurufiahnya adalah ‘suatu kumpulan’ atau ‘jemaah’. Jadi dengan kata-kata
ini seakan-akan Yohanes berkata: Kamu menyebut dirimu sendiri ‘jemaah TUHAN’,
padahal sebetulnya kamu adalah ‘jemaah Iblis’.
Mereka
ini sama seperti orang-orang Yahudi dalam Yoh 8:37-44, yang sekalipun
mengaku sebagai keturunan Abraham dan anak-anak Allah, tetapi sebetulnya adalah
anak-anak setan.
George
Eldon Ladd: “because the Jews have rejected their Messiah, they are no
longer a synagogue of the Lord but in reality a synagogue of Satan” (=
karena orang-orang Yahudi telah menolak Mesias mereka, mereka bukan lagi
sinagog Tuhan tetapi dalam kenyataannya sinagog Setan) - hal 44.
Sekalipun
Israel / bangsa Yahudi mengusahakan penyucian diri mereka menggunakan ‘lembu
merah’ (Bil 19), tetapi kalau mereka tidak mau percaya kepada Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka, mereka tidak akan pernah suci, dan mereka
akan tetap menjadi sinagog / jemaah Iblis!
Penerapan:
Ada
banyak orang kristen yang seperti orang-orang Yahudi ini. Secara lahiriah mereka
adalah orang kristen, tetapi karena hatinya tidak pernah betul-betul percaya
kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, pada hakekatnya mereka adalah
anak-anak setan. Apakah saudara adalah salah satu di antara orang-orang ini?
Kalau ya, cepatlah bertobat dan percaya kepada Yesus.
Leon
Morris (Tyndale): “This unusual
expression means that their assembly for worship does not gather God’s people
but Satan’s” (= Istilah / ungkapan yang tidak lazim ini berarti bahwa
perkumpulan / persekutuan kebaktian mereka tidak mengumpulkan umat Allah tetapi
umat Setan) - hal 64.
Penerapan:
Jaman
sekarangpun tidak kurang gereja sesat yang setiap kebaktian bukannya mengumpulkan
umat Allah tetapi umat setan. Carilah gereja yang benar, dan maulah berbakti di
sana.
Thomas
Becon: “For commonly, wheresoever God buildeth a church, the
devil will build a chapel just by” (= Karena biasanya, dimanapun Allah
membangun sebuah gereja, setan akan membangun tempat ibadah di dekatnya) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 118.
Daniel
Defoe, ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 119-120:
“Wherever God erects a house of prayer, (= Dimanapun Allah mendirikan rumah doa,)
The Devil always builds a chapel there; (= Setan selalu membangun tempat ibadah di sana;)
And ‘twill be found, upon examination, (= Dan akan didapatkan, setelah diselidiki,)
The latter has the largest congregation” (= Yang terakhir mempunyai jemaat yang terbesar). 4)
REFERENSI:
1.
Jon
Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
hlm.52-53.
2.
Leo R. Van
Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ),
Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru,
April-Juni 1989. hlm.38.
3.
DR. U.
Aritonang, Tafsiran Buku Wahyu: Universitas Advent Indonesia Cisarua -Bandung,
1988.
4.
Pdt. Budi
Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar