JANGAN MENURUT TELADAN DUNIA.
Pendahuluan:
Ilustrasi:
Seorang doktor ilmu jiwa pernah mengadakan
suatu institut di sebuah sekolah. Doktor
ini mengadakan suatu experiment atau percobaan.
Sebelum diadakan percobaan ini, seorang siswa bernama Johan disuruh
keluar untuk mengambil buku ke perpustaaan.
Kemudian doktor itu mengambil kapur dan membuat tiga buah garis di papan
tulis dan ke tiga garis itu sama panjangnya.
Kemudian doktor itu mengatakan kepada para
siswa yang lain: “Bila Johan sudah
kembali dari perpustakaan, percobaan akan dimulai. Dan kalau saya tanya nanti,
“manakah garis yang lebih panjang dari yang lain, jawablah nanti dengan
mengatakan—garis yang ke tiga”.
Johan pun kembali dan tidak mengetahui bahwa
percobaan akan diadakan serta tidak mengetahui apa yang terjadi sebelumnya.
Percobaan pun dimulai dan doktor itu pun
bertanya: “Manakah garis yang lebih panjang dari yang lain?. Mayoritas siswa
menjawab: “garis yang ketiga”. Johan
heran dan bingung padahal dia tahu bahwa garis itu semuanya sama panjang. Pada waktu Johan ditanya, dia juga
menjawabnya dengan garis yang ke tiga.
Johan tidak mau berbeda dengan teman-teman lainnya.
Pembahasan:
Kebanyakan diantara kita terkadang ingin seperti
Johan itu.
Mengapa Johan katakan bahwa garis yang ke
tiga yang lebih panjang, padahal sebenarnya semua garis itu tidak berbeda?.
Jawabnya ialah, karena dia tidak mau
ketinggalan, jangan sampai di olok-olok oleh teman-temannya yang lain.
Gereja-gereja pun demikian,..sudah banyak
yang menyimpang karena takut nanti di olok-olok orang lain. Kemurtadan sudah masuk ke dalam gereja,
karena ingin dipuji.
Mari kita pelajari beberapa ayat dari Firman
Allah yang boleh menjadi nasehat bagi kita:
Lukas 6:26 “Celakalah kamu, jika semua orang
memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan nabi-nabi palsu”.
Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa
dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna”.
Saudara-saudaraku didalam Tuhan Yesus,
Pembaharuan tabiat hanya mungkin dengan
jalan: membaharui pikiran. Karena
melalui pikiran Allah bekerja dalam kita.
I.
JANGAN
IKUT-IKUTAN DENGAN TELADAN DUNIA
Gereja jangan ikut-ikutan.
Hosea 4:7 “Makin bertambah banyak mereka,
makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan mereka akan Kutukar dengan kehinaan”.
Saudaraku,...Gereja yang mengikuti teladan
dunia selalu merugikan. Garis pemisah antara umat Tuhan dengan dunia harus
selalu jelas. Hidup terpisah bukan
berarti hidup terisolir, tidak memikirkan dunia dan tidak memikirkan
kepopuleran.
Pernahkah Kristus itu populer?. Jawabnya :
Pernah!.
Pada waktu Yesus memberikan makan orang
banyak, Dia populer, hendak dijadikan Raja. Jadi orang lain berpendapat lain—supaya Dia
dibuat menjadi Raja. Namun, bagaimana tindakan Yesus?. Pada waktu orang lain ingin mengangkat Dia,
Tuhan Yesus menyingir (menjauh).
Bagaimanakah sebenarnya sikap dunia ini terhadap umat Tuhan?.
Kita baca Yohanes 15:19 “Sekiranya kamu dari
dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia,
melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu”.
Disini dikatakan: “dunia membenci kamu”,
benci kepada Kristus. Tetapi bukan hanya benci melainkan mari kita baca dalam
Yohanes 15:20 “di aniaya”. “Ingatlah apa
yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya
Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menurut firman-Ku,
mereka juga akan menuruti perkataanmu”.
II.
MENDUNIAWIKAN
GEREJA KRISTEN.
Majallah Christiany Today, 16 Nov.1964
“Ahli-ahli teologia sudah mulai menduniawikan gereja kristen”.
Jika demikian, bagaimana gereja Kristen
menjadi saksi Kristus di dunia ini?.
Pada tahun 1974, seorang dosen dari UNAI,
waktu itu masih disebut ITKA, pernah menghadiri suatu konferensi Kristen di
Kabanjahe, Sumut. Disana orang-orang
Kristen lain bertanya: “Mengapa GMAHK tidak masuk anggota DGI (Dewan Gereja
Indonesia)?. Dosen itu tidak tau apa
jawabnya tetapi dia mencari apa yang menjadi jawabannya.
Saudara2ku,...”Kita tidak perlu bergabung,
karena kita mempunyai Dewan Gereja-gereja, yaitu: GC,DIVISI, UNI, dll.
Roh Nubuat berkata: “Bahwa golongan yang
tidak mau bergabung akan mengalami penganiayaan”. (Yohanes 15:20).
Dewan Gereja-gereja Indonesia dibentuk
tanggal 25 Mei 1950.
Pada waktu ini: 28 gereja-gereja punya
wakil-wakilnya.
Tekad dari DGI ialah: Membentuk Gereja
Kristen yang Esa di Indonesia. Dalam
waktu 26 tahun (1976) tercatat : 44 gereja yang telah menjadi anggotanya. Tugas DGI sekarang ialah: “Untuk membina
kesadaran ke esaan dan aksi bersama dalam kesaksian, pelayanan dan partisipasi
gereja dalam pembangunan, pendidikan dan komunikasi, serta paritisipasi dalam
gerakan Oikumene sedunia dan se Asia”.
Pada saat diadakan Sidang Raya DGI ke VIII
di Salatiga, seorang utusan dari GMAHK hadir, diutus sebagai peninjau ke
seidang raya DGI itu (tahun 1976). Saat
itu ada 2 orang pendeta protestant yang bertanya kepada utusan kita. Ada 2 pertanyaannya yaitu:
1. “Mengapa GMAHK
tidak menjadi anggota Dewan Gereja-gereja Sedunia atau di Indonesia menjadi
anggota DGI?.”
2. “Kalau begitu
GMAHK tidak konsekwen terhadap doa Tuhan Yesus dalam Yohanes 17 dan tidak
konsekwen untuk persatuan gereja Kristen”.
Kemudian utusan kita menjawab dan
mengutarakan pendirian GMAHK sbb: “Apabila kita membicarakan mengenai persatuan
yang didasarkan atas doa Yesus Kristus didalam Yohanes 17 maka GMAHK berdiri di
depan untuk memperjuangkan ajaran itu dan mempertahankan persatuan itu. Akan tetapi apakah doa Yesus Kristus didalam
Yohanes 17 tentang persatuan itu dimaksudkan-Nya agar semuanya menjadi satu
masuk menjadi anggota Dewan Gereja-gereja?.
Saya yakin tidaklah demikian, melainkan agar kita menjadi satu didalam
Kristus diatas dasar Firman Tuhan, yaitu: ALKITAB.
Saudara-saudaraku,...Pada kebaktian pagi
hari dalam sidang raya ke 8 itu seorang pendeta berkhotbah antara lain
menekankan: “bahwa pada zaman dahulu orang Israel harus menurut Taurat yang
dimaksudkannya 10 hukum yang diberikan oleh Allah diatas gunung Torsina
(Sinai), dan dikatakannya bahwa penurutan hukum itu hanya berlaku kepada bangsa
Israel saja. Sedang kita yang hidup pada
zaman Perjanjian Baru, kita hidup karena iman kepada Yesus Kristus yang telah
menyalibkan Taurat itu di kayu palang”.
GMAHK tidak memiliki keyakinan seperti itu,
karena Alkitab tidak mengajarkan demikian.
Karena itu, salah satu alasan mengapa GMAHK tidak menjadi anggota DGS
atau DGI di Indonesia adalah karena pertimbangan-pertimbangan yang bersifat
fundamentil yang menyangkut doktrin kepercayaan.
Namun demikian utusan kita pada waktu itu
mengakhiri dengan mengatakan: “GMAHK sangat menghormati dan menghargai segala
usaha yang dilaksanakan oleh DGI untuk mencapai dan memelihara persatuan
gereja-gereja Kristen di Indonesia/sedunia.
Jika keadaan memungkinkan, kita pun dapat membantu kegiatan Dewan
Gereja-gereja dalam bidang-bidang tertentu walaupun bukan sebagai anggota”.
Warta Gereja Advent, Nov.1976, hlm.18.
Kita buka Keluaran 23:2 “Janganlah engkau
turut-turut kebanyakan orang melakuan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian
mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang
membelokkan hukum”.
Standard benar atau tidak bukan ditentukan
oleh orang banyak. Yang benar tetap
benar, walaupun dunia sekalipun menentangnya.
Seorang mungkin melihat dan berkata: “Lihatlah
si anu itu, sudah lama menjadi anggota, tetapi kehidupannya begitu-begitu saja,
masih hidupkan manusia lama.”.
Memang benar—anggota lama pantas menjadi
teladan jiwa-jiwa yang baru. Dewasa ini
selalu orang lain walaupun tidak benar—itulah yang dibuat dan dilihat menjadi
teladan.
Petrus pernah bertanya kepada Kristus: “Tuhan,
lihatlah Yohanes.” Yesus berkata: “Tidak
usah lihat-lihat Yohanes (sesama murid), sesama manusia, mereka bukan
patokanmu, ikutlah Aku”.
Ilustrasi:
Juara dunia tinju kelas berat Mohammad Ali,
masih ada juga yang menyangsikan/meragukan kemampuannya. Sewaktu dia ditimbang
menjelang pertarungannya melawan Eerni Shavers di New York hari Kamis, 29
September 1977, Ali katakan: “bahwa orang yang masih ragu-ragu terhadap
kemampuan dirinya, sama halnya menyangsikan nabi Musa”. (Berita Buana, 27
Sept.1977, hlm.4).
Saudara-saudaraku yang kekasih,...Setan bekerja
keras untuk mengalihkan pikiran umat Tuhan untuk melihat sesama manusia dan melupakan
Yesus. Saudara dan saya tak perlu
ragu-ragu untuk tetap ikut Yesus.
Yesuslah yang harus menjadi teladan kita.
“Kita harus memandang kepada Yesus, manusia
itu, yang lengkap didalam kesempurnaan kebenaran dan kesucian. Ialah yang
mengadakan dan menyempurnakan iman kita. Ialah manusia teladan. Pengalaman-Nya
ialah ukuran pengalaman yang kita harus dapat, Karakter-Nya ialah contoh bagi
kita.
Karena itu, hendaklah kita membuangkan
ingatan kita daripada kepicikan dan kesulitan kehidupan ini, dan memusatkan
semuanya kepada-Nya, supaya oleh memandang kita boleh diobahkan kedalam
keserupaan-Nya. Kita boleh memandang
Kristus kepada maksud yang baik”.
E.G. White, SDA Commentary Vol.7, p.970.
KONKLUSI:
Mari kita buka 2 Korintus 10:12 “Memang kami
tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan
orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka
sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya
mereka!”.
Mereka yang mengambil manusia sebagai
patokan adalah kurang bijaksana.
Satu-satunya teladan kita yang sempurna adalah : Kristus.
E.G. White, Early Writing, hlm.71 berkata: “Bahwa
yang kita harus tiru adalah Kristus.
Kalau kita memantulkan tabiat Kristus, Kristus akan melindungi kita pada
aniaya yang akan datang”.
1 Yohanes 2:17 “Dan dunia ini sedang lenyap
dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup
selama-lamanya”.
Dunia dan keinginan dunia akan lenyap, yang
meniru Kristus hidup kekal.
Semoga Kristus menjadi teladan bagi kita
sampai selama-lamanya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar