Jumat, 27 Maret 2020

Rahasia Menjadi Besar.


5 Rahasia Brand Storytelling
RAHASIA MENJADI BESAR.
(Pdt. H.M. Siagian, MPTh)

Markus 10:35-45.(Mari kita buka dan baca).
   Teks ini dibuka dengan permintaan dua orang murid Yesus yaitu Yakobus dan Yohanes. Kedua murid ini cukup unik dalam keseharian mereka. Keduanya adalah orang yang bersemangat dan cukup meledak-ledak dalam emosi sehingga terkadang bertindak menurut emosi mereka. Mungkin karena sifat inilah yang membuat mereka dijuluki Boanerges (anak guruh).    

   Keduanya meminta untuk berada di sebelah kanan dan kiri Yesus dalam Kerajaan Surga. Atau dengan kata lain keduanya ingin menjadi yang terkemuka atau yang terbesar di antara murid yang lain. Besar dalam hal ini bukanlah besar secara fisik namun yang dimaksudkan adalah besar dalam arti dihargai, disanjung, dihormati, dipuji, lebih dari orang lain. Keinginan untuk menjadi besar adalah juga keinginan semua manusia, karena hal ini merupakan salah satu sifat dasar manusia.

   Sikap Yesus dalam meresponi pertanyaan kedua murid-Nya ini sangat bijak. Yesus tidak menolak ataupun menerima begitu saja tetapi Yesus memberikan gambaran bahwa untuk menjadi besar dan terkemuka tidak bisa diperoleh dengan mudah, ada hal yang harus dilakukan untuk itu. Melalui jawaban Yesus kita bisa mengetahui apa rahasia untuk menjadi seorang yang besar dan terkemuka. Ini jugalah yang dilalui oleh Yesus sehingga Ia menjadi pribadi yang terkemuka.

1. Rela Berkorban (Bayar Harga) - ayat 45.
   Jawaban yang Yesus berikan kepada Yakobus dan Yohanes adalah suatu hal yang sedang dijalani oleh Yesus. Sebenarnya sebagaimana kita ketahui bahwa Yesus adalah penguasa alam semesta dan Raja di atas segala raja yang terkemuka di surga dan di bumi.  

   Namun Ia rela berkorban masuk ke dunia ini mati untuk menebus dosa manusia dan untuk menjadi teladan bagi manusia. Pengorbanan Yesus bukanlah suatu hal yang mudah dalam perwujudan-Nya sebagai manusia yang terbatas dalam banyak hal namun Ia mau melakukan semua itu. Dan seandainya Yesus membatalkan pilihan-Nya untuk mati di kayu salib, tentulah itu adalah musibah besar bagi manusia dan juga bahwa Yesus tidak akan dikenang sebagai seorang yang besar dan terkemuka yang layak dipuja dan disembah. Namun karena pengorban-Nya, Ia menjadi seorang tokoh yang paling besar dan terkenal di dunia ini.

   Yesus memberikan teladan bagi kita, bahwa untuk menjadi yang terkemuka ada harga yang harus dibayar.   Itu adalah hukum alam yang Tuhan telah tetapkan bagi manusia. Jika seseorang ingin berhasil, punya kedudukan tinggi sehingga dihormati dan dipuji banyak orang, maka ia haruslah tekun dalam bekerja dengan giat bukan bermalas-malasan. Seorang yang malas tidak akan mungkin berhasil dan dihormati.

   Yakobus dan Yohanes menyanggupi jawaban Yesus bahwa untuk menjadi besar mereka harus minum cawan penderitaan. Hal itu terbukti dalam kehidupan mereka. Yakobus menjadi target utama Herodes untuk dibunuh, sedangkan Yohanes harus menderita dalam pembuangan di pulau Patmos. Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang terkemuka dan diakui kebesaran mereka oleh orang-orang pada zamannya.

 2. Menjadi Pelayan / Hamba - ayat 43,44
   Menjadi pelayan atau hamba yang dimaksud adalah suatu tindakan yang dipilih dengan bebas tanpa paksaan dan dengan penuh kesadaran. Hal ini telah dilakukan oleh Yesus ketika Ia membasuh kaki murid-murid-Nya. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran penuh tanpa ada paksaan. Yesus mengajarkan demikian dan Ia pun melakukannya. Itu rahasia kedua dari Yesus untuk menjadi besar dan terkemuka.
               
   Menjadi hamba untuk memperoleh kedudukan terkemuka sangat berbeda dengan pandangan dunia, dimana dunia mengatakan yang besar adalah bos dan pelayan yang terkecil. Namun Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi yang terbesar, kita harus mau dan rela menjadi pelayan dari semua. Seorang pelayan/hamba adalah seorang yang aktifitasnya tidak terpusat pada diri sendiri melainkan pada orang lain. Makna dari kata-kata Yesus ini sebenarnya mengarah ke sikap hati kita. Apapun pekerjaan kita baik itu atasan maupun bawahan, baik bos ataupun pelayan, semua bergantung pada sikap hati kita, kerendahan hati kita. Itu sebabnya Yesus memberi contoh dalam Matius 18:1-5, bahwa seorang yang besar harus menjadi seperti anak kecil yang hatinya penuh dengan kepolosan, ketulusan tanpa kepura-puraan dan kebohongan, hati yang mau berkorban bagi orang lain.
  
Konklusi:             
   Orang yang besar selalu mengutamakan kepentingan orang banyak. Seorang yang besar tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Itulah yang dilakukan oleh Yesus selama berada di dunia ini. Ukuran kebesaran seseorang bukanlah kedudukan tinggi, bukan kekayaan tetapi ukurannya lebih kepada seberapa besar orang itu mau berkorban dan melayani orang lain.
    Amen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar