Rabu, 22 Juli 2020

MENJADI SAHABAT SEJATI


Sahabat sejati bukanlah dia yang selalu membenarkan perkataanmu ...
MENJADI SAHABAT SEJATI

   Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17)
    Hubungan persahabatan begitu berarti dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hidup manusia tidak heran jika Amsal 22:24-25 mengingatkan kita agar “Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.” Kita memang harus terbuka untuk menjalin hubungan dengan sebanyak-banyaknya orang, tetapi untuk menjadi sahabat yang dekat kita harus memilih yang tepat, yang bisa membangun hidup kita. Sebab kalau tidak maka kita akan terpengaruh dengan kebiasaan-kebiasaan buruknya.
  Amsal 17:17 menunjukkan ciri-ciri sahabat sejati, yaitu:
   Pertama, menaruh kasih setiap waktu. Proses waktu, kesalahpahaman, kekecewaan, kemarahan, kekurangan dan kerikil-kerikil lain tidak akan membuat seorang sahabat sejati kehilangan kasihnya, tetapi justru semakin memurnikan dan memperhalus kualitas kasihnya.
  
   Yang kedua, sahabat sejati akan menjadi saudara dalam kesukaran. Untuk setia dan senang bersama-sama ketika semuanya baik-baik adalah biasa, tetapi ketika kita sedang mengalami kesukaran siapa yang masih peduli dan ada bersama kita? Itulah seorang sahabat sejati. Seperti seorang saudara yang tidak bisa dipisahkan oleh situasi apapun dan bisa menerima keadaan kita apa adanya serta selalu siap memberikan dukungan kepada kita.
               
   Ciri lain seorang sahabat sejati adalah: “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah” (Amsal 27:6).  Sahabat sejati tidak akan menutup mata terhadap kesalahan kita atau memuji-muji  kita secara berlebihan, tetapi mereka akan menegur ketika kita berbuat salah dan menasihati kita dengan tulus hati.
   Dari beberapa ciri sahabat sejati tersebut, siapakah yang bisa lulus ujian Amsal 17:17 dan 27:6?

   Apakah Anda sudah bisa menjadi sahabat sejati bagi orang lain? Tetap setia dan bisa menerima saudara seiman apa adanya, berada di sisi mereka yang sedang mengalami kesukaran dan berani menegur yang berbuat salah dengan menjaga hati nurani yang murni. 

  Hari ini kiranya kita bisa membuktikannya.

   Sahabat sejati tidak akan menutup mata terhadap kesalahan kita atau memuji-muji kita secara berlebihan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar