Pada saat ini kami mencoba mengajak para
pembaca untuk menyorot masalah kenakalan remaja dengan pengharapan bagi kita
ada tambahan masukan agar kita dapat mengetahui cara mengatasinya.
DEFINISI KENAKALAN REMAJA MENURUT PARA AHLI:
Kenakalan Remaja dapat diartikan sebagai suatu kelainan
tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial, bahkan anti
sosial dan melanggar hukum.
Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi
oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang. Sedangkan menurut Santrock, “Kenakalan remaja
merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima
secara sosial hingga terjadi tindakan criminal”.
Adapaun jenis-jenis kenakalan remaja antara lain:
-Penyalahgunaan narkoba.
-Seks bebas.
-Tawuran antara pelajar.
Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja (dari
segi lingkungan)
Dilihat dari lingkungan
Remaja dalam kehidupan sehari-harinya ada pada 3 lingkungan antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan lembaga
pendidikan (sekolah) dan lingkungan masyarakat. Dari ketiga
lingkungan tersebut para remaja akan tumbuh, akan terbentuk dan akan matang
kepribadiannya serta tingkah laku yang baik maupun tingkah laku yang
dikategorikan nakal, yang kesemuanya tergantung pada sikap mental remaja itu
sendiri yang berkaitan erat dengan baik buruknya situasi dan kondisi tiga
lingkungan tersebut.
1. Keluarga (rumah tangga)
Hasil
dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak
untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian
antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang
dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis .
Di
dalam lingkungan keluarga, hal-hal yang perlu dihindarkan antara lain:
terlalu memanjakan anak, terlalu mengekang, diperlakukan seperti anak kecil,
perbedaan antara anak yang satu dengan yang lainnya, masalah keluarga yang
tidak wajar diketahui anak tersebut.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain: Rasa kasih saying, menyempatkan waktu
untuk anak, melatih tanggungjawab, mendorong berprestasi menanamkan norma yang
baik dalam keluarga dan sebagainya.
2. Sekolah
Kondisi
sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar
mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat
memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum
sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang.
Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling,
meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah.
Mungkin
juga pada waktu istirahat jam-jam kosong disalahgunakan oleh mereka baik sesama
siswa, juga ketika berada di luar sekolah, dapat mempengaruhi dan merusak moral
pada siswa demi kepentingan pribadi ataupun tujuan lain. Ada juga pengaruh dari rekan-rekan atau sifat
iri sehingga ingin untuk memiliki dengan melakukan jalan yang paling mudah
yakni dengan jalan mencuri. Kita juga
mengetahui bahwa sifat kejiwaan masa remaja lebih mudah dipengaruhi dan
memiliki sifat ingin tahu. Pada umumnya
sifat remaja tidak berani bertindak sendirian, tindakan mereka terdiri dari
beberapa anak remaja dan ketemunya sesama rekannya di sekolah. Satu sama lain mereka saling mempengaruhi, saling
mengeluarkan pendapat walaupun mula-mula hanyalah iseng atau ingin tahu tetapi
pada akhirnya terjadilah perbuatan kenakalan remaja.
Sangat
penting bagi para orangtua untuk memilihkan lingkungan sekolah yang baik untuk
anak-anaknya, agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, jangan memilih
sekolah yang sudah tercemat nama baiknya atau jangan hanya sekolah yang mengajarkan
ilmu-ilmu dunia dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu kerohanian/agama.
3. Kondisi
Masyarakat (Lingkungan Sosial)
Jika anak
hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka akhlaknyapun akan seperti
itu adanya, begitu juga sebaliknya jika dia berada di lingkungan yang
baik/sehat maka ia akan menjadi baik
pula.
Faktor kondisi lingkungan sosial
yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja
untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat
misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan
masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari
kedua faktor tersebut, antara lain:
Faktor Kerawanan Masyarakat
(Lingkungan)
- Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan sampai dini hari
- Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
- Pengangguran
- Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
- Wanita tuna susila (wts)
- Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
- Perumahan kumuh dan padat
- Pencemaran lingkungan
- Tindak kekerasan dan kriminalitas
- Kesenjangan sosial
Daerah Rawan (Gangguan
Kantibmas)
- Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
- Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
- Kebut-kebutan
- Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
- Perkosaan
- Pembunuhan
- Tindak kekerasan lainnya
- Pengrusakan
- Coret-coret dan lain sebagainya
Kondisi
psikososial yang seperti ini, merupakan faktor yang kondusif (rawan) bagi
terjadinya kenakalan remaja.
SOLUSI/Cara
Mengatasi Kenakalan Remaja:
Dari
berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka tentunya
ada beberapa solusi yang ditawarkan kepada kita:
1.
Membentuk lingkungan yang baik.
-Caranya
ialah agar anak-anak itu lebih banyak
berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang takut akan Allah atau memilih
teman yang dekat dengan Tuhan. Jika hal
ini mampu kita lakukan maka peluang bagi remaja/anak untuk melakukan hal yang
negative akan sedikit berkurang.
2. Sekolah –Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki
pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan
remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan
kerohanian.
3. Pembinaan dalam keluarga:
Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling
kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam candaan/gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, dan
jangan lupa adakan kebaktian pagi.
Orangtua
adalah orang yang paling bertanggungjawab dengan akhlak dan perilaku
anaknya. Orangtua harusnya memberikan
perhatian lebih terhadap anak-anak mereka.
“Bilamana
orangtua menyadari pentingnya pekerjaan mereka dalam mendidik anak-anak mereka,
bilamana mereka menyadari bahwa hal itu mencakup perkara-perkara yang baka,
maka mereka akan merasa bahwa mereka harus menggunakan waktu dan pemikiran
mereka yang terbaik untuk pekerjaan ini”.
E.G. White, Membina Anak Yang
Bertanggung Jawab, hal.196.
Perlu
kita ingat bahwa kelengahan, keteledoran dari salah satu lingkungan, merupakan
kegagalan dalam pembinaan remaja dan akan berarti sia-sialah atau gagallah
pembinaan oleh lingkungannya.
Jadi,
masalah Kenakalan Remaja merupakan sebagian masalah sosial yang saling kait
mengait satu sama lain dan kompleks sehingga dalam pembinaan remaja serta
mengatasinya mengharuskan adanya koordinasi fungsional dan lintas sektoral dari
semua pihak yang ada hubungannya serta mempunyai tanggungjawab demi keselamatan
masa depan remaja khususnya untuk kepentingan Nusa dan Bangsa pada umumnya.
Masih
banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang terjadi
saat ini. Semuanya adalah merupakan
tanggung jawab kita. Marilah kita
bekerjasama untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan putih
bangsa ini ada ditangan mereka semua.
Jika kita tidak memulai dari sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa
lagi yang akan memulai dan memperbaikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar