Pendahuluan:
Pembahasan:
Judul pelajaran kita ialah: Bagaimana
menjadikan keluarga kita berbahagia di dunia ini.
Statistik membuktikan bahwa 75% dari semua
pernikahan yang diadakan sebelum berumur 18 atau 19 tahun cendrung berakhir
dengan tidak bahagia dan 50% berakhir dengan perceraian dalam waktu lima
tahun. Jadi yang menikah lebih muda, lebih besar kemungkinannya untuk gagal.
‘
APA KATA ALKITAB TENTANG PERCERAIAN?.
Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi
dua, melainkan satu. Karena itu, apa
yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”.
Banyak pasangan yang menikah, tetapi tidak
mengenal satu sama lain secara sempurna.
Tidak sedikit pula rumah tangga Kristen yang berantakan. Pada saat berbakti di gereja, kelihatannya
harmonis, namun pada waktu di rumah mereka saling cek-cok atau tidak harmonis.
Ilustrasi
1
Pada suatu hari, seorang pendeta ketika
berkunjung kesalah satu rumah tangga, dia mendengar bahwa rumah tangga tersebut
sedang bertengkar. Dengan suara lantang,
terdengar olehnya suara seorang pria berkata: “Saya akan ceraikan kamu”. Kemudian disusul oleh suara perempuan yang
nyaring menyatakan: “Antarkan saya ke rumah orang tua saya”.
Memang pendeta itu sudah mendengar tadinya
bahwa sang suami sudah mempunyai isteri simpanan di kota lain sedangkan si
isteri pun di gosipkan sedang main gila
dengan suami orang .
Ketika pendeta mengetok pintu rumah, tidak
lama kemudian sang suami keluar…dan pada saat melihat pendeta datang, dia
berkata: “Oooh, pak pendeta silahkan
masuk!”. Pendetapun masuk dan
duduk. Rumah itu sejenak hening,
kelihatannya tenang dan damai.
Tidak berapa lama kemudian, sang suami
memanggil : “Ma,..ini pak pendeta datang”.
Wah, sang suami begitu mesra memanggil isterinya didepan orang
lain. Ia ingin menampilkan dihadapan
orang lain, bahwa hidupnya berbahagia dan rumah tangganya harmonis. Tidak lama
kemudian isterinya keluar dan menyapa: “Ooh…pak pendeta. Silahkan ngobrol dulu dengan suami
saya”. Nampaknya dia begitu bahagia
dengan senyumnya yang menarik. Meskipun
mereka baru saja mengadakan perang besar tetapi mereka ingin kelihatan baik
dihadapan orang lain. Saudaraku,…inilah
gambaran yang banyak terjadi dalam setiap rumah tangga Kristen.
Ilustrasi 2:
Ada sepasang pengantin baru 15 tahun yang
lalu. Sang isteri suatu kali melarikan
diri ke rumah orang tuanya. Setelah
dilihat bahwa kepalanya sudah benjol-benjol dipukuli oleh suaminya. Padahal dulu ketika masih pacaran, semuanya
berjalan indah, dimana satu dengan yang lain saling mengasihi. Mereka selalu mengucapkan kata-kata:
“Sayang”. Rupanya, masa pacaran itu merupakan
masa penipuan. Para muda-mudi,..tidak
salah berpacaran, namun sadarlah bahwa anda sedang dalam masa penipuan. Sekarang ini kita melihat, masih duduk ditingkat sekolah lanjutan
menengah pertama, sudah mulai pacaran.
Jika mereka pacaran, coba Anda intip, kalau
perlu di rekam kata-kata mereka. Sang
lelaki berkata: “Kalau saya nanti jadi insinyur dan kamu jadi dokter lalu kita
punya anak dua putra dan putri, wah…senang sekali. Saya akan antar anak-anak dengan mobil Honda
ke sekolah dan ke gereja. Nanti kita
beli rumah yang besar dan tinggal disitu dengan anak-anak kita”.
Saudaraku,..enak sekali mendengarnya. Si nona tahu bahwa ia dibohongi, namun ia
senang saja kelihatannya. Tidak heran,
ada sebuah ungkapan dikalangan anak muda yang mengatakan: “Bila cinta telah
melekat, tahi kucing pun terasa COKLAT”.
Memang benar, kalau seseorang jatuh cinta, disamping rasa bahagia, ada
pula rasa puyengnya. Orang-orang muda
kadang-kadang senang kalau dijemput pacarnya dengan mobil meskipun mobil itu hasil pinjaman saja. Hal ini menjadi perhatian bagi para
pemuda-pemudi kita bahwa masa pacaran itu adalah masa penipuan karena anak muda
senang sekali berkhayal.
Jadi HATI-HATI DALAM MENCARI JODOH. Jangan cari yang sedang berkhayal atau yang
belum dewasa, apalagi yang belum dilahirkan kembali atau yang TIDAK SE-IMAN. Karena inilah salah satu penyebab kenapa
rumah tangga-rumah tangga banyak yang hancur berantakan.
Nasehat bagi para pria : JANGAN MENIKAHI SEORANG WANITA :
1.
Yang TIDAK SUKA BERDOA.
2.
Yang pemarah dan cemburu.
3.
Yang senang dengan tempat-tempat
plesir lebih daripada rumah tangganya sendiri.
4.
Yang suka minum-minuman keras.
5.
Yang tidak tau memasak kecuali Anda
cukup kaya untuk menggaji seorang pembantu yag dapat memasak.
Nasehat
bagi para wanita: JANGAN MENIKAHI SEORANG PRIA :
1.
Yang tidak percaya kepada Tuhan.
2.
Yang mempunyai sifat-sifat yang TIDAK
BAIK.
3.
Yang selalu mengunci diri didalam
bilik/tempat pekerjaan/klub khusus untuk pria saja.
4.
Yang sombong.
5.
Yang mempunyai standar moral yang
rendah.
Bagi Anda yang sudah menikah, perlu juga
mengadakan pencegahan dalam rumah tangga agar tidak terjadi
penyelewengan-penyelewengan. Sebenarnya,
apakah penyebab utama sehingga terjadi kegoncangan-kegoncangan, kehancuran/penyelewengan
dalam rumah tangga?. Salah satu
penyebabnya ialah karena HILANGNYA KASIH DALAM RUMAH TANGGA.
Tidak sedikit para suami yang mulai bosan di
rumah karena isteri tidak melayani seperti dulu lagi. Suami mulai mencari kasih di tempat-tempat
lain karena di rumah ia sudah tidak mendapatkan kasih lagi dari isterinya.
Dulu waktu pacaran si isteri selalu ingin
memakai baju yang baru, pakai bedak dan parfum.
Tetapi setelah menikah, dia hanya memakai DASTER yang sudah seminggu
belum dicuci pula.
Epesus 5:22 mengatakan: “Hai isteri,
tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan”.
Apa artinya ini?. Suami itu ingin
supaya ditempatkan nomor satu dalam daftar prioritas isterinya, bukan nomor
dua. Kalau kebutuhan ini tidak dilayani
maka akan timbul rasa kesal dari suami.
Misalnya bila isteri mendahulukan anak-anak, apalagi anaknya baru 5 dan
isteri berpikir mengasuh anak adalah tanggung jawab yang kudus sehingga anak
menjadi pusat perhatiannya. Akibatnya
suami merasa dirinya tergeser dan terjadilah penyelewengan. Sebenarnya seorang isteri dapat melayani
suami dan anak-anak tanpa konflik.
Anak-anak tidak akan kehilangan sesuatu bila ayah mereka di
dahulukan. Sebab bila ayah senang, rumah
tangga akan senang.
Rumah itu perlu bersih dan rapi. Namun kalau rumah itu yang lebih penting dari
suami walaupun sudah kelihatan rapi seperti istana tetapi suami sudah di rumah
lain atau dengan yang lain, apakah gunanya rumah istana???. Salah satu ancaman besar terhadap kedudukan
utama suami ialah, apabila isteri dengan sungguh-sungguh mengikuti suatu
KARIER. Lebih besar sukses isteri,
semakin berkurang perhatian kepada suami.
Sebab sering pekerjaannya menyebabkan si isteri harus lebih banyak
meninggalkan rumah untuk waktu lama—karena pekerjaan itu mengambil prioritas
utama (agar isteri sukses).
Jadi para isteri dan calon para isteri,
ingatlah untuk menjadikan suami itu nomor satu dalam rumah tangga. Beri perhatian penuh kepada kebutuhan
suami. Harus pandai juga memuji sang
suami. Jangan disambut dengan TROMPET kalau si suami pulang kerja (yaitu dengan
macam keluhan dan omelan). Tetapi dalam
persoalan rumah tangga, bukan hanya suami saja yang menyeleweng. Ada juga isteri yang menyeleweng. KENAPA?.
Karena sang suami tidak mengaplikasikan apa yang dikatakan dalam Epesus
5:25 “Hai suami, kasihilah isterimu…
Mungkin sang suami tidak menerima hal ini. Karena katanya, “mengapa isteri perlu KASIH
lagi?. Saya sudah berikan/kasi
berlebihan dan saya sudah kasi rumah, mobil, TV, kulkas dan anak.”
Jika kita baca lagi Epesus 5:25 dengan
teliti : “Kasihilah isterimu sebagaimana (sama seperti) Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya”.
Inilah yang disebut sebagai SACRIFICIAL LOVE (Kasih yang rela
berkorban). Saudaraku,…Seorang yang
cinta isteri seperti Kristus mencintai jemaat-Nya akan MENDAHULUKAN KEBAHAGIAAN
ISTERI. Isteri itu bisa hidup tanpa
barang. Meskipun tinggal dalam sebuah
gubug, makan nasi dan garampun, BISA.
Tetapi isteri tidak bisa hidup tanpa KASIH; tanpa pengertian atau
dukungan suami. Jadi kalau si isteri
AVITAMINOSIS (Kekurangan vitamin), apalagi vitamin K; kalau sang isteri
kekurangan vitamin Kasih, tidak heran ada juga isteri yang menyeleweng.
Oleh karena itu bagi para suami dan para
calon suami : Jangan lupa untuk mengasihi isteri, jangan lupa memuji isteri. Kalau dulu waktu pacaran, isterinya pakai
baju baru, eh…cepat-cepat dipuji.
Katanya: “Wah…kamu cantik sekali deh,.. seperti bidadari”, walaupun dia
belum pernah melihat bidadari. Ia
mengatakan pacarnya itu bagaikan bidadari.
Tetapi setelah menikah, tidak pernah dipuji lagi. Walau isterinya sudah pakai baju baru
kesayangan suaminya, sambil bergaya didepan kaca---suami diam saja!.
Surat Epesus 5:25 mengatakan bahwa hubungan
suami isteri itu mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan. Kalau hubungan dengan Tuhan BAIK, maka
hubungan suami-isteri PASTI BAIK.
Saudaraku,…jangan lupa…Untuk memperoleh
rumah tangga yang aman dan tentram, rukun dan damai maka rumah tangga itu harus
memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan.
Karena dengan demikian kasih Kristus akan mengikat kehidupan
suami-isteri itu.
Mungkin Anda berkata: “Tetapi suami saya
tidak sekepercayaan dengan saya. Apa yang saya harus perbuat?”. Kepada mereka yang telah menikah, Tuhan
perintahkan supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup
tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh
menceraikan isterinya (Bacalah 1 Korintus 7:10-16.)
Saudaraku,…Ketidak cocokan agama bukanlah
sebagai penyebab putusnya komunikasi didalam rumah tangga ataupun dasar
perpisahan/perceraian.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa: Pasangan
yang percaya bertanggungjawab atas pasangannya yang tidak percaya. Dengan menunjukkan teladan atau perhatian
yang praktis dan kasih Kristen, yang tidak percaya juga dapat ditarik kepada
Yesus Kristus.
Ilustrasi 3:
Ada seorang ibu yang setiap pagi dan petang
mengumpulkan keluarganya untuk mengadakan kebaktian singkat. Suaminya bukanlah seorang Kristen. Dan setiap kali doa dilayangkan, ia akan
keluar dari rumah dan jalan-jalan sampai ia tahu bahwa kebaktian itu sudah
usai. Namun pada suatu malam, ia duduk
disana sedang membaca koran dan berpikir : “Saya tidak mau diusir dari rumah
ini karena kebaktian keluarga. Saya akan
duduk disini walaupun mereka senang atau tidak”. Demikianlah disana ia duduk dengan koran
didepannya. Ibu rumah tangga itu,
sebagaimana biasanya, membaca satu fasal pendek dari Alkitab. Kemudian ia bersama anak-anaknya bertelut dan
berdoa. Sang ayah itu tidak tahan
mendengar anak lelakinya yang masih kecil berdoa demikian: “ TUHAN,..tolonglah
papa saya mengenal dan mengasihi Yesus.
Tolonglah dia menyerahkan hidupnya kepada-Mu”. Inilah doa yang didengar diucapkan oleh
anaknya. Ayah itu tidak tahan, lalu
pergi meninggalkan ruangan itu. Tetapi
ketika ia hendak keluar pintu, ia mendengar anak perempuannya yang paling kecil
dengan kata-katanya yang masih telor/cadel mengatakan: “Dan belkatilah papa,
tolong papa tau kebenalan”.
Saudaraku,…Kesungguh-sungguhan anak itu
telah menjamah hati ayahnya.
Ketika ia berjalan-jalan di jalan yang gelap
pada malam itu, hatinya susah, namun tidak tahu apa yang harus dibuatnya. Besok malamnya pada jam kebaktian ia tidak
pergi keluar. Ketika lingkaran yang
kecil itu bertelut berdoa, ia mendengar doa mereka dan sekali lagi mereka
berdoa untuknya. Malam berikutnya ia
berada ditempatnya, dan ketika keluarganya bertelut untuk berdoa, ia meletakkan
korannya dan bertelut dengan perlahan-lahan supaya tidak didengar oleh
keluarganya. Pada akhir doa, ia sudah
berdiri lebih dahulu, dan mereka tidak mengetahui bahwa ayah mereka juga sudah
turut berdoa bersama mereka pada malam itu.
Besok paginya adalah hari sabat. Keluarganya sebagaimana biasanya setiap hari
sabat pergi ke gereja. Betapa
terkejutnya mereka melihat sang ayah datang ke ruangan makan untuk makan pagi
dengan pakaian yang sudah rapi. Karena
herannya, ibu bertanya : “Papa mau kemana sekarang?”. “Saya mau ke gereja bersama kalian”,
jawabnya. “Oh,.tentu tidak, kami tidak
keberatan, kami senang”. Isterinya
begitu terharu hampir tidak dapat berkata-kata.
Tidak berapa lama setelah itu, ayah itu
menyerahkan hidupnya kepada Kristus, dan menjadi satu mata rantai didalam satu
rumah tangga Kristen yang sangat bahagia.
Sejak waktu itu, ia menjadi seorang pemimpin yang penuh pengabdian
didalam gereja.
Kesimpulan :
Sebuah slogan terkenal berkata: ‘KELUARGA
YANG BERDOA BERSAMA-SAMA, TINGGAL BERSAMA-SAMA”.
Berbahagialah rumah tangga yang dapat
berkata: “Kristuslah kepala rumah tangga ini dan tamu yang tidak kelihatan pada
setiap jam makan serta pendengar yang diam pada setiap percakapan”.
Epesus 5:33 “Bagaimanapun juga, bagi kamu
masing-masing berlaku; kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri
hendaklah menghormati suaminya”.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar