Tidak jarang orangtua berbuat kesalahan ketika mengajari anaknya. Berikut delapan kesalahan orangtua saat mendisiplinkan anak dan cara memperbaikinya yang dikutip dari Parenting USA:
1.Berbohong pada Anak
Kebanyakan orang tua sering mengatakan sesuatu yang tidak benar agar anak mau menuruti perintah atau keinginan mereka. Ternyata, kebohongan yang bermaksud baik tersebut bisa jadi boomerang bagi orangtua. Misalnya, ketika anak tidak kunjung mau bangun dari tempat tidurnya padahal hari sudah semakin siang dan Anda khawatir terlambat ke kantor. Agar anak mau menuruti kemauan, Anda pun berbohong dan mengatakan kalau di dalam kamar ada monster. Tanpa disadari, hal ini akan membuat anak takut pada kamarnya dan bisa saja si kecil terus membicarakannya sehingga membuat orang lain berpikiran negatif.
Solusi:
Berbohong dengan anak merupakan salah satu cara ampuh yang sering dilakukan orang tua untuk membuat si kecil menuruti kemauan mereka. Namun, teknik menakut-nakuti anak ini bisa berdampak tidak baik. “Cara menakut-nakuti si buah hati bisa berbalik ke diri Anda. Lebih baik jujur untuk membuat anak patuh, “ tutur Bonnie Maslin, penulis Picking Your Battles. Sediakan waktu Anda lebih banyak bersama anak supaya mengetahui perkembangan psikologis anak secara signifikan.
2.Marah-Marah Tapi Tidak Bertindak
Orangtua sering kali memarahi anaknya kalau mereka nakal. Hanya mengancam, tapi tidak bertindak. Ancaman orang tua membuat anak malah semakin bertingkah. Misalnya, orangtua menyuruh anak berhenti bermain dan pergi tidur. Namun, si kecil masih saja bermain tanpa memedulikan perkataan Anda. Apalagi jika orangtua marah-marah saat menyuruh si kecil, bukannya berhenti bermain, anak akan membawa pergi mainannya untuk menjauh dari ibunya.
Solusi:
Jika anak tidak mau patuh, harus ada konsekuensi yang diberikan. "Walaupun berulang-ulang memarahi anak, hal ini tidak membuat si kecil berhenti bertingkah buruk. Nasihat orangtua akan dianggap sekadar peringatan biasa oleh anak jika orangtua tidak melakukan tindakan apa-apa," ujar Bridget Barnes, penulis Common Sense Parenting for Toddlers and Preschoolers.
Coba berikan peringatan terlebih dahulu, kalau anak tidak mau patuh, ambil tindakan saat itu juga supaya membuat anak kapok dan tidak mengulanginya lagi. Misalkan dengan memberinya hukuman atau konsekuensi tidak boleh bermain mainan favoritnya selama tiga hari. Setelah tiga hari, baru mainan tersebut boleh dimainkan. Sebaiknya Anda juga konsisten dalam hukuman ini.
3.Terlalu Memanjakan Anak
Tidak sedikit orangtua yang cenderung menuruti apapun keinginan anaknya. Anak dimanjakan dengan fasilitas berlebih atau tidak diberikan konsekuensi ketika berbuat salah. Biasanya, sifat ini dimiliki oleh orangtua laki-laki.
Solusi:
Anda dan pasangan harus kompak dalam mendisiplin anak. Jangan terlalu memanjakan anak saat berprilaku buruk. "Anda dan suami boleh mempunyai hukuman yang berbeda ketika memberikan konsekuensi atas perbuatan si kecil, tapi hukuman tersebut harus menjadikan anak tidak lagi mengulangi perbuatannya," papar Nancy Schulman, salah satu penulis Practical Wisdom for Parents: Demystifying the Preschool Years.
4.Memberikan Janji Supaya Anak Menurut
Supaya anak mau menurut, umumnya orangtua memberikan janji-janji kecil kepada si buah hati. Misalnya, ibu menjanjikan akan membelikan cokelat kalau si kecil mau makan sayur. Hal itu terus terulang sehingga membuat anak meminta imbalan cokelat saat disuruh makan sayuran.
Solusi:
Jangan terus menyuapi anak Anda dengan janji membelikan sesuatu ketika menyuruhnya. Para ahli menyarankan kalau Anda jangan memberikan si kecil imbalan berupa makanan atau mainan, tapi coba jelaskan manfaatnya. Misalnya, memberitahukan anak bahwa makan sayuran itu bisa membuat tubuh sehat dan kuat. Atau dengan memujinya saat si buah hati menuruti perintah Anda.
5.
Melanggar Aturan Sendiri
Tanpa disadari, orang tua sering melanggar aturannya sendiri di depan anak. Misalnya, anak tidak diboleh berkata kasar saat berbicara dengan Anda. Namun, malah Anda yang melakukannya.
Solusi:
Coba terapkan peraturan yang sudah Anda buat di depan anak. Berhati-hati dalam berprilaku ketika Anda sedang bersama si kecil. Pola tingkah laku Anda yang akan menjadi panduan bagi anak.
6. Tidak Sabar
Mungkin Anda termasuk orang tua yang tidak memiliki ekstra sabar saat mendisiplin si kecil. Ketika si kecil sedang masa aktif, Anda tidak mau berlama-lama menunggu anak melakukan aktivitasnya yang menurut Anda membuang-buang waktu.
Solusi:
Coba berikan waktu Anda lebih sering berdua dengan si kecil. Ikuti aktivitas anak apa pun yang dia lakukan. Jangan terburu-buru menyuruhnya mengikuti kemauan Anda. Sabar dan pahami apa kemauan si buah hati.
7. Membiarkan Anak
Orang tua terkadang membiarkan anaknya setelah berulang kali menasehati. Misalnya, ibu menyuruh si kecil berhenti bermain. Ibu akan membacakan dongeng sebelum tidur. Mungkin si kecil akan nurut dan berkemas memasuki kamarnya. Namun, tak lama setelah berkemas, dia kembali lagi dengan mainannya. Orang tua yang sudah lelah akan membiarkan balitanya bermain lagi dan berharap dia tidur setelah capek bermain.
Solusi:
Menurut Barnes, “Anak-anak mudah melupakan omongan orang tuanya setelah bertemu dengan sesuatu yang membuatnya senang.” Anda sebagai orang tua harus mengingatkannya kembali atau bahkan memberikan konsekuensi si kecil karena tidak mau mengikuti aturan.
8. Terlalu Mengekang Anak
Sebagai orang tua, Anda pasti mempunyai aturan sendiri buat si buah hati untuk mencegah prilaku buruk. Namun, Anda tidak memikirkan apakah peraturan itu bagus untuk perkembangan anak Anda.
Solusi:
Jangan terus-menerus memarahinya karena si anak masih dalam tahap pertumbuhan. Boleh mempunyai peraturan, tapi jangan sampai membuat anak terkekang. Mungkin Anda sebal kalau anak Anda merengek karena sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh Anda. Lebih baik Anda menasehati si kecil dengan lembut dan tidak marah berkelanjutan terhadap si buah hati.
Tanpa disadari, orang tua sering melanggar aturannya sendiri di depan anak. Misalnya, anak tidak diboleh berkata kasar saat berbicara dengan Anda. Namun, malah Anda yang melakukannya.
Solusi:
Coba terapkan peraturan yang sudah Anda buat di depan anak. Berhati-hati dalam berprilaku ketika Anda sedang bersama si kecil. Pola tingkah laku Anda yang akan menjadi panduan bagi anak.
6. Tidak Sabar
Mungkin Anda termasuk orang tua yang tidak memiliki ekstra sabar saat mendisiplin si kecil. Ketika si kecil sedang masa aktif, Anda tidak mau berlama-lama menunggu anak melakukan aktivitasnya yang menurut Anda membuang-buang waktu.
Solusi:
Coba berikan waktu Anda lebih sering berdua dengan si kecil. Ikuti aktivitas anak apa pun yang dia lakukan. Jangan terburu-buru menyuruhnya mengikuti kemauan Anda. Sabar dan pahami apa kemauan si buah hati.
7. Membiarkan Anak
Orang tua terkadang membiarkan anaknya setelah berulang kali menasehati. Misalnya, ibu menyuruh si kecil berhenti bermain. Ibu akan membacakan dongeng sebelum tidur. Mungkin si kecil akan nurut dan berkemas memasuki kamarnya. Namun, tak lama setelah berkemas, dia kembali lagi dengan mainannya. Orang tua yang sudah lelah akan membiarkan balitanya bermain lagi dan berharap dia tidur setelah capek bermain.
Solusi:
Menurut Barnes, “Anak-anak mudah melupakan omongan orang tuanya setelah bertemu dengan sesuatu yang membuatnya senang.” Anda sebagai orang tua harus mengingatkannya kembali atau bahkan memberikan konsekuensi si kecil karena tidak mau mengikuti aturan.
8. Terlalu Mengekang Anak
Sebagai orang tua, Anda pasti mempunyai aturan sendiri buat si buah hati untuk mencegah prilaku buruk. Namun, Anda tidak memikirkan apakah peraturan itu bagus untuk perkembangan anak Anda.
Solusi:
Jangan terus-menerus memarahinya karena si anak masih dalam tahap pertumbuhan. Boleh mempunyai peraturan, tapi jangan sampai membuat anak terkekang. Mungkin Anda sebal kalau anak Anda merengek karena sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh Anda. Lebih baik Anda menasehati si kecil dengan lembut dan tidak marah berkelanjutan terhadap si buah hati.
Kiranya
delapan kesalahan orangtua dalam mendisiplinkan anak ini akan dapat menjadi
bahan masukan bagi kita para orangtua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar