Kamis, 01 September 2016

Membina Kebahagiaan Rumah Tangga.



Image result for Komunikasi yang benar dalam rumah tangga 
Pendahuluan:

   Ada tiga kata yang biasa dan sederhana yang didalamnya terkandung sesuatu yang memberikan gambaran keserasian, kerukunan dan damai yang di impi-impikan oleh banyak orang dewasa ini.

   Tiga kata yang biasa dan sederhana itu ialah: KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA !
   Inilah yang menjadi judul pembahasan kita pada saat ini.

Pembahasan:
   Saudaraku yang kekasih,.  Jauh didalam lubuk hati setiap manusia, apakah mereka itu para ibu, bapak dan anak-anak, terdapat satu kerinduan untuk menikmati: “Kebahagiaan Dalam Rumah Tangga”.  Setiap hari ribuan pasangan pengantin yang memasuki bahtera rumah tangga untuk kemudian berlayar mengarungi samudera kehidupan. 

   Samudera luas yang mereka tempuh kadang-kadang tenang, namun sering bergelora, menempuh topan, dipenuhi oleh batu-batu karang serta gunung es.  Dan amat disayangkan, banyak sekali bahtera-bahtera rumah tangga itu karam karena membentur batu karang, dan tinggallah anak-anak yang tidak bersalah sebagai korbannya.  Hal ini terjadi oleh karena kurangnya persiapan yang diadakan sebelum berlayar atau juga karena kurang waspada selama dalam perjalanan.

   Pembicaraan kita pada saat ini dimaksudkan bukan hanya bagi pemuda dan pemudi yang akan berumah tangga tetapi juga bagi mereka yang sudah lama berada dalam bahtera rumah tangga.  Dimanakah letaknya kunci kebahagiaan rumah  tangga itu?  Agar kita mengetahui dimana letaknya kunci kebahagiaan rumah tangga itu maka ada tiga hal yang perlu kita pelajari :

I.             ASAL MULA RUMAH TANGGA ITU.
   Jikalau kita mempelajari firman Allah dengan teliti maka kita akan menemukan bahwa salah satu lembaga yang paling tua bukanlah sekolah, bukan gereja dan bukan pula pemerintah tetapi rumah tangga.  Setelah Allah menciptakan Adam sebagai manusia, apakah yang Allah katakan?.  Kejadian 2:18 “Tiada baik manusa itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.

   Dari ayat ini jelaslah bagi kita bahwa Tuhan menjadikan manusia bukan untuk hidup seorang diri saja melainkan sebagai mahluk yang ber sosial dan Tuhan Allah menanamkan dalam diri manusia itu perasaan akan kebutuhan seorang teman hidup.  Mari kita baca ayat selanjutnya dalam Kitab Kejadian 2:19 – 24 (buka dan bacalah ayat-ayat ini) yang menerangkan kepada kita asal mulanya rumah tangga itu adalah dari Allah sendiri.

   Saudaraku,…Dengan diberkatinya Adam dan Hawa oleh Tuhan dalam ikatan pernikahan maka terbentuklah rumah tangga yang pertama.  Jadi rumah tangga bukanlah hasil ciptaan peradaban atau ilmu pengetahuan manusia melainkan dari Tuhan sendiri asalnya dan lembaga rumah tangga ini didirikan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.  Oleh sebab itu, rumah tangga adalah satu lembaga yang suci.  Inilah konsep firman Allah mengenai rumah tangga.

   Sekalipun manusia telah berbuat dosa, tetapi Tuhan tetap menghendaki agar rumah tangga itu menjadi satu pelabuhan yang teduh ditengah-tengah topan yang membinasakan, menjadi satu tempat yang TERDEKAT ke sorga bahkan menjadi satu SORGA KECIL di dunia ini.   Itulah sebabnya persiapan-persiapan yang cukup harus diadakan sebelum sepasang muda-mudi memasuki jenjang rumah tangga, karena syarat penting yang harus dipenuhi lebih dahulu adalah kematangan jasmani, kedewasaan dalam pikiran serta rohani.

II.           KESADARAN AKAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING ANGGOTA KELUARGA:

Inilah hal  yang perlu kita ketahui sebagai kunci yang kedua kebahagiaan rumah tangga.  Tuhan yang telah membentuk rumah tangga yang pertama, Tuhan yang sama itu pula yang telah menggariskan dalam firman-Nya adanya tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.

1.   Tanggung jawab isteri:
  
Marilah kita lihat tanggung jawab isteri yang pertama:
Epesus 5:22 -24 “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.  Dialah yang menyelamatkan tubuh.  Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu”.

2.   Tanggung jawab suami:
    
     Terdapat dalam Epesus 5:25 :”Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengashi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya”.

         
3.  Tanggung jawab anak-anak:

     Terdapat dalam Epesus 6:1-2 “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.  Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting,..”
     Inilah rule of the game (aturan main) yang perlu diperhatikan.

     Banyak rumah tangga yang menjadi keruh suasananya oleh karena ada diantara anggota keluarga itu yang melanggar aturan main yang digariskan dalam firman Allah ini.
     Para isteri,..gantinya tunduk kepada suami, namun sebaliknya ingin menguasai segala urusan rumah tangga…atau mungkin suami,..gantinya mengasihi isterinya tetapi sebaliknya telah berbuat sekehendak hati terhadap isterinya  atau anak-anak, gantinya menghormati serta mentaati perintah orang tua didalam Tuhan namun sebaliknya pula telah mendurhaka.

     Jadi jelaslah bagi kita bahwa rumah tangga akan bahagia hanya bilamana aturan main itu ditaati.
     Saudaraku,…Kasih haruslah menjadi landasan dari rumah tangga itu.  Rumah Tangga bahagia bukan berarti rumah tangga yang samasekali bebas daripada persoalan-persoalan atau perbedaan pendapat antara ibu-bapa dan anak-anak.   Kita menyadari bahwa semua rumah tangga, baik yang baru maupun yang sudah lama berdiri pasti mempunyai masalah sendiri-sendiri.

     Untuk mengatasi hal ini, masing-masing harus tetap belajar untuk saling menyesuaikan diri, saling mengerti satu dengan yang lain karena rumah tangga adalah satu sekolah darimana kita tidak akan pernah ditamatkan.

III.          KEBAKTIAN KELUARGA.

    Inilah hal yang ketiga yang perlu kita ketahui sebagai kunci kebahagiaan rumah tangga bahagia.
   Kita mungkin akan menemui persoalan keuangan, masalah anak yang tidak dapat dikendalikan lagi ataupun kesulitan-kesulitan lainnya yang seringkali menekan perasaan  Namun demikian bilamana KASIH kita jadikan landasan daripada rumah tangga kita, dimana Tuhan dijadikan sebagai yang terutama maka tidak akan ada satu persoalan bagaimana rumit atau gawatnya yang tidak dapat diatasi.  Untuk itu maka satu perkara penting yang menjadi keharusan didalam setiap rumah tangga adalah KEBAKTIAN KELUARGA. 
   
   Mari kita baca firman Tuhan yang mengatakan pentingnya hal ini dalam Ulangan 6:6-9 “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.  Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”.

   Saudaraku,…Keluarga yang berdoa dan berbakti bersama-sama kepada Tuhan akan menjadi keluarga yang bersatu dalam kerukunan.  Didalam doa, kita minta supaya Tuhan menjadi nakhoda atau jurumudi bahtera rumah tangga kita.   Bila kemudian rumah tangga ada di tangan Tuhan, kita akan menikmati damai dan bahagia sekalipun topan menderu atau gelombang memukul.  Sekali acara kebaktian rumah tangga dilalaikan oleh karena adanya kesibukan-kesibukan lain, misalnya: suami pergi ke kantor, ibu pergi ke pasar dan anak-anak ke sekolah tanpa lebih dahulu bersatu dalam doa.
   Bila hal ini terus menerus terjadi, ingatlah bahtera rumah tangga kita ada dalam bahaya.

   Saudaraku,…Rumah Tangga bahagia tidak bisa dibeli oleh uang.  Hal itu harus di bina oleh masing-masing anggota keluarga dengan pertolongan Tuhan.  Janganlah hendaknya kita terlalu sibuk dengan usaha, dengan pekerjaan, dengan karir atau aktifitas-aktifitas lainnya, sehingga mengorbankan Rumah Tangga.

   Konklusi:

   Ilustrasi:
   Seorang pria sedang mengendarai sebuah mobil merk Ford.  Tiba-tiba mobilnya itu mengalami kerusakan mesin dan mogok.  Sejam lamanya ia berusaha mencari dimana letak kesalahannya, namun sia-sia.  Disaat yang menyulitkan itu, ia melihat sebuah mobil lain datang dan iapun melambaikan tangan untuk meminta pertolongan.
   Mobil tersebut berhenti dan dari dalamnya keluar seorang pria yang kemudian dengan senang hati bersedia menolong.   Dalam sesaat saja mobil Ford tadi hidup kembali mesinnya.  Setelah mengucapkan terimakasih, ia bertanya kepada penolong yang baik hati itu, “Siapakah nama tuan?”.  Dengan tersenyum penolong itu menjawab: “Nama saya adalah HENRY FORD”.  Dia mengetahui seluk mobil itu dengan baik sekali oleh karena dia adalah penciptanya.

   Saudaraku,…Tuhan adalah pencipta Rumah Tangga.  Ia mengetahui cara-cara yang terbaik untuk membina Kebahagiaan Rumah Tangga, Ia mengetahui cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul didalam rumah tangga.
   Untuk itu marilah kita jadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam rumah tangga kita dan mentaati segala peraturan rumah tangga seperti yang telah digariskan dalam firman-Nya serta biarlah kita menyerahkan rumah tangga kita dengan segala persoalannya yang timbul setiap hari---dalam kebaktian keluarga.

   Hanya dengan demikianlah kita akan menikmati Kebahagiaan dalam Rumah Tangga.  Kiranya Tuhan memberkati rumah tangga kita!.  hms



             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar