Penyalahgunaan seksual telah menimbulkan banyak gambaran yang menakutkan
: seperti seorang tua yang asing samasekali; seorang tetangga yang nakal;
penyergapan yang kejam terhadap seorang anak yang tidak berdaya; seorang anak
ditinggalkan luka-luka.
Gambaran ini merupakan kisah-kisah dari penyalahgunaan dan penganiayaan
seksual terhadap seorang anak dan peristiwa-peristiwa semacam ini cukup
tersebar kejadiannya. Penyelidikan di
luar negeri seperti di Amerika Serikat menunjukkan bahwa satu dari empat anak
gadis dan satu dari tujuh anak laki-laki mengalami penyalahgunaan serta
penganiayaan seksual sebelum mencapai 18 tahun, demikian tulis Everett C.Koop
dalam “Family Violencce, a Chronic Public
Health Issue.”
Perbuatan tidak senonoh yang tadinya amat jarang dipublikasi, sekarang
ini mendapat perhatian setiap hari dalam media massa berupa kejadian-kejadian
tragis serta mengejutkan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia tahun 2010 melaporkan bahwa terdapat
45,7% kasus kekerasan seksual ( sebanyak 53 kasus)
terjadi di Indonesia.
Komnas Anak mencatat, jenis kejahatan anak tertinggi sejak tahun 2007
adalah tindak sodomi terhadap anak (61,8%) yakni sebanyak 1160 kasus.
Dan para pelakunya biasanya adalah guru sekolah, guru privat termasuk
guru ngaji, dan sopir pribadi.
Lebih dari 50% kasus kekerasan seksual adalah perkosaan. Perbandingannya ialah : Kekerasan seksual
sebanyak 93 960 kasus. Ini berarti setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan
seksual.( Ini menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan).
Sumber: Wikipedia Ensiklopedia, 2013.
Perbuatan tidak senonoh terhadap anak-anak, dalam 85 persen kasus
pelakunya adalah orang yang dikenal dan dipercayai sang anak, dan kerap juga
merupakan anggota keluarga anak sendiri.
Hal ini menurut penyelidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika Serikat (1979) dalam Specialized Training for Child Protective
Service Workers.
Selanjutnya dikatakan bahwa pelakunya jarang
menggunakan paksaan fisik. Mereka justru
menggunakan kedudukan serta andalan kepercayaan, juga memberi sogokan, atau
menggunakan ancaman agar anak mau kerja sama.
REAKSI ANAK
TERHADAP PERLAKUAN ITU.
Reaksi anak terhadap perbuatan tidak senonoh ini berbeda sesuai dengan
usia dan kepribadian, dan dengan sifat perlakuan itu sendiri. Seorang anak yang diserang secara seksual,
biasanya tidak menunjukkan cedera fisik; cedera yang biasa dialami biasanya
bersifat emosioanal. Penyergapan seksual
bisa menyebabkan seorang anak memperkembangkan rasa takut dan hilang
kepercayaan. Rasa takut merupakan alasan
utama seorang anak tidak melaporkan peristiwa itu. Dalam beberapa kasus mereka takut dihukum
atau dipersalahkan. Dalam
peristiwa-peristiwa lain anak-anak takut pihak berwajib akan mengambil mereka
dari rumahnya, atau sang pelaku akan mengeluarkan mereka dari rumahnya.
Perubahan dalam selera makan atau pola tidur bisa menjadi pertanda, juga
keluhan-keluhan tubuh seperti sakit kepala atau sakit perut. Kemunduran dalam sekolah, kurang percaya, dan
sifat menarik diri dapat juga menjadi indikator. Anak-anak muda yang menjadi korban
penyalahgunaan seksual bisa beralih ke tingkah laku yang merusak diri sendiri
seperti alkohol dan obat-obat bius. Bagi
orang tua, penting untuk peka terhadap perubahan tingkah laku anaknya dan
mereka perlu mengetahui peyebab perubahan itu.
Oleh sebab itu, pendidikan untuk pencegahan amatlah penting. Berbicaralah kepada anak-anak agar mereka
tetap memiliki kewaspadaan terhadapa penyalahgunaan seksual demi keamanan
mereka. Perlu diberikan pedoman yang
cocok bagi setiap anak, usia dan pertumbuhannya, dan mengubahnya sesuai denga
perkembangannya. Banyak situasi yang
berbahaya dapat dihilangkan kalau anak-anak diberi kesempatan untuk belajar
mengenai konsep keselamatan diri.
BAGAIMANA
JIKA ANAK MENCERITAKANNYA.
Anak-anak jarang sekali berbohong dengan cerita disergap secara
seksual. Kalau seorang anak menceritakan
mengenai peristiwa yang demikian, percayalah kepadanya. Berikan kepastian kepada anak Anda,
beritahukan bahwa orang tua merasa lega dan gembita bahwa ia menceritakan hal
itu kepada mereka.
Beritahukan kepadanya Anda akan berbuat segala sesuatu untuk
menolongnya. Waspadalah pada perasaan
Anda sendiri mengenai peristiwa itu.
Beritahukan kepada anak Anda bahwa Anda kaget mengenai peristiwa itu,
tetapi Anda sama sekali tidak marah terhadapnya. Beritahukan kepada anak itu bahwa Anda tahu
itu bukanlah salahnya. Tekankan, bahwa
si pelaku itu, dan bukan si anak yang bersalah.
PENUNTUN BAGI
ORANG TUA:
- Berhati-hatilah mengenai tempat di mana anak Anda berada dan apa yang dilakukannya. PENGAWASAN SAKSAMA ADALAH PROTEKSI YANG TERBAIK TERHADAP PERBUATAN YANG TIDAK SENONOH.
- Ketahuilah siapa bersama anak itu. Adakah seseorang yang menggunakan lebih banyak waktu dari batas normal bersama anak itu?. Anda perlu mengetahui siapa teman-teman anak Anda, teristimewa kalau teman itu beberapa tahun lebih tua.
- Ajarkan seorang anak untuk mempercayai perasaannya sendiri mengenai jamahan. Ajarkan anak itu mengetahui bahwa kalau seseorang menjamah dia dalam suatu cara yang membuat dia kurang senang atau takut, atau bingung, maka ia dapat mengatakan “TIDAK” pada jenis jamahan yang demikian.
- Berikan pada anak penjelasan mengenai nama bagian-bagian tubuh. Bila mengajarkan anak tentang siku, lutut dsb, juga sebutkan nama bagian-bagian vital seperti genitalia dan buah dada. Kalau seorang anak mengetahui situasi yang tidak senonoh itu atau mengungkapkan peristiwa, maka ia harus tahu nama dari bagian-bagian tubuhnya.
- Jelaskan pada anak, orang yang dikenal dan kelihatan baik pun ingin menjamah bagian-bagian tertentu yang terasa lucu atau membingungkan. Dan jika anak itu tidak menyukai jamahan itu, maka ia dapat mengatakan ”TIDAK”.
- Beri semangat kepada anak Anda untuk berbicara kepadamu mengenai situasi apa saja bila seseorang membuat jamahan yang tidak disukainya. Biarlah anak itu tahu bahwa Anda tidak akan marah padanya meskipun terjadi situasi yang Anda katakan jangan dilakukan. Tegaskan padanya bahwa Anda mempercayainya bila ia menceritakannya.
- Ajarkan anak Anda untuk tidak mempercayai orang yang mengatakan, “Kau akan susah kalau memberitahu.” Beritahukan kepada anak Anda, bahwa tidaklah adil bagi seorang dewasa untuk menyuruhnya menyimpan rahasia tentang sesuatu yang tidak disenanginya; jauh lebih baik untuk menceritakannya.
- Ajarkan seorang anak menjaga keselamatan dirinya sendiri. Ingatkan sang anak untuk TIDAK MENERIMA UANG PEMBERIAN, dari orang yang tidak dikenal. Amarkan dia untuk tidak menerima ajakan ke tempat mana pun dengan orang yang tidak dikenalnya.
- Beritahukan kepada anak Anda untuk mencari pertolongan segera kalau seorang dewasa membuatnya gelisah atau takut. Beritahukan kepada anak itu untuk lari dan meminta pertolongan. Terangkan bahwa tidak apa-apa menarik perhatian orang dalam situasi yang demikian.
- Ingat, banyak anak diperlakukan tidak senonoh
oleh orang-orang dewasa yang mereka kenal.
Beritahukan kepada anak Anda bahwa ia tidak
perlu menyetujui tuntutan keakraban fisik.
Pastikan kepadanya bahwa tidak apa-apa untuk
mengatakan “TIDAK”—meski pada teman dekat
dan angggota keluarga –dan ajaklah dia menceri-
takan kepada orang tua atau orang dewasa lain
mengenai apa yang terjadi.
11.Buatlah pertanyaan “BAGAIMANA KALAU…..?
pada anak Anda dan berikan
kesempatan pada-
nya untuk menjawab, kemudian
arahkan dia
untuk mengoreksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar