Senin, 05 September 2016

Lindungi Anak Anda Dari Perbuatan Tidak Senonoh.



Image result for Penyalahgunaan seks Penyalahgunaan seksual telah menimbulkan banyak gambaran yang menakutkan : seperti seorang tua yang asing samasekali; seorang tetangga yang nakal; penyergapan yang kejam terhadap seorang anak yang tidak berdaya; seorang anak ditinggalkan luka-luka.
   Gambaran ini merupakan kisah-kisah dari penyalahgunaan dan penganiayaan seksual terhadap seorang anak dan peristiwa-peristiwa semacam ini cukup tersebar kejadiannya.  Penyelidikan di luar negeri seperti di Amerika Serikat menunjukkan bahwa satu dari empat anak gadis dan satu dari tujuh anak laki-laki mengalami penyalahgunaan serta penganiayaan seksual sebelum mencapai 18 tahun, demikian tulis Everett C.Koop dalam “Family Violencce, a Chronic Public Health Issue.” 
   Perbuatan tidak senonoh yang tadinya amat jarang dipublikasi, sekarang ini mendapat perhatian setiap hari dalam media massa berupa kejadian-kejadian tragis serta mengejutkan.

   Komisi Perlindungan Anak Indonesia tahun 2010 melaporkan bahwa terdapat 45,7% kasus kekerasan seksual   ( sebanyak 53 kasus) terjadi di Indonesia.
   Komnas Anak mencatat, jenis kejahatan anak tertinggi sejak tahun 2007 adalah tindak sodomi terhadap anak (61,8%) yakni sebanyak 1160 kasus.
   Dan para pelakunya biasanya adalah guru sekolah, guru privat termasuk guru ngaji, dan sopir pribadi.  

   Lebih dari 50% kasus kekerasan seksual adalah perkosaan.  Perbandingannya ialah : Kekerasan seksual sebanyak 93 960 kasus. Ini berarti setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan seksual.( Ini menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan).
        Sumber: Wikipedia Ensiklopedia, 2013.

   Perbuatan tidak senonoh terhadap anak-anak, dalam 85 persen kasus pelakunya adalah orang yang dikenal dan dipercayai sang anak, dan kerap juga merupakan anggota keluarga anak sendiri.
    Hal ini menurut penyelidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan  Kesejahteraan Amerika Serikat (1979) dalam Specialized Training for Child Protective Service Workers.
      Selanjutnya dikatakan bahwa pelakunya jarang menggunakan paksaan fisik.  Mereka justru menggunakan kedudukan serta andalan kepercayaan, juga memberi sogokan, atau menggunakan ancaman agar anak mau kerja sama.

REAKSI ANAK TERHADAP PERLAKUAN ITU.

   Reaksi anak terhadap perbuatan tidak senonoh ini berbeda sesuai dengan usia dan kepribadian, dan dengan sifat perlakuan itu sendiri.  Seorang anak yang diserang secara seksual, biasanya tidak menunjukkan cedera fisik; cedera yang biasa dialami biasanya bersifat emosioanal.  Penyergapan seksual bisa menyebabkan seorang anak memperkembangkan rasa takut dan hilang kepercayaan.  Rasa takut merupakan alasan utama seorang anak tidak melaporkan peristiwa itu.  Dalam beberapa kasus mereka takut dihukum atau dipersalahkan.  Dalam peristiwa-peristiwa lain anak-anak takut pihak berwajib akan mengambil mereka dari rumahnya, atau sang pelaku akan mengeluarkan mereka dari rumahnya.
   Perubahan dalam selera makan atau pola tidur bisa menjadi pertanda, juga keluhan-keluhan tubuh seperti sakit kepala atau sakit perut.  Kemunduran dalam sekolah, kurang percaya, dan sifat menarik diri dapat juga menjadi indikator.   Anak-anak muda yang menjadi korban penyalahgunaan seksual bisa beralih ke tingkah laku yang merusak diri sendiri seperti alkohol dan obat-obat bius.  Bagi orang tua, penting untuk peka terhadap perubahan tingkah laku anaknya dan mereka perlu mengetahui peyebab perubahan itu.  Oleh sebab itu, pendidikan untuk pencegahan amatlah penting.  Berbicaralah kepada anak-anak agar mereka tetap memiliki kewaspadaan terhadapa penyalahgunaan seksual demi keamanan mereka.  Perlu diberikan pedoman yang cocok bagi setiap anak, usia dan pertumbuhannya, dan mengubahnya sesuai denga perkembangannya.  Banyak situasi yang berbahaya dapat dihilangkan kalau anak-anak diberi kesempatan untuk belajar mengenai konsep keselamatan diri.

BAGAIMANA JIKA ANAK MENCERITAKANNYA.

   Anak-anak jarang sekali berbohong dengan cerita disergap secara seksual.  Kalau seorang anak menceritakan mengenai peristiwa yang demikian, percayalah kepadanya.  Berikan kepastian kepada anak Anda, beritahukan bahwa orang tua merasa lega dan gembita bahwa ia menceritakan hal itu kepada mereka. 
   Beritahukan kepadanya Anda akan berbuat segala sesuatu untuk menolongnya.  Waspadalah pada perasaan Anda sendiri mengenai peristiwa itu.
   Beritahukan kepada anak Anda bahwa Anda kaget mengenai peristiwa itu, tetapi Anda sama sekali tidak marah terhadapnya.  Beritahukan kepada anak itu bahwa Anda tahu itu bukanlah salahnya.  Tekankan, bahwa si pelaku itu, dan bukan si anak yang bersalah.

PENUNTUN BAGI ORANG TUA:
  1. Berhati-hatilah mengenai tempat di mana anak Anda berada dan apa yang dilakukannya.  PENGAWASAN SAKSAMA ADALAH PROTEKSI YANG TERBAIK TERHADAP PERBUATAN YANG TIDAK SENONOH.
  2. Ketahuilah siapa bersama anak itu.  Adakah seseorang yang menggunakan lebih banyak waktu dari batas normal bersama anak itu?. Anda perlu mengetahui siapa teman-teman anak Anda, teristimewa kalau teman itu beberapa tahun lebih tua.
  3. Ajarkan seorang anak untuk mempercayai perasaannya sendiri mengenai jamahan.  Ajarkan anak itu mengetahui bahwa kalau seseorang menjamah dia dalam suatu cara yang membuat dia kurang senang atau takut, atau bingung, maka ia dapat mengatakan “TIDAK” pada jenis jamahan yang demikian.
  4. Berikan pada anak penjelasan mengenai nama bagian-bagian tubuh.  Bila mengajarkan anak tentang siku, lutut dsb, juga sebutkan nama bagian-bagian vital seperti genitalia dan buah dada.  Kalau seorang anak mengetahui situasi yang tidak senonoh itu atau mengungkapkan peristiwa, maka ia harus tahu nama dari bagian-bagian tubuhnya.
  5. Jelaskan pada anak, orang yang dikenal dan kelihatan baik pun ingin menjamah bagian-bagian tertentu yang terasa lucu atau membingungkan.  Dan jika anak itu tidak menyukai jamahan itu, maka ia dapat mengatakan ”TIDAK”.
  6. Beri semangat kepada anak Anda untuk berbicara kepadamu mengenai situasi apa saja bila seseorang membuat jamahan yang tidak disukainya.  Biarlah anak itu tahu bahwa Anda tidak akan marah padanya meskipun terjadi situasi yang Anda  katakan jangan dilakukan.  Tegaskan padanya bahwa Anda mempercayainya bila ia menceritakannya.
  7. Ajarkan anak Anda untuk tidak mempercayai orang yang mengatakan, “Kau akan susah kalau memberitahu.”  Beritahukan kepada anak Anda, bahwa tidaklah adil bagi seorang dewasa untuk menyuruhnya menyimpan rahasia tentang sesuatu yang tidak disenanginya; jauh lebih baik untuk menceritakannya.
  8. Ajarkan seorang anak menjaga keselamatan dirinya sendiri.  Ingatkan sang anak untuk TIDAK MENERIMA UANG PEMBERIAN, dari orang yang tidak dikenal.   Amarkan dia untuk tidak menerima ajakan ke tempat mana pun dengan orang yang tidak dikenalnya.
  9. Beritahukan kepada anak Anda untuk mencari pertolongan segera kalau seorang dewasa membuatnya gelisah atau takut.  Beritahukan kepada anak itu untuk lari dan meminta pertolongan.  Terangkan bahwa tidak apa-apa menarik perhatian orang dalam situasi yang demikian.
  10. Ingat, banyak anak diperlakukan tidak senonoh
     oleh orang-orang dewasa yang mereka kenal. 
     Beritahukan kepada anak Anda bahwa ia tidak
     perlu menyetujui tuntutan keakraban fisik.
     Pastikan kepadanya bahwa tidak apa-apa untuk
     mengatakan “TIDAK”—meski pada teman dekat
     dan angggota keluarga –dan ajaklah dia menceri-
     takan kepada orang tua atau orang dewasa lain
     mengenai apa yang terjadi.
 
       11.Buatlah pertanyaan “BAGAIMANA KALAU…..?
            pada anak Anda dan berikan kesempatan pada-
            nya untuk menjawab, kemudian arahkan dia
            untuk mengoreksinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar