Selasa, 16 Oktober 2018

Wahyu Kepada Yohanes (Bag.9-10).


Image result for Wahyu Kepada Yohanes
WAHYU KEPADA YOHANES –(Bag.9)

“Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu,…DARI YESUS KRISTUS” (Wahyu 1:4,5)
                   Membuka gambaran lebih jelas tentang Yesus

   Pada kata-kata pembukaan kebanyakan buku, penulis menyampaikan tujuan penulisan buku kepada pembaca.  Kitab Wahyu juga demikian.  Delapan ayat pertama kitab ini membentuk prolog menyajikan tema utama serta maksud kitab.  Namun demikian, gaya prolog(Wahyu 1:1-8), berbeda daripada isi keseluruhan Kitab.  Gaya bahasanya khas Perjanjian Baru, cukup normal dan terus terang.
   Akibatnya, isi pendahuluan sangat berbeda dibanding bahasa apokaliptik yang dipakai dalam sisa isi buku Wahyu, yang dipenuhi gambar simbolik kompleks membingungkan penafsir selama hampir 2000 tahun.
   Apakah yang akan Anda lakukan dengan kitab yang menggambarkan seekor binatang macan tutul berkepala tujuh dan bertanduk 10 dan kaki seekor beruang(Wahyu 13:1,2), di mana rajawali berbicara(Why 8:13), tetapi kota-kota besar bungkam(Why 18:22,23), dan di mana darah mengalir setinggi kekang kuda(Why. 14:20)?

   Dengan gambar-gambar seperti itu, tidaklah mengherankan jika ada 12 orang mencoba menafsirkan buku Wahyu, mereka akan muncul dengan 13 pendapat berbeda tentang apa arti buku ini!.
   Kabar baiknya adalah bahwa sebelum Anda masuk lebih dalam, Yohanes memberitahukan kepada Anda mengapa ia menulis buku itu dalam bentuk prosa bahasa sederhana.
   Buku Wahyu memiliki fokus kuat pada peristiwa zaman akhir (Why.1:1,7).  Tetapi di atas segalanya, tema buku ini adalah Yesus.  Wahyu ini berasal dari-Nya (ayat 1), merupakan kesaksian-Nya(ayat 2) dan didasarkan pada kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan pekerjaan-Nya bagi kita(ayat 5,6).  Hal ini perlu di ingat (jangan lupa), tidak peduli betapa membingungkan isi buku ini selanjutnya.

   Anda lihat, buku Wahyu bagaikan sebuah teka-teki.  Dan semua orang menyukai teka-teki.  Teka-teki ada supaya Anda memecahkannya.
   Dalam buku Wahyu kunci teka-teki adalah Yesus Kristus!.  Tidak peduli seberapa aneh gambaran yang kita lihat, hal yang pasti adalah penafsiran benar untuk setiap ayat kitab wahyu akan selalu membuka gambaran lebih jelas tentang Yesus.
Ay 4a: “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu”.
1)   Ini menunjukkan bahwa Kitab Wahyu ini sebetulnya adalah sebuah surat.
Kebanyakan surat-surat dalam Perjanjian Baru dimulai dengan salam dari penulis kepada pembaca / penerima surat, dan salam itu biasanya berbentuk berkat. Berkat seperti itu bukanlah sekedar merupakan suatu ‘wish’ (= keinginan) dari penulis, tetapi merupakan Firman Allah yang betul-betul memberkati umat Allah yang mendengar dan mempercayainya.
2)   Buku / surat ini ditujukan kepada 7 jemaat / gereja, yang ada di Asia Kecil.
a)   ‘Asia Kecil’.
Kata ‘Kecil’ ini seharusnya tidak ada, dan yang dimaksud dengan ‘Asia’ bukanlah benua Asia yang sekarang kita kenal.
Steve Gregg: “These churches were in Asia, which was not, as now, the name of a continent, but of a Roman province, identified with modern Turkey” (= Gereja-gereja ini ada di Asia, yang tidak seperti sekarang dimana itu merupakan nama suatu benua, tetapi suatu Propinsi Romawi, identik dengan Turki modern) - hal 54.
b)   Bilangan 7 dalam Kitab Wahyu.
Bilangan / simbol 7 keluar / digunakan sangat banyak, menurut Homer Hailey dan William Barclay bilangan ini keluar sebanyak 54 x dalam Kitab Wahyu.
Misalnya:
        7 gereja / jemaat (1:4  2:1,8,12,18  3:1,7,14).
        7 Roh Allah (1:4  4:5  5:6).
        7 meterai (6:1,3,5,7,9,12  8:1).
        7 sangkakala (8:6,7,8,10,12  9:1,13  11:15).
        7 guruh (10:3).
        7 cawan (16:1,2,4,8,10,12,17).
        7 kepala (12:3  13:1).
        7 berkat / ucapan bahagia (1:3  14:13  16:15  19:9  20:6  22:7  22:14).
Bilangan 7 ini merupakan bilangan sempurna yang menyimbolkan ‘completeness’ / ‘fulness’ (= kelengkapan / kesempurnaan / kepenuhan).
c)   7 jemaat / gereja.
        Ke 7 jemaat itu disebutkan namanya dalam Wah 1:11 dan Wah 2-3.
        Dalam peta ke 7 kota itu, mulai dari Efesus, Smirna, Pergamum, Tiatira, Sardis, Filadelfia, Laodikia, membentuk irregular circle (= lingkaran yang tidak rata).
        Arti dari ‘7 jemaat / gereja’.
William Hendriksen: “These seven churches represent the entire Church throughout this dispensation” (= 7 gereja ini mewakili seluruh Gereja di sepanjang jaman ini) - hal 52.
William Barclay: “Seven is the perfect number because it stand for completeness. It is, therefore, suggested that, when John wrote to seven Churches, he was, in fact, writing to the whole Church” (= 7 adalah bilangan sempurna karena itu berarti kelengkapan. Karena itu diusulkan bahwa pada waktu Yohanes menulis kepada 7 Gereja, sebenarnya ia menulis kepada seluruh Gereja) - hal 29.
John Stott: “The seven churches of Asia, though historical, represent the local churches of all ages and of all lands” (= Tujuh gereja Asia, sekalipun bersifat sejarah, mewakili gereja-gereja lokal dari semua jaman dan semua tempat) - hal 13.
3)   Bunyi salamnya: “Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu” (ay 4).
a)   Kasih Karunia.
‘Kasih karunia’ adalah kebaikan Allah yang diberikan kepada mereka yang tidak layak mendapatkannya. Sebagai orang berdosa kita layaknya langsung dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Kalau kita masih dibiarkan hidup, sebetulnya itu sudah merupakan kasih karunia. Lebih-lebih kalau Allah itu mau memilih kita untuk diselamatkan, menyediakan jalan keselamatan dengan menyerahkan AnakNya untuk menjadi manusia dan lalu memikul hukuman dosa kita di kayu salib, dan memberikan iman kepada kita sehingga kita betul-betul diselamatkan, maka itu jelas adalah kasih karunia dari Allah.
Ro 3:23-24 - “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Maz 103:8-14 - “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu”.
b)   Damai sejahtera.
‘Damai sejahtera’ (= peace) merupakan hasil / akibat dari pemberian kasih karunia, dan ‘damai’ / ‘peace’ ini menunjuk pada:
        damai antara manusia dengan Allah melalui Kristus.
William Barclay: “the harmony restored between God and man through Christ” (= keharmonisan dipulihkan antara Allah dan manusia melalui Kristus) - hal 30.
        keadaan hati orang yang telah didamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Padahal penerima Kitab Wahyu ini adalah gereja yang menderita penganiayaan. Jelas bahwa ‘damai dalam badai’ adalah sesuatu yang memungkinkan! Bandingkan dengan Fil 4:6-7 yang berbunyi: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”.
Sebaliknya keadaan orang dunia / orang yang tidak percaya adalah seperti Yes 57:20-21 yang berbunyi: “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. Tiada damai bagi orang-orang fasik itu, firman Allahku”.
Kedua hal ini (‘damai bagi orang benar’ dan ‘tidak ada damai bagi orang fasik’) digabungkan dalam Amsal 28:1 yang berbunyi: “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda”.

    DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.   Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.

WAHYU KEPADA YOHANES –(Bag.10)

“…dan dari YESUS KRISTUS, SAKSI YANG SETIA, YANG PERTAMA BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI DAN YANG BERKUASA ATAS RAJA-RAJA BUMI INI”(Wahyu 1:4,5).
                Gelar yang diberikan kepada Yesus

   Mungkin ini hanya takhyul, tapi budaya pertanian di Dakota Utara, percaya bahwa hal-hal terjadi dalam hitungan tiga.  Misalnya, jika dua orang yang Anda kenal meninggal dunia, Anda mulai bertanya-tanya siapa orang ketiga yang bakal meninggal.  Atau jika dua dari sahabat-sahabat dan kerabat-kerabat Anda memutuskan untuk menikah, Anda berspekulasi siapa orang berikutnya.  Orang-orang percaya, bahwa hal-hal baik dan buruk cendrung terjadi dalam hitungan tiga.

   Didalam Kitab Wahyu, banyak terjadi menurut pola tiga-tiga.  Kita mendapati tiga malaikat (Why.14:6-12) dan tiga katak(Why.16:13).  Yohanes berbicara mengenai tiga binatang (Why 12 dan 13; Why.16:13) dan tiga celaka(Why.8:13).   Ayat di atas menggambarkan Allah Tritunggal sebagai “TRINITAS” dari tiga Pribadi: Bapa, Putra/Anak, dan Roh Kudus.  Wahyu 1:4-6, pada kenyataannya, adalah tiga “Trinitas”.
   Pelajaran hari ini berfokus pada Pribadi kedua dari Trinitas.

   Yohanes pewahyu menggambarkan Yesus sebagai “saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini”(ayat 5).  Frasa ini menggambarkan karakteristik utama(kualitas-kualitas) Yesus.
   Para remaja di klub disko setempat tidak akan membicarakan Yesus selagi mereka berdansa.  Dunia kita sangat acuh tak acuh terhadap kualitas-kualitas Yesus yang luar biasa.  Itulah sebabnya mengapa Kitab Wahyu sangatlah penting.  Kitab itu secara terbuka mengungkapkan rahasia tersembunyi mengenai Yesus.
   Yesus adalah “saksi yang setia.”  Dalam bahasa aslinya, kata “saksi” adalah kata dari mana kata bahasa Inggeris untuk “martir”.  Dalam kasih yang berkorban diri oleh Yesus di atas kayu salib, kita menyaksikan demonstrasi jelas akan karakter Allah.  Kristus juga “adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati”, suatu referensi kebangkitan-Nya.  Saat Allah membangkitkan Yesus dari kubur, Ia menyatakan berkat bagi seluruh umar manusia (Kisah 13:32,33).  Mulai detik itu, manusia duduk di sebelah kanan Allah(Ibrani 8:1,2)!.  Itu berarti bahwa Dialah “yang berkuasa atas raja-raja bumi ini”.  Walaupun kebanyakan orang tidak mengakui-Nya sebagai Raja, kita bisa menjadi warga kerajaan-Nya dan menerima semua keuntungan kewargaan kerajaan.  Karena Ia berkuasa atas semua raja-raja bumi, kita tidak perlu takut lagi terhadap pemerintah yang menindas kita.  Mereka memerintah hanya atas seizin-Nya(Yoh.18:36,37).  Di dalam Wahyu, Yesuslah segala yang kita butuhkan.

   Marilah kita menyembah Dia dengan segenap hati kita.

   Ada 3 gelar yang diberikan kepada Yesus dalam Wahyu 1:5, yaitu:
1.   Saksi Yang Setia.
2.   Yang Pertama Bangkit dari Orang Mati
3.   Yang Berkuasa atas Raja-raja Bumi ini.

Gelar yang I: Saksi Yang Setia.
    
   Seorang saksi ialah orang yang berbicara dari pengetahuan yang dilihatnya sendiri.  Apabila Alkitab membicarakan Yesus sebagai Saksi Yang Setia, itu menunjuk kepada hubungan-Nya yang unik dengan Bapa yang menyanggupkan-Nya untuk memberikan pengetahuan pertama tentang Allah.  (Baca doa Kristus dalam Yohanes 17 dan Yohanes 3:11; 18:37).

Gelar ke II: Yang Pertama Bangkit dari Orang mati.
  
   Melalui kebangkitan-Nya Ia mengalahkan kematian dan menawarkan kekekalan kepada semua yang percaya kepada-Nya.  Tetapi Yesus bukan yang pertama dibagkitkan dari orang mati.  Dapatkah anda sebutkan sejumlah orang yang dibangkitkan dari orang mati sebelum Yesus?.  Lalu mengapa ia ditunjukkan sebagai orang pertama yang dibangkitkan dari orang mati?.

   Suatu penelitian dari kata Yunani untuk yang pertama bangkit yang digunakan dalam Wahyu 1:5 menyatakan bahwa kadang-kadang itu digunakan biasa untuk menunjuk kepada orang-orang yang bukan pertama dilahirkan dalam keluarga mereka.  Allah kadang-kadang menyebut yang pertama dilahirkan-Nya secara rohani lebih unggul atau sangat unggul karena hubungannya dengan Dia; bukan karena dia yang pertama lahir dalam satu keluarga. Beginilah caranya kadang-kadang kata Yunani digunakan  dalam Perjanjian Lama bahasa Yunani.  (Baca Mzm 89:20-27; 1 Taw.26:10).
   Yesus adalah yang tertinggi atau yang sangat unggul untuk dibangkitkan dari orang mati. (Baca 1 Kor.15:17-23; Why.1:18).

  Gelar ke III: Yang Berkuasa atas Raja-raja bumi.

   Penunjuk kepada Mzm.89:28 “Aku pun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang maha tinggi di antara raja-raja bumi”.

   Upaya untuk memahami Wahyu akan berhasil hanya jika anda mempunyai persahabatan yang rapat dan tetap dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus.  Maka kemenangan Yesus atas dosa dapat menjadi kemenangan anda, dan pekabaran rohani dari firman-Nya akan menjadi suatu pengalaman yang hidup.

   
   Ay.5 Yesus Kristus.  Lihat pada ayat 1.  Anggota ke Allahan lainnya telah disebutkan dalam ayat 4.  Kristus adalah “saksi yang setia”—menyatakan bahwa Dia adalah perwakilan yang sempurna tentang karakter, pikiran, dan kehendak kepada manusia (Lihat Yoh.1:1,14).  His sinless life among men and His sacrificial death testify of the Father’s holiness and love( see John 14:10; see on ch.3:16).

   “The first begotten of the dead” –Yang pertama bangkit dari antara orang mati , artinya Kebangkitan Kristus.
   -not in matter of time, but quality.  Kebangkitan yang pertama dari Yesus bukan didalam waktu tetapi didalam kualitas/quality.
   -Kebangkitan dari semua yang bangkit adalah didasarkan kepada kebangkitan Yesus Kristus (semua yang bangkit adalah didasarkan atas kebangkitan Yesus Kristus).
   Greek: prototokos, “first born” (Lihat Matt.1:25; Rom.8:29; cf.on John 1:14.)
   “Though Jesus was not the first to rise from the dead in point of time, He may be regarded as first in the sense that all others resurrected before and after Him gained their freedom from the bonds of death only by virtue of His triumph over the grave.  His power to lay down His life and to take it again(John 10:18) sets Him apart from all other men ever to come forth from the grave, and characterizes Him as the source of all life (see Rom.14:9; 1 Cor.15:12-23; see on John 1:4, 7-9).
   This title, with the one that follows, reflects the thought of Ps.89:27.
                             SDA, Bible Commentary, Jld.7 hlm.732.

Ay.5  “dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” (ay 5a).
a)   Yesus yang adalah pribadi kedua dari Allah Tritunggal, di sini diletakkan di tempat terakhir. Ini bukan sesuatu yang aneh, karena dalam 2Kor 13:13 urut-urutannya juga ‘kacau’. Dalam Wah 1:4 ini Yesus diletakkan terakhir mungkin karena dalam ayat-ayat selanjutnya (ay 5b-7) Yohanes terus membahas / membicarakan tentang Yesus.
b)   Pernyataan tentang Yesus Kristus ini menggambarkan 3 hal:
·        ‘Saksi yang setia’.
*        Yesus memang datang ke dunia, untuk memberikan kesaksian (Yoh 18:37  bdk. Yoh 3:11  Yoh 3:32-33  Yoh 8:14  1Tim 6:13).
*        Perlu diketahui bahwa ‘saksi’ mensyaratkan orangnya mengetahui / melihat sendiri.
William Barclay: “A witness is essentially a person who speaks from first-hand knowledge. That is why Jesus is God’s witness. He is uniquely the person with first-hand knowledge about God” (= Seorang saksi adalah seseorang yang berbicara dari pengetahuan langsung. Itu sebabnya Yesus adalah saksi Allah. Ia adalah seseorang yang unik dengan pengetahuan langsung tentang Allah) - hal 32.
*        Sebutan ‘Saksi yang setia’ untuk Yesus ini penting untuk gereja yang pada saat itu, yang banyak mengalami penderitaan / penganiayaan karena Pemberitaan Injil yang mereka lakukan (bdk. 2:13  11:3  17:6). Dengan ini mereka bisa meneladani Kristus sehingga tetap menjadi saksi yang setia di tengah-tengah penderitaan / penganiayaan (bdk. 2:10,13). Juga perlu diketahui bahwa kata Yunani untuk ‘saksi’ adalah MARTUS, dan dari sini diturunkan kata ‘martir’. Memang ada hubungan yang erat antara ‘saksi’ dan ‘martir’.
·        ‘yang pertama bangkit dari antara orang mati’.
Ini menunjuk pada kematian dan kebangkitanNya. Sebetulnya yang ditekankan di sini bukan kematianNya tetapi kebangkitanNya (tetapi jelas bahwa kebangkitan mensyaratkan kematian, karena kalau tidak mati bagaimana bisa bangkit?). KebangkitanNya ini ditekankan untuk memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang kristen yang menderita karena Kristus. Sekalipun Kristus mati, tetapi Ia lalu bangkit, dan orang kristen juga akan mengikuti pola itu.
NASB/RSV: ‘the first-born of the dead’ (= Yang sulung / dilahirkan pertama dari orang mati).
NIV: ‘the firstborn from the dead’ (= Yang sulung / dilahirkan pertama dari orang mati).
Kata ‘pertama’ / ‘firstborn’ (= sulung) diterjemahkan dari kata Yunani PROTOTOKOS, yang bisa berarti:
*        yang dilahirkan pertama / sulung. Yesus memang yang pertama bangkit dengan tubuh kebangkitan. Kita akan menyusul sebagai anak ke 2, ke 3 dst.
*        orang yang menempati posisi / tempat pertama. Ini karena anak sulung mewarisi kehormatan dan kuasa ayahnya.
·        ‘yang berkuasa atas raja-raja bumi ini’.
NIV/NASB: ‘the ruler of the kings of the earth’ (= pemerintah / penguasa dari raja-raja dunia / bumi).
Ini menunjuk pada keberadaanNya pada saat sudah dimuliakan di sorga / sebelah kanan Allah, dimana Ia berkuasa atas semua raja-raja (bdk. 1Pet 3:22  Wah 17:14  Wah 19:16). Jadi, pemerintah Romawi yang tadinya mengadili dan menyalibkan Dia, sekarang ada di bawah kekuasaanNya. Ini khususnya memberikan penghiburan bagi orang kristen abad pertama yang menderita penganiayaan dari pemerintah Romawi. Sekalipun kelihatannya Romawi yang berkuasa, tetapi sebetulnya Kristuslah yang berkuasa atas semua (bdk. Maz 2:1-3 & Maz 2:4-9).
Dulu Yesus menolak ‘cara mudah’ yang ditawarkan oleh setan dalam pencobaan di padang gurun (Mat 4:8-10); Ia memilih ‘cara yang sukar tetapi benar’ untuk mendapatkan semua itu, yaitu melalui kematian, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga (bdk. Fil 2:5-11). Jadi ini memberikan teladan bagi kita untuk tidak mengikuti ‘cara mudah’ yang ditawarkan oleh setan.
Penerapan:
Ada banyak ‘cara mudah’ untuk menjadi kaya, seperti menggunakan dukun, pesogen, melakukan korupsi, atau bekerja dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan Alkitab, dsb. Juga ada ‘cara mudah’ untuk berhasil dalam study, seperti menyogok guru, beli soal ujian, nyontek, dsb. Apakah saudara menuruti godaan setan seperti ini?
Dua point yang terakhir berhubungan dengan Maz 89:28 - “Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang maha tinggi di antara raja-raja bumi”. Ini makin mengarah pada arti ke 2 dari kata PROTOTOKOS di atas.

    DAFTAR PUSTAKA:
1.   Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”, Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.   Leo R. Van Dolson, “Kemenangan Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
3.   Materi kuliah “Revelation”: Institut Theologia & Keguruan Advent, Bandung 1974.
4.   The SDA Bible Commentary, Jilid 7, U.S.A: Review and Herald Publishing Association, Revised, 1980.
5.   Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu kepada Yohanes.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar