“Bagi Dia, yang mengasihi kita dan
yang TELAH MELEPASKAN KITA DARI DOSA KITA OLEH DARAH-NYA—dan yang telah membuat
kita menjadi suatu kerajaan,…bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin”(Wahyu 1:5,6).
Kesempatan
Kedua
Salah seorang pemain golf bernama Ben
memukul bola golfnya tetapi ternyata bola itu masuk ke dalam hutan yang dekat
dengan lapangan golf, masuk kurang dari 50 yard jauhnya.
Dengan wajah kesal dia berkata, “Saya akan melakukan mulligan.” Kemudian ia merogoh sakunya, mengeluarkan
bola lain, lalu mulai dari awal lagi, seakan-akan pukulan pertama tadi tidak
pernah ada. Mulligan itu adalah seperti
kesempatan kedua, peluang mengulang dari awal
lagi, untuk memperbaiki keadaan.
Ini adalah merupakan peraturan khusus yang dianut oleh Ben bersama
dengan rekannya para pendeta saat bermain golf.
Ajaibnya, saat permainan terus bergulir, prestasi Ben makin
memburuk. Suatu kali ia bahkan melakukan
mulligan lagi, mulligan “kedua”, dan mulligan
“ketiga” sampai ia merasa puas dengan pukulannya.
Para pemain professional pasti merasa ngeri melihat permainannya, tetapi
tampaknya dia merasa lega karena dapat melakukan permainan tanpa harus merasa
bergantung pada setiap ayunan tongkat golfnya.
Kesempatan untuk mengulang menghilangkan tekanan dan membuat dia dapat
lebih menikmati permainan.
Ilustrasi ini mungkin tidak sempurna.
Tetapi sesuatu seperti mulligan akan terjadi dalam hidup Anda ketika
Anda memberikan diri kepada Yesus.
Anda memiliki kesempatan untuk memulai kembali, membatalkan rasa
bersalah dan beban masa lalu. Darah
Yesus membebaskan kita dari dosa.
Kematian-Nya memungkinkan kita memutus rantai masa lalu, untuk memiliki
permulaan baru, untuk diampuni. Darah
Yesus membebaskan kita bukan hanya dari dosa tetapi dari rasa takut, takut
bahwa sesuatu yang kita lakukan akan membuat kita tidak berterima kepada-Nya
atau kita tidak akan pernah cukup baik.
Bagaimana dengan Anda?. Kita berharap bahwa saya dan anda bisa dan akan menggunakan
mulligan sekarang dan kemudian.
Baiklah kita berterimakasih kepada Tuhan karena saudara dan saya bukan
lagi tawanan masa lalu. Dosa-dosa kita
bisa diampuni dan kita bisa mulai dari awal lagi pada saat ini.
Saudaraku,…
Apakah yang dikatakan oleh pewahyu dilakukan Yesus bagi kita apabila
kita datang kepada-Nya?
1.
Dia mengasihi kita. Tuhan mengasihi kita
di dalam Kristus sekarang sudah menjadi fakta sejarah. Pemberian Tuhan yang utama adalah Anak-Nya.
2.
Dia membersihkan kita dari dosa-dosa
kita dalam darah-Nya sendiri. Melepaskan
kita dari dosa –Membebaskan kita dari hukuman dan kuasa dosa.
3.
Dia telah menjadikan kita raja-raja dan
imam-imam kepada Allah.
Ay 5b-6: “Bagi Dia, yang
mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya -
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi
Allah, BapaNya, - bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin”.
Pembicaraan tentang Yesus
Kristus dalam ay 5a langsung disambung dengan suatu pujian (doxology) bagi
Yesus dalam ay 5b-6. Ini adalah doxology yang pertama dari banyak pujian /
doxology dalam Kitab Wahyu ini, seperti dalam 4:11 5:9,12 7:10 dsb.
Adalah sesuatu yang menarik bahwa dalam memberikan surat kepada orang yang
menderita karena Kristus, Yohanes memberikan banyak pujian / doxology! Mungkin
ini dimaksudkan untuk mengajak / memotivasi orang-orang kristen yang sedang
menderita itu untuk memuji Tuhan. Maukah saudara memuji Tuhan bukan hanya pada
waktu senang, tetapi juga pada saat sedang menderita?
Dalam
pujian / doxology dalam ay 5b-6 ini:
1) Yesus disebutkan sebagai seseorang yang mengasihi
dan melepaskan kita dari dosa dengan darahNya (ay 5b bdk. Wah 5:9)!
a) Tenses bagian ini.
Satu hal
yang harus diperhatikan di sini adalah bahwa ‘mengasihi’ ada dalam present
tense, sedangkan ‘melepaskan’ ada dalam aorist / past tense.
NASB: “To Him who loves us, and released us from our
sins by His blood”.
NIV: “To him who loves us and has freed us from our
sins by his blood”.
Robert H.
Mounce (NICNT): “The love of Christ
is a continuing relationship which in point of time expressed itself in the
redemptive act of Calvary. This release was purchased by the blood of Christ”
(= Kasih Kristus adalah suatu hubungan terus menerus yang pada suatu titik
tertentu dari waktu menyatakan dirinya sendiri dalam tindakan penebusan
Kalvari) - hal 71.
A. T.
Robertson: “Christ loosed us once for all, but loves us always”
(= Kristus melepaskan kita sekali untuk selamanya, tetapi selalu mengasihi
kita) - hal 287.
Bdk.
Ibr 9:28 - “Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk
menanggung dosa banyak orang”.
b) Terjemahan salah dari KJV.
KJV: “Unto him that loved us, and washed us from our
sins in his own blood”.
Ini salah, karena:
·
Keduanya menggunakan past tense.
·
Kata ‘washed’ (= mencuci)
seharusnya adalah ‘loosed’ (= melepaskan / membebaskan).
William
Barclay: “The Authorized Version is in error here. It reads: ‘Unto
him that loved us, and washed us from our sins in his own blood.’ The
word ‘to wash’ and ‘to set free’ are in Greek very alike. ‘To wash’ is LOUEIN;
‘to set free’ is LUEIN; and they are pronounced exactly in the same way. But
there is no doubt that the oldest and best Greek manuscript read LUEIN” (=
KJV salah di sini. KJV berbunyi: ‘Bagi Dia yang mengasihi kita, dan mencuci
kita dari dosa kita dalam darahNya sendiri’. Kata ‘mencuci’ dan ‘membebaskan /
melepaskan’ sangat mirip dalam bahasa Yunani. ‘Mencuci’ adalah LOUEIN;
‘membebaskan / melepaskan’ adalah LUEIN; dan mereka dibaca dengan cara yang
persis sama. Tetapi tidak diragukan bahwa manuscript Yunani yang tertua dan
terbaik berbunyi LUEIN) - hal 34.
Barclay lalu mengatakan bahwa ungkapan ‘kita dicuci oleh darah
Anak Domba’ tidak mempunyai dasar Kitab Suci. Tetapi benarkah kata-kata Barclay
ini? Coba lihat Wah 7:14!
c)
Fungsi darah Kristus.
Satu hal
yang terlihat dengan jelas dari bagian ini adalah bahwa darah Kristus berfungsi
untuk mencuci / menghapus / mengampuni dosa kita. Itulah fungsi yang benar dari
darah Kristus. Darah Kristus tidak berfungsi untuk melindungi kita dari kuasa
gelap maupun untuk menengking setan. Tetapi ada banyak orang yang kalau
menghadapi kuasa gelap, bukannya minta perlindungan Tuhan / Roh Kudus, tetapi minta
perlindungan darah Yesus. Juga banyak orang kristen yang pada waktu menengking
setan, bukannya menengking dalam nama Yesus, tetapi menengking menggunakan
darah Yesus. Ini salah secara teologis! Mungkin saudara berkata: ‘Tetapi cara
itu berhasil!’. Saya menjawab: ada 2 kemungkinan mengapa cara yang salah itu
bisa berhasil:
· Setan yang membuat
saudara berhasil, supaya saudara mengira cara itu benar dan saudara melanjutkan
kesalahan itu. Ingat bahwa ada banyak orang berdoa secara salah, misalnya
menggunakan berhala, berdoa kepada Maria, berdoa tanpa melalui Yesus, dsb, dan
tetap mendapatkan pengabulan doa! Jelas bahwa ini merupakan pengabulan dari
setan, supaya orang itu terus ada dalam kesalahan.
· Tuhan, yang penuh
belas kasihan, mengabaikan kebodohan saudara dan tetap mengabulkan permintaan
saudara. Tetapi ini tentu tidak berarti bahwa saudara boleh terus melanjutkan
kebodohan itu.
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Jon Paulien, “Kabar Baik Dari Patmos”,
Bandung: Indonesia Publishing House, 2007.
2.
Leo R. Van Dolson, “Kemenangan
Sekarang ini-Kemuliaan Masa Mendatang”(Wahyu, Bagian I ), Bandung: Indonesia
Publishing House, Pelajaran Sekolah Sabat Penuntun Guru, April-Juni 1989.
3.
Pdt. Budi Asali M.Div- Eksposisi Wahyu
kepada Yohanes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar