Minggu, 21 Agustus 2016

Menghindari Pembicaraan Sekuler


 
  1 Timotius 6:20 “Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan”.

   Telpon di rumah tiba-tiba berdering saat kami berdua dengan isteri sedang santai di suatu hari minggu.  “Om,..tolong pinjam uangnya!”, demikian seruan minta tolong dari seorang pria yang tidak asing bagi kami.   Uang tersebut untuk biaya pengobatan dua orang yang telah menjadi korban gigitan anjingnya yang di ikat pada sebatang pohon jambu kecil.   Semula seorang anak kecil yang sedang lewat dekat pohon jambu itu mencoba untuk mengusik anjing yang sedang menggonggong. Kemudian anak kecil tersebut bukannya semakin menghindar tetapi semakin menghampiri anjing tersebut dan karena terus meronta tali rantai pengikatnya telah putus dan langsung mengejar anak kecil lalu menggigitnya ditangannya.  Melihat hal ini, kakeknya pun datang berusaha untuk menolong cucunya, dan mencoba mengusik anjing tersebut dengan membawa pentung kayu bermaksud memukulnya.  Namun hal itu tidak membuat anjing lari tapi sebaliknya menyerang dan menggigit sang kakek yang menyebabkan terjadinya empat luka gigitan di kaki dan pahanya yang lebih parah.  Inilah akibatnya karena bukannya menghindar, tetapi malah menghampiri anjing tersebut.

   Rasul Paulus memberi nasehat kepada seorang muda bernama Timotius supaya menghindarkan omongan kosong.  Artinya disini supaya dia menghindar dari pembicaraan sekuler atau yang bersifat duniawi dan kosong.
   Ucapan kita seharusnya tidak dikuasai dengan pikiran-pikiran yang jahat seperti ketamakan, kemarahan, kecemburuan, kesombongan  atau egoisme.
   Ucapan yang dapat menghambat ketenangan dan pemikiran benar membawa pada semua jenis pembicaraan yang salah.
   Individu yang mengucapkan perkataan benar akan mendapatkan manfaat yaitu kepercayaan, dan dihormati oleh manusia yang mengenalnya.

   Omongan yang tidak bermanfaat tidak akan terjadi pada individu apabila mampu menghindarkan ucapan salah dalam kesadaran penuh, menghindarkan ucapan dengki, ucapan kasar, dan menghindarkan gosip.
   Omong kosong yaitu membicarakan ucapan yang tidak pada waktunya, tidak beralasan, dan tidak bermanfaat tidak mengungtungkan haruslah dihindarkan karena itu mencelakakan.
   Jadi diharapkan agar kita menghindari ucapan yang tidak bermanfaat dan selalu berbicara secara bijaksana, tepat waktu, benar, bermakna, pantas, masuk akal, dan tidak pernah omong kosong.
   Karena salah satu cara  untuk tetap menjaga kemurnian dan kuasa Injil itu ialah dengan menghindari pembicaraan-pembicaraan kosong yang bersifat duniawi.   Tuhan memberkati kita. Amen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar