Ketika Allah memanggil Bangsa Israel keluar dari Mesir dan memi- lih mereka menjadi umat pilihan-Nya yang istimewa, Ia menyediakan bagi mereka satu bentuk organisasi yang amat mengagumkan untuk mengatur kehidupan mereka, dalam masalah sipil dan agama.
“Pemerintahan Bangsa Israel ditandai oleh organisasi yang paling sempurna, ajaib baik di dalam kesempurnaannya dan juga kesederha- naannya. Tata tertib yang dinyatakan dengan jelas sekali di dalam menyempurnakan dan mengatur segala hasil ciptaan Allah, kelihatan dengan jelas di dalam pemerintahan Bangsa Israel. Allah adalah pu- sat kekuasaan dan pemerintahan Bangsa Israel. Musa berdiri sebagai pemimpin mereka yang kelihatan, yang ditetapkan Allah, untuk men- jalankan hukum-Nya atas nama-Nya. Dari antara pemimpin-pemimpin suku-suku bangsa itu kemudian telah dipilih satu majelis yang terdiri dari tujuh puluh orang untuk membantu Musa di dalam segala urusan yang umum di dalam bangsa itu. Kemudian datang imam-imam, yang meminta nasihat pada Tuhan di dalam bait suci. Penghulu-penghulu atau kepala-kepala memerintah suku-suku itu. Di bawah mereka ini terdapat ‘kepala atas seribu orang, kepala atas seratus orang, kepala atas lima puluh orang dan kepala atas sepuluh orang,’ dan yang tera- khir pegawai-pegawai yang diangkat untuk melaksanakan tugas-tugas khusus.”—Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 445-446.
Gereja Perjanjian Baru menunjukkan kesempurnaan yang sama di dalam organisasinya. Kristus sendiri, yang telah membentuk gereja (Mat. 16:18), “memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Kor. 12:18). Ia sendirilah yang telah menganugerahkan kepada mereka itu pelbagai karunia dan talenta yang cukup untuk melakukan pekerjaan yang dise- rahkan kepada mereka dan mengorganisir mereka menjadi satu tubuh yang hidup dan bekerja, dalam tubuh yang kepalanya adalah Dia.
“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggo- ta, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demi- kian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Rm. 12:4, 5). “Ialah [Kristus] kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu” (Kol. 1:18).
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayan- an, tetapi satu Tuhan” (1 Kor. 12:4, 5). “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” (1 Kor. 12:12). “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jema- at: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukji- zat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan un- tuk berkata-kata dalam bahasa roh” (1 Kor. 12: 27, 28).
“Oh, alangkah gembiranya Setan kalau ia dapat menyusup di antara umat ini, lalu mengacaukan pekerjaan itu justru pada saat organisasi yang kuat sangat diperlukan, yang akan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mencegah segala gerakan pengacau, dan menolak segala tuntutan yang tidak disahkan oleh Firman Allah! Kita harus menjaga supaya jangan terjadi pelanggaran yang memecah belah organisasi dan peraturan yang telah didirikan dengan usaha yang teliti dan bijaksana. Janganlah sekali-kali diperkenankan unsur-unsur yang tidak berpera- turan mengendalikan pekerjaan Tuhan pada masa ini.”—Nasihat kepa- da Pendeta dan Pelayan Injil, hlm. 480
Tujuan Organisasi
“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggo- ta, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demi- kian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Rm. 12:4, 5). “Ialah [Kristus] kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu” (Kol. 1:18).
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayan- an, tetapi satu Tuhan” (1 Kor. 12:4, 5). “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” (1 Kor. 12:12). “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jema- at: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukji- zat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan un- tuk berkata-kata dalam bahasa roh” (1 Kor. 12: 27, 28).
Pentingnya Organisasi
Sebagaimana tubuh tidak dapat hidup dan bergerak kecuali anggota- anggota tubuh itu secara teratur dipersatukan dan bekerja bersama-sa- ma, demikian pula tidak ada gereja yang dapat hidup, bertumbuh dan berkembang jika anggota-anggotanya tidak diorganisasikan ke dalam satu tubuh rohani yang utuh, setiap anggota melakukan kewajiban dan pekerjaan yang diberikan Allah di bawah pengaturan kuasa Ilahi. Tan- pa organisasi tidak ada lembaga atau gerakan yang boleh hidup. Suatu bangsa tanpa pemerintahan yang teratur akan segera menjadi kacau. Se- buah perusahaan dagang yang tidak mempunyai organisasi akan gagal; demikian pulalah akan terjadi dengan gereja; tanpa organisasi gereja itu akan terpecah-pecah dan mati.
Untuk perkembangan gereja yang sehat dan untuk menyelesaikan tu- gasnya yang mulia membawa kabar Injil keselamatan ke seluruh dunia, Kristus memberikan kepada gereja-Nya sebuah bentuk organisasi yang sederhana tetapi sangat berhasil. Kemajuan gereja dalam melaksanakan tugasnya bergantung atas penurutannya yang setia kepada pola Ilahi
ini“.Beberapaorangberpendapatb ahwabilamanakitamendekatiwaktu kesudahan, maka semua anak Allah akan bekerja sendiri-sendiri tidak terikat pada salah satu organisasi agama. Tetapi Tuhan telah menun- jukkan kepada saya bahwa dalam pekerjaan ini tidak dibenarkan hal yang demikian yaitu masing-masing orang bekerja sendiri-sendiri.”— Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil, hlm. 480.
Untuk perkembangan gereja yang sehat dan untuk menyelesaikan tu- gasnya yang mulia membawa kabar Injil keselamatan ke seluruh dunia, Kristus memberikan kepada gereja-Nya sebuah bentuk organisasi yang sederhana tetapi sangat berhasil. Kemajuan gereja dalam melaksanakan tugasnya bergantung atas penurutannya yang setia kepada pola Ilahi
ini“.Beberapaorangberpendapatb
Tujuan Organisasi
“Dengan bertambahnya anggota-anggota kita, jelaslah bahwa tanpa suatu bentuk organisasi, akan terjadi kekacauan yang hebat, dan peker- jaan itu tidak akan bergerak maju. Untuk menyediakan dana membia- yai pekerjaan itu, untuk menjalankan pekerjaan di ladang-ladang yang baru, untuk melindungi gereja maupun pekerja Injil dari anggota-ang- gota yang tidak layak, untuk mengurus harta milik gereja, untuk me- nerbitkan kebenaran melalui percetakan, dan untuk banyak hal lainnya, maka organisasi harus ada.”—Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil, hlm. 22.
“Sebagai anggota-anggota gereja yang kelihatan, dan pekerja-pekerja dalam kebun anggur Tuhan, semua orang yang mengaku dirinya Kristen hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk memelihara perdamaian, ke- rukunan, dan kasih dalam jemaat. Camkanlah permintaan doa Kristus: ‘Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.’ Persatuan jemaat adalah suatu bukti yang nyata bahwa Allah telah me- nyuruh Yesus ke dalam dunia sebagai Penebusnya.”—Testimonies, jld. 5, hlm. 619, 220.
Model Perjanjian Baru
Perintah Juruselamat kepada jemaat untuk mengabarkan Injil ke se- luruh dunia (Mat. 28:19, 20; Mrk. 16:15) tidak hanya berarti menye- barkan pekabaran itu saja, melainkan juga melindungi kesejahteraan orang-orang yang menerima pekabaran itu. Ini mencakup pekerjaan penggembalaan, serta menyediakan tempat berkumpul, dan juga meng- atasi masalah hubungan. Keadaan seperti ini membutuhkan organisasi.
Perintah Juruselamat kepada jemaat untuk mengabarkan Injil ke se- luruh dunia (Mat. 28:19, 20; Mrk. 16:15) tidak hanya berarti menye- barkan pekabaran itu saja, melainkan juga melindungi kesejahteraan orang-orang yang menerima pekabaran itu. Ini mencakup pekerjaan penggembalaan, serta menyediakan tempat berkumpul, dan juga meng- atasi masalah hubungan. Keadaan seperti ini membutuhkan organisasi.
Pada mulanya rasul-rasul menyusun satu majelis yang memimpin kegiatan-kegiatan gereja yang masih kecil itu dari kota Yerusalem (Ki- sah 6:2; 8:14). Ketika kumpulan di dalam kota itu bertambah besar sehingga urusannya bertambah banyak dan rumit, maka diangkatlah diaken-diaken untuk mengatur urusan-urusan jemaat (Kisah 6:2-4).
Kemudian, perkumpulan-perkumpulan lain bermunculan, bukan ha- nya di Asia, tetapi juga di Eropa, dan hal ini membutuhkan langkah- langkah selanjutnya dalam hal organisasi. Kita mendapati bahwa di Asia Kecil, ada orang-orang yang diurapi sebagai ketua “di tiap-tiap jemaat” (Kisah 14:23). Perkembangan pekerjaan itu di seluruh jajahan Kerajaan Roma, menuntut adanya organisasi yang mempersatukan jemaat-jemaat dalam satu wadah yang sekarang disebut konferens atau daerah (Gala- tia 1:2). Dengan demikian, langkah demi langkah gereja yang pertama itu diorganisasi. Ketika keperluan-keperluan timbul, Allah memberikan petunjuk dan tuntunan kepada para pemimpin pekerjaan-Nya sehingga melalui musyawarah dengan jemaat, suatu bentuk organisasi didirikan yang memelihara segala kepentingan pekerjaan.
Organisasi Gereja Saat Ini
Sistem organisasi Gereja sekarang dihasilkan dari suatu pemahaman teologis yang berkembang tentang misi Gereja, pertumbuhan keang- gotaan, dan penyebaran Gereja secara geografis. Para perwakilan dari konferens-konferens bertemu pada tahun 1863 untuk mengorganisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference.
Kemudian, perkumpulan-perkumpulan lain bermunculan, bukan ha- nya di Asia, tetapi juga di Eropa, dan hal ini membutuhkan langkah- langkah selanjutnya dalam hal organisasi. Kita mendapati bahwa di Asia Kecil, ada orang-orang yang diurapi sebagai ketua “di tiap-tiap jemaat” (Kisah 14:23). Perkembangan pekerjaan itu di seluruh jajahan Kerajaan Roma, menuntut adanya organisasi yang mempersatukan jemaat-jemaat dalam satu wadah yang sekarang disebut konferens atau daerah (Gala- tia 1:2). Dengan demikian, langkah demi langkah gereja yang pertama itu diorganisasi. Ketika keperluan-keperluan timbul, Allah memberikan petunjuk dan tuntunan kepada para pemimpin pekerjaan-Nya sehingga melalui musyawarah dengan jemaat, suatu bentuk organisasi didirikan yang memelihara segala kepentingan pekerjaan.
Organisasi Gereja Saat Ini
Bentuk pemerintahan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah representatif atau perwakilan, yang mengakui bahwa kekuasaan dalam gereja terletak pada anggota-anggota gereja itu, dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan diserahkan kepada badan perwakilan dan kepa- da pegawai-pegawai untuk memerintah Gereja itu pada masing-masing tingkatan. Bentuk pemerintahan gereja seperti ini mengakui pula bahwa pengurapan kepada pendeta diakui oleh Gereja di seluruh dunia.
“Setiap anggota jemaat mempunyai satu suara dalam pemilihan pegawai jemaat. Jemaat memilih pegawai-pegawai konferens. Para utusan yang dipilih oleh konferens-konferens memilih pegawai uni konferens, dan para utusan yang dipilih oleh uni konferens memilih pegawai General Conference. Oleh pengaturan ini tiap-tiap konferens, tiap-tiap lembaga, tiap-tiap jemaat, dan tiap-tiap individu, baik secara langsung maupun melalui perwakilan, memiliki satu suara dalam pe- milihan orang yang memikul tanggung jawab amat penting di General Conference.”—Testimonies, jld. 8, hlm. 236, 237.
“Setiap anggota jemaat mempunyai satu suara dalam pemilihan pegawai jemaat. Jemaat memilih pegawai-pegawai konferens. Para utusan yang dipilih oleh konferens-konferens memilih pegawai uni konferens, dan para utusan yang dipilih oleh uni konferens memilih pegawai General Conference. Oleh pengaturan ini tiap-tiap konferens, tiap-tiap lembaga, tiap-tiap jemaat, dan tiap-tiap individu, baik secara langsung maupun melalui perwakilan, memiliki satu suara dalam pe- milihan orang yang memikul tanggung jawab amat penting di General Conference.”—Testimonies, jld. 8, hlm. 236, 237.
Ada beberapa tingkat organisasi dalam Gereja mulai dari individu umat percaya sampai kepada organisasi pekerjaan di seluruh dunia. Unit keanggotaan di masing-masing tingkat ini secara berkala meng- adakan konferensi resmi yang dikenal sebagai rapat konstituensi atau rapat umum. (Rapat konstituensi atau rapat umum jemaat setempat umumnya disebut sebagai konferensi jemaat). Di dalam struktur Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tidak ada organisasi yang menentukan statusnya sendiri, juga tidak berfungsi seolah-olah tidak memiliki kewajiban kepada keluarga Gereja di luar batas-batasnya.
Garis Besar Organisasi Gereja
5. General Conference dan Divisi—General Conference mewakili Gereja seluruh dunia. Keanggotaan dewan pemilih ditetapkan dalam Konstitusinya. Untuk memudahkan aktivitasnya di seluruh dunia, Ge- neral Conference telah mendirikan kantor-kantor daerah, yang dikenal sebagai divisi General Conference, yang telah ditugaskan, oleh kepu- tusan Komite Eksekutif General Conference di Dewan Tahunan, untuk pengawasan administrasi umum bagi kelompok uni yang telah ditunjuk dan unit Gereja lainnya di wilayah geografis tertentu.
ini, General Conference dalam Rapat Umum menentukan dasar keper- cayaan Gereja. General Conference dalam Rapat Umum juga menge- sahkan pembentukan uni-uni dan wilayah, merevisi Peraturan Jemaat, memilih kepemimpinan General Conference dan divisi, menjalankan fungsi lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan memperhatikan pokok-pokok yang di- maksud oleh Komite Eksekutifnya. Komite Eksekutif General Confer- ence di antara Rapat-rapat Umum dikuasakan oleh Undang-undang Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk bertindak atas nama kon- stituensi. Jadi organisasi-organisasi Gereja di seluruh dunia mengakui General Conference dalam Rapat Umum sebagai suara dari Gereja.
Peran Lembaga-lembaga
Tidak ada organisasi atau lembaga Gereja mengambil tanggung ja- wab untuk kekurangan, utang, tindakan, atau penghilangan (kelalaian) dari organisasi Gereja lainnya hanya karena keanggotaan Gereja itu.
Wewenang Gereja Mula-mula
Gereja mula-mula memikul tanggung jawab untuk menjaga kemur-nian doktrin dan perbuatan. Para penatua (bishop) memegang wewe- nang yang besar. Salah satu fungsi utama mereka adalah pelayanan penggembalaan umum dan pengawasan (Kisah 20:17-28; Ibr. 13:17; 1 Ptr. 5:1-3), dengan tugas-tugas khusus seperti memberikan petun- juk-petunjuk mengenai doktrin dan sanggup meyakinkan penentang- penentangnya.(1 Tim. 3:1, 2; Titus 1:5, 9). Mereka diperintahkan untuk “menguji roh-roh, apakah mereka berasal dari Allah” (1 Yoh. 1:4) atau, dalam istilah Paulus, “ujilah segala sesuatu” dan “peganglah yang baik” (1 Tes. 5:21).
Gereja memiliki wewenang untuk menentukan kondisi-kondisi ke- anggotaan dan kaidah-kaidah yang memerintah jemaat.
General Conference Pemegang Wewenang Tertinggi
Bilamana muncul perbedaan-perbedaan di antara organisasi-organi- sasi dan institusi-institusi, adalah tepat bila persoalan itu dibawa kepada organisasi yang lebih tinggi hingga akhirnya mencapai Rapat Tahun- an Komite Eksekutif General Conference, atau Rapat Umum General Conference. Di antara rapat-rapat ini, Komite Eksekutif General Con- ference merupakan badan pemegang wewenang terakhir perihal semua pertanyaan. Keputusan komite bisa ditinjau kembali pada salah satu rapat umum atau pada Rapat Tahunan. Bilamana organisasi-organisasi meninjau kembali keputusan-keputusan organisasi lain, mereka tidak bertanggung jawab untuk kekurangan-kekurangan organisasi lain mana pun.
“Saya sudah sering mendapat petunjuk dari Tuhan bahwa tidak boleh pertimbangan seseorang diserahkan kepada pertimbangan orang yang lain. Tidak boleh pikiran satu orang atau pikiran beberapa orang saja di- anggap sudah cukup dalam kebijaksanaan dan kuasa untuk mengenda- likan pekerjaan ini dan menentukan rencana-rencana apa yang hendak diikuti. Tetapi bila di suatu rapat General Conference, pertimbangan dari saudara-saudara yang berkumpul dari seluruh pelosok digunakan, maka kebebasan pribadi dan pertimbangan pribadi tidak boleh diper- tahankan dengan keras kepala, tetapi harus ditaklukkan. Tidak boleh ada seorang pekerja menganggap suatu kebajikan bila mempertahan- kan dengan gigih posisi kebebasannya, bertentangan dengan keputusan umum.”—Testimonies, jld. 9, hlm. 260.
Sumber: Dr. Pdt. S. Simorangkir, Via milis A.I.
1. Jemaat— Sekelompok anggota di lokasi tertentu yang telah dibe- rikan status resmi sebagai jemaat, oleh konstituensi konferens/daerah dalam rapat umum.
2. Konferens—Sekelompok jemaat-jemaat setempat, di wilayah ter- tentu, yang telah diberikan status resmi sebagai Masehi Advent Hari Ketujuh konferens/daerah/field, oleh komite eksekutif divisi pada rapat tengah tahunan, akhir tahun, atau rapat dewan divisi, dan kemudian di- terima, di rapat konstituensi uni, ke dalam persekutuan persaudaraan konferens/daerah. (Lihat hlm. 24).
3. Uni Gereja-gereja—Sekelompok gereja, di wilayah tertentu, yang telah diberikan, oleh Rapat Umum General Conference, status resmi se- bagai uni gereja-gereja baik dengan status konferens maupun misi.
4. Uni Konferens/Misi—Sekelompok konferensi, dalam wilayah tertentu, yang telah diberikan status resmi sebagai uni konferens/misi, oleh Rapat Umum General Conference.
2. Konferens—Sekelompok jemaat-jemaat setempat, di wilayah ter- tentu, yang telah diberikan status resmi sebagai Masehi Advent Hari Ketujuh konferens/daerah/field, oleh komite eksekutif divisi pada rapat tengah tahunan, akhir tahun, atau rapat dewan divisi, dan kemudian di- terima, di rapat konstituensi uni, ke dalam persekutuan persaudaraan konferens/daerah. (Lihat hlm. 24).
3. Uni Gereja-gereja—Sekelompok gereja, di wilayah tertentu, yang telah diberikan, oleh Rapat Umum General Conference, status resmi se- bagai uni gereja-gereja baik dengan status konferens maupun misi.
4. Uni Konferens/Misi—Sekelompok konferensi, dalam wilayah tertentu, yang telah diberikan status resmi sebagai uni konferens/misi, oleh Rapat Umum General Conference.
Alkitab adalah dasar dan sumber keyakinan dan perbuatan; atas dasar
Peran Lembaga-lembaga
Di setiap tingkatan organisasi Gereja menyelenggarakan lembaga pendidikan, kesehatan, percetakan, dan lembaga-lembaga lainnya un- tuk menjangkau keluar dalam nama Kristus, untuk memenuhi keperluan satu dunia yang putus asa ini. Dalam teologi dan filsafat Masehi Advent Hari Ketujuh tentang operasional gereja, lembaga-lembaga ini dari mu- lanya telah menjadi alat-alat yang tidak dapat dipisahkan dari misi rohani Gereja melayani semua orang dan membawa Injil ke seluruh dunia.
Wewenang Gereja Mula-mula
Sebagai Pencipta, Penebus, Pemelihara, Tuhan dan Raja dari segala ciptaan, Allah sendirilah sumber wewenang bagi Gereja. Ia mendelega- sikan wewenang itu kepada para nabi dan rasul-Nya (2 Kor. 10:8). Itu- lah sebabnya, mereka menempati posisi penting dan unik dalam pem- beritaan Firman Allah dan kemajuan rohani Gereja (Ef. 2:20).
Demikian juga mengenai pelaksanaan disiplin jemaat (Mat. 18:15- 17), yang mencakup mulai dari nasihat secara empat mata dan membe- rikan peringatan (lihat Mat. 18:16; Gal. 6:1) hingga mengeluarkannya dari keanggotaan jemaat (Mat. 18:18; 1 Kor. 5:11, 13; 2 Kor. 2:5-11).
General Conference Pemegang Wewenang Tertinggi
Dalam Gereja kita sekarang ini, Rapat Umum General Conference, dan Komite Eksekutif di antara rapat-rapat umum, merupakan otoritas tertinggi dalam administrasi Gereja. Komite Eksekutif General Con- ference diberi kuasa oleh konstitusi untuk menciptakan organisasi-or- ganisasi lebih rendah untuk menjalankan peran mereka masing-masing. Itulah sebabnya semua organisasi dan institusi yang berada di bawah- nya di seluruh dunia akan mengakui Rapat Umum General Conference dan Komite Eksekutif General Conference di antara Rapat Umum, se- bagai pemegang wewenang tertinggi dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, di bawah Allah.
“Saya sudah sering mendapat petunjuk dari Tuhan bahwa tidak boleh pertimbangan seseorang diserahkan kepada pertimbangan orang yang lain. Tidak boleh pikiran satu orang atau pikiran beberapa orang saja di- anggap sudah cukup dalam kebijaksanaan dan kuasa untuk mengenda- likan pekerjaan ini dan menentukan rencana-rencana apa yang hendak diikuti. Tetapi bila di suatu rapat General Conference, pertimbangan dari saudara-saudara yang berkumpul dari seluruh pelosok digunakan, maka kebebasan pribadi dan pertimbangan pribadi tidak boleh diper- tahankan dengan keras kepala, tetapi harus ditaklukkan. Tidak boleh ada seorang pekerja menganggap suatu kebajikan bila mempertahan- kan dengan gigih posisi kebebasannya, bertentangan dengan keputusan umum.”—Testimonies, jld. 9, hlm. 260.
Sumber: Dr. Pdt. S. Simorangkir, Via milis A.I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar