1. A R T I K E M A T I A N.
Tuhan, apakah arti kematian itu? Apakah yang menunggu kami sesudah kami menyelesaikan kehidupan yang sementara ini?.
Persiapkan kami untuk hidup kekal, rasa-rasanya begitu singkat di dunia ini dan nampaknya kami telah menyianyiakan-- begitu banyak waktu.
Tentu, Engkau telah menyiapkan kami-- untuk hal-hal yang lebih baik --daripada hidup di dalam kulit, yang akan segera kembali ke debu.
Dan sungguh, pasti ada—suatu tempat yang lebih baik, daripada di bumi ini, yang penuh dukacita dan perselisihan.
Ditengah-tengah dunia yang fana ini, Tuhan, biarkanlah aku melihat kekekalan;
Ditengah-tengah segala hal yang dapat binasa, biarkanlah aku menyaksikan yang abadi.
Ditengah-tengah kelemahan, biarkanlah aku melihat kekuatan;
Ditengah-tengah kematian, biarkanlah aku menyadari kehidupan.
“Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11:25,26).
2. BUNGA-BUNGA
Oh Tuhan, begitu indah bunga-bunga yang kami terima, karangan-karangan bunga berbentuk salib, lingkaran maupun bentuk-bentuk lainnya. Semuanya sungguh-sungguh mewakili kasih, persahabatan, perasaan-perasaan dari kawan-kawanku yang tak dapat menyatakan isi hati mereka dengan kata-kata.
Ditengah-tengah kedukaanku, Tuhan, tolonglah aku menyadari bahwa bunga-bunga itu menggambarkan kesukacitaan mereka yang telah mengenal orang yang kukasihi, yang sekarang sudah tak ada lagi karena beristirahat buat sementara.
Tetapi aku tahu, bunga-bunga itu akan segera layu dan hanya keindahan dan kasih-Mu Tuhan, akan tetap selama-lamanya.
“Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila Tuhan menghembusnya dengan nafasnya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” (Yesaya 40:6-8).
3. KEBAKTIAN PEMAKAMAN
Keheningan, dari ruangan gereja—ketenangan dari kebaktian pemakaman.
Hatiku tenang sebab, aku bersama dengan Engkau disini, Tuhan.
Aku dapat duduk diam dan membisikkan kebutuhan-kebutuhanku yang terdalam. Aku dapat mengatakan apa yang kurasakan,
Mengucap syukur atas penghiburan-Mu.
Mendengarkan suaraMu, Mengetahui bahwa aku tidak harus menghadapi krisisku sendirian.
Kepastian dan ketentraman hati yang datang dari FirmanMu; nyanyian rohani dan doa-doa.
Aku memerlukan semuanya, Tuhan
Terimakasih, Tuhan, karena Engkau berada disini.
“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20).
4. KEMENANGAN
Segalanya telah selesai, Tuhan---kunjungan-kunjungan, kebaktian pemakaman.
Sulit bagiku, Tuhan, mempercayai kemenangan atas kematian ditengah-tengah kesedihanku.
Tetapi melalui kepercayaanku kepada-Mu, aku tahu bahwa kematian hanya merupakan suatu pintu, Yang bila dibuka membawa kami ke dalam suatu kehidupan baru yang jauh lebih berarti, yang dihayati di dalam kehadiran-Mu.
Engkau memberi kami hidup untuk sementara waktu di dunia ini dan Engkau menjanjikan kehidupan yang kekal di dalam Kerajaan-Mu.
Terimakasih, Tuhan, atas keyakinan yang Engkau berikan.
“Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang tidak dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati”. ( 1 Korintus 15:51-53).
5. BERSYUKURLAH
Penderitaan yang kualami pada kematian itu hampir sembuh sekarang, Tuhan. Aku sudah menjadi biasa menghadapi hidup sehari-hari dan aku merasa berterimakasih.
Aku mau mengucap syukur kepada-Mu, Tuhan atas penyertaan-Mu di dalam masa krisis ini, atas keluarga dan teman-teman yang telah mengingatku, yang telah mengunjungiku, yang telah mendoakanku.
Dan Tuhan, meskipun tidak gampang, mengalami kehilangan orang yang kukasihi, Aku menyadari bahwa Engkau selalu berada bersamaku,
untuk menolong
untuk menyembuhkan
untuk menenangkan
untuk menghiburku!
Terimakasih, Tuhan, karena Engkau adalah Penolongku dan keselamatanku.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar