Sabtu, 23 Juli 2016

Allah Menentang Pembenaran Diri Sendiri.


Pendahuluan:
   Kitab Yunus menguraikan secara mendetail/rinci mengenai pembenaran diri sendiri.  Yunus telah mempelajari bahwa "damai dimulai bilamana ambisi berakhir".  Artinya, bila damai datang maka ambisi pun berakhir.
Pembahasan:
   Pelajaran dari riwayat hidup Yunus akan menolong kita untuk menemukan damai dalam dunia yang penuh dengan sifat selfish (mementingkan diri/egois) ini.  Kitab Yunus berisi cerita yang ironis dan dramatis yang dapat diringkaskan dalam tiga bagian besar, yaitu:
I.Bencana pelarian Yunus--yang diakhiri dalam perut ikan.
II. Penundaannya tiba di kota Niniveh dan kesombongannya yang melukai hati.
III. Kemenangan Allah atas pembenaran diri sendiri dan persungutan Yunus.
   Perjalanan nabi Yunus terjadi sebelum atau selama pemerintahan Yeroboam II.  Cerita mengenai ikan besar ini bukanlah suatu hal yang skeptic (tak dapat dipercaya) karena Yesus ada mengkhotbahkan mengenai Yunus dalam Matius 12:40,41.
   Namun diluar dari kebenaran sejarahnya, hal ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu Kasih, panjang sabar dan penuh belas kasihan. Benar bahwa Yunus tidak menurut perintah Allah yang tegas. Dia bahkan telah menantang Tuhannya dengan melarikan diri ke kota yang berlainan dengan perintah (yakni ke Tarsis)---Baca Yunus 1:3.   Sikapnya ini membahayakan kehidupan orang-orang lain.  Namun Allah memberikan kesempatan yang lain kepadanya untuk menyadari kekuasaan Allah untuk datang kepada-Nya.  Ucapan :"Sekali adalah cukup"--tidak ada istilah bagi Allah.
   Pengasingan, kesulitan2 dan kegelapan yang dinyatakan--diperlukan untuk membawa Yunus untuk mengadakan penyerahan yang sepenuhnya. Allah menghukum mereka yang Dia kasihi, namun Dia adalah selalu dekat untuk melepaskan mereka bilamana mereka belajar akan penurutan, sebagai langkah pertama diatas jalan kebenaran.
   Segera dari perut ikan kata-kata berikut terdengar (Baca Yunus 2:9).  Pada waktu kata-kata ini masih dibibir Yunus maka Allah "berbicara kepada ikan, dan menyuruh supaya ikan memuntahkan dia ke darat (ayat 10).  Keselamatan, kelepasan datang segera setelah nabi itu menyerahkan kemauannya kepada kehendak Allah.
   Ilustrasi:
   Ebenezer Wooten - seorang evangelis bangsa Inggeris.  Pernah mengadakan sebuah KKR(ceramah) di suatu tempat yakni di Lidford Brook. Pada saat KKR berakhir, sementara dia menanggalkan tenda KKR, seorang muda sedang memperhatikan dia.  Orang muda ini kelihatannya tidak terlalu tertarik didalam perkara-perkara rohani, secara serampangan telah bertanyak kepadanya dengan nada suara yang ironis (mencemoohkan secara halus). "Tuan Wooten, apakah yang harus saya perbuat untuk diselamatkan?". Evangelis itu bertindak sama seperti orang muda itu tidak peduli sambil melanjutkan pekerjaannya dan berkata: "Terlalu lambat, saudara. Terlalu lambat".  Orang muda itu terkejut dan menyadari sikap dirinya yang tidak perduli itu dan berkata: "Oh,..jangan katakan itu tuan Wooten!."Sesungguhnyakah sudah terlalu lambat karena KKR itu sudah selesai?. Ya,..saudara, terlalu lambat.  Saudara ingin mengetahui apakah yang harus saudara perbuat supaya selamat dan saya katakan kepadamu bahwa saudara sudah ratusan tahun terlalu terlambat.  Pekerjaan keselamatan telah diakhiri diatas kayu salib. Yesus, Raja itu telah mengatakan itu dengan nafas-Nya yang terakhir. Apalagi yang saudara inginkan?.  Orang muda itu telah menyadari bahwa tidak suatupun yang dapat diperbuat selain berserah, mengakui kekuasaan Juruselamat dan menerima anugerah-Nya untuk menurut hukum-hukum-Nya.  Yunus telah berserah dan Allah memberikan panggilan ke 2 kepada Nabi itu (Baca Yunus 3:1).
   Sekarang Yunus telah membuat keputusan yang bijaksana kepada perintah Allah. Segera dia pun pergi ke Niniveh untuk menyampaikan Firman Allah.  Kota ini adalah kota yang besar pada zaman itu.  Menurut penemuan-penemuan Archeology jumlah penduduk kota itu diantara 120 000 - 160 000 orang (Yunus 4:11).  Yunus takut ke Niniveh (Assyria) karena penduduknya terkenal orang-orang jahat.  Namun tidak semua orang-orang Niniveh jahat. Mereka kemudian dapat diselamatkan, dilepaskan karena mereka bertobat (karena penduduk itu bertobat).  Itulah sebabnya Yunus adalah seorang pengkhotbah terbesar dalam Perjanjian Lama. Dan Roh Nubuat menyatakan bahwa Yunus takut dianggap sebagai seorang nabi Palsu, karena nubuatannya tidak digenapkan.
   Kebenaran (Pembenaran) diri sendiri adalah SELFISH; pikiran sempit, dan jalannya sempit. Sedangkan sebaliknya, kebenaran Allah adalah Universal dan belas kasihan-Nya tidak terbatas.
   Ilustrasi:
   Sally James Farnum (seorang pemahat patung perempuan). Ketika ia ditanyakan yang manakah diantara ketiga orang anak yang menjadi kesayangan ibunya di rumah?. Segera anak kecil perempuan itu menjawab: "Mamy mencintai Jimmy karena dialah yang tertua, Ibu cinta Johny karena dia adalah yang termuda, dan mamy cinta saya karena saya sendirilah perempuan".
SUATU KASIH YANG UNIVERSAL:
   Jadi Allah mengasihi manusia. Apakah dia anak yang terpandang atau bukan. Allah mengasihi dunia (Yoh.3:16)--dan ini berarti kita semua, bangsa Israel maupun Assyria. Saudara dan saya adalah manusia2 yang hidup di abad ini, juga dipanggil kedalam kerajaan itu (Pil.3:8).  Kita cocok untuk hidup dihadirat kebenaran-Nya. Pembenaran diri sendiri dari Yunus telah menyebabkan dia bimbang dan ragu-ragu akan kebijaksanaan rencana Allah. Dia bahkan meminta agar Allah mengambil hidupnya, karena dia tidak dapat menanggung kebingungan dan merasa dirinya ditempatkan pada suatu posisi dicemoohkan. (Dia lebih baik mati rasanya daripada hidup. Daripada hidup lebih baik dia mati.
   Kemudian Tuhan bertanya dengan nada mengejek (Yunus 4:4--Adakah patut engkau marah begitu?). Baca juga Yunus 4:5-6.
BERKAT-BERKAT YANG TAK SEMESTINYA.
   Betapa Allah amat mengasihani nabi yang keras hati itu!.  Pemberian berkat-berkat yang tak semestinya kepada hamba yang keras kepala ini, Allah ingin mengajar dia jalan sorga. Tetapi pembenaran diri sendiri dari Yunus telah membutakan dia akan perkara itu, kelemahannya, dia rindu penjatuhan hukum terakhir  akan kejahatan yang Allah telah rencanakan bagi Niniveh.  Manusia yang membenarkan sendiri mengharapkan karunia Allah seperti tuntutannya tetapi menolak sama sendiri.  Jadi Allah telah mengajar Yunus suatu object lesson.  Menyediakan seorang keji bila fajar merekah, Allah memukul labu itu sampai mati. Suatu angin timur yang hebat dan matahari yang tak berbelas kasihan (terik) telah memukul atas kepala nabi itu, sehingga mengubah kebahagiaannya menjadi kesedihan.  Hampir lemah, Yunus menjadi amat kasar ketika menjawab pertanyaan Allah: "Adakah patut engkau marah begitu". Barangkali boleh kita ubah dengan kata lain pertanyaan itu sbb: "Adakah patut engkau begitu merasa benar sendiri?" (menganggap diri benar?).
   Dengan tidak sabar Yunus mencaci maki Allah karena membiarkan labu yang tak berharga itu mati, sementara pada waktu yang sama dia mengharapkan kebinasaan beribu ribu orang yang tak ternilai.  Kematian labu itu telah menyebabkan kepribadiannya baik, dan dia mempersalahkan Allah atas kejadian ini.  Sebaliknya, kematian orang-orang Niniveh adalah suatu jalan yang mudah untuk mendinginkan murka Allah atas musuh-musuh negeri itu.  Kebinasaan mereka melayani sifat mementingkan diri padanya. Penolakan Allah untuk membinasakan Niniveh Yunus telah anggap suatu kejahatan besar (Bible Commentary on Jonah, p.4:1).
Kesimpulan:
   Betapa jauhnya seseorang dapat berlaku (berjalan) didalam pembenaran diri sendiri!. Apakah reputasi kita sendiri, cinta posisi, cinta diri sendiri akan lebih banyak menonjol daripada keselamatan saudara2 kita.  Yunus telah berdosa besar terhadap Allah, namun setelah pertobatan, kehidupannya telah disederhanakan. Kesempatan yang lain telah diberikan kepadanya, meskipun dia tidak menurut sebelumnya. Tetapi bilamana Allah telah memperluas belas kasihan yang sama kepada musuh2 nya yang terjelek, egonya terulang lagi (muncul).  Berapa seringkah saudara dan saya seperti nabi ini, mencoba melayani Allah dengan cara kita yang selfish.  Namun, jika kita dengan sesungguhnya ingin dibenarkan maka kita harus menerima kebenaran Allah dengan persyaratannya, dengan harganya sendiri. Adalah mahal untuk menolak.  Yunus telah membayar harga yang mahal untuk pembenaran dirinya sendiri.
   Pertama dari semua, ongkos ke Spanyol, yang berjarak 2,200 miles (2200 x 1 1/2) =3 300 km, sedikit-dikitnya 3 kali sejauh Niniveh.  Berikut dia telah menghadapi kematian. Terakhir, semangatnya telah dikecewakan dan kehidupannya telah dibuat amat menyedihkan.
   Yesaya 26:9 "...sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar".   

    Inilah yang terjadi apabila Anda menerima kebenaran-Nya,  (Baca Pil.4:7.)

Sumber:
Translated from: Review and Herald, June 1976 p.4-6 by.J.G. Nikkels, Dir.AB, Humas, Radio TV/SS Distrik Dakota Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar