Selasa, 05 Juli 2016

Elisa Dipanggil



    
Latar Belakang :
Kitab 1 Raja2 dapat dibagi kedalam dua  bahagian sebagai berikut:
1)  1 Raja2 1-11-Kerajaan yang bersatu.  Salomo mengumpulkan kekayaan besar dan menampilkan Hikmat/kebijaksanaan yang mengagumkam. Dia membangun bait suci dan istananya serta memimpin Israel kepada kejayaan (ketinggian dan kemuliaannya). Tapi imannya goyah karena banyak isteri kafirnya yang membuatnya menjauh dari Allah. Akibatnya, Allah berjanji untuk mengoyakkan kerajaan Salomo.  Karena perjanjian-Nya dengan Daud, bagaimanapun (2 Sam.7:12-17), Dia akan mengizinkan Yehuda tetap dibawah pemerintahan keluarga Salomo.
2)  1 Raja2 12-22-Kerajaan Terbagi.  Setelah kematian Salomo, Rehoboam, anak dan pengganti/penerus Salomo menjadi raja. Karena ia menerima nasehat2/syaran2 buruk dari sahabat2nya, kerajaan telah pecah oleh perang sipil menjadi 2 kerajaan: Israel(Kerajaan Utara) dan Yehuda (Kerajaan Selatan).  Buku 1 Raja2 ini memberikan skenario tentang 2 kerajaan ini—dan mencatat bagaimana kehidupan raja2 mereka MENURUT atau TIDAK MENURUT kepada Allah.
ELIA –Nabi besar menghadapi(berkonfrontasi) dengan kejahatan Raja Ahab dan Ratu Izebel dari Israel. Kompetisinya/pertandingannya dengan para nabi Baal diatas bukit Karmel membuktikan kepada umat bahwa Allah mereka sendiri adalah Allah yang benar. (Setelah inilah Elisa dipanggil).  Allah telah menyuruh Elia mengurapi Elisa bin Safat menjadi Nabi penggantinya (1 Raja2 19:16).
   Elia taat perintah Allah –dan mengadakan perjalanan ke arah utara. Dalam perjalanannya ini dia melihat betapa besar perubahan pemandangan yang terjadi dalam tempo yang singkat!. Tadinya tanah yang merekah, daerah2 perkebunan yang tak dikerjakan, karena embun dan hujan tak pernah turun selama 3 ½ tahun.  Kini pada setiap jengkal tanah, sayur2an sedang tumbuh dengan suburnya.  Ayah Elisa adalah seorang petani kaya –seorang yang seisi rumahnya termasuk orang-orang yang pada zaman kemurtadan massal tidak pernah menyembah Baal (diantara 7000 org di Israel yang tidak sujud menyembah/mencium Baal –1 Raja2 19:18).  Allah dihormati dan setia dibawah ajaran Allah.  Lingkungan beginilah yang dilewati Elisa ketika ia masih muda, itulah yang menolongnya layak untuk menduduki jabatan tinggi yang sebentar lagi akan dipegangnya.
KARAKTER ELISA(The Study Bible, p.421)
   Perhatian Elia (sebagai Pendidik, Direktur,dan pekerja) tertarik kepada Elisa bin Safat, yang bersama hamba-hamba ayahnya sedang membajak di ladang dengan 12 pasang lembu.     Mungkin ada satu orang hamba untuk sepasang lembu(PK 218).  Elisa tidak hidup(tingggal) di kota-kota besar yang padat penduduknya. Ayahnya adalah seorang petani. Jauh dari kota dan istana—Elisa telah menerima pendidikan. Dia telah dilatih dengan kebiasaan kesederhanaan, ketaatan kepada orang tua dan kepada Allah.  Jadi dalam ketenangan dan kepuasan dia siap untuk melakukan pekerjaan mengolah tanah dengan rendah hati.  Dia memiliki semangat yang lemah lembut dan tenang yang tidak berubah.  Integritas dan kesetiaan serta kasih dan takut akan Allah adalah merupakan sifat2nya.
   Dia adalah seorang yang setia dalam perkara-perkara yang kecil.  Oleh setia di dalam perkara2 kecil, Elisa sedang menyediakan diri untuk mendapat kepercayaan bagi perkara2 yang yang lebih berat.  Ia juga belajar bagaimana memberikan petunjuk dan memimpin (dia bersama hamba2 ayahnya membajak di ladang---Kelas2 kepemimpinan, jadi Student Ev. Lit ---Pelajaran ini adalah untuk semua orang). Tidak ada orang yang bisa mengetahui apa yang dimaksudkan Allah dalam disiplin-Nya; tetapi semua orang boleh merasa pasti bahwa kesetiaan terhadap hal2 yang kecil akan menjadikan orang layak untuk mendapat tanggungjawab yang lebih besar.
   Dalam 1 Raja2 19:19  –Ketika Elia yang digerakkan oleh Allah mencari seorang pengganti, ia melewati ladang di mana Elisa sedang membajak, ia melemparkan jubah kenabian ke atas bahu Elisa.  Melemparkan jubah kenabian Elia (yang terbuat dari bulu unta) atas Elisa = tanda bahwa dia dipanggil. Bagi Elisa itu adalah tanda bahwa Allah telah memanggilnya untuk menjadi pengganti Elia. Dalam ayat 20 dikatakan: “Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya, biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau. Elia menjawab, “Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu”. Jadi respons/ sambutan Elia adalah immediate.  Meskipun pekerjaannya hanya membajak ladang tetapi Allah melihar dalam dirinya ada qualifikasi yang akan membuat dia menjadi seorang pengkhotbah yang penuh kuasa dalam pekerjaan Tuhan.(2 BC p.826).  Elisa menyadari makna panggilannya dan ia hanya meminta sebelum keberangkatannya diberi izin untuk mencium orang yang dikasihinya sebagai ucapan perpisahan/selamat tinggal.  Jadi ini bukan penolakan melainkan ujian iman. Apakah dia pergi dengan Elia atau dia akan memilih untuk tinggal di rumah.  Akan tetapi Elisa mengerti akan makna panggilan itu. Ia tahu bahwa panggilan ini datangnya dari Allah, maka ia tidak ragu2 untuk menurut-Nya.  Kemudian dalam 1 Raja2 19: 21: Ia “mengambil pasangan lembu itu, meyembelihnya, dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api, ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya”.  Ini bermakna bahwa ia tidak memerlukannya lagi, dan dia telah melupakan masa lalunya dan memasuki pelayanan bagi Allah/menjadi pesuruh Allah (He was turning his back on the past, and entering the service of God).  Elisa menerima panggilan untuk melayani, tanpa menoleh sedikitpun kepada kesenangan dan kesukaan yang ia tinggalkan (Beda dengan penghulu muda yang kaya dalam Mts.19:16,21-22.  Ia tidak rela membuat pengorbanan. Kasihnya terhadap harta kekayaannya lebih besar daripada kasihnya akan Allah.
   Kita tidak semuanya diminta untuk bekerja seperti Elisa, atau kita semuanya disuruh menjual segala milik kita; tetapi Allah meminta kita untuk menempatkan pekerjaan-Nya nomor satu dalam kehidupan kita, artinya: Jangan lewatkan satu hari berlalu tanpa berbuat sesuatu untuk memajukan pekerjaan-Nya di atas bumi.  Apakah seorang menjadi pendeta atau dokter, pedagang atau petani, memiliki keahlian khusus/ahli mesin, tanggung jawab itu ada pada masing-masing.  Pekerjaannyalah untuk menyatakan Injil keselamatan itu untuk semua orang (dimana kita berada).
   Ingat: Ibu yang mendidik anak-anaknya bagi Kristus sesungguhnya keadaannya sama bagi Allah sebagaimana pendeta di mimbar.
   Kependetaan berarti lebih daripada berkhotbah. Hal itu berarti mendidik orang2 muda sebagaimana Elia mendidik Elisa, mengambil mereka dari pekerjaan-pekerjaan biasa, dan memberikan kepada mereka tanggungjawab dalam pekerjaan Allah—tanggung jawab kecil2 pada mulanya, lalu yang lebih besar bila mereka telah kuat dan berpengalaman.  Untuk selama beberapa tahun setelah Elisa dipangggil, Elia dan Elisa kerja bersama-sama, orang yang lebih muda itu dapat lebih bersedia untuk menghadapi pekerjaannya. Elia telah menjadi perkakas Allah untuk menggulingkan kejahatan2 yang luar biasa. Penyembahan berhala yang ditunjang oleh Ahab dan Izebel kafir, yang menyesatkan bangsa itu, telah diberi tindakan yang tegas. Orang2 Israel banyak yang telah kembali menyembah Allah. Pengganti Elia, yaitu Elisa, dengan berhati-hati sabar memberi petunjuk, tabah membimbing Israel pada jalan-jalan yang selamat.  Sekolah nabi-nabi, yang didirikan Samuel, telah mengalami kemunduran selama tahun2 kemurtadan Israel. Elia membangun kembali (Pusat2 pendidikan: Gilgal, Betel dan Yeriko) —menjamin orang2 muda memperoleh pendidikan yang akan memimpin mereka untuk menghormati hukum.  Mereka menekankan kedalam pikiran mereka/students akan pentingnya kesederhanaan menandai setiap bentuk pendidikan mereka dan supaya dengan tekun mempertahankan kesetiaan mereka kepada Allah yang di surga.
   Elia masih sempat melihat hasil pembaharuan yang dicapai dalam 1Raja219:18 “Tetapi aku meninggalkan 7000 orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal....”  Namun pekerjaan pembaruan belum selesai.
   Dalam 2 Raja2 2:1 –“Menjelang saatnya Tuhan hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai-àTuhan telah memberikan sebuah wahyu kepada Elia bahwa dia akan diangkat Tuhan ke surga dan hal ini dinyatakan juga kepada Elisa dan anak-anak para nabi.   Kanaikan Elia/diangkat,  terjadi setelah Yoram (umur 32 thn) mulai memerintah di Yehuda/Yerusalem: 8 tahun (2 Taw.21:5, 12).  Ketika Elisa menyertai nabi itu dalam perjalanan keliling melawat dari sekolah ke sekolah, iman dan keputusannya sekali lagi di uji. Di Gilgal, juga di Betel dan Yeriko, ia telah disuruh pulang oleh Elia. Elia berkata dalam 2 Raja2 2:2 “Baiklah tinggal disini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Betel”.   Tetapi ia tidak mau berpisah dengan gurunya, selama masih ada kesempatan yang tersisa untuk mencapai keadaan yang lebih layak demi pelayanan.
   “Demi Tuhan yang hidup, dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.”  Perkataan yang sungguh2 ini 3 kali diucapkan di Gilgal, di Betel (ay.4) dan di Yeriko (ay.6). Di ayat 7-9 Lalu berjalanlah keduanya...”keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.  Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa, Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat daripadamu”.
   Elisa tidak meminta kehormatan duniawi, atau kedudukan yang tinggi di tengah2 manusia di bumi. Yang di idamkannya ialah lebih banyak Roh seperti yang diberikan Allah kepada Elisa. Jadi ia meminta, “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu”.  Menanggapi permohonan ini, Elia berkata dalam 2 Raja2 2:10 “Yang kau minta itu adalah sukar,...Bagi Tuhan tidak sukar, tapi bagi Elia adalah sukar untuk menjamin. Karena hanya Allah sendiri yang dapat memilih jabatan nabi.(nominating committenya adalah Allah sendiri). Itulah sebabnya Elia berkata: “tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.
   Dalam 2 Raja2 2:11 “Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke surga dalam angin badai”.  “Kereta Allah”(Chariot of God)  ternyata adalah para malaekat (Maz.68:17).
   Kuda dan kereta sering digunakan dalam Alkitab sebagai lambang keperkasaan, keagungan dan kemuliaan dengan mana Tuhan memusnahkan lawan2nya dan menyelamatkan milik-Nya.  ELIA adalah contoh(tipe) orang2 saleh yang hidup di hari2 terakhir yang akan diubahkan tanpa melihat kematian. Pada saat tranfigurasi (Yesus dimuliakan) dimana Petrus, Yohanes dan Yakobus telah diberikan preview tentang ked.Kristus ke dua kali dalam kuasa dan kemuliaan-Nya.  Elia muncul sebagai perwakilan dari orang-orang saleh yang akan diubahkan ketika Yesus datang, dan Musa sebagai perwakilan dari orang2 benar yang mati dan akan dibangkitkan dari kubur mereka untuk menemani Juruselamat mereka ke surga.
2 Raja2 2:11 “lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai” (menggambarkan pesona kemuliaan dan kuasa Allah).
---Sebagaimana Elia yang telah menghormati Allah, maka sekarang Tuhan telah menghormati dia, tidak mengizinkan dia mati dalam kubur, tapi langsung diangkat dalam kemuliaan dan damai dari sorga. Dalam 2 Raja2 2:12 “Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang2nya yang berkuda!”.  Elisa melihat =Sekarang dia mengetahui bahwa dua bagian dari roh Elia yang telah ia minta telah ia miliki dan telah tersedia baginya satu pekerjaan penting di depan. Kata2 “Bapaku, bapaku”—bahwa Elia menganggap/memandang nabi yang lebih tua sebagai Bapa rohani baginya.  Sebagai anak dan pewaris, nabi yang lebih muda, sekarang melakukan  tanggung jawab dari yang lebih tua.
   Elisa mungkin bersedih karena tidak melihat Elia lagi, lalu di renggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. “Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air sambil berseru, Di manakah Tuhan, Allah Elia?.(ay.13-14). Ini bukan menunjukkan keragu-raguannya, tetapi ini menunjukkan bahwa dirinya sendiri akan menjadi a man of faith and of action. What God had done for Elijah, Elisha now expected God to do for him.  Pertanyaan ini mungkin sifatnya seperti suatu doa dan panggilan agar Allah menyatakan dirinya sendiri kepada Elisa.  “Ia memukul air itu, lalu terbagi kesebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.
Kesimpulan:
   Disini kita melihat bahwa Allah akan menolong dan memberi kekuatan bagi mereka yang menjadi para pengganti, bilamana mereka mencari pertolongan daripada-Nya dan berjalan pada jalan2-Nya.  Dalam Lukas 16:10 “Barangsiapa yang setia dalam perkara yang kecil membuktikan bahwa ia setia dalam perkara yang besar.”
   Sumber:
1.The Study Bible, Presenting The OT and the NT and the E.G. White Scripture Comments, p.421
2. The Bible Commentary Vol.2, p.826.
3. Alfa dan Omega Jld.3(Para Nabi dan Raja), hlm.179-188

Tidak ada komentar:

Posting Komentar