Latar Belakang :
Kitab 1 Raja2 dapat dibagi kedalam dua bahagian sebagai berikut:
1)
1 Raja2 1-11-Kerajaan
yang bersatu. Salomo
mengumpulkan kekayaan besar dan menampilkan Hikmat/kebijaksanaan yang
mengagumkam. Dia membangun bait suci dan istananya serta memimpin Israel kepada
kejayaan (ketinggian dan kemuliaannya). Tapi imannya goyah karena banyak isteri
kafirnya yang membuatnya menjauh dari Allah. Akibatnya, Allah berjanji untuk
mengoyakkan kerajaan Salomo. Karena
perjanjian-Nya dengan Daud, bagaimanapun (2 Sam.7:12-17), Dia akan mengizinkan
Yehuda tetap dibawah pemerintahan keluarga Salomo.
2)
1 Raja2 12-22-Kerajaan
Terbagi. Setelah kematian
Salomo, Rehoboam, anak dan pengganti/penerus Salomo menjadi raja. Karena ia
menerima nasehat2/syaran2 buruk dari sahabat2nya, kerajaan telah pecah oleh
perang sipil menjadi 2 kerajaan: Israel(Kerajaan Utara) dan Yehuda (Kerajaan
Selatan). Buku 1 Raja2 ini memberikan
skenario tentang 2 kerajaan ini—dan mencatat bagaimana kehidupan raja2 mereka
MENURUT atau TIDAK MENURUT kepada Allah.
ELIA –Nabi besar menghadapi(berkonfrontasi) dengan kejahatan
Raja Ahab dan Ratu Izebel dari Israel. Kompetisinya/pertandingannya dengan para
nabi Baal diatas bukit Karmel membuktikan kepada umat bahwa Allah mereka
sendiri adalah Allah yang benar. (Setelah
inilah Elisa dipanggil). Allah telah
menyuruh Elia mengurapi Elisa bin Safat menjadi Nabi penggantinya (1 Raja2
19:16).
Elia taat
perintah Allah –dan mengadakan perjalanan ke arah utara. Dalam perjalanannya
ini dia melihat betapa besar perubahan pemandangan yang terjadi dalam tempo
yang singkat!. Tadinya tanah yang merekah, daerah2 perkebunan yang tak
dikerjakan, karena embun dan hujan tak pernah turun selama 3 ½ tahun. Kini pada setiap jengkal tanah, sayur2an
sedang tumbuh dengan suburnya. Ayah
Elisa adalah seorang petani kaya –seorang yang seisi rumahnya termasuk
orang-orang yang pada zaman kemurtadan massal tidak pernah menyembah Baal
(diantara 7000 org di Israel yang tidak sujud menyembah/mencium Baal –1 Raja2
19:18). Allah dihormati dan setia
dibawah ajaran Allah. Lingkungan
beginilah yang dilewati Elisa ketika ia masih muda, itulah yang menolongnya
layak untuk menduduki jabatan tinggi yang sebentar lagi akan dipegangnya.
KARAKTER ELISA(The Study Bible, p.421)
Perhatian Elia (sebagai
Pendidik, Direktur,dan pekerja) tertarik kepada Elisa bin Safat, yang bersama
hamba-hamba ayahnya sedang membajak di ladang dengan 12 pasang lembu. Mungkin
ada satu orang hamba untuk sepasang lembu(PK 218). Elisa tidak hidup(tingggal) di kota-kota
besar yang padat penduduknya. Ayahnya adalah seorang petani. Jauh dari kota dan
istana—Elisa telah menerima pendidikan. Dia telah dilatih dengan kebiasaan
kesederhanaan, ketaatan kepada orang tua dan kepada Allah. Jadi dalam ketenangan dan kepuasan dia siap
untuk melakukan pekerjaan mengolah tanah dengan rendah hati. Dia memiliki semangat yang lemah lembut dan
tenang yang tidak berubah. Integritas
dan kesetiaan serta kasih dan takut akan Allah adalah merupakan sifat2nya.
Dia
adalah seorang yang setia dalam perkara-perkara yang kecil. Oleh setia di dalam perkara2 kecil,
Elisa sedang menyediakan diri untuk mendapat kepercayaan bagi perkara2 yang
yang lebih berat. Ia juga belajar
bagaimana memberikan petunjuk dan memimpin (dia bersama hamba2 ayahnya membajak
di ladang---Kelas2 kepemimpinan, jadi Student Ev. Lit ---Pelajaran ini adalah
untuk semua orang). Tidak ada orang yang bisa mengetahui apa yang dimaksudkan
Allah dalam disiplin-Nya; tetapi semua orang boleh merasa pasti bahwa kesetiaan
terhadap hal2 yang kecil akan menjadikan orang layak untuk mendapat
tanggungjawab yang lebih besar.
Dalam 1 Raja2
19:19 –Ketika Elia yang digerakkan oleh
Allah mencari seorang pengganti, ia melewati ladang di mana Elisa sedang
membajak, ia melemparkan jubah
kenabian ke atas bahu Elisa. Melemparkan
jubah kenabian Elia (yang terbuat dari bulu unta) atas Elisa = tanda bahwa dia
dipanggil. Bagi Elisa itu adalah tanda bahwa Allah telah memanggilnya untuk
menjadi pengganti Elia. Dalam ayat 20 dikatakan: “Lalu Elisa meninggalkan lembu
itu dan berlari mengikuti Elia, katanya, biarkanlah aku mencium ayahku dan
ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau. Elia menjawab, “Baiklah, pulang
dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu”. Jadi respons/ sambutan
Elia adalah immediate. Meskipun
pekerjaannya hanya membajak ladang tetapi Allah melihar dalam dirinya ada
qualifikasi yang akan membuat dia menjadi seorang pengkhotbah yang penuh kuasa
dalam pekerjaan Tuhan.(2 BC p.826).
Elisa menyadari makna panggilannya dan ia hanya meminta sebelum
keberangkatannya diberi izin untuk mencium orang yang dikasihinya sebagai ucapan
perpisahan/selamat tinggal. Jadi ini
bukan penolakan melainkan ujian iman. Apakah dia pergi dengan Elia atau dia
akan memilih untuk tinggal di rumah.
Akan tetapi Elisa mengerti akan makna panggilan itu. Ia tahu bahwa
panggilan ini datangnya dari Allah, maka ia tidak ragu2 untuk menurut-Nya. Kemudian dalam 1 Raja2 19: 21: Ia “mengambil
pasangan lembu itu, meyembelihnya, dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu
sebagai kayu api, ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian
makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi
pelayannya”. Ini bermakna bahwa ia tidak
memerlukannya lagi, dan dia telah melupakan masa lalunya dan memasuki pelayanan
bagi Allah/menjadi pesuruh Allah (He was turning his back on the past, and
entering the service of God). Elisa
menerima panggilan untuk melayani, tanpa menoleh sedikitpun kepada kesenangan
dan kesukaan yang ia tinggalkan (Beda dengan penghulu muda yang kaya dalam
Mts.19:16,21-22. Ia tidak rela membuat
pengorbanan. Kasihnya terhadap harta kekayaannya lebih besar daripada kasihnya
akan Allah.
Kita tidak
semuanya diminta untuk bekerja seperti Elisa, atau kita semuanya disuruh
menjual segala milik kita; tetapi Allah meminta kita untuk menempatkan pekerjaan-Nya nomor satu dalam kehidupan kita,
artinya: Jangan lewatkan satu hari berlalu tanpa berbuat sesuatu untuk
memajukan pekerjaan-Nya di atas bumi.
Apakah seorang menjadi pendeta atau dokter, pedagang atau petani,
memiliki keahlian khusus/ahli mesin, tanggung jawab itu ada pada
masing-masing. Pekerjaannyalah untuk
menyatakan Injil keselamatan itu untuk semua orang (dimana kita berada).
Ingat: Ibu yang
mendidik anak-anaknya bagi Kristus sesungguhnya keadaannya sama bagi Allah
sebagaimana pendeta di mimbar.
Kependetaan
berarti lebih daripada berkhotbah. Hal itu berarti mendidik orang2 muda
sebagaimana Elia mendidik Elisa, mengambil mereka dari pekerjaan-pekerjaan
biasa, dan memberikan kepada mereka tanggungjawab dalam pekerjaan
Allah—tanggung jawab kecil2 pada mulanya, lalu yang lebih besar bila mereka
telah kuat dan berpengalaman. Untuk
selama beberapa tahun setelah Elisa dipangggil, Elia dan Elisa kerja
bersama-sama, orang yang lebih muda itu dapat lebih bersedia untuk menghadapi
pekerjaannya. Elia telah menjadi perkakas Allah untuk menggulingkan kejahatan2
yang luar biasa. Penyembahan berhala yang ditunjang oleh Ahab dan Izebel kafir,
yang menyesatkan bangsa itu, telah diberi tindakan yang tegas. Orang2 Israel
banyak yang telah kembali menyembah Allah. Pengganti Elia, yaitu Elisa, dengan
berhati-hati sabar memberi petunjuk, tabah membimbing Israel pada jalan-jalan
yang selamat. Sekolah nabi-nabi, yang
didirikan Samuel, telah mengalami kemunduran selama tahun2 kemurtadan Israel.
Elia membangun kembali (Pusat2 pendidikan: Gilgal, Betel dan Yeriko) —menjamin
orang2 muda memperoleh pendidikan yang akan memimpin mereka untuk menghormati
hukum. Mereka menekankan kedalam pikiran
mereka/students akan pentingnya kesederhanaan menandai setiap bentuk pendidikan
mereka dan supaya dengan tekun mempertahankan kesetiaan mereka kepada Allah
yang di surga.
Elia masih
sempat melihat hasil pembaharuan yang dicapai dalam 1Raja219:18 “Tetapi aku
meninggalkan 7000 orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah
Baal....” Namun pekerjaan pembaruan
belum selesai.
Dalam 2 Raja2 2:1
–“Menjelang saatnya Tuhan hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai-àTuhan telah memberikan sebuah wahyu kepada Elia bahwa dia
akan diangkat Tuhan ke surga dan hal ini dinyatakan juga kepada Elisa dan
anak-anak para nabi. Kanaikan Elia/diangkat,
terjadi setelah Yoram (umur 32 thn)
mulai memerintah di Yehuda/Yerusalem: 8 tahun (2 Taw.21:5, 12). Ketika Elisa menyertai nabi itu dalam
perjalanan keliling melawat dari sekolah ke sekolah, iman dan keputusannya
sekali lagi di uji. Di Gilgal, juga di Betel dan Yeriko, ia telah disuruh
pulang oleh Elia. Elia berkata dalam 2 Raja2 2:2 “Baiklah tinggal disini, sebab
Tuhan menyuruh aku ke Betel”. Tetapi ia
tidak mau berpisah dengan gurunya, selama masih ada kesempatan yang tersisa
untuk mencapai keadaan yang lebih layak demi pelayanan.
“Demi Tuhan yang
hidup, dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan
engkau.” Perkataan yang sungguh2 ini 3
kali diucapkan di Gilgal, di Betel (ay.4) dan di Yeriko (ay.6). Di ayat 7-9 Lalu
berjalanlah keduanya...”keduanya berdiri di tepi sungai Yordan. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya,
dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke
sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang
kering. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa,
Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat daripadamu”.
Elisa tidak
meminta kehormatan duniawi, atau kedudukan yang tinggi di tengah2 manusia di
bumi. Yang di idamkannya ialah lebih banyak Roh seperti yang diberikan Allah
kepada Elisa. Jadi ia meminta, “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari
rohmu”. Menanggapi permohonan ini, Elia
berkata dalam 2 Raja2 2:10 “Yang kau minta itu adalah sukar,...Bagi Tuhan tidak
sukar, tapi bagi Elia adalah sukar untuk menjamin. Karena hanya Allah sendiri
yang dapat memilih jabatan nabi.(nominating committenya adalah Allah sendiri).
Itulah sebabnya Elia berkata: “tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat
dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak,
tidak akan terjadi.
Dalam 2 Raja2
2:11 “Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah
kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke
surga dalam angin badai”. “Kereta
Allah”(Chariot of God) ternyata adalah
para malaekat (Maz.68:17).
Kuda dan kereta
sering digunakan dalam Alkitab sebagai lambang keperkasaan, keagungan dan
kemuliaan dengan mana Tuhan memusnahkan lawan2nya dan menyelamatkan milik-Nya. ELIA adalah contoh(tipe) orang2 saleh yang
hidup di hari2 terakhir yang akan diubahkan tanpa melihat kematian. Pada saat
tranfigurasi (Yesus dimuliakan) dimana Petrus, Yohanes dan Yakobus telah
diberikan preview tentang ked.Kristus ke dua kali dalam kuasa dan
kemuliaan-Nya. Elia muncul sebagai
perwakilan dari orang-orang saleh yang akan diubahkan ketika Yesus datang, dan
Musa sebagai perwakilan dari orang2 benar yang mati dan akan dibangkitkan dari
kubur mereka untuk menemani Juruselamat mereka ke surga.
2 Raja2 2:11 “lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin
badai” (menggambarkan pesona kemuliaan dan kuasa Allah).
---Sebagaimana Elia yang telah menghormati Allah, maka
sekarang Tuhan telah menghormati dia, tidak mengizinkan dia mati dalam kubur,
tapi langsung diangkat dalam kemuliaan dan damai dari sorga. Dalam 2 Raja2 2:12
“Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah
ia: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang2nya yang berkuda!”. Elisa melihat =Sekarang dia
mengetahui bahwa dua bagian dari roh Elia yang telah ia minta telah ia miliki
dan telah tersedia baginya satu pekerjaan penting di depan. Kata2 “Bapaku,
bapaku”—bahwa Elia menganggap/memandang nabi yang lebih tua sebagai Bapa rohani
baginya. Sebagai anak dan pewaris, nabi
yang lebih muda, sekarang melakukan tanggung jawab dari yang lebih tua.
Elisa mungkin
bersedih karena tidak melihat Elia lagi, lalu di renggutkannya pakaiannya dan
dikoyakkannya menjadi dua koyakan. “Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang
telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai
Yordan. Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas
air sambil berseru, Di manakah Tuhan, Allah Elia?.(ay.13-14). Ini bukan
menunjukkan keragu-raguannya, tetapi ini menunjukkan bahwa dirinya sendiri akan
menjadi a man of faith and of action. What
God had done for Elijah, Elisha now expected God to do for him. Pertanyaan ini mungkin sifatnya seperti suatu
doa dan panggilan agar Allah menyatakan dirinya sendiri kepada Elisa. “Ia memukul air itu, lalu terbagi kesebelah
sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.
Kesimpulan:
Disini kita melihat
bahwa Allah akan menolong dan memberi kekuatan bagi mereka yang menjadi para
pengganti, bilamana mereka mencari pertolongan daripada-Nya dan berjalan pada
jalan2-Nya. Dalam Lukas 16:10 “Barangsiapa
yang setia dalam perkara yang kecil membuktikan bahwa ia setia dalam perkara
yang besar.”
Sumber:
1.The Study Bible, Presenting The OT and the NT and the
E.G. White Scripture Comments, p.421
2. The Bible Commentary Vol.2, p.826.
3. Alfa dan Omega Jld.3(Para Nabi dan Raja), hlm.179-188
Tidak ada komentar:
Posting Komentar