Selasa, 04 Februari 2020

Langkah2 Untuk Mengatasi Masalah Anda

Hasil gambar untuk Berpikir positif" Langkah 1: BERPIKIR POSITIP.

   Dalam mengatasi setiap masalah saudara, upaya anda yang pertama-tama seharusnya adalah mengambil sikap mental yang positif.  Yaitu berpikir dan percaya, bahwa saudara dapat mengatasi persoalan saudara itu, sehingga dengan demikian saudara sebenarnya sudah mulai memecahkannya.
    Lakukanlah ini, maka saudara telah memulainya.   Disebuah kantor terdapat sebuah plakat yang bertuliskan: "SIKAP ADALAH LEBIH PENTING DARI KENYATAAN".  Yang pada akhirnya, kata-kata itu telah menolong seorang yang telah membacanya tertolong dalam mengatasi masalahnya sendiri.  Karena kata-kata itu mengajar kita, bagaimana seharusnya melihat pada kenyatataan-kenyataan.  Seorang negatif dapat berkata, "Ini sulit. Ini fakta yang sungguh-sungguh sulit.  Anda tak dapat berbuat apa-apa". Tetapi orang yang bersikap positif berkata, "Ya, itu memang fakta, dan fakta itu perlu kita ketahui. Namun selalu ada jalan untuk memecahkannya.  Fakta ada untuk dipecahkan, dan saya harus mencari jalan guna memecahkan hal tersebut".

   Orang negatif hampir selalu dikalahkan oleh adanya fakta-fakta, Sedangkan orang positif akan menanganinya secara kreatif.  Bukan hanya fakta-fakta, tetapi sikap saudara terhadap fakta-fakta itu juga turut menentukan hasil akhirnya.
   Bagaimana saudara memikirkan sesuatu masalah adalah hal yang amat penting.  Saudara dapat memikirkan diri saudara sendiri sukses, atau saudara dapat memikirkan saudara sendiri gagal.
   Saudara dapat memikirkan diri saudara berkemenangan atas masalah-masalah saudara, atau saudara memikirkan diri saudarah dikalahan oleh masalah-masalah tersebut.  Bentuk pikiran saudara akan menentukan jenis pengalaman yang akan menimpa saudara.
   Ada satu hukum yang disebut HUKUM TARIKAN.  Suka menarik suku.  Pepatah Inggeris mengatakan: "Burung-burung yang berbulu sama saling mengelompok".
   Pikiran jenis tertentu menarik yang serupa. Demikian pula pikiran negatif memancarkan pikiran-pikiran negatif.  Merangsang dunia sekitarnya secara negatif pula. lalu menarik kepada dirinya sendiri, sehingga akhirnya ia memperoleh hasil negatif.
   Jadi apa yang dipancarkan ke luar oleh pikiran saudara, akan kembali mempengaruhi saudara juga.
   Pemikir positif sebaliknya mengirimkan dari otaknya pikiran-pikiran positif, optimis dan teguh oleh iman. Ia mengaktifkan dunia sekitarnya secara positif.

   Mari kita lihat contoh dua orang salesman(penjual). Yang seorang diberikan wilayah yang kurang sekali memberi keuntungan pada perusahaannya. Wilayah dimana ia harus memperkenalkan dagangannya, terkenal sebagai daerah yang tak seorangpun dapat menjual sesuatu di sana.
   Orang yang satu ini memasuki wilayah baru itu dengan pikiran yang sudah dicekoki oleh pendapat umum tersebut. Yaitu bahwa kemungkinan untuk bisnis di tempat itu sama sekali tertutup.
   "Karena itu,"pikirnya", buat apa susah-susah. Saya telah diperlakukan secara tidak adil. Masa saya ditempatkan di daerah yang sulit begini".
   Saudara tak perlu heran melihat ia gagal untuk mengembangkan bisnis yang dipercayakan perusahaan di daerah tersebut.  Akhirnya ia meninggalkan perusahaan itu. Bahkan lucunya, ia belum pernah mencobanya.  Baginya adalah suatu fakta bahwa ia tidak akan mungkin mengembangkan usaha di daerah tersebut.  Sikapnya terhadap hal itu adalah negatif. Dan hasilnya?. Negatif!.

   Salesman yang kedua datang dari tempat yang jauh. Ia tidak mengeteahui keadaan daerah tersebut.
   Kecuali, bahwa daerah itu berada pada pusat daerah-daerah metropolitan yang sedang berkembang.
   Tak seorang pun pernah membisikkan kepadanya, bahwa penjualan di daerah itu sukar.  Karenanya salesman ini segera saja mulai sibuk dan berhasil menjual banyak.
   "Ini benar-benar tambang emas yang tak pernah digarap," ujarnya.  Sekuruh pemikirannya positif, dan tindakannya pun positif.  Ia sukses besar di daerah tersebut.  Begitu menonjol sikap positifnya, sehingga jika sebelunya ada orang yang memberitahukan kepadanya, bahwa daerah itu adalah daerah jelek, ia pasti tidak akan mempercayainya. Alasannya?.  Karena ada ratusan ribu penduduk yang hidup di daerah itu.  Mereka semua membutuhkan dagangannya. Ia harus masuk ke situ untuk mencuplai mereka. Ia seorang yang sukses.
   Saudara seharusnya dapat memikirkan, bahwa saudara dapat mengatasi masalah-masalah, sehingga hal itu benar akan terjadi. Tetapi saudara harus berpikir, dan bukannya bereaksi secara emosional.
   Kalau kesulitan datang, biasanya timbul kecenderungan untuk panik, merasa terganggu, atau
malahan marah-marah. Reaksi-reaksi semacam itu adalah reaksi emosional. Jika orang bertindak oleh karena dorongan-dorongan emosioanal, maka tindakannya itu tidak rasional.
   Seorang harus melatih dirinya untuk tenang dalam pikirannya. Ia harus melatih dirinya untuk tenang dalam pikirannya. Ia harus mendinginkan pikirannya.  Karena kepala tidak dapat berpikir kalau panas,  Hanya kalau kepala dingin, barulah ia dapat menghasilkan sesuatu konsep yang nyata dan rasional, yang dapat memecahkan masalah-masalh.  Karena itu jangan membiarkan diri saudara dikuasai oleh emosi.
   Coba pikirkan, sebenarnya kepala adalah milik kita yang amat penting.  Usahakan agar ia tetap didisiplinkan.  Ingat akan pernyataan Thomas Edison, "Fungsi utama dari tubuh adalah untuk membawa otak ke mana-mana".  Penemu besar ini mengetahui bahwa dalam pikiran, otak yang bekerja tidak kepanasan, di sanalah kita mendapatkan ide-ide dan bukannya desakan-desakan emosi.
   Dengan buah-buah pikiran yang sehat itulah kita dapat memecahkan masalah-masalah.

CARA BERTINDAK:
1. Ambillah suatu sikap mental positif dalam menghadapi segala masalah.
2. Hentikanlah segala pikiran yang negatif, dan segala percakapan yang negatif.
3. Ulangi dan resapi kata-kata, bahwa sikap saudara terhadap sesuatu fakta adalah lebih penting daripada fakta itu sendiri.
4. Manfaatkan HUKUM TARIKAN. Tariklah dengan pikiran saudara yang positif, hasil-hasil yang positif saja.
5. Disiplinkan diri saudara, agar pikiran saudara tetap tenang. Dinginkanlah!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar