Minggu, 07 Desember 2014

Berpisah Untuk Bertemu Kembali.


Nats       :   Roma 8:1; Yoh 3: 16.
Tujuan  :   Agar jemaat tidak tenggelam dalam perasaan sedih , tetapi mengerti bahwa kelak kemudian hari akan bertemu kembali dengan orang yang mereka kasihi.

Pendahuluan:
Sebelum kita berpisah  dengan Saudara kita Almarhum(ah)..... yang beberapa hari yang lalu telah di izinkan Tuhan untuk beristirahat tidur sementara , baiklah kita melakukan ibadah sebagai lambang cinta, yang juga akan meringankan duka dan meneguhkan iman kita.

Sebab kita semua berharap akan berjumpa lagi dengan Almarhum(ah) dalam keluarga abadi, yaitu pada saat Tuhan Yesus datang yang kedua kali sebagai pemenang atas maut dan mengumpulkan semua anak-anakNya yang kekasih dalam kerajaan Bapa.

Kematian memang bagaikan sesuatu yang tanpa pengharapan, namun kita percaya Tuhan Yesus maha pengasih, Dia memperhatikan doa yang telah dinaikkan/ dipanjatkan, sebagaimana janjiNya pada orang percaya, demikianlah seharusnya kita yakin bahwa Almarhum(ah) pada saat kedatangan Yesus kedua kali, dia akan turut dibangkitkan dengan orang-orang percaya lainnya. 

Memang biasanya  kita tinggal bersama Almarhum(ah), mungkin dialah tempat kita mengadu pada saat kita berada dalam kebuntuan . Mungkin kita masih merasakan kasihnya, perhatiannya semasa hidup. Mungkin beberapa hari yang lalu kita merasakan sesuatu yang demikian berkesan bersama Almarhum(ah) dalam hidup kita. Dulu Almarhum(ah) lah, yang selalu menemani makan atau belajar atau.....namun sekarang dia telah tiada, kenangan manis telah berubah menjadi sejarah kehidupan  keluarga. 

Dari saat ini kita tidak akan bertemu dengannya lagi, mungkin ketika kita kembali ke rumah kita merasakan suatu kesepian dalam jiwa kita, yang selama ini kita rasakan dialah yang telah mengisinya. Saat ini dia telah tiada.....namun itu hanya sementara saja, sebab ada harinya kelak kita semua akan bertemu dan berkumpul lagi bersama Almarhum(ah) dalam tempat kekal yang dijanjikan Tuhan Allah bagi kita umat percaya.

Sebagaimana firman Tuhan yang telah kita baca (Roma 8:1; Yoh.3:16), kita percaya bahwa kebenaran firman itu berkata benar. Mari kita belajar sejenak, sebelum kita mengantar Almarhum(ah) keperistirahatannya yang sementara.


Ada beberapa hal yang mesti kita yakini.

1. Dalam Kristus tidak ada hukuman. Roma 8:1 
     Kita patut bersyukur semasa hidup Almarhum(ah) telah menerima Tuhan Yesus, dan Tuhan telah menggantikannya mati diatas kayu salib. Oleh sebab itu ayat dalam Roma yang telah kita baca itu dengan jelas berkata bahwa orang yang berada dalam Kristus tidak lagi berada dalam penghukuman. Orang yang percaya Tuhan Yesus berada dalam lindungan Tuhan sepenuhnya. Tidak ada kuasa yang dapat memisahkannya. Sekalipun kita tahu upah dosa adalah maut namun maut telah dikalahkan oleh Kristus yang telah bangkit. Kristus telah menyelesaikan masalah upah dosa itu, dengan kerelaannya menggantikan kita dihukum di kayu salib.  Dan untuk orang yang percaya diberinya hidup kekal.

Seturut dengan kebenaran firman Tuhan kita harus yakin bahwa Almarhum(ah) tidak mati dalam penghukuman namun dia ada dalam Tuhan Yesus.

2.   Dalam Kristus ada kehidupan kekal. Yoh 3:16.
Tuhan Yesus bukan saja memberikan penghapusan akan dosa dan hukuman kekal   tetapi Tuhan Yesus juga memberikan hidup kekal. Hidup yang tidak binasa lagi.

Tuhan Yesus adalah Allah yang memiliki hidup kekal, karenanya Dia dapat memberikan kehidupan kekal pada orang yang percaya padaNya.

Kehidupan kekal ini hanya dalam Tuhan Yesus kita peroleh, sebab Dia adalah
Allah yang memberikan kehidupan pada ciptaannya dan Dia pulalah yang empunya kehidupan kekal itu. Orang yang percaya padaNya tidak berada dalam penghukuman tetapi berada dalam kehidupan kekal. Karena itu tanpa Dia tidak mungkin manusia akan memperoleh hidup  kekal, di luar Dia hanya ada hukuman kekal.

Kita bersyukur karena  Almarhum(ah) semasa hidupnya telah percaya Tuhan Yesus dan kita percaya bahwa kehidupan kekal itu telah menjadi pengharapannya pula.

Hal yang terpenting dan utama telah diperoleh oleh Almarhum(ah) semasa hidupnya, yaitu sudah percaya Tuhan Yesus. Karena itu sekalipun dengan perasaan yang sangat berat saat ini, kita akan melepas dan mengantar kepergian Almarhum(ah) ketempat peristirahatannya yang sementara, namun kita yakin dan merasa sangat sejahtera sebab nanti  dalam kehidupan kekal  kita akan bertemu lagi dengannya apabila kita tetap setia kepada Tuhan Yesus.  Amen....

Sebelum kita berjalan mengatar jenazah Almarhum(ah) baiklah kita berdoa dan mendoakan keluarga Almahrum(ah) agar keluarga yang berduka mendapatkan belas kasihan dan penghiburan. Dari duka menjadi sukacita sorgawi, juga agar Allah berkenan mengubah maut yang gelap menakutkan menjadi fajar gilang gemilang berkat kebangkitan Kristus. Kita doakan agar keluarga yang sedang berkabung  dapat menanggung duka dengan tabah, dan dapat menaruh pengharapannya pada Tuhan Yesus.

Apakah Orang Yang Mati Telah Berada di Rumah Bapa di Surga ?

Suatu ketika saya menghadiri prosesi pemakaman seorang saudara. Dalam khotbah pelepasan jenazah, pembawa Firman mengatakan demikian, "kita jangan terlalu bersedih atas kepergian saudara yang kita kasihi ini, karena beliau telah dipanggil Tuhan dan berada di rumah Bapa di Surga". Saudara juga mungkin pernah membaca berita dukacita yang dimuat di koran dengan tulisan sebagai berikut "TELAH BERPULANG KE RUMAH BAPA DI SURGA". Apakah benar orang mati itu dipanggil Tuhan dan berada di rumah Bapa di Surga ? Mari kita temukan jawabannya dalam Alkitab.

Mengapa Manusia Mati ?

Sebelum kita melangkah pada pembahasan selanjutnya, kita harus memahami terlebih dahulu mengapa manusia mati, karena jawaban atas pertanyaan ini adalah merupakan landasan atas pembahasan berikutnya.
Kejadian 2:16,17 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati".  Dalam ayat ini dengan jelas Allah mengatakan bahwa apabila Adam dan Hawa memakan buah yang dimaksud maka mereka pasti mati. Tapi apakah Adam dan Hawa mati ketika mereka melanggar perintah dengan memakan buah tersebut ? Kenyataannya tidak !  Kalau begitu apa maksud Allah mengatakan "pastilah engkau mati", sementara Adam dan Hawa masih tetap hidup hingga sekian ratus tahun lagi setelah mereka melanggar perintah tersebut ? Apakah Allah telah membatalkan konsekwensi atas pelanggaran tersebut ?

Mari kita cermati kembali perkataan "pastilah engkau mati". Perkataan "pastilah engkau mati" yang diucapkan Allah sebagai akibat yang harus ditanggung Adam dan Hawa apabila mereka memakan buah yang dilarang itu, adalah mengindikasikan suatu kepastian bukan tenggat waktu. Artinya apabila Adam dan Hawa melanggar perintah tersebut mereka pasti mati. Cepat atau lambat kematian itu sudah pasti akan dialami oleh Adam dan Hawa.

Dengan memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan berarti Adam dan Hawa telah melanggar perintah Allah, dan pelanggaran terhadap perintah Allah adalah dosa - 1 Yohanes 3:4 : "Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah",  dan upah dosa adalah kematian - Roma 6:23 : "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita".

Kejadian 5:5 : Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati. Setelah peristiwa pelanggaran di taman Eden, Adam masih memiliki umur yang sangat panjang dan masih bisa melihat beberapa generasi dari keturunannya. Walapun Adam masih hidup hingga beratus tahun namun kematian itu sudah pasti dan tidak bisa dielakkan lagi, hingga akhirnya pada usia 930 tahun Adam mati.

Apakah kematian Adam di usia 930 tahun karena dia dipanggil Allah ? Kejadian 2:17 menjawab tidak ! Adam mati oleh karena dia melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah sang pemberi hidup, dengan kata lain Adam mati akibat dosa. Dosa lah yang menyebabkan manusia mati, bukan karena dipanggil oleh Allah, sebab Allah tidak menghendaki kematian manusia. Yehezkiel 33 :11 : "Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?".

Apakah Orang Mati Berada di Rumah Bapa di Surga ?

Kejadian 3:19 : "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa apabila manusia mati akan kembali menjadi debu. Kalau demikian halnya lantas mengapa banyak orang Kristen meyakini bahwa orang mati sudah berada di surga ? Mungkin yang melandasi pemikiran atas keyakinan tersebut adalah ayat dari kitab Pengkhotbah 12:7 : "dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya."

Apa yang dimaksud dengan roh kembali kepada Allah dalam ayat tersebut ? Lebih jelasnya mari kita kembali pada peristiwa penciptaan manusia dalam Kejadian 2:7 "ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup."
Ketika Allah selesai membentuk manusia dari tanah, manusia itu masih seperti patung yang hanya memiliki raga dan belum menjadi mahluk hidup. Ketika Allah menghembuskan nafas hidup barulah manusia itu menjadi mahluk yang hidup. Nafas hidup itu adalah udara atau oksigen yang dihirup melalui hidung yang membuat seluruh organ penunjang kehidupan bekerja dengan baik.

Proses kematian adalah kebalikan dari proses penciptaan dalam Kejadian 12:7.  Allah mengaruniakan nafas kehidupan kepada manusia sehingga manusia menjadi mahluk hidup.  Apabila manusia mati maka nafas kehidupan itu yang adalah oksigen yang kita hirup, akan meninggalkan raga dan kembali ke alam sekitar yang adalah milik Allah.

Mari kita tinjau sejenak peristiwa ketika Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian yang terdapat dalam Yohanes 11:1-44. Dalam peristiwa tersebut disebutkan bahwa ketika Yesus tiba di Betania, Lazarus sudah 4 hari berbaring di dalam kubur. Singkat cerita akhirnya Yesus membuat muzizat dengan menghidupkan kembali Lazarus. Apakah ketika menghidupkan Lazarus yang sudah 4 hari mati tersebut Yesus memanggil kembali roh Lazarus dari surga untuk turun dan kembali ke dalam tubuhnya ? Dalam hal ini peristiwa yang sama dalam Kejadian 12:7 terjadi, bedanya Yesus tidak menghembuskan nafas kehidupan ke dalam hidung Lazarus, tapi melalui perintah "Lazarus, marilah ke luar !", dan nafas kehidupan kembali mengalir ke dalam tubuhnya dan diapun menjadi hidup.
Yohanes 14:1-3 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga  kepada-Ku. 14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."  Ayat ini adalah merupakan janji kedatangan Yesus kedua kali untuk menjemput umatNya untuk di bawa ke tempat di mana Dia berada yaitu surga. Kalau memang orang mati telah berada di surga untuk apa Yesus berjanji akan datang kembali menjemput orang yang percaya kepadaNya?

I Tesalonika  4:16 "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit." Orang yang mati dalam Kristus tetap berada di bumi ini sampai tiba saatnya Yesus datang akan dibangkitkan dari tidur panjang untuk masuk ke dalam Rumah Bapa di Surga menikmati sukacita dan hidup kekal.


Konklusi:
Ayub 7:9,10; 21:32 Orang mati masih berada dalam kuburan mereka.
Yoh.5: 28,29 -Orang mati berada didalam kubur mereka sampai kedatangan Yesus yang kedua kali.


               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar