Sabtu, 06 Desember 2014

Nebuchadnezar..........

ch
Artikel lainnya:


Nebukadnezar, Penjahat Besar dalam Alkitab.


Raja Nebukadnezar (Nebuchadnezzar), seorang pemimpin dari Kasdim, kakaisaran yang juga dikenal sebagai Neo Babilonia, dan tercatat sebagai penjahat besar dalam Alkitab melalui militer tiada banding serta kekuatan politik tak terkalahkan selama 70 tahun. Sebuah catatan Gregory Elder, seorang professor of History and Humanities at Riverside Community College, untuk mengenal lebih dekat tentang kepemimpinan Raja Nebukadnezar. Siapakah Raja Nebukadnezar? Raja Nebukadnezar lahir sekitar tahun 630 SM dan meninggal diusia 68 tahun sekitar 562 SM. Raja Nebukadnezar, pemimpin yang paling kuat di dinasti Babilonia dan terkenal karena kemegahan ibukotanya, ahli politik, kekuatan militer yang hebat, perannya sebagai ‘penjahat terbesar’ dalam sejarah Alkitab, dan ramalan mimpi yang mengejutkan. Raja Nebukadnezar adalah anak tertua dari Nabopolassar yang sekaligus sebagai pendiri Kekaisaran Kasdim. Setelah menjabat sebagai pemimpin militer, Nebukadnezar menjadi raja setelah kematian ayahnya pada bulan Agustus 605 SM. Dengan menikahi putri Cyaxares, Raja Nebukadnezar menyatukan dinasti Median dan Babilonia. Masa pemerintahan Raja Nebukadnezar, Babilon merupakan kota terbesar di dunia. Diperkirakan luas Babilon mencakup lebih dari 1,000 atau 2,500 hektar, dengan Sungai Efrat mengalir melewatinya. Puing-puing itu masih bisa ditemukan disekitar negara Irak saat ini. Raja Nebukadnezar lebih dikenal pelajar Alkitab dalam menaklukkan kerajaan selatan Yehuda, sebuah kerajaan bagian utara Israel yang sudah hilang dan dideportasi lebih dari satu abad sebelumnya oleh orang Asyur. Tahun 586 SM, pasukan Babilonia menguasai tanah, menghancurkan kota Yerusalem, menjarah dan membakar Kuil asli yang dibangun oleh Sulaiman, dan menangkap beberapa orang sebagai tahanan Babilonia. Raja Nebukadnezar diriwayatkan dalam pembangunan Taman Gantung Babilonia untuk Amytis (istrinya) yang mengingatkan Amytis tentang tanah kelahiran di Median, Persia. Dia juga tercatat dalam pembangunan Gerbang Ishtar, salah satu dari delapan gerbang menuju kota Babilonia. Kekuatan Raja Nebukadnezar Di Timur Tengah Sebagai seorang pangeran, Nebukadnezar berjuang dalam perang ayahnya dan memenangkan kemenangan dan menentukan atas nasib bangsa Asyur dan Mesir. Dua kemenangan pertempuran membuatnya menjadi ‘orang besar’ pada zaman itu. Sedangkan di Tanah Suci, ayahnya meninggal dan Nebukadnezar menyeberangi gurun untuk mengambil tahta yang menyatakan diri sebagai Raja di Babilonia pada 6 September tahun 605 SM. Ketika Raja Jehoiakim menarik loyalitas politiknya dari Babilonia selama tiga tahun, militer Babilonia mengepung kota dan raja Ibrani meninggal. Jehoiachin, seorang putra Raja berusia 18-tahun yang memerintah Israel selama tiga bulan. Raja muda dan bijaksana memilih untuk menyerah, dan dibawa ke pengasingan beserta jarahan militer Babilonia. Pamannya, raja tua saudara Zedekia, ditempatkan di atas takhta sebagai boneka Ibrani dibawah pemerintahan Babilonia. Beberapa tahun kemudian, ketika beberapa raja-raja kecil memberontak terhadap Babilonia, Raja Zedekia mendukung mereka terhadap saran yang kuat dari nabi Yeremia. Pada tahun 587 SM, Raja Nebukadnezar kembali ke kota Yerusalem untuk terakhir kalinya. Pemberontakan Kerajaan Kecil Terhadap Kepemimpinan Raja Nebukadnezar Hari-hari terakhir Raja Zedekiah di kerajaan Yehuda (Judah) sebagai raja terakhir yang memerintah kota Yerusalem (ketika raja Babilonia mengepung kota dan siap menempatkan penduduk kota di ujung pedangnya), Raja Zedekiah telah memutuskan untuk tidak tunduk kepada Raja Nebukadnezar, membentuk aliansi dengan raja-raja kecil dalam melawan Babilonia. Waktu itu Raja Zedekia berpikir bahwa hal tersebut masuk akal dalam melawan kekuatan militer Babilonia, tapi membawanya pada kematian. Raja Zedekiah berusaha melarikan diri dari pengepungan dan ditawan. Zedekiah melihat anak-anaknya dibantai di depan matanya sendiri kemudian dibakar dengan besi panas merah dan dia dibawa pergi dalam keadaan dirantai, di penjara pengasingan. Murka Raja Nebukadnezar di kota Yerusalem sangat menghancurkan. Kota Yerusalem diserang dan dihukum melalui pedang dengan ‘pembantaian’ yang mengerikan. Kuil kuno Sulaiman dijarah dan dibakar, semua orang di kota Yerusalem dan daerah sekitarnya yang bernilai ekonomi (seperti tukang batu, pengrajin, musisi, dan terdidik) berbaris menuju ke pengasingan pada tahun 587 SM. Sebuah deportasi umum yang dilakukan Raja Nebukadnezar , mengambil siapa saja yang mungkin memiliki nilai sebagai budak, mungkin bekisar lebih dari 500 orang.


Nabonidus


Nabonidus (bahasa Akkadia: Nabû-naʾid, "(Dewa) Nabu dipuji") adalah raja Babilon yang memerintah tahun 556-539 SM. Menurut Silinder Nabonidus, ayahnya bernama Nabû-balâssi-iqbi, dan ibunya, Adad-Guppi. Putra sulungnya bernama Belsyazar, yang terbunuh pada malam tentara Persia merebut ibukota Babilon dan peristiwa ini dicatat dalam Kitab Daniel pasal 5 pada Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Diduga Nabonidus ditangkap saat melarikan diri dari Babilon dan dihukum mati oleh raja Koresh dari Persia.


Belsyazar


Belsyazar (bahasa Akkadia: Bêl-šar-usur; bahasa Inggris: Belshazzar) adalah raja terakhir Babilon sebelum direbut oleh Koresh, raja Persia. Kitab Daniel menyatakan bahwa ia adalah “raja” (bahasa Aram: מֶלֶך "melekh") pada malam jatuhnya ibukota Babel (Daniel 5:1) dan mencatat bahwa “ayah”nya (bahasa Aram: אַב "ab") adalah Nebukadnezar (Daniel 5:2,11,13,18). Ayah kandungnya bernama Nabonidus, yang menggantikan raja Ewil-Merodakh, anak raja Nebukadnezar. Nabonidus hanya bertahta selama 3 tahun, kemudian pergi ke oasis di Tayma dan di sana berbakti kepada dewa bulan, Sin. Ia menjadikan Belsyazar raja muda pada tahun 553 SM, untuk bertanggung jawab atas pertahanan Babel. Belsyazar diperkirakan memerintah selama 14 tahun, karena dicatat mati terbunuh di malam jatuhnya ibukota Babilon tanggal 15 Oktober 539 SM.


Raja bersama dengan Nabonidus


Informasi mengenai Belsyazar dan kedudukannya sebagai raja bersama Nabonidus, ayahnya, diketahui dari Silinder Nabonidus. Dalam Silinder Nabonidus, Nabonidus memohon kepada Dewa Sin sebagai berikut: “Dan mengenai Belsyazar anak sulungku, biarlah rasa takutmu kepada Ilahi yang agung mengisi hatinya dan semoga kiranya ia tidak berbuat dosa; dan kiranya ia menikmati kebahagiaan dalam hidupnya".


Catatan Alkitab


Dalam Kitab Daniel pasal 5 di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen tercatat mengenai hari terakhir kehidupan Belsyazar: Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.


  Darius orang Media  


Darius orang Media (bahasa Aram: דָרְיָוֶשׁ מדיא "Daryawesy Medya") adalah raja yang dicatat dalam Kitab Daniel, pasal 6-9, dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Menurut Kitab Daniel, ia "menerima pemerintahan" di Babilon ketika berumur 62 tahun, setelah Belsyazar, raja orang Kasdim, terbunuh (Daniel 5:30).


Darius Agung


Darius I atau Darius Agung memerintah dari tahun 522 sampai 486 SM. Ia disebut dalam Kitab Ezra, yaitu Ezra 4:24. Pakar Alkitab umumnya tidak setuju bahwa ini sama dengan Darius orang Media dalam Kitab Daniel, karena perbedaan zaman yang besar. Sejumlah pakar yang mendukung teori ini adalah: Tremper Longman dan J. Daniel Hays. Ada sejumlah pakar sejarah yang menduga nama Darius dalam Kitab Daniel adalah kesalahan penyalin kitab di kemudian hari, yaitu raja Darius I secara keliru ditempatkan pada tahun-tahun lebih awal dari seharusnya. Ada 3 informasi pendukung yang diajukan: 1. Darius I, seperti Koresh, menaklukkan Babilon dan secara pribadi memimpin tentara Persia yang merebut ibukota pada tahun 522 SM untuk membasmi pemberontakan. 2. Kitab Daniel menyebutkan Darius mengatur kerajaan dengan mengangkat wakil-wakil raja (satrap) dan pejabat administrasi, yang cocok dengan Darius I: ia dikenal dalam sejarah sebagai raja Persia yang mengatur birokrasi kerajaannya dengan gemilang dari rapi dalam sejumlah wilayah "satrapi" (yang dipimpin oleh satrap) dan daerah pajak. 3. Darius I merupakan tokoh penting dalam sejarah Yahudi, dikenang sebagai raja yang melihat kembali titah raja Koresh untuk mengijinkan pembangunan Bait Suci di Yerusalem oleh orang-orang yang kembali dari pembuangan. (Ezra 1-6)


Gubaru.


John Whitcomb, dalam bukunya pada tahun 1959 Darius the Mede, mengatakan bahwa Darius adalah nama lain dari Gubaru (kadang-kadang dieja sebagai Ugbaru). Pandangan ini popular di kalangan orang-orang Kristen konservatif. Gubaru adalah tokoh sejarah yang dikenal sebagai orang yang sesungguhnya memimpin pasukan untuk merebut Babel dari Nabonidus. Jadi mungkin saja Koresh menghadiahi Gubaru dengan jabatan gubernur regional karena berhasil merebut ibu kota Kerajaan Babel dan praktis mengakhiri peperangan. Lebih lanjut, Alkitab mencatat bahwa Darius memerintah pada masa pemerintahan "Koresh orang Persia" dan "menerima pemerintahan" atas orang Kasdim. Gubaru atau Gobryas adalah seorang jenderal dari Koresh dan gubernur dari Gutium. Ia merebut Babilon pada bulan Tashritu (atau Tisyri) pada tahun ke-17 pemerintahan Koresh (15 Oktober 539 SM). Dua minggu kemudian Koresh memasuki kota Babilon dengan arak-arakan dan seminggu kemudian Gubaru mati. Masih dipertanyakan juga apakah Gubaru dan Ugbaru adalah 2 orang yang berbeda atau sama (dengan ejaan yang berbeda).


Tradisi Yahudi.


Talmud dan midrash menyebutkan bahwa Darius orang Media adalah paman dan sekaligus mertua dari Koresh Agung, yang disegani oleh Koresh. Setelah kematian Darius, barulah Koresh mengambil alih tahta. Menurut Josippon, Ahasyweros dalam Kitab Ester adalah putra Darius orang Media. Midrash Tanchuma menggambarkan jatuhnya Babilon seperti dalam Kitab Daniel dan menambahkan bahwa Darius mengambil Wasti, putri raja Belsyazar, sebagai istri untuk putranya, Ahasyweros.


KORESY YANG AGUNG


  Koresh Agung (atau Koresy Agung; bahasa Inggris: Cyrus the Great) adalah pendiri Kekaisaran Persia. Ia memulai kariernya selaku pejabat rendahan di bagian barat daya Iran, dia mendapat banyak kemenangan lewat pertempuran dan menguasai tiga kerajaan besar yaitu; Media, Lydia dan Babilonia. Ia juga menyatukan hampir seluruh daerah Timur Tengah lama menjadi satu negara yang membentang mulai India hingga Laut Tengah. Raja ini disebut namanya dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen karena titahnya untuk mengembalikan orang-orang buangan, termasuk bangsa Yahudi, kembali ke tanah air masing-masing, serta mengijinkan orang-orang Yahudi membangun kembali Bait Suci di Yerusalem (Yesaya 45:13; 2 Tawarikh 36:22-23; Ezra 1:1-8). Titah itu ditulis antara lain dalam Silinder Koresh, yang ditulis tahun 539 SM dan saat ini disimpan di British Museum, London.


  Penyerangan ke Kerajaan Babilonia.


  Tahun 540 SM, Koresh merebut Elam (Susiana) dan ibukotanya, Susan. Tawarikh Nabonidus mencatat bahwa sebelum perang itu, Nabonidus memindahkan patung-patung dewa ke dalam ibukota Babilon, sehingga diperkirakan perang dimulai pada musim dingin 540 SM.[12] Harran Stelae H2 - A, dan Tawarikh Nabonidus (tahun ke-17) menunjukkan Nabonidus merayakan tahun baru Akitu pada tanggal 1 Nissanu (4 April 539 SM) di Babilon. Di awal Oktober 539 SM, Koresh mengalahkan tentara Babel dalam Perang Opis, dengan sungai Tigris, di utara Babilon. Tanggal 10 Oktober, kota Sippar jatuh tanpa perlawanan berarti. Tanggal 15 Oktober, Gubaru, panglima Koresh, memasuki ibukota Babilon, tanpa perlawanan berarti dari tentara Babel. Herodotus menjelaskan bahwa tentara Persia menggunakan danau yang dibuat oleh ratu Babel, Nitokris, tadinya untuk melindungi Babilon dari serangan kerajaan Media, untuk membelokkan aliran sungai Efrat ke dalam kanal sehingga tinggi air tinggal selutut. Ini memudahkan tentara Persia untuk masuk kota melalui sungai pada waktu malam. Hal ini tidak berbeda dengan catatan dalam Kitab Daniel, bahwa raja Belsyazar dibunuh oleh tentara Persia pada waktu malam tanpa peperangan besar (Daniel 5:28). Pada tanggal 29 Oktober, Koresh masuk kota Babilon.


  Politik dan pemerintahan.


  Koresh adalah seorang pemimpin yang punya kebolehan bidang militer. Tetapi itu cuma satu sisi dari seorang manusia. Yang lebih menonjol, mungkin, adalah kebijakan cara memerintahnya. Dia terkenal amat toleran terhadap agama-agama setempat dan juga adat-istiadat mereka. Dan dia senantiasa menjauhkan diri dari sikap kejam dan ganas seperti lazimnya para penakluk. Orang-orang Babilonia, misalnya, bahkan lebih kentara lagi orang Assyria, telah membunuh beribu-ribu manusia dan mengusir semua penduduk yang dikuatirkan bakal berontak. Misalnya, ketika Babilonia menaklukkan Yudea tahun 586 SM, mereka memboyong orang Yudea ke Babilonia. Tetapi lima puluh tahun kemudian, sesudah Koresh menaklukkan Babilonia, dia beri ijin orang-orang Yahudi kembali ke kampung halamannya. Kalau tidak karena Koresh, rasanya orang-orang Yahudi itu akan musnah sebagai kelompok yang terasing di abad ke-5 SM.


  Akhir hayat.


  Tulisan kuneiform dari Babilon memberi bukti bahwa Koresh mati sekitar Desember 530 SM, yaitu dari tulisan terakhir mengenai pemerintahannya, (lempengan dari Borsippa tertanggal 12 Agustus 530 SM) dan referensi pertama mengenai pemerintahan putranya, Cambyses II (lempengan dari Babilon tertanggal 31 Agustus 530 SM) yang menggantikannya sebagai raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar