Selasa, 09 Desember 2014

Sejarah Pohon dan Natal.

Orang-orang Romawi merayakan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Dewa Matahari, Natalis Solis Invicti (Kelahiran Sol Yang Tak Terkalahkan). Pada tanggal 25 Desember, orang-orang Romawi merayakan dan menutup semua toko-toko mereka. Ingatlah bahwa orang-orang Romawi inilah yang kemudian hari memimpin Konsili Nicea (325 M) untuk mengakui doktrin resmi agama Kristen yaitu Trinitas sebagai konsep Tuhan yang benar, dan adalah fakta juga bahwa orang-orang pagan Romawi inilah yang kemudian menetapkan hari kelahiran Yesus jatuh pada tanggal 25 Desember. Kaisar Konstantin Agung sendiri pemimpin Konsili Nicea dianggap sebagai perwujudan atau inkarnasi dari dewa tertinggi Romawi yaitu Dewa Matahari.
Edward Gibbon berkata: “Orang-orang Kristen Romawi, mengabaikan kelahiran beliau (Yesus), menetapkan secara sungguh-sungguh perayaan 25 Desember, Brumalia, atau Winter Solistice, ketika setiap tahun orang-orang Pagan merayakan kelahiran Sol.” (Decline and Fall of the Roman Empire, vol. ii, Gibbon, hal. 383)
Sebagaimana telah kita simak diatas, berbagai sekte agama pagan menyembah matahari sebagai berhala mereka dan memilih hari winter solstice (25 Desember) sebagai hari kelahiran dewa dan berhala mereka. Winter solstice (titik balik matahari musim dingin) adalah waktu ketika posisi matahari berada pada titik terjauh dari bumi. Hal ini terjadi pada hari dengan waktu siang terpendek dan malam terpanjang dalam setahun. Kejadian ini hanya berlangsung beberapa saat dalam kurun waktu tertentu, biasanya bertepatan dengan hari pertama musim dingin. Kemunculan ini akan berlanjut hingga siang dan malam sama panjangnya. Pada poin ini, dimitoskan Dewa Matahari akan muncul menjauhkan diri dengan "pangeran kegelapan". Ini akan terjadi pada saat vernal equinox atau Paskah.
Sejarah Pohon Natal
Herbert W. Armstrong, dalam bukunya menjelaskan: "Namrud cucu Ham. Anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nirod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kota "Marad" yang artinya: "Dia membangkang atau Murtad" antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama "Semiramis". Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon "Evergreen" yang tumbuh dari sebatang kayu mati. Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal. Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai "Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai "anak suci dari surga"." (The Plain Truth About Christmas, Worldwide Church of God, California USA, 1994)
Lebih jauh Bible sendiri mengutuk penggunaan pohon Natal:
Yeremia 10:2-5
10:3 Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?
10:4 Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.
10:5 Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat."
Dalam ayat Yeremia diatas dikatakan bahwa pohon Natal merupakan berhala bangsa kesia-siaan. Jadi, Bible sendiri dengan tegas mengutuk keras pembuatan pohon Natal.
Perayaan Natal telah menggabungkan banyak sekali unsur paganisme, seperti penggunaan holly (sejenis pohon berdaun hijau), mistletoe (nama tumbuh-tumbuhan), Yule Logs (bongkahan kayu besar untuk unggun natal), dan wassail bowls. Pohon Natal sendiri seperti yang sudah diterangkan berasal dari tradisi perayaan agama pagan kuno yang dikemudian hari diadopsi oleh Gereja dalam setiap upacara Natal. Para sarjana percaya bahwa tradisi Kristen ini aslinya berasal dari upacara keagamaan orang-orang Jerman pra-Kristen dan masyarakat Celtic dalam merayakan winter solstice. Pohon Natal yang dihiasi dengan pernak-pernik bercahaya dan dekorasi lainnya, dipercaya oleh orang-orang pagan dapat melindungi dan melawan kekuatan roh jahat.
Siapakah Santa Claus?
Kebanyakan kalangan Kristiani meyakini Santa Claus atau Sinterklas diinspirasi dari figur seorang pastur yang bernama Santo Nicolas yang hidup pada abad ke-4 M. Dalam Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, berbunyi:
"St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember... Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin... untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus..."
Tapi, Walaupun Sinterklas dipercaya merupakan gambaran dari seorang uskup gereja Katolik, Paus sendiri tidak yakin akan kebenarannya karena pada kenyataannya lebih banyak dongeng atau khayalan yang dibuat mengenai Sinterklas, bahkan juga tercampur dengan berbagai kepercayaan dan budaya. Pada 1970 Vatikan menghapus dan mencoret nama Santo Nicolas dari daftar orang-orang suci. Sehingga Santa Claus maupun Santo Nicolas lebih dapat diterima sebagai dongeng daripada inspirasi dari seorang yang nyata.
Menurut konversi orang Jerman dalam Kristen, pada cerita rakyat Jerman terdapat kisah tentang Dewa Odin (Wodan), yang setiap tahun, pada masa perayaan Yule, melakukan pesta perburuan yang dibimbing oleh dewa-dewa dan prajurit yang mati dalam dunianya. Anak-anak akan menaruh sepatunya, diisi oleh wortel, jerami atau gula, di dekat cerobong asap untuk kuda terbang Odin, Sleipnir, agar kuda itu memakannya. Odin lalu akan memberi hadiah anak-anak itu untuk kebaikannya dengan mengganti makanan Sleipnir dengan hadiah atau permen [Siefker, chap. 9, esp. 171-173].
Semua orang tua melarang anaknya untuk berbohong, tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak dengan cerita Santa Claus yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Tidak jarang anak-anak pun berharap kepada Santa Claus hadiah apa yang mereka inginkan, padahal Santa Claus merupakan dongeng belaka. Bukankah ini suatu kejanggalan? Ketika anak-anak menginjak dewasa, tidak menutup kemungkinan mereka beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng pula.
Cerita Santa Claus juga diyakini memberikan pengaruh buruk terhadap psikologi anak-anak, antaranya:
1. Mengajarkan kebohongan. Sebab Santa Claus adalah tokoh fiktif yang sengaja diciptakan untuk membohongi benak anak-anak mengenai harapan dan figur suatu tokoh. Terkadang orang tua Kristiani begitu bersemangat mengisahkan dongeng Santa Claus, dan anak-anak mereka banyak yang mempercayainya sebagai kisah nyata. Dengan cara ini tidak sedikit anak-anak dikemudian hari yang telah berpikir dewasa merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan: "Saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!".
2. Mengajarkan sihir. Dengan kereta terbang, hidup abadi, roh gentayangan, serta kisah fiktif lainnya yang dibungkus dengan berbagai cerita mistis dan tidak masuk akal, membuat anak-anak ingin mengenal lebih jauh perihal dunia sihir yang merupakan kuasa setan.
3. Mengajarkan ketidaksopanan. Santa Claus dikisahkan setiap masuk rumah selalu dengan sembunyi-sembunyi bahkan melalui cerobong asap. Hal ini dinilai cerminan ketidaksopanan.
4. Kebohongan yang bervariasi. Banyak versi Santa Claus disetiap Negara yang dibuat seakan kisah bohong ini benar-benar ada. Seperti dikatakan sosok Santo Nicolas abad ke-4 M lebih dapat dipercaya sebagai dongeng daripada sosok yang sungguh eksis. Sosok Santo Nicolas pun diyakini tidak sama dengan Santa Claus:
• Santa Claus dirayakan 25 Desember, tapi St. Nicholas 6 Desember (di Belanda 5 Desember).
• Santa Claus bertubuh pendek dan gemuk, tapi St. Nicholas kurus dan tinggi.
• Santa Claus bertopi dan Kaos Merah, tapi St. Nicholas bertopi Uskup dan tongkat panjang. [Encyclopedia Britannica, volume 19]
5. Pribadi Santa merusak. Santa Claus bertubuh tambun, terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk pola hidup sehat. Demikian hasil penelitian Dr. Nathan Grills, Universitas Melbourne yang diterbitkan British Medical Journal.
Herbert W. Armstrong juga mengatakan bahwa upacara "Si Santa Tua" merupakan setan. Sehingga Natal, perayaan paganisme yang identik dengan tokoh Santa Claus, dongeng untuk membohongi anak-anak, makin membuktikan bahwa perayaan ini adalah bentuk kesesatan yang nyata. Apalagi telah kita ketahui bahwa Yesus tidak lahir tanggal 25 Desember, melainkan tanggal tersebut merupakan hari raya penganut paganisme dalam merayakan kelahiran dewa atau berhala mereka. Dalam Yeremia disebutkan:
Yeremia 10:8-9
10:8 Berhala itu semuanya bodoh dan dungu; petunjuk dewa itu sia-sia, karena ia hanya kayu belaka. --
10:9 Perak kepingan dibawa dari Tarsis, dan emas dari Ufas; berhala itu buatan tukang dan buatan tangan pandai emas. Pakaiannya dari kain ungu tua dan kain ungu muda, semuanya buatan orang-orang ahli. --
Sehingga dari itu semua dapat disimpulkan bahwa Natal dan apapun yang identik dengannya merupakan bentuk pelestarian terhadap kesesatan, budaya pagan, kebohongan sejarah, dan pemborosan.
Penolakan Terhadap Natal
Banyak sumber Gereja secara tegas menolak perayaan Natal, antara lain:
1. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Chrismas:
"Natal bukanlah upacara gereja yang pertama ... melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam buku yang sama, tentang 'Natal Day' dinyatakan sebagai berikut:
"Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir'aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946:
"Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala."
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944:
"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut". (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) ... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari". Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus."
4. Dr. J.L. Ch. Abineno, Katekisasi Perjanjian Baru
“Gereja-gereja merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Kebiasaan ini baru dimulai dalam abad ke-4. Sebelum itu Gereja tidak mengenal perayaan Natal. Terutama karena gereja tidak tahu dengan pasti kapan –pada hari dan tahun keberapa– Yesus dilahirkan. Kitab-kitab Injil tidak memuat data-data tentang hal itu. Dalam Lukas pasal 2 dikatakan bahwa pada waktu Yesus dilahirkan, gembala-gembala sedang berada di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (ayat 8). Itu berarti, bahwa Yesus dilahirkan antara bulan Maret atau April dan bulan November”
   Sumber: Ulasan Pdt.Sammy Lee dalam FB, 08 Des.2014.


JAWABAN-JAWABAN TERHADAP BEBERAPA PERTANYAAN VIA FB:


1.Samy Salwane, ini saya yang asli. Ellen G. White hidup di zaman mana? Dia juga melarang membeli speda, karena zaman itu speda dianggap satu kemewahan. Pada zamannya, orang Kristen menganggap itu sebagai hari yang sangat indah dan merupakan saat berkumpul keluarga yang langka. Kalau dia hidup zaman sekarang setelah Natal dikomersialkan, dan menjadi hari pesta pora, mabuk-mabukan dan paling tinggi angka kecelakaan lalu lintasnya sebab pesta Natal dimana orang2 bermabuk-mabukan, apakah dia akan tinggal diam dan anjurkan itu dirayakan? Ingat terang kebenaran itu bertambah dan makin menjadi jelas, sehingga hari fajar, bukan tetap tidak berubah sepanjang zaman. Jelas pesta Natal sudah menjadi hari yang bukan diberkati, kalau anda tidak tahu keadaan di kota2 besar dimana tanggal 25 Desember menyebabkan permulaan remaja baru akil balig menjadi pemabuk, pengguna narkoba, diperkosa, mati dalam kecelakaan, karena keracunan makanan dan minuman, dan lain sebagainya!


2.Istilah Trinitas memang adalah dicetuskan oleh gereja RC, tapi konsep Trnitas sudah ada dalam Alkitab sejak Kejadian pasal 1 dan 2. Dan juga Yesus dengan tegas mengajarkan ada 3 Oknum Ilahi yang bekerja sama dalam rencana penebusan sejak dari awal. Tidak semua yang berasal dari gereja RC adalah salah. Hanya yang tidak Alkitabiah. Yang pertama mengertikan tentang Daniel 8:14 bahwa Yesus akan datang di sekitar tahun 1800-an adalah padri Jesuit, Manuel Lacnza.


3.Kamu ini bagaimana harus dijelaskannya, ya? Saya katakan istilahTrinitas datanganya dari gereja RC, tapi konsepnya sudah ada dalam Alkitab sebelumnya timbulnya gereja Roma Katolik. Hanya istilahnya yang dari mereka, tapi Yesus sendiri menunjukkan bahwa konsep Tiga Oknum Ilahi itu sudah ada dari permulaan. Sudah disebutkan dalam Alkitab, Roh Kudus ada bersama-sama dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus yang juga dinamakan Firman dan bersama-sama dengan Allah Bapa menciptakan semuanya, Yohanes 1:1-3,14. Yesus juga selalu mengatakan Dia harus melakukan kehendak BapaNya, dan bahwa Dia kembali kepada Bapa, baru pada waktu itu Dia bisa mengirimkan Roh Kudus untuk menggantikan Dia diatas bumi ini. Saya tidak peduli siapa pun mau percaya atau tidak percaya konsep Trnitas, tapi kalau kita dipimpin Roh KUdus sebagai Guru kita yang dikiirim Yesus untukk mengajarkan semua kebenaran kita akan bisa melihat bahwa Yesus mengajarkan konsep Tiga Oknum Itu ketika menyuruhkan membaptiskan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, jadi bukan hanya satu Oknum ilahi saja. Christar Rumbay, kata Trinitas itu adalah bahasa Latin, sedangkan Alkitab dituliskan dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Jelas istilah itu tidak mungki muncul dalam Alkitab.


4.Secara linguistic, arti dari Trinitas adalah, Tri unity, Tiga oknum berbeda tapi bersatu dalam pemerintahan. Istilah modernnya seperti Tritunggal, dan Caturtunggal, yang bukan artinya hanya satu orang atau oknum yang merangkap semuanya, ya President, ya Ketua Mahkamah Agung, Ya Kepala ketentaraan atau kepolisian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar