Banyak buku dan kolom
syaran/nasehat yang menawarkan/memberikan nasehat hikmat dari para ahli. Kebanyakan dari nasehat ini adalah
manusiawi/humanistik, tapi tidak memperhitungkan kebenaran dari Pencipta yang
penuh kasih atau kebutuhan manusia untuk hubungan(relationship) dengan Dia. Tetapi buku-buku hikmat dalam
Alkitab (Ayub, beberapa dari Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah)
menawarkan/memberikan NASEHAT dari orang-orang berhikmat (from wise men) yang mencari
hikmat pada sumbernya, yakni: ALLAH.
Literatur hikmat adalah ciri
umum/biasa dari budaya Timur Dekat Kuno.
Contoh-contoh yang ditulis dalam penanggalan Mesir dari tahun 2700 SM. Akan tetapi penekanan pada Allah membuat Literatur Alkitab dengan jelas/pasti berbeda dari budaya-budaya lain. Melalui kombinasi puisi, perumpamaan-perumpamaan, pertanyaan-pertanyaan dan peribahasa, Amsal memberikan satu penuntun bagi urusan/peristiwa kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh yang ditulis dalam penanggalan Mesir dari tahun 2700 SM. Akan tetapi penekanan pada Allah membuat Literatur Alkitab dengan jelas/pasti berbeda dari budaya-budaya lain. Melalui kombinasi puisi, perumpamaan-perumpamaan, pertanyaan-pertanyaan dan peribahasa, Amsal memberikan satu penuntun bagi urusan/peristiwa kehidupan sehari-hari.
Topik-topik dalam Amsal
berkisar dari membesarkan anak, menjadi seorang sahabat yang setia, tulus dan
jujur di semua bidang kehidupan, dan bahkan bagaimana menangani peristiwa pada
skala nasional.
“Prasyarat untuk hikmat adalah kerendahan hati, merasakan kebutuhan kita dan kemudian memohon hikmat.”,Jacques B.Doukhan, Pel.SS.Dewasa, Trw.I, 2015 (Kata pengantar pelajaran).
“Prasyarat untuk hikmat adalah kerendahan hati, merasakan kebutuhan kita dan kemudian memohon hikmat.”,Jacques B.Doukhan, Pel.SS.Dewasa, Trw.I, 2015 (Kata pengantar pelajaran).
Kitab Amsal ini berfungsi
sebagai warisan generasi ( a generation legacy). Dan juga untuk menanamkan
hikmat, pengetahuan, bimbingan, kesanggupan, kebijaksanaan, pengertian, hal
kehati-hatian, perbaikan (koreksi), nasehat/counsel dan kebenaran.
TANGGAL/Date :
Amsal Solaiman dan
orang-orang yang mengumpulkan mungkin ditulis selama pemerintahan Solaiman
(971-931 SM). Tentu ditulis sebelum dia jatuh kedalam penyembahan berhala. Sisa
Amsal Solaiman dalam Kitab Amsal dikumpulkan/dihimpunkan oleh
jurutulis/sekretaris Hizkia lebih dari 2 abad kemudian, mungkin selama
pemerintahan raja Hizkia (729 – 686 SM).
PENGARANG:
- Raja Solaiman (Amsal 1:1; 10:1; 25:1).
- Menulisnya dekat permulaan pemerintahannya (971-931 SM), ketika dia masih memiliki ketaatan dalam hatinya kepada Tuhan.
Dibawah pemerintahan
Solaiman, Israel dalam hal kerohaniannya, politik dan ekonominya sedang
mengalami puncak kejayaan.
- Koleksi ini hanya sebagian kecil dari 3000 Amsal dan 1000 lebih nyanyian yang dicatat dalam 1 Raja-raja 4:32: “Ia menggubah tigaribu Amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima.”
- Allah memberi kecerdasan kepadanya (1 Raja-raja 3:5-9). Allah berkata saat itu: “minta apa yang kuberikan….jawab Salomo: “hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini”.
- Allah yang telah menolong dia untuk membawa kemakmuran dan kemuliaan kepada bangsa Israel (Bandingkan 1 Raja-raja 11:4): “pada waktu sudah tua, isteri-isterinya mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya”.Para penyusun/penghimpun Kitab Amsal lainnya termasuk :1). Para pegawai/jurutulis Raja HIzkia (Amsal 25-29) yang mungkin memiliki sumber-sumber tertulis atau lisan (written or oral). Nabi Yesaya, Jurutulis SHEBNA dan Penulis Tawarikh Joah mungkin telah menolong dalam tugas ini.2). AGUR bin Yake (Seorang peramal/oracle)—Amsal 30, dianggap oleh berbagai ahli sejarah Yahudi sebagai nama kiasan bagi Solaiman.3). LEMUEL( Seorang raja dan peramal)—Fsl.31—Seperti Agur ada yang menganggap sebagai nama lain bagi Solaiman.ARTI NAMA :*AMSAL SOLAIMAN:-Hebrew title : MISHLE SHELOMAH (Sepher Hokhmah)Artinya : Buku Hikmat.-GREEK : PAROIMAI SALOMONTOS.-Latin Versin: Liber Proverbiorum.-Latin terms :Pro Verba (Proverb)—menggambarkan banyak pemikiran kedalam beberapa kata.KRISTUS DALAM AMSAL :1 Kor.1:24- Kristus disebut “hikmat Allah”.Lukas 11:31 – Ketika Dia berbicara kepada orang banyak danberkata kepada mereka: dan sesungguhnya yang adadisini lebih besar daripada Salomo.Fsl 8 –Amsal memberikan kepada kita sifat Hikmat.Ay.35 –Sebagai sumber kehidupan: “Karena siapa menda-patkan aku, mendapatkan hidup,--Ay.8-9- Kebenaran.Ay.1-6, 32-34 – “tersedia secara bebas untuk semua…-Hal ini sesuai dengan sifat Yesus, yang adalah kehidupan dan kebenaran kita.Perkataan Yesus adalah perkataan Hikmat dan tidak pernah berlalu (Matius 24:35).Sama seperti kita diperingatkan untuk menerima Pekabaran Hikmat dalam Kitab Amsal, Yesus mengingatkan kita untuk menerima perkakaan-Nya, sebagai satu tindakan mengasihi Dia. (Yoh.14:23) :”mengasihi = menuruti firman-Nya”.Kitab Amsal adalah kitab yang dalam dan kaya, serta berkaitan dengan banyak topik.Sumber : The Remnant Study Bible, Pengantar Kitab Amsal.PENGANTAR KITAB AMSAL (2)Sementara banyak buku di Alkitab dipenuhi dengan kerohanian yang dalam dan kebenaran-kebenaran Teologis—namun kitab Amsal dipenuhi dengan nasehat praktis dan sederhana bagi kehidupan sehari-hari. Singkat, seimbang(well-balanced), puitis, kocak, dan kerapkali lucu(humor), amsal-amsalnya bersifat universal, mudah menghafalnya, dan menjadikan maksud-maksudnya jelas, bahkan kadang-kadang lebih efisien daripada pidato yang mengesankan dan argumentasi yang sangat teliti sekalipun.Contoh-contoh:
- Amsal 6:6 “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.” –Siapa yang akan melupakan gambaran-gambaran seperti itu?. Kitab Amsal adalah sebuah saksi kepada hikmat yang telah dihimpunkan selama beberapa generasi. Penulisnya disebut Raja Salomo (Amsal 1:1-9:18; 10:1-22). Didalam beberapa kasus/hal, kitab Amsal memantulkan/mencerminkan naskah/ayat-ayat kuno Timur dekat, khususnya yang berasal dari Mesir kuno. Namun kitab Amsal adalah firman Allah, karena dibawah ilham Ilahi para pengarang menarik bahan-bahan mereka bersama-sama.
Meskipun Allah jarang
disebutkan secara tegas dalam ayat-ayatnya, Ia selalu hadir: meskipun kita
berada di pasar atau saat berbicara, makan, minum, bekerja, membeli, berjualan,
bersosialisasi, dan mencintai, Tuhan hadir disana.
Allah kitab Amsal bukan hanya
Allah dari seorang yang rohaniawan, imam atau seorang yang sedang
berbakti(berdoa) di bangku gereja.
Buku Amsal juga mengajarkan :
*Apa artinya takut akan Allah (Amsal 1:7; 31:30, bukan hanya didalam
gereja tetapi saat kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, karena cara hidup
kita (the way we live) berbicara lebih nyaring daripada kita berkhotbah, berdoa, atau bahkan korban (Amsal
28:9; 15:8).
Dalam Amsal , “hikmat”
dinyatakan(revealed) ketika Anda mengakui(acknowledge) Tuhan “dalam segala
lakumu” (Amsal 3:6, NKJV) yaitu: hikmat adalah tinggal/hidup dalam iman dan
hidup dalam penurutan (living in faith and in obedience). Inilah artinya menjadi manusia dihadapan
Allah.
Dari kitab Amsal, kita akan
mempelajari bagaimana menjadi bijaksana (how to be wise), namun secara konret,
dalam cara-cara yang praktis.
Kitab ini menjawab beberapa
pertanyaan seperti :
- Apa dan bagaimana saya harus mengajar anak-anak saya?.
- Bagaimanakah saya bisa berbahagia dan sukses?.
- Mengapa saya memiliki banyak problem?.
- Bagaimana saya bisa mendapat promosi dalam pekerjaan saya?.
- Bagaimanakah saya bisa menolak pencobaan seks?.
- Bagaimanakah saya seharusnya mengendalikan amarah atau lidah saya?.
Akhirnya, hikmat tidak
memerlukan kekuatan intelektual (intellectual might). Sebaliknya, seseorang
yang merasa yakin pada kemampuan/kuasa otaknya berada pada bahaya yang sangat
besar melakukan kebodohan, karena bahkan orang terpandai sekalipun (smartest
person), hanya mengetahui begitu sedikit (know so little).
Seorang mungkin berpikr bahwa
dirinya sendiri bijaksana(wise) dan oleh karena itu merasa tidak perlu mencari
lebih banyak pengetahuan.
Sebaliknya, PRASYARAT untuk
hikmat adalah : Kerendahan hati, merasakan kebutuhan kita dan kemudian
meminta/memohon hikmat.
Amsal- adalah kitab yang
dalam dan kaya, dan berkaitan dengan banyak topik.
Kita harus memilih dengan
teliti bahan mana yang kita dapat pelajari.
Dengan penuh doa, marilah kita mengadakan pendalaman akan kitab Amsal
ini.
Sumber: Pengantar Pel.SS.
Amsal : oleh Prof.DR. Jacques B. Doukhan. Profesor bahasa Ibrani dan Penafsiran
Perjanjian Lama.
AMSAL 1:7
“TAKUT AKAN TUHAN” –Kekaguman yang penuh hormat pada kuasa, keagungan, dan kekudusan
Allah menghasilkan didalam diri kita suatu ketakutan kudus untuk melanggar kehendak-Nya.
Kehormatan semacam ini perlu sekali untuk
memperoleh hati yang berhikmat. Sungguh-sungguh
takut akan Tuhan didalam hati akan disertai dengan penghiburan Roh Suci”. (alkitab
sabda.org).
LATAR
BELAKANG AMSAL 1 – 9 :
Kitab Amsal berisi bahan Pendidikan
tradisional yang digunakan umat Israel sejak masa sebelum Kerajaan sampai
dengan sesudah pembuangan. Pengajaran hikmat dalam Amsal 1-9 umumnya disusun
dalam bentuk unit yang besar-besar dan berhubungan satu dengan yang lain. Tapi
dalam Amsal 10-31, unit itu kebanyakan kecil-kecil, dan sering pula tidak jelas
hubungannya satu dengan yang lain (Ini bersifat teknis dan praktis, didasarkan
pada pengalaman sehari-hari, berguna untuk mencapai keberhasilan hidup.
Misalnya dalam hal :
- Kerajinan yang dibandingkan dengan kemalasan di musim panen.
- Sikap dan cara berbicara di depan pejabat.
- Prinsip serta teknis yang diperlukan seorang raja agar sukses dalam penghakiman.
Pengajaran hikmat dalam Amsal
1-9 lebih bersifat TEOLOGIS. Umumnya berfungsi sebagai pengajaran moral dalam
kehidupan sehari-hari. Disini
kadang-kadang “hikmat” dianggap sama dengan sikap “Takut akan Tuhan”, antara
lain sikap hidup yang menjunjung tinggi kebaikan, kebenaran, keadilan dan
kejujuran. Sering pula pengajaran hikmat
itu berfungsi seperti panggilan Ilahi sehingga orang yang datang kepada hikmat,
mendengarkan dan menaatinya akan beroleh berkat dari Tuhan sendiri.
(Kenapa berbeda?—ini
disebabkan oleh perbedaan waktu dan tujuan penyusunannya).
Amsal 1-9- disusun pada masa
Pembuangan dan selesai sesudah pembuangan (Jadi pengajaran Hikmat pada masa itu
dan terus sampai kepada masa pembuangan).
PENDAHULUAN : AMSAL
1:1-7.
Tulisan
Mesir dan Mesopotamia—bersamaan dengan kontak dagang dan politik yang terjadi
mempengaruhi pengajaran hikmat kitab Amsal.
Pengaruh kebudayaan dan
tulisan-tulisan hikmat Yunani memang sudah terasa, terutama daya tarik
pendidikan Hellenistik yang sangat sekuler terhadap orang muda (tapi belum kuat
pada waktu penulisan akhir Amsal).
Istilah Babel untuk Hikmat
(bahasa Akadian/bahasa internasional di kota-kota kanaan, bahasa orang Babel:
NEMEQU.(Kata sifat: enqu,mudu,hassu,etpesu).
Istilah Hikmat dalam
Perjanjian Lama mengandung arti religis, etis dan teknis.
Secara umum
NEMEQU—dipergunakan untuk “keterampilan”/”keahlian” dalam ibadah sihir (Mis:
Yes.47:12-13)àYang berisi tentang keterampilan orang Babel dalam bidang sihir,
tetapi hal ini tidak dapat menyelamatkan mereka.
MASA SEBELUM KERAJAAN
(1200 – 1000 SM)—Sistem pemerintahan yang sentral.
- Insrael masih berbentuk SUKU. Struktur masyarakat suku ini terdiri atas 3 satuan:
- RUMAH BAPA (bet-av) – Ini merupakan keluarga besar (3-5 keluarga/generasi). Kepala keluarga mempunyai kuasa mutal atas setiap anggota (Hakim2 17-18).
- GABUNGAN RUMAH BAPA(mishpaha): Gabungan dari beberapa “Rumah Bapa” yang bergabung dalam waktu terbatas.
- SUKU (syevet)—idem dengan b.
MASA SESUDAH PEMBUANGAN
(587 – 200 SM):
Fungsi dan posisi pemerintah
hanya sebagai elemen tambahan ditengah-tengah masyarakat. ZERUBABEL – tidaklah berfungsi sebagai
gubernur dalam arti yang sebenarnya tetapi hanya sebagai seorang pejabat yang
mengorganiser proses migrasi dan pemukiman kembali orang Israel di tanah
leluhurnya. Masyarakat berkarakter suku.
Terdiri atas 3 satuan (seperti diatas).
MASALAH-MASALAH YANG
DIHADAPI:
*Mereka harus membangun
kembali dan memulihkan kota-kota, tembok-tembok, Bait Allah (Ezra 3:3;
4:1-4). Mereka juga dikelilingi oleh
bangsa-bangsa yang bersikap bermusuhan. Sebelah selatan: Edom; Utara:
Samaria. Masalah lain: Perkawinan
laki-laki dengan perempuan asing (Het, Amon,Moab, Kanaan, Yebus, Feris, Amori
dan Mesir) à Yang terikat dengan ibadah kepada dewa-dewi. Sejalan dengan hal tersebut, kecendrungan
untuk menceraikan isteri Israel adalah masalah yang PELIK pada masa itu.(Ezra
9:1-2; 10:2,11,14,17-18,44, Neh.13:23-27; Mal.2:10,16, dll.).
Masalah-masalah tersebut
membahayakan kesatuan masyarakat Israel, pemilikan tanah, dan kemurnian ibadah
mereka. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka yang terlibat dalam perkawinan campuran tersebut diancam keras.
Mereka akan kehilangan hak atas warisan, serta status dalam poliitik dan agama,
bila mereka tidak bersedia menceraikan perempuan asing yang telah mereka kawini
itu (Ezra 10:7-17; Neh.13:28).
ANCAMAN budaya dan agama
orang Babel, Persia, Kanaan dan Yunani juga merupakan masalah besar pada
periode ini. Orang Israel yang hidup
ditengah-tengah budaya dan agama asing adalah kelompok minoritas. Mereka harus menyesuaikan diri dengan budaya
dan agama orang asing itu atau menolaknya.
Pada masa ini banyak orang Israel kembali kepada penyembahan ilah-ilah
Kanaan.
SEBAGIAN LAIN menerima budaya
dan agama penjajah Babel dan Persia. Misalnya: DUALISME PERSIA tentang baik dan
jahat, yang berbentuk 2 kuasa yang saling bertentangan, telah mempengaruhi
konsep orang Israel tentang keterbatasan moral manusia di depan Allah.
BUDAYA DAN PENDIDIKAN
HELENISTIK, yang menekankan kepentingan inteligensia dan latihan fisik, membuat
banyak orang Israel tidak lagi menghargai agama dan bahan pengajaran
tradisional dari nenek moyang mereka.(Memang baru pada abad ke 2 SM pengaruh
kebudayaan Helenistik itu dapat dilihat dengan jelas dalam tulisan-tulisan
Israel. Tetapi pengaruh itu mulai terasa sejak abad ke 5 SM, khususnya dalam
bidang PENDIDIKAN.)
PARA GURU HIKMAT orang Israel
melalui sekolah-sekolah dan melalui tulisan-tulisan hikmat, seperti dalam Amsal
1-9 dan Pengkhotbah, mempersiapkan ANTISIPASI TERHADAP PENGARUH-PENGARUH
TERSEBUT.
(H. Gese, Wisdom Literature
on Persian Period hlm.189-224.).
Para guru hikmat
mempersiapkan orang muda untuk mampu menghadapi tantangan pada masa sesudah
pembuangan, sehingga situasi dan peran perempuan pada masa ini di refleksikan
dalam bahan pendidikan Israel (Karena banyaknya bahaya yang mengancam kesatuan
bangsa ini). Ancaman ini di antisipasi
guru hikmat melalui bentuk pengajaran hikmat yang lebih teologis dalam Amsal
1-9.
PERKEMBANGAN HIKMAT
ISRAEL:
Ada tiga konsep hikmat yang
mendasar dalam sejarah bangsa ini.
- Hikmat KLAN (paling tua)—dari periode sebelum kerajaan; bersifat manusiawi dan teologis juga. Kenapa bersifat manusiawi, karena menonjolkan usaha manusia semata untuk mendapatkannya (biasanya bermanfaat hanya dibidang kehidupan sehari-hari, bukan rohani), misalnya: Pekerjaan bertani, beternak,bertenun( dan pekerjaan praktis lainnya).
- Hikmat istana—Ini adalah pada masa Kerajaan—saat ini muncul sekolah-sekolah, jadi butuh tenaga kerja yang ahli, berkaitan dengan ketrampilan yang professional, menulis, membaca, administrasi, berbicara, bernegosiasi, dll.
- Hikmat Teologis (Amsal 1 – 9)—Kesatuan dan kuasa kerajaan Daud dan keturunannya sudah hilangàdigantikan oleh otoritas kaum iman yang semakin menonjol. Terutama sesudah pembuangan, sangat menekankan peranan Sentral BAIT SUCI DI YERUSALEM. Tantangan budaya dan pendidikan HELENISTIK yang sekuler telah mendorong umat ini untuk mengadakan perlawanan dengan mempopulerkan kembali undang-undang suci mereka bagi masyarakat Israel. Ini telah mengakibatkan kebangunan iman yang besar ditengah-tengah umat Israel.
Penghayatan yang lebih dalam
akan undang-undang suci tersebut, khususnya peristiwa kehancuran dan Bait Suci,
juga telah menyadarkan umat Israel akan keterbatasan “HIKMAT MANUSIAWI”.
“Hikmat manusiawi” yang
selama ini mereka kenal didasarkan pada hukum SEBAB-AKIBAT yang rasionalis;
yaitu bahwa yang baik akan beroleh kebaikan, yang jahat akan ditimpa
kemalangan. Sementara itu, nyata benar
dalam pengalaman mereka, khususnya melalui peristiwa Pembuangan ke Babel, bahwa
bukan hanya yang jahat, tetapi yang baik pun mengalami KESULITAN. Situasi ini membuat mereka bergumul, lalu
mengakui keabsolutan “Hikmat Ilahi”.
Hikmat Tuhanlah yang tidak mungkin salah, yang paling baik dalam segala
situasi bagi yang menyerahkan diri
kepada kehendak-Nya. Kebangunan iman ini
adalah faktor khusus yang menghasilkan bahan pendidikan Israel, yang terdiri
atas pengajaran hikmat yang muatannya lebih teologis.
AMSAL 1 – 9
Tahap I – diperlihatkan
otoritas pengajaran orang tua ataupun para guru hikmat—melebihi pengalaman
manusia yang biasa karena berasal dari Tuhan.
Tahap II—bahwa pengajaran
orang tua/guru-guru itu adalah hikmat, dan hikmat itu adalah karakteristik
Allah sendiri. Bahkan hikmat tersebut di
personifikasi sebagai tokoh yang memanggil dan memberi berkat Ilahi. Dia menegur dan mengajar seperti seorang nabi
dan guru hikmat perempuan. Seperti yang bersifat Ilahi, dia memberi kehidupan
yang berkelimpahan; juga menjadi perantara manusia dengan Allah.
Umumnya hikmat
teologis—berguna bagi pembenahan moral orang muda:
*Pengajaran hikmat akan memampukan mereka melepaskan diri dari aneka
ragam tantangan dalam kehidupan pada masa sesudah pembuangan, seperti terseret
dalam kelakuan yang berdosa/jatuh pada godaan perempuan asing dan pelacur.
Amsal
PANGGILAN HIKMAT
Pelajaran
#1 Untuk 3 Januari , 2015.
Ayat inti: Amsal 1:7 "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan".
Ayat inti: Amsal 1:7 "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan".
Alkitab: Amsal 1-3; 11:30; 13:12; 15:4; Kejadian 1:1;
Keluaran 19:16; 20:20.
1. Slamat datang dalam pelajaran kita Buku Amsal. Baca 1
Raja-raja 4:32. Rupanya, Salomo telah menulis atau mengumpulkan lebih dari 3000
amsal dan 1005 nyanyian/lagu. Buku Amsal
berisi hanya beberapa ratus saja dari amsal-amsal itu. Apakah itu berarti bahwa
amsal lainnya yang dikumpulkan Salomo dan yang tidak dicatat dalam buku Amsal
itu adalah tidak di ilhamkan?. Kitab Amsal adalah Firman Allah, karena di bawah
ilham Ilahi para pengarang menarik
bahan-bahan mereka bersama-sama.
Bukankah beberapa pernyataan dalam buku Ayub atau dalam
buku Mazmur memiliki syarat sebagai amsal(pribahasa)?. Bagaimanakah dengan
aturan emas yang tercatat dalam Matius 7:12?. Bukankah itu sebuah amsal?
Kitab Amsal memberikan bukti yang jelas tentang beberapa penulis, seperti halnya Kitab Mazmur.
Hal ini karena kedua kitab Perjanjian Lama ini adalah koleksi/kumpulan-kumpulan
tulisan-tulisan. Salomo diyakini telah menulis suatu penghargaan kepada
hikmat(Ams. 1:1-9:18), koleksi pertamanya mengatakan (Ams. 10:1-22:16) dan
koleksinya kedua mengatakan, yang akan dimasukkan selama masa pemerintahan Raja
Hizkia (Ams. 25:1-29:27). Itu disyarankan bahwa Im. 22:17-24:34 terdiri dari
Amsal yang dikumpulkan Salomo dari tambahan literatur hikmat. Akhirnya, Amsal
30:1-33 diperkenalkan oleh Agur, putra Jakeh dan Amsal 31:1-31 adalah diperkenalkan oleh Raja Lemuel
(dan adalah kata-kata dari ibunya)—Everett, G. H. (2011). (Apakahh itu hanya
sebagian dari Alkitab yang ditulis oleh seorang wanita?). Notes: Agur dan
Lemuel adalah nama kiasan dan julukan kepada Solaiman.
2. Tampak jelas dari Amsal 25:1 bahwa edit terakhir dari
buku Amsal seselai pada masa pemerintahan Hizkia antara 729 dan 686 SM. Salomo
sendiri memerintah dari 970 sampai 930 SM. Amsalnya hampir pasti ditulis atau
dikumpulkan selama bagian awal pemerintahan Salomo. Amsal terutama adalah
sebuah buku hikmat praktis.
3. Beberapa amsal Salomo menjelang akhir bukunya tampaknya
berhubungan/terkait dengan pekerjaan Mesir yang disebut dengan Wisdom of
Amenemophis( yang ditulis 1000 SM. tetapi itu sudah kuno). Para sarjana telah
terbagi tentang apakah Amenemophis itu mungkin dipinjam dari Salomo atau apakah
Salomo yang telah meminjam dari Amenemophis. Apakah itu suatu kesalahan bagi
Allah untuk memberikan semua hikmat itu kepada Salomo?. Adakah Allah dengan
cara apapun bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuat kemudian oleh Salomo
dalam kehidupannya?.
4. Apakah semua ini menimbulkan pertanyaan dalam pikiran
Anda tentang inspirasi Amsal?. Apakah definisi kita tentang inspirasi/ilham cukup
luas untuk mencakup Amsal?. Ternyata para penulis Perjanjian Baru berpikir
begitu. Ada lima bagian dari Amsal yang dikutip atau digunakan dalam Perjanjian
Baru: (1) Ams. 3:11-12 dikutip dalam
Ibrani 12:5-6. (2) Ams. 3:34 dikutip dalam Yakobus 4:6 dan 1 Peter 5:5.
(3) Ams 11:31 dikutip dalam 1 Pet. 4:18. (4) Ams 25:21-22 dikutip dalam Roma 12:20. (5) Ams 26:11 dikutip dalam 2 Peter 2:22.
5. 1 Raja-raja 3:5-14 menceritakan kisah Salomo ketika
dia masih muda, berdoa untuk meminta hikmat. Bagaimana Allah memberinya
hikmat?. Apakah mustahil bagi Allah untuk memberikan/menanamkan suatu hikmat?.
6. Dari zaman Adam dan Hawa di Taman Eden, hikmat sejati
semuanya adalah tentang membuat pilihan yang tepat. Hawa, dan kemudian Adam
telah memilih untuk makan buah dari pohon dan mendapatkan pengetahuan
yang mana setan ingin agar mereka memperolehnya. Dan selebihnya kita telah
mengikuti pola itu.(Lihat Roma 5.) Apakah Adam dan Hawa memiliki pengetahuan
tetapi sedikit hikmat?.
Manusia telah kehilangan semua karena dia memilih untuk
mendengarkan si penipu daripada kepada Dia yang adalah kebenaran yang Dia
sendiri yang mengerti. Dengan mencampurkan kejahatan dengan yang baik, pikirannya
telah menjadi bingung/kacau.—Ellen G. White, Education, p. 25.(Membina
pendidikan sejati hlm.21).
Hikmat di definisikan sebagai PENGALAMAN ROHANI. Ini
berkaitan dengan takut akan Tuhan.
7. Kitab Amsal adalah semua tentang orang tua yang
memberikan pendidikan yang sangat baik(excellent education) kepada anak-anak
mereka.
Amsal Fsl. 1-3 menggambarkan metode pendidikan ini.
8. Baca Amsal 1:7 dan 9:10. Apa artinya mengatakan bahwa
"untuk memiliki hikmat, Anda harus terlebih dahulu memiliki takut akan
Tuhan"?. Terjemahan yang lebih tradisional berbicara tentang "takut
akan Tuhan". Apakah takut itu? (Apakah takut akan Tuhan itu?). Haruskah
kita takut kepada Allah karena kita takut mati?. 1 Yohanes 4:18 menyatakan
kepada kita bahwa "kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan".Bagaimanakah kita harus menghubungkan bagian/ nast ini kepada
takut akan Tuhan yang sering disebutkan dalam Amsal?. Dalam konteks ini, rasa
takut berarti penghormatan atau kekaguman (In these contexts, fear means reverence or awe.)
9. Baca Keluaran 19:16 dan 20:18-20 dalam satu dari
sekian banyaknya terjemahan tradisional. Takut, hormat, atau kagum akan Allah
haruslah menjadi ciri khas setiap orang Kristen yang memiliki kesadaran yang
mendalam akan kehadiran pribadi Allah setiap waktu dan dimana sajapun. Haruskah
kita takut akan Allah?. Atau, hanya kagum saja?. Notes: Takut akan Tuhan tidak
ada kaitannya dengan takhyul dan rasa takut seperti anak-anak terhadap hukuman
Ilahi. Singkatnya, takut akan Tuhan berarti setia kepada Allah dan
mengasihi-Nya.
(Apakah kita mau mempraktekkan kehadiran Allah dalam
hidup kita setiap saat?).
10. Apakah artinya bagi kita jika kita mempraktekkan
kehadiran Allah hari demi hari?. Jika kita selalu(secara terus menerus) menyadari
bahwa Allah benar-benar sebagai pribadi yang ada bersama-sama kita,
bagaimanakah itu akan mempengaruhi kegiatan kita sehari-hari?.
Ketika kita tergoda untuk melakukan dosa, apakah hal itu
penting bagi kita untuk berpikir bahwa Allah itu tepat berada disamping kita?.
Tentu, hikmat Allah yang dimasukkan kedalam pemikiran kita akan menolong
melindungi kita jatuh kedalam kejahatan.
11. Menurut Anda, mengapa Alkitab tampaknya menggunakan
perkataan takut untuk menggambarkan(menyatakan) kecemasan dan kengerian(terror)
seperti hormat/respect dan ibadah/worship?. Dari semua buku dalam Alkitab,
Amsal berbicara lebih banyak tentang
takut akan Tuhan dari buku lain.
12. Gagasan/ide bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan dan khususnya hikmat diulangi beberapa kali dalam Alkitab.
(Ams.1:7; 9:10; Ayub 28:28; Maz. 111:10).
CATATAN:
Definitions of Fearing God (Review Deuteronomy 10:12, 13 and Proverbs 8:13)
Fearing God results in accepting and responding to God’s grace. But what
does it mean to put that fear into practice?
1. To fear God means to fear to grieve Him. When they were small, a
man’s children would ask, “Daddy, whom should we marry?” His simple
answer: “Marry someone who fears to grieve God! Why? Because only
if that person fears to make God sad will he or she fear to make you sad!
But if he or she does not care about or have respect for God, that person
will have no respect for or care about you!”
Our relationship with God is the most important relationship in life; all
other relationships spring from it. “To fear the Lord is to hate evil” (Prov.
8:13, NIV). Fearing God means to make Him happy, like a child, out of love,
seeking to make a parent happy. Too simple? Listen to the words of Jesus:
“ ‘Truly I tell you, unless you change and become like little children, you will
never enter the kingdom of heaven’ ” (Matt. 18:3, NIV).
2. To fear God means to respect Him and His will, making all our decisions
in regard to Him. As we are unable to always think about our parent, spouse,
or child, likewise we are unable at all times to think about God. However,
a faithful child, parent, or spouse will always make his or her decisions in
regard and respect to loved ones. Similarly, we ought to make all our decisions
in regard to God, His Word, His law, and His will.
Biblically, to fear means to revere and worship God. “Let all the earth fear
the Lord; let all the people of the world revere him” (Ps. 33:8, NIV; see also
Eccles. 8:12, 13; Jer. 10:6, 7).
3. To fear God means to love and obey Him. The concept of love in the notion
of fear is not present in our modern languages. This dimension is lost and is preserved
only in the biblical Hebrew: “And now, Israel, what does the Lord your
God ask of you but to fear the Lord your God, to walk in obedience to him, to
love him, to serve the Lord your God with all your heart and with all your soul,
and to observe the Lord’s commands and decrees that I am giving you today for
your own good?” (Deut. 10:12, 13, NIV; see also Ps. 103:17). To fear God means
to be in love with Him, in total submission and admirable obedience.
4. To fear God means to cultivate the awareness that He is present. He
always sees us, we cannot flee from His presence, and His eye is constantly
on us. This does not mean that He is a heavenly controller but, instead, He is a
loving, caring parent. “The eyes of the Lord are on those who fear him” (Ps.
33:18, NIV). The fear of God is an acute consciousness of God’s eye upon us
and having the full assurance that we are living in His presence.
In order to cultivate a sense of awe before God, we need to enjoy His presence,
sense His holiness, and maintain a correct trembling before His grace and love.
“ ‘Holy, holy, holy, is the Lord Almighty!’ ” (Isa. 6:3, NIV; see also Ps. 2:11,
12; Phil. 2:12, 13). Superior to His creation in every way, God is not our equal
partner or a sentimental God but a consuming fire and the God of faithful love.
13. Baca Ams. 3:7, NIV, NASB; Bandingkan Ayub 1:1; 28:28. Apakah cara yang paling praktis untuk takut akan Tuhan dan menghindari/menjaukan kejahatan?. Bagaimana tentang doa yang secara teratur, belajar Alkitab, dan bersaksi bagi orang lain tentang kebaikan Allah akan menolong kita dalam proses ini?. Apakah Anda pernah mencoba hidup sepanjang hari mempraktekkan kehadiran Allah?. Apa yang akan terjadi jika kita melakukan hal itu lebih sering dalam kehidupan kita?.
CATATAN:
Definitions of Fearing God (Review Deuteronomy 10:12, 13 and Proverbs 8:13)
Fearing God results in accepting and responding to God’s grace. But what
does it mean to put that fear into practice?
1. To fear God means to fear to grieve Him. When they were small, a
man’s children would ask, “Daddy, whom should we marry?” His simple
answer: “Marry someone who fears to grieve God! Why? Because only
if that person fears to make God sad will he or she fear to make you sad!
But if he or she does not care about or have respect for God, that person
will have no respect for or care about you!”
Our relationship with God is the most important relationship in life; all
other relationships spring from it. “To fear the Lord is to hate evil” (Prov.
8:13, NIV). Fearing God means to make Him happy, like a child, out of love,
seeking to make a parent happy. Too simple? Listen to the words of Jesus:
“ ‘Truly I tell you, unless you change and become like little children, you will
never enter the kingdom of heaven’ ” (Matt. 18:3, NIV).
2. To fear God means to respect Him and His will, making all our decisions
in regard to Him. As we are unable to always think about our parent, spouse,
or child, likewise we are unable at all times to think about God. However,
a faithful child, parent, or spouse will always make his or her decisions in
regard and respect to loved ones. Similarly, we ought to make all our decisions
in regard to God, His Word, His law, and His will.
Biblically, to fear means to revere and worship God. “Let all the earth fear
the Lord; let all the people of the world revere him” (Ps. 33:8, NIV; see also
Eccles. 8:12, 13; Jer. 10:6, 7).
3. To fear God means to love and obey Him. The concept of love in the notion
of fear is not present in our modern languages. This dimension is lost and is preserved
only in the biblical Hebrew: “And now, Israel, what does the Lord your
God ask of you but to fear the Lord your God, to walk in obedience to him, to
love him, to serve the Lord your God with all your heart and with all your soul,
and to observe the Lord’s commands and decrees that I am giving you today for
your own good?” (Deut. 10:12, 13, NIV; see also Ps. 103:17). To fear God means
to be in love with Him, in total submission and admirable obedience.
4. To fear God means to cultivate the awareness that He is present. He
always sees us, we cannot flee from His presence, and His eye is constantly
on us. This does not mean that He is a heavenly controller but, instead, He is a
loving, caring parent. “The eyes of the Lord are on those who fear him” (Ps.
33:18, NIV). The fear of God is an acute consciousness of God’s eye upon us
and having the full assurance that we are living in His presence.
In order to cultivate a sense of awe before God, we need to enjoy His presence,
sense His holiness, and maintain a correct trembling before His grace and love.
“ ‘Holy, holy, holy, is the Lord Almighty!’ ” (Isa. 6:3, NIV; see also Ps. 2:11,
12; Phil. 2:12, 13). Superior to His creation in every way, God is not our equal
partner or a sentimental God but a consuming fire and the God of faithful love.
13. Baca Ams. 3:7, NIV, NASB; Bandingkan Ayub 1:1; 28:28. Apakah cara yang paling praktis untuk takut akan Tuhan dan menghindari/menjaukan kejahatan?. Bagaimana tentang doa yang secara teratur, belajar Alkitab, dan bersaksi bagi orang lain tentang kebaikan Allah akan menolong kita dalam proses ini?. Apakah Anda pernah mencoba hidup sepanjang hari mempraktekkan kehadiran Allah?. Apa yang akan terjadi jika kita melakukan hal itu lebih sering dalam kehidupan kita?.
14. Allah, Pencipta kita, Pemelihara/Sustainer, penebus,
dan Sahabat, sifat dasar-Nya adalah kasih. (1 Yoh. 4:8,16)
Mengenal Dia berarti mengasihi Dia(To know Him is to love
Him.) Itu tidak menghalangi kenyataan bahwa kita mengagumi dan menghormati Dia.
Semakin baik kita mengenal Dia, maka kita seharusnya semakin kagum, hormat dan
semakin mengasihi Dia.
15. Namun, bagaimana kita mempelajari jenis kekaguman dan
penghormatan itu bagi Allah?. Ini adalah merupakan pekerjaan orang tua untuk mengirimkan/menularkan/menceritakan(transmit)
pengajaran ini kepada anak-anak mereka. “Dalam
hikmat-Nya Tuhan telah memutuskan bahwa keluarga
akan menjadi perwakilan pendidikan yang paling besar dari semuanya(yang
terbesar dari semua agen/lembaga/perwakilan pendidikan.) Pendidikan anak itu
dimulai adalah di rumah. Disini, bersama orang tuanya sebagai
guru(instructors), ia mempelajari pelajaran-pelajaran yang menuntun/membimbing
dia sepanjang hidupnya...Pengaruh pendidikan dari rumah tangga adalah satu kuasa/kekuatan
yang telah diputuskan untuk kebaikan atau untuk kejahatan...jika anak tidak
diajar dengan benar disini, Setan akan mendidik mereka melalui perwakilan
pilihannya”. (E.G. White,Membina Keluarga Bahagia, hlm.171.—Ellen G. White,
Pacific Union Recorder, August 18, 1910, par. 1; Counsels to Parents and
Teachers 107.1; The Adventist Home 182.2.
Note: Pendidikan adalah masalah keluarga, dan pendidikan
yang benar, pertama dan yang terutama, datang dari orang tua. Dalam ayat-ayat
Amsal 1:8-19, pendidikan disebut “instruksi” dan bahkan “hukum”. Kata Ibrani
untuk hukum adalah torah, yang artinya “arah”. Jadi para orang tua harus
mengarahkan anak-anak mereka pada arah yang BENAR.
Baca juga Patriarchs and Prophets 144.3; AH 36.2.
16. Untuk menggambarkan arti sebenarnya dari cinta itu,
hal penting yang dapat dilakukan oleh seorang ayah bagi anak-anaknya adalah
mengasihi ibu mereka. Waktu yang dihabiskan dengan anak-anak kita akan bernilai
lebih besar bagi mereka daripada yang bisa kita lakukan dalam bisnis atau hadiah-hadiah(gifts)
yang mungkin kita berikan kepada mereka atau hal-hal lain yang bisa kita
berikan kepada mereka. Orang tua takut bahwa anak-anak mereka tidak melakukan
apa yang mereka katakan untuk dilakukan oleh anak-anak mereka, namun harus
lebih takut lagi kalau anak-anak mereka adalh selalu menonton/memperhatikan
mereka.
17. Jadi, bagaimana kita dapat mengajarkan anak-anak kita
untuk menolak godaan-godaan budaya, masyarakat, teman-teman, dan bahkan
keluarga yang mungkin membuang cara/jalan mereka?. Tentu, tidak ada seorangpun
di dunia modern ini yang meragukan bahwa kita memang sedang dikelilingi oleh
kejahatan. Bagaimana kita bisa tetap fokus pada Yesus?
. 18.
Baca Amsal 1:11,18. Ayat-ayat ini
tampaknya menggambarkan hikmat itu sedang berjalan-jalan melalui sepanjang
jalan-jalan kota, berseru agar orang lain mendengarkannya. Apakah kita sedang
mendengarkannya?.
19. Baca Ams. 1:22-32. Apa yang terjadi dengan mereka
yang memilih beberapa jalur/jalan lain, gantinya mendengar hikmat Allah?.
Orang-orang yang berpaling dari jalan Allah akan sakit dan mati, dan Amsal
mengatakan kepada kita mereka akan mendapatkan apa yang layak mereka dapatkan!.
20. Banyak pendidik modern, sarjana, dan media yang
mengolok-olok orang-orang yang berpegang kepada keyakinan agama.
21. Baca Amsal 1:33. Jenis keamanan apakah yang Allah
janjikan dalam ayat ini?. Apakah keamanan ini untuk kehidupan yang sekarang?.
Atau, hanya janji satu kehidupan masa depan yang aman?. Atau keduanya?(What
kind of security is God promising in this verse? Is this security for the present
life? Or, only a promise of a secure future life? Or, both?)
22. Baca Ams. 2:1-5. Ayat-ayat ini
menunjukkan/menganjurkan bahwa Tuhan memberi kita hikmat, tetapi kita harus
mencarinya (to search for it). Mengapa demikian?. Bagian ini menunjukkan bawa
ada proses 3 langkah untuk menerima
hikmat. Yang pertama adalah satu tahap yang pasif dari mendengarkan. Kita perlu
memiliki telinga yang terbuka kepada firman/kata-kata Allah. Yang kedua, kita
perlu meminta agar Allah memberikan kepada kita hikmat ini. Yang terakhir, kita
harus menilai/menghargai itu sebagai harta dan terus menyelidikinya lebih
banyak lagi/secara terus menerus.
23. Baca Ams. 2:10-22. Sementara kita datang untuk
mengenal/mengetahui Allah, apakah benar bahwa kita akan mengetahui dengan lebih jelas dari yang sudah
pernah, jalan yang benar yang akan kita akan jalani?.Akankah kita mengembangkan
satu perasaan kebenaran dan keadilan?.
Bisakah kita benar-benar datang untuk menikmati melakukan
apa yang benar?. Bisakah hikmat ini yang telah ditanamkan/disampaikan dari
Allah mencegah kita dari melakukan apa yang salah?. Tentu, jika kita dapat
mencapai tempat dimana kita sehari-hari dan setiap jam memilih untuk melakukan
yang benar karena itu adalah benar, kita sedang dalam perjalanan/tahap untuk
mengerti akan hikmat Allah itu. (Lihat Christ’s Object Lessons 97 dan Desire of
Ages 668.3.)
24. Apakah salah satu yang pertama yang terjadi jika kita
tersesat dan jatuh kedalam kejahatan?. Baca Ams.2:13,17. Langkah pertama kenapa
kita melakukan kejahatan karena berpaling
dari tuntunan Allah untuk kehidupan kita.
Tidak ada orang yang bisa berjalan di jalan yang salah
dan di jalan yang benar pada waktu yang bersamaan.
25. Berapa banyak dari kita benar-benar menikmati
dosa(senang melakukan dosa)?. Mengapa kita berbuat dosa?. Apakah karena kita
menikmatinya untuk satu alasan atau ada hal yang lain?. Apakah mungkin bagi
kita untuk merasionalisasi dosa ke titik dimana kita tidak lagi berpikir bahwa
itu adalah berdosa?. Apakah peranan Setan dalam proses tersebut?.
26. Baca Ams. 3:7. Salah satu kondisi terburuk yang kita
sebagai manusia dapat temukan dalam diri kita adalah kondisi kesombongan dan
sifat mementingkan diri/ke egoisan di mana kita merasa bahwa kita adalah
bijaksana/berhikmat. Kondisi demikian adalah orang yang hampir tidak
berpengharapan. (Amsal 26:12)
27. Baca Amsal
3:13-18. Jika kita mengikuti jalan hikmat Allah dan menerima bimbingan-Nya,
kepada kita dijanjikan kekayaan, umur panjang, kehormatan, dan bagian itu
selanjutnya menyatakan kepada kita bahwa itu lebih baik daripada emas,
permata/perhiasan, atau perak. Melebihi itu lagi, itu dibandingkan dengan pohon
kehidupan!.
28. Baca Ams. 3:19-20. Alkitab telah membuatnya sangat
jelas bahwa hanya kuasa Allahlah yang menjaga/memelihara segala sesuatu di alam
semesta ini sehingga dapat berjalan/berlangsung/bekerja. (Maz. 36:9; Kis.
17:24-25,28; MB 74.3; Ed 197.5)
Bukankah seharusnya sudah jelas bahwa Allah itu yang
telah menciptakan kita, yang mengasihi kita, dan yang ingin agar kita kembali
hidup bersama dengan Dia selama-lamanya mengerti apa yang terbaik untuk kita?.
Dia telah menuliskan "buku penuntun
pemilik"("owner's manual") yang kita harus ikuti.
29. Amsal 3:35 menunjukkan/menganjurkan bahwa orang yang
bijak/berhikmat akan mewarisi kemuliaan.
“Orang-orang muda perlu mengerti/memahami kebenaran yang
mendalam yang mendasari pernyataan Allah yang menyatakan bahwa bersama dengan
Allah "adalah sumber kehidupan". Maz. 36:9. Dia bukan hanya asal mula/sumber
dari segala sesuatu, tetapi Dia adalah kehidupan dari semua yang hidup. Hidup-Nya
yang kita terima dalam sinar matahari, melalui udara yang segar, dalam makanan
yang membangun tubuh kita serta yang menopang kekuatan kita. Oleh hidup-Nya
kita ada, jam demi jam dan setiap saat. Semua karunianya cendrung memberikan
kehidupan, kesehatan dan kebahagiaan kita--hanya kemudian itu telah diselewengkan/dirusak oleh dosa.”.—Ellen
G. White, Education, pp. 197.5-198.0.
Baca juga Ellen G. White Comments, The SDA Bible
Commentary, vol. 3, p. 1156.4.”Banyak yang beranggapan bahwa pengabdian kepada
Allah merugikan kesehatan dan kebahagiaan dalam kehidupan hubungan social.
Tetapi bagi mereka yang berjalan di jalan hikmat dan kekudusan akan menemukan
bahwa “kesalehan itu berguna untuk segala hal, mengandung janji kehidupan yang
sekarang, dan yang akan datang. Mereka hidup untuk menikmati kesenangan hidup
yang nyata”.
30. Apakah perbedaan diantara hikmat dan pengetahuan?.
Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang tampaknya seperti orang yang
banyak tahu tetapi kadang-kadang bertindak sangat bodoh?. Bukankah Salomo
menjadi contoh yang bagus tentang orang yang demikian?. Bagaimana mungkin
seseorang yang telah diberkati dengan begitu banyak hikmat membuat satu
kebodohon yang demikian bagi dirinya sendiri?. Dia tentu/pasti memiliki banyak
pengetahuan. Mengapa Allah memberikan itu kepada dia?. Mengapa Allah telah
memberikan Simson semua kekuatan itu?
Sumber : THEOX :Kenneth Hart, MD, MA, MPH.
Amsal,
Pel.SS Dewasa Trw.I,2015 – Prof. DR. Jacques B. Doukhan.
(Prof.bhs.Ibrani
dan Penafsiran Perjanjian Lama).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar