Kamis, 22 Januari 2015

Mengkomunikasihan "Kasih".

ARTI DAN UNSUR YANG PERLU.
   
  “Suatu seni dan kesukaan dalam menceritakan Kabar Baik.  Komunikasi melibatkan banyak hal daripada hanya sekedar menceritakan atau berbicara. 
   Dari banyak unsur yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan baik, tidak ada yang lebih penting daripada KASIH. (1 Korintus 13:1); Roma 5:7,8.
   Pentingnya berbicara dengan kasih—pentingnya “kasih dalam perbuatan”.
   Ini memperlihatkan kepada mereka yang akan kita tolong bahwa dengan perbuatan kita, kita sungguh-sungguh mengasihi mereka.  Kasih semacam ini dapat lebih baik dikomunikasikan melalui perbuatan daripada melalui sekedar kata-kata.”
                                                APA PENTINGNYA?
1, Baca 1 Korintus 14:8-12.
    Tidak ada hal yang semudah bicara dan tidak ada hal yang se-sulit berkomunikasi.  Pernahkah saudara berdoa memohon karunia berbicara?.  Ada karunia  yang lebih besar, dan itu adalah karunia berkomunikasi.  Inilah yang didambakan oleh Rasul Paulus.  Pokok pemikiran yang menjadi klimaks ayat-ayat tadi tertulis dalam 1 Korintus 14:19 (baca).  Perhatikan: 5(lima) kata yang dapat dimengerti dan dikomunikasikan pada orang lain lebih baik daripada 10 000 kata yang tidak komunikatif.

2. 2 Timotius 2:2 (baca)..  Rasul Paulus berkata bahwa Allah telah mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang memberI hidup kepadanya dan gilirannya adalah menyampaikan kebenaran-kebenaran itu kepada orang lain.

                                                MENGKOMUNIKASIKAN INJIL
   Ada 3(tiga) bagian utama dalam memulai proses komunikasi:
I.             BAGIAN MENTAL(Intelek):
Harus mengetahui sesuatu sebelum mampu untuk menyampaikannya (misalnya: konsepnya, beritanya dan pentingnya).
Tiap orang, hari ini berhenti belajar, berarti berhenti berkomunikasi pada ke esokan harinya.

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN DALAM MENYAMPAIKAN BERITA INJIL:

1.   Berita injil itu dibeberapa gereja dikemukakan secara intelektuil saja.  Sebab para anggota gereja menganggap bila informasi disampaikan dengan tepat maka orang-orang akan menjadi Kristen sejati yang otomatis. “ Bukan….Baca Matius 7:21-23.”
2.   Kebenaran itu sebagai sesuatu yang hanya dapat di utarakan dalam bangunan gereja saja.  –Gereja dijadikan tempat penimbunan kebenaran.
   Kita harus pergi memasuki dunia yang tersesat.  Dr.James Steward, professor Perjanjian Baru di Universitas Edinburgh berkata: “Ancaman terbesar bagi gereja bukanlah komunisme, atheism ataupun materialisme, melainkan usaha orang-orang Kristen untuk menyelinap masuk kedalam sorga tanpa pernah membagikan kepercayaan mereka. Tragisnya,…orang-orang ini memiliki kebenaran itu, namun kebenaran itu tidak cukup menguasai mereka sehingga mereka lupa bahwa penginjilan sebenarnya merupakan proses dari seorang pengemis yang memberitahu pada pengemis lain di tempat mana dapat ditemukan makanan”.
II.           PERASAAN MENGENAI BERITA ITU:
   Seorang pernah bertanya 100 tahun yang lalu kepada Charles Haddon Spurgeon:”Bagaimana saya dapat berkomunikasi seperti saudara?”.  Jawabnya: “Tuanglah minyak tanah keseluruh tubuhmu, nyalakan korek api dan orang-orang akan datang menyaksikan saudara terbakar.”
   Apakah berita Injil begitu mempesona, dan menggelorakan hati saudara sama seperti saudara menghendaki agar berita itu menggelorakan hati para pendengar yang sungguh-sungguh belum pernah mendengarnya?”.
   Saudara tentu pernah mendengar cerita tentang seorang penggerak massa yang berbakat…Ia naek keatas sebuah kotak dan berteriak-teriak keras.  Ia begitu percaya kepada hal-hal yang dia kemukakan itu sehingga 150 orang mengikutinya.  Ada emosi lain yang nyata-nyata dapat berkomunikasi dengan manusia, yaitu : KASIH.  Memang kasih itu tentu lebih dari hanya sekedar perasaan saja, tetapi dalam KASIH pastilah juga termasuk perasaan kita.  Semakin kita menunjukkan kasih pada seseorang, semakin besar pengaruhnya yang kita dapatkan dalam hidupnya.
   Di satu perguruan tinggi, ada  seorang mahasiswa yang sering sakit.  Suatu ketika isterinya jatuh sakit keras.  Seorang dosen mulai melibatkan diri dengan persoalannya dan menemukan masalahnya.  Dosen itu berkata: “Saudara,…saya akan berikan uang padamu.  Jangan ceritakan pada siapapun tentang hal ini.  Saya hanya ingin supaya kau tau bahwa saya mengasihimu”.  Mahasiswa menjawab: “Jangan professor, nanti bapak kekurangan.  Dosen menjawab: “Saya rasa inilah yang Allah ingin saya lakukan, jadi jangan ambil daripadaku hak istimewa untuk memberi ini.”
   Mereka kemudian menjadi begitu akrab ketika perasaan dosen itu sebagai professor pindah ke perasaan seorang sahabat, seorang saudara Kristen yang lebih dari hanya sekedar nama saja.  Saudara tidak dapat berkomunikasi secara dalam dengan seseorang sampai saudara mengasihinya.  Dan semakin saudara mengasihinya, semakin ingin saudara untuk berkomunikasi dengannya.  Kita mungkin bertanya: “Mengapa orag-orang dulu mengikut Yesus?.” Alasan yang kuat adalah karena Yesus mengasihi mereka secara terbuka dan terus terang.  Ia mengkomunikasikan kasih-Nya dengan menyediakan waktu berkumpul bersama-sama dengan mereka dan selalu mencurahkan perhatian-Nya kepada mereka.  Bahkan amarah-Nya pun dilakukan dalam kasih.
   Seorang yang penuh kasih, adalah seorang pemimpin dan seorang pemimpin yang berharga adalah seorang yang penuh dengan KASIH.
III.          TINDAKAN(Kelakuan).
   Bagian ke tiga dalam proses komunikasi ialah: Tindakan(kelakuan).
   Kita berbicara baik dengan tindakan maupun dengan kata-kata.  Kadang-kadang tindakan kita menghapuskan nilai kata-kata kita.  Apa yang kita lakukan harus selalu selaras dengan apa yang kita tau.  Tindakan harus sejalan dengan kata-kata.  Mempelajari berita Injil adalah dengan jalan mempraktekkannya, dan yang kita harus lakukan adalah merealisasikan berita itu dalam tindakan hidup kita sehari-hari diantara orang-orang yang bukan Kristen.  Itulah sebabnya, kita jangan hanya menjadi pemenang di dalam gereja.-  
     Kiranya berkat Tuhan Allah akan senantiasa menjadi bahagian kita sementara kita mengkomunikasikan KASIH dalam perkataan maupun dalam tindakan kita sehari-hari.  Amin !.
               Howard G. Hendrick, Beritakan Injil dengan kasih, hlm.30-37
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar